Anda di halaman 1dari 19

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I.

Kasus (masalah utama)


Harga Diri Rendah

II.

Proses terjadinya masalah

1. Definisi
Harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan tingkat
kecemasan yang sedang sampai berat. Harga diri rendah disertai oleh evaluasi diri
yang negatif, membenci diri sendiri dan menolak diri. Harga diri rendah adalah
kesadaran dimana individu mengalami atau beresiko mengalami evaluasi diri

negatif tentang kemampuan atau diri (Carpenito : 2000)


Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.

(Struart & Sunden, 1998)


Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif. (Wilkinson,2007)

2. Rentang Respon

a. Respon-respon maladaptif meliputi :


o Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman yang sukses
o Konsep diri positif individu mempunyai

pengalaman

yang

positif

dalam

perwujudan dirinya.
b. Rentang respon yang berada antara rentang respon adaptif dan maladaptif meliputi :
o Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko
mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri.
c. Rentang respon maladaptif meliputi :
o Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan kepribadian pada remaja yang
harmonis

o Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan merasa asing dengan diri
sendiri, yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan dan kegagalan dalam
ujian realitas. Individu mengalami kesulitan membedakan diri sendiri dari orang
lain dan tubuhnya sendiri terasa tidak nyata dan asing baginya.( Struart, 2007)
d. Kepribadian yang sehat mempunyai konsep diri sebagai berikut :
o Konsep diri posistif
o Gambaran diri yang tepat dan positif
o Ideal diri yang realistis
o Harga diri yang tinggi
o Penampilan diri yang memuaskan
o Identitas yang jelas
3. Penyebab
a. Faktor predisposisi
o Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang tua,harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistis.
o Faktor yang mempengaruhi performa peran, adalah steriotif peran gender,
tuntutan peran kerja,dan harapan peran budaya. Nilai-nilai budaya yang tidak
dapat diikuti oleh individu
o Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi, meliputi ketidak percayaan orang
tua, tekanan dari kelompok sebaya,dan perubahan struktur sosial
b. Stresor Pencetus
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal
o Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa
yang mengancam kehidupan
o Ketegangan peran, berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada 3 jenis transisi peran :
- Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai, serta
-

tekanan untuk meyesuaikan diri.


Transisi peran situasi terjadi dengan berambah atau berkurangnya anggota

keluarga melalui kelahiran atau kematian.


Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh : kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran,bentun,penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang
berhubungan

dengan

tumbuh

kembang

normal,

prosedur

medis

dan

keperawatan. (Stuart, 2002)


c. Teori penyebab
o Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai,

putus sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara,
dituduh KKN). HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :
- Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan,
-

pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter).


Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena

dirawat atau sakit atau penyakitnya.


Kelakuan petugas kesehatan yang

tidak

menghargai,

misal

berbagai

pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.


o Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau
dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Menurut Ericson, masa balita
adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar mengendalikan diri dan
kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul
bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.
o Faktor Presipitasi
- Ketegangan peran Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami
-

dalam peran atau posisi


Konflik peran Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
Peran yang tidak jelas Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
Peran yang berlebihan Menampilkan seperangkat peran yang kompleks

4. Tanda dan Gejala


o Mengkritik diri sendiri dan orang lain
o Penurunan priduktivitas
o Destruktif yang diarahkan pada orang lain
o Gangguan dalam berhubungan
o Rasa diri penting yang berlebihan
o Perasaan tidak mampu
o Rasa bersalah
o Mudah tersinggung atau marah berlebihan
o Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri
o Ketegangan peran yang dirasakan
o Pandangan hidup yang pesimis
o Keluhan fisik
o Pandangan hidup yang bertentangan
o Penolakan terhadap kemampuan personal
o Destruktif terhadap diri sendiri
o Pengurangan diri
o Menarik diri secara sosial
o Penyalahgunaan zat
o Menarik diri dari realitas
o Khawatir
5. Mekanisme Koping

a. Jangka pendek
o

Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis dentitas


( misal : konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif )

Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara ( misal : ikut

serta dalam aktivitas social, agama, klub politik, kelompok, atau geng )
Aktivitas sementara menguatkan perasan diri ( misal : olah raga yang

kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk mendapatkan poipularitas )


Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah
identitas

menjadi

kurang

berarti

dalam

kehidupan

individu

(misal

penyalahgunaan obat ).

b. Jangka panjang
o

Punutupan identitas ; adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang


yang penting bagi individu tanpa memperlihatkan keinginan, aspirasi, dan

potensi diri individu tersebut.


Identitas negatif ; asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima

oleh nilai dan harapan masyarakat.


Mekanisme pertahanan ego:

Penggunaan fantasi
Disosiasi
Isolasi
Projeksi
Pergeseran ( displasement )
Peretakan ( splitting )
Berbalik marah pada diri sendiri
Amuk

6. Konsep Psikofarmaka
a. Chlorpromazine ( CPZ )
: 3 x100 mg
i. Indikasi
Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas,
kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya
berat dalam fungsi-fungsi mental : waham, halusinasi, gangguan perasaan dan
perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan
sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dam melakukan kegiatan rutin.
ii. Cara kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya sistem ekstra
piramidal.
iii. Kontra indikasi
iv. enyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan
obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang disebabkan CNS Depresi.
v. Efek samping
o Sedasi
o Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik / parasimpatik, mulut kering,
kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan
o

intra okuler meninggi, gangguan irama jantung).


Gangguan
ekstra
piramidal
(
distonia
akut,

o
o

parkinsontremor, bradikinesia rigiditas ).


Gangguan endokrin ( amenorhoe, ginekomasti ).
Metabolik ( Jaundice )

akatshia,

sindrom

o Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka pan


b. Halloperidol ( HP )
: 3 x 5 mg
i. Indikasi
Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada

lansia,

pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.


ii. Cara kerja
Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai antipsikosis kuat
dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif, skizofrenia dan sindrom
paranoid. Di samping itu halloperidol juga mempunyai daya anti emetik yaitu
dengan menghambat sistem dopamine dan hipotalamus. Pada pemberian oral
halloperidol diserap kurang lebih 6070%, kadar puncak dalam plasma dicapai
dalam waktu 2-6 jam dan menetap 2-4 jam. Halloperidol ditimbun dalam hati dan
ekskresi berlangsung lambat, sebagian besar diekskresikan bersama urine dan
sebagian kecil melalui empedu.
iii. Kontra indikasi
Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang hipersensitif
terhadap halloperidol, dan keadaan koma.
iv. Efek samping
Pemberian dosis tinggi terutama pada

usia

muda

dapat

terjadi

reaksi

ekstapiramidal seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang terjadi


gangguan percernaan dan perubahan hematologik ringan, akatsia, dystosia,
takikardi, hipertensi, EKG berubah, hipotensi ortostatik, gangguan fungsi hati,
reaksi alergi, pusing, mengantuk, depresi, oedem, retensio urine, hiperpireksia,
gangguan akomodasi.
c. Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
i. Indikasi
Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstra piramidal berkaitan
dengan obat-obatan antipsikotik.
ii. Cara kerja
Kerja obat-obat ini ditujukan

untuk

pemulihan

keseimbangan

kedua

neurotransmiter mayor secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat


asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan defisiensi dopamin dan kelebihan
asetilkolamin dalam korpus striatum. Reseptor asetilkolin disekat pada sinaps
untuk mengurangi efek kolinergik berlebih.
iii. Kontra indikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antikolonergik lain, glaukoma, ulkus
peptik stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung kemih, anak di
bawah 3 tahun, kolitis ulseratif.
iv. Efek samping
Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan kabur,
disorientasi,

konfusi,

hilang

memori,

kegugupan,

delirium,

kelemahan,

amnesia, sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik,


hipertensi, takikardi, palpitasi. Pada kulit seperti ruam kulit, urtikaria,

dermatitis lain. Pada gastrointestinal seperti mulut kering, mual, muntah,


distres epigastrik, konstipasi, dilatasi kolon, ileus paralitik, parotitis supuratif.
Pada perkemihan seperti retensi urine, hestitansi urine, disuria, kesulitan
mencapai atau mempertahankan ereksi. Pada psikologis seperti depresi,
delusu, halusinasi, dan paranoid.

III.

a. Pohon masalah

b. Data yang perlu dikaji


1. Identitas klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama
panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan,
topik yang akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No RM, tanggal
pengkajian dan sumber data yang didapat.
2. Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit,
apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk
mengatasi masalah ini.
3. Faktor predisposisi
Menanyakan apakah keluarga

mengalami

gangguan

jiwa,

bagaimana

hasil

pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami penganiayaan

fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan
criminal. Menanyakan kepada klien dan keluarga apakah ada yang mengalami
gangguan

jiwa,

menanyakan

kepada

klien

tentang

pengalaman

yang

tidak

menyenangkan.
4. Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada
keluhan fisik yang dirasakan klien.
5. Psikososial
a. Genogram
Genogram menggambarkan

klien

dengan

keluarga,

dilihat

dari

pola

komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh


b. Konsep diri
c. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi
klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang disukai.
d. Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap status
dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan, keunikan
yang dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya.
e. Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok masyarakat,
kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan
yang terjadi saat klien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan klien akibat
f.

perubahan tersebut.
Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam
keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan, harapan
klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan

harapannya.
g. Harga diri
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada klien
dalam berhubungan dengan orang lain, harapan, identitas diri tidak sesuai
harapan, fungsi peran tidak sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai harapan,
penilaian klien terhadap pandangan / penghargaan orang lain.
h. Hubungan sosial
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya yang
biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang diikuti
dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan kelompok /
masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, minat dalam
i.

j.

berinteraksi dengan orang lain.


Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan keyakinan, kepuasan
dalam menjalankan keyakinan.
Status mental

o Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah ada
yang tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak
seperti

biasanya,

ketidakmampuan

kemampuan
berpenampilan

klien
baik

dalam
/

berpakaian,

berpakaian

terhadap

dampak
status

psikologis klien.
o Pembicaraan
Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, terburu-buru, gagap, sering
terhenti / bloking, apatis, lambat, membisu, menghindar, tidak mampu
memulai pembicaraan.
o Aktivitas motorik
Lesu, tegang, gelisah.
Agitasi : gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan
Tik : gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak terkontrol
Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak
terkontrol klien
Tremor : jari-jari yang bergetar ketika klien menjulurkan tangan
dan merentangkan jari-jari
Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
o Alam perasaan
Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan
Ketakutan : objek yang ditakuti sudah jelas
Khawatir : objeknya belum jelas
o Afek
Datar : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada
stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan.
Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat
kuat
Labil : emosi klien cepat berubah-ubah
Tidak sesuai : emosi bertentangan atau berlawanan dengan
stimulus
o Interaksi selama wawancara

Kooperatif : berespon dengan baik terhadap pewawancara

Tidak kooperatif : tidak dapat menjawab pertanyaan

pewawancara dengan spontan


Mudah tersinggung
Bermusuhan : kata-kata atau pandangan yang tidak bersahabat

atau tidak ramah


Kontak kurang : tidak mau menatap lawan bicara
Curiga : menunjukan sikap atau peran tidak percaya kepada

pewawancara atau orang lain.


o Persepsi
Jenis-jenis halusinasi dan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak
pada saat klien berhalusinasi.
Proses pikir

1) Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai


pada tujuan
2) Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai
pada tujuan
3) Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara
satu kalimat dengan kalimat lainnya
4) Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke
topik yang lainnya.
5) Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari
luar kemudian dilanjutkan kembali
6) Perseferasi : kata-kata yang diulang berkali-kali
7) Perbigerasi : kalimat yang diulang berkali-kali
Isi fikir
1. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya.
2. Phobia : ketakutan yang patologis / tidak logis terhadap objek /
situasi tertentu.
3. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ
tubuh yang sebenarnya tidak ada.
4. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
5. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi
dilingkungan yang bermakna yang terkait pada dirinya.
6. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya
melakukan hal-hal yang mustahil atau diluar kemampuannya.
Waham :
1. Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara
berlebihan dan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
2. Somatik : keyakinan klien terhadap tubuhnya dan diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan keyakinan
3. Kebesaran : keyakinan klien yang berlebihan

terhadap

kemampuannya dan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak


sesuai dengan kenyataan
4. Curiga : keyakinan klien bahwa ada seseorang yang berusaha
merugikan,

mencederai

dirinya,

diucapkan

berulang-ulang

tetapi tidak sesuai dengan kenyataan


5. Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia /
meninggal yang dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan
6. Waham yang bizar
a) Sisip pikir : klien yakin ad aide pikiran orang lain yang
disisipkan

didalam

pikirannya,

disampaikan

secara

berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan

b) Siar pikir : klien yakin ada orang lain yang mengetahui


apa yang klien pikirkan walaupun klien tidak pernah
menceritakannya kepada orang, disampaikan secara
berulang-ulang dan tidak sesuai kenyataan
c) Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh
kekuatan dari luar, disampaikan secara berulang-ulang
dan tidak sesuai dengan kenyataan.
6. Tingkat kesadaran
a. Bingung : tampak bingung dan kacau ( perilaku yang tidak mengarah pada
tujuan).
b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar atau tidak sadar
c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan yang diulang-ulang,
anggota tubuh klien dalam sikap yang canggung dan dipertahankan klien tapi
klien mengerti semua yang terjadi dilingkungannya
d. Orientasi : waktu, tempat dan orang
e. Jelaskan apa yang dikatakan klien saat wawancara
f. Memori
o Gangguan mengingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian
lebih dari 1 bulan.
o Gangguan mengingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian
dalam minggu terakhir.
o Gangguan mengingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang
baru saja terjadi.
o Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan
memasukan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya
ingatnya.
o Tingkat konsentrasi
1) Mudah beralih : perhatian mudah berganti dari satu objek ke
objek lainnya.
2) Tidak mampu

berkonsentrasi

pertanyaan

diulang

ditanyakan

atau

karena
tidak

klien

tidak
dapat

selalu

minta

agar

apa

yang

menangkap
menjelaskan

kembali

pembicaraan.
3) Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan
atau pengurangan pada benda-benda yang nyata
4) Daya tilik diri
a) Mengingkari penyakit yang diderita :

klien

tidak

menyadari gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi)


pada dirinya dan merasa tidak perlu minta pertolongan /
klien menyangkal keadaan penyakitnya, klien tidak mau
bercerita tentang penyakitnya

b) Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang


lain atau lingkungan yang menyebabkan timbulnya
penyakit atau masalah sekarang
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
Tanyakan frekuensi, jumlah, variasi, macam dan cara makan, observasi
kemampuan klien menyiapkan dan membersihkan alat makan.
b. Buang Air Besar dan Buang Air Kecil
Observasi kemampuan klien untuk Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil
(BAK), pergi menggunakan WC atau membersihkan WC.
c. Mandi
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, observasi kebersihan tubuh dan bau badan klien.
d. Berpakaian
Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian, observasi penampilan dandanan klien.
e. Istirahat dan tidur
Observasi dan tanyakan lama dan waktu tidur siang atau malam, persiapan
f.

sebelum tidur dan aktivitas sesudah tidur.


Penggunaan obat
Observasi penggunaan obat, frekuensi,

jenis, dosis, waktu, dan cara

pemberian.
g. Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan kepada klien tentang bagaimana, kapan perawatan lanjut, siapa
saja sistem pendukung yang dimiliki.
h. Aktivitas di dalam rumah
Tanyakan kemampuan klien dalam mengolah dan menyajikan makanan,
merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri, mengatur kebutuhan biaya
i.

sehari-hari.
Aktivitas di luar rumah
Tanyakan kemampuan klien dalam belanja untuk keperluan sehari-hari,

j.

aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah.


Pola dan mekanisme koping
Data didapat melalui wawancara dengan klien atau keluarganya.

IV.

Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah kronis
b. Harga diri rendah situasional
c. Gangguan identitas personal

V.

Rencana tindakan keperawatan


Diagnosa

Keperawata

Perencanaan
Tujuan

Kriteria Evaluasi

Intervensi

Rasional

n
Harga diri

Umum:
dapat

klien

1. Tekankan
klien

pada
perlu

1. Mendorong

klien

untuk fokus pada

rendah

menunjukan

menghindari

aspek

kronis

perubahan

membandingkan

yang

kemajuan

diri

dihargai.

sikap

yang

orang lain.
2. Memiliki
daftar

menunjukan
adanya

dengan

klien saat ini dan

peningkatan

dapat

2. Seringkali

dalam

keputusasaan dan
rasa

masa lalu.

harga diri.

klien

situasi kedalaman

keberhasilan

rasa

diri

kegagalan,

individu

lupa

aspek positif nya.


Sehingga perawat
dapat
mengingatkan
klien

terhadap

keberhasilannya,
dan meningkatkan
rasa penghargaan
diri

Khusus 1: Klien
dapat
membina
hubungan
saling percaya.

Kriteria Hasil:
Ekspresi
wajah
bersahabat
Ada
kontak

1. Sapa ramah klien


(verbal,

non

verbal)
2. Perkenalan

diri

dengan sopan
3. Tanya
nama

mata
Mau berjabat

lengkap

tangan
Mau

panggilan

menyebutkan
nama
Mau

duduk

berdampinga
n

dengan

perawat
Mau
mengutaraka
n

masalah

yang dihadapi

dan

klien
nama
yang

disukai klien
4. Jelaskan
tujuan

1. Memberikan awal
yang

baik

pada

klien
2. Memberikan awal
yang

baik

pada

klien
3. Merupakan
pendekatan

pada

klien
4. Merupakan
pendekatan

pada

pertemuan
5. Jujur,
menepati

klien
5. Agar klien percaya

janji
6. Tunjukkan

sikap

perawat
6. Agar klien dapat

dan

menunjukan sikap

empati
menerima

klien

apa adanya
7. Beri
klien
perhatian

dan

terbuka

pada

perawat
7. Menciptakan
ikatan

percaya

perhatikan

dan

terbuka

kebutuhan

antara klien dan


perawat

Khusus 2: Klien
Dapat
mengidentifika
si kemampuan
dan

aspek

positif yang di
miliki

Kriteria Hasil:
-

Klien

dapat

menyatakan
kemampuan
yang
klien

dimiliki

1. Diskusikan

1. Membantu

klien

kemampuan dan

mengidentifikasi

aspek

positif

kemampuan

yang

dimiliki

positifnya.
2. Memberikan

klien
2. Utamakan

motivasi

memberi

pujian

yang realistik
3. Setiap bertemu
klien,

hindarkan

memberi
penilaian

yang

negatif
4. Mendorong klien
dalam

klien

tanpa

melebih-lebihkan.
3. Agar
tidak
memperparah
kondisi klien.
4. Berpartisipasi
dalam

kegiatan

baru
menimbulkan

berpartisipasi
kelas,

pada

di

rasa

kompetensi

kegiatan,

dan

harga

atau

hobi.

Jelaskan

diri

pada seseorang.

bahwa

klien

dapat

menikmati

atau

mendapatkan

untuk

mengembangkan

dengan
atau

terapi kesehatan
mental

perlu

intervensi
tambahan

pengalaman.
5. Kolaborasi
konseling

5. Mungkin

perubahan

yang

dibutuhkan

oleh

klien.

atau

kebutuhan
khusus

lainnya

yang mendukung
keadaan klien.
Harga

diri

Tujuan umum :

Gunakan

Dengan

rendah

Klien

komunikasi

terapeutik

situasional

menunjukkan

terapeutik

untuk

komunikasi

diharapkan

pasien

peningkatan

membangun

harga diri

percaya dan empati

selama perawatan.

dalam perawatan.
1. Bina hubungan
saling percaya :

1. Hubungan saling

Tujuan

khusus

Klien

dapat

1 : Klien dapat

mengungkapkan

meningkatkan

perasaannya

keterbukaan

dan

dan hubungan

saat

saling percaya.

verbal.

keadaan
ini

secara

rasa

kooperatif

percaya sebagai
dasar

Salam
perkenalan diri

bisa

Ciptakan

utama

interaksi

yang

penting

lingkungan
yang tenang
-

Jelaskan
tujuan interaksi

Buat
kontraksi

yang
2. Mengetahui

jelas
2. Dorong dan beri

persepsi

kesempatan

terhadap

untuk

mengungkapkan
Tujuan

khusus

Klien

mampu

perasaannya.
1. Diskusikan

kondisinya.
1. Menggali

2 : Klien dapat

mengidentifikasi

kemampuan

kemampuan

mengidentifika

kemampuan dan

dan

positif

si kemampuan

aspek

positif

positif

yang

dan

aspek

yang

dimiliki

masih

dimiliki

yang

klien :

positif
dimiliki.

aspek

klien.

2. Beri pujian atas

Aspek positif

aspek

keluarga klien
-

Tujuan

khusus

klien

positif

berarti.
2. Meningkatkan
harga diri klien.

dan

Aspek positif

kemampuan

lingkungan

yang

yang

dimiliki klien.

dimiliki

klien
Klien menilai

ditonjolkan
merasa hidupnya

yang dimili ki
-

klien

kemudian
sehingga

Kemampuan
klien

klien

1.

masih

Diskusikan

1. Membantu

3 : Klien dapat

kemampuan

dengan

menilai

yang

kemampuan

merencanakan

kemampuan

diguna kan di

yang

aktifitas

dapat

klien

klien

masih

dalam
yang

yang

rumah sakit.

digunakan.

dapat

Klien menilai
kemampuan
yang

2.

dan

kan

dilingkungan

3.

keluarga.

digunakan.
Bantu
klien
menyebutkan

dapat

diguna

dapat dilakukan.

beri

penguatan.
Beri
respon
yang

kondusif

dan

menjadi

pendengar

2. Mengetahui
kegiatan
yang

diinginkan

klien.
3. Mempertahankan
rasa
klien

yang aktif.

apa

percaya
agar

klien

dapat
mengungkapkan

Tujuan

khusus

Klien

1. Diskusikan

4 : Klien dapat

memiliki

dengan

memilih/

kemampu

menetapkan

yang

kegiatan

dilatih.

yang

sesuai dengan
kemampuan.

an
akan

perasaannya.
1. Mendorong klien
klien

beberapa
aktifitas

yang

melakukan
kegiatan

dilakukan

mencoba.

lebih

termotivasi

dapat

Klien

untuk

dan

sehari-

hari guna untuk

dipilih sebagai

meningkatkan

kegiatan

harga diri klien.

yang

akan dilakukan
klien
Tujuan

khusus

Klien

5 : Klien dapat

melakukan

melakukan

kegiatan

kegiatan sesuai

jadwal

rencana yang

dibuat.

dapat
sesuai
yang

sehari-

hari.
1. Diskusikan dan 1. Agar klien tidak
tetapkan

bingung

dengan

urutan

kegiatan

yang

kegiatan

yang

akan dilatih.

dibuat.

direncanakan dan
dapat
melakukannya
dengan baik.
2. Meningkatkan
pemahaman klien

2. Peragakan
kegiatan

yang

akan dilakukan
pasien.
3. Beri dukungan
dan

pujian

tentang
kegiatannya.
3. Meningkatkan
rasa percaya diri
klien.

Tujuan

khusus

Keluarga

6 : Klien Klien

memberi

dapat

dukungan

memanfaatkan

pujian.

dapat
dan

yang realistik.
1. Berikan
pendidikan

kesehatan

kesehatan

meningkatkan

pada

pengetahuan

keluarga

dapat

sistem

tentang

cara

keluarga tentang

pendukung

merawat

klien

cara

yang ada.

merawat

dengan HDR.
klien.
2. Bantu keluarga 2. Dukungan
memberi

keluarga

dukungan

membantu

selama

klien

dirawat.
3. Bantu keluarga

Diagnosa
Keperawata

1. Pendidikan

pemulihan klien.
3. Meningkatkan
pengetahuan

menyiapkan

untuk kelanjutan

lingkungan

perawatan

dirumah.

dirumah.

Perencanaan
Tujuan

Kriteria Evaluasi

Intervensi

Rasional

1. Gunakan

1. Dengan

n
Gangguan

Umum: klien

Identitas

memiliki

komunikasi

Personal

gambaran

terapeutik

yang

membangun

rasa

diharapkan pasien

mengenai

percaya

dan

bisa

identitas

empati

dirinya
sendiri

positif

komunikasi
untuk

dalam

perawatan
2. Dorong klien untuk

terapeutik
kooperatif

selama perawatan.
2. Mengetahui faktor
penyebab

dapat

penilaian

menceritakan

dapat

mengapa ia dapat

untuk menentukan

menilai

intervennsi

dirinya

akan

digunakan

negatif
3. Kaji

adanya

selanjutnya
3. Adanya
suport

support sistem di

sistem

akan

sekita klien.

membantu

klien

dalam
menghadapi
kondisi-kondisi
stress berlebih
Khusus
klien

1:
dapat

memberikan

Kriteria Hasil:
-

dan

menerima

batasan

dengan

pemikiran

dirinya

negatif pada
dirinya

klien merasa
nyaman

batasan-

1. Bantu klien dalam

sekarang
klien
dapat
memiliki
motivasi
untuk

sendiri ketika dia


mengalami stress
2. Diskusi
dengan
klien

untuk

membuat

suatu

strategi
menghadapi stress
3. Anjurkan
klien
melakukan
aktivitas

melakukan
positif

dirinya

untuk memilih dan

dalam dirinya

hal

mengenali

yang

yang

disukai
4. Diskusikan dengan
klien

mengenai

cita-cita

dan

keinginannya
5. Berikan
edukasi
pada keluarga klien
mengenai

dirinya
berbagai

dalam
kondisi

akan
meningkatkan
pengenalan
terhadap

diri

sendiri

dalam

merespon stressor
2. Koping yang positif
akan menurunkan
penilaian

negatif

pada dirinya
3. Aktivitas
dapat
merangsang
pelepasan
edhorpins

yang

akan menurunkan
stress

dan

meningkatkan
kenyamanan

pentingnya

diri

sendiri
4. Cita-cita

melakukan
komunikasi

1. Mengetahui

yang

baik dan benar.

dan

keinginan
seseorang

dapat

membangkitkan
motivasi
5. Komunikasi

yang

tidak bagus akan


menyebabkan
kesalahpahaman

pada

seseorang

yang

dapat

menimbulkan
trauma.
Khusus
klien

2:
dapat

dengan jelas
dan

Kriteria Hasil:
-

menyatakan

bangga

dirinya

menggamba
rkan tentang

Klien

dirinya

tidak

jelek
Klien

apa

penambilann
ya menarik
Klien

yang

penyebab

merasa

dapat

jelek,

menyediakan data

tidak menarik dan

untuk

ada

yang

suka padanya
2. Melakukan
interaksi

dengan

intesnitas

sering
klien,

ada

libatkan

juga

suka

dan
bersosialisasi
dengannya

intervensi

selanjutnya.
2. Mengembangkan
kepercayaan

dengan

yang

akan

penampilannya

menyatakan
orang

1. Mengetahui

menyebabkan klien

tidak

menyatakan

1. Kaji

keluarga
3. Diskusi

dengan

klien

selama

dengan orang lain


dan

memperoleh

penilaian

diri

sendiri dari orang


lain.
3. Memberikan
kesempatan klien

kurang lebih 2 jam

untuk

selama

mengutarakan

sehari

selama

kali

hari

untuk

mendiskusikan apa
yang

difikirkan

klien
4. Anjurkan

klien

untuk

mulai

mempercayai
dirinya

sendiri

dalam

melakukan

berbagai hal
5. Berikan pujian dan

pendapatnya.
4. Percaya
diri
seseorang

mempengaruhi
kinerja.
5. Pujian

dan

motivasi

rasa percaya diri


seseorang

mendorongnya

ketika

hal lebih.

melakukan
aktivitas

suatu

yang

akan
untuk

mampu

akan

meningkatkan

motivasi pada klien


ia

akan

melakukan

DAFTAR PUSTAKA
CMHN, ( 2005 ). Modul I-C. Manajemen keperawatan Psikososial dan Pelatihan kader
kesehatan, Jakarta, FIK UI
Stuart and Sundeen, ( 2002 ). Pocket Guide To Psychistric Nursing, ( 5th edition ), alih
bahasa, Jakarta, EGC.
Judith and Nancy. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC
Newfield, Susan A et al.2007. COXS CLINICAL APPLICATIONS OF NURSING DIAGNOSIS Adult,
Child,Womens, Mental Health, Gerontic, and Home Health Considerations fifth
edition. Philadelphia: F. A. Davis Company

Anda mungkin juga menyukai