1. PENDAHULUAN
tangan (area merah) dan kaku, nyeri dan "klik" pada sendi jari-jari (area
biru).
6. DIAGNOSIS
Diagnosis
dapat
dikonfirmasikan
dengan
cara
menginjeksi
untuk
mendiagnosa
trigger
finger.
Kecuali
untuk
7. Pemeriksaan Penunjang
X-ray
Poto polos
8. PENATALAKSANAAN
a)
Terapi Farmakologi
a) Pengobatan NSAID
Berikan pengobatan non steroid seperti aspirin, ibuprofen,
naprosyn, atau ketoprofen.
b) Injeksi Korstikosteroid
Injeksi kortikosteroid untuk pengobatan trigger finger telah
dilakukan sejak 1953. Tindakan Ini harus dicoba sebelum
intervensi bedah karena sangat efektif (hingga 93%),
terutama pada pasien non-diabetes dengan onset baru-baru
ini terkena gejala dan satu digit dengan nodul teraba. Hal ini
diyakini bahwa injeksi kortikosteroid kurang berhasil pada
pasien dengan penyakit lama (durasi > 6 bulan), diabetes
mellitus, dan keterlibatan beberapa digit karena tidak mampu
untuk membalikkan perubahan metaplasia chondroid yang
terjadi pada katrol A1. Injeksi diberikan secara langsung ke
dalam selubung tendon, Namun, laporan menunjukkan
bahwa
injeksi
extrasynovial
mungkin
efektif,
sambil
aktifitas
yang
mengakibatkan
tendon
mudah
Sebuah
studi
pekerja
manual
dengan
4. Pembedahan
Tindakan pembedahan dinilai sangat efektif pada trigger
finger. Indikasi untuk perawatan bedah umumnya karena
kegagalan perawatan konservatif untuk mengatasi rasa sakit
dan gejala.Waktu operasi agak kontroversial dengan data
masalah ini.
2) Pendarahan, ini dapat diminimalkan dengan menerapkan
Risiko
dapat
meningkat
dengan
beberapa
6. PROGNOSIS
a)
b)
B.
1. PENGKAJIAN
1) Biodata
2) Keluhan utama Nyeri, tangan tidak bisa di tekuk,
3) Riwayat penyakit sekarang
4) Riwayat penyakit dahulu. Apakah klien pernah menderita artitis
rematoid, gout, apakah pernah cedera atau koma.
5) Riwayat penyakit keluarga
6) Pola mobilitas fisik
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d respon inflamasi.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam
nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria hasil:
1) Klien mengatakan nyeri berkurang.
2)
Intervensi Keperawatan
a) Kaji lokasi, intensitas dan derajat nyeri
Rasional: Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri
dan ke efektifan program.
b) Berikan klien posisi yang nyaman.
Rasional: Pada penyakit berat / eksaserbasi, tirah baring mungkin
diperlukan untuk membatasi nyeri.
c) Berikan kasur busa atau bantal air pada bagian yang nyeri.
Rasional:Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan
posisi netral.
d) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
Rasional: Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot.
e) Kolaborasi pemberian aspirin.
Rasional:Aspirin bekerja sebagai anti dan efek analgetik ringan dalam
mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
b)
keperawatan 3x 24 jam.
Kriteria Hasil:
1) Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat
kemampuan
a)
Pertanyaan/meminta informasi,
Mengungkapkan masalah, terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
Intervensi Keperawtan
a) Kaji
pengetahuan
tentang
proses
tindakan
terhadap
penyakit
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Strakowski JA, Wiand JW, Johnson EW. Upper limb musculoskeletal pain
syndromes. In: Braddom RL, ed. Physical Medicine and
Rehabilitation. Philadelphia, Pa: WB Saunders; 1996:756-82.
3.
Breen TF. Wrist and hand. In: Steinberg GG, Akins CM, Baran DT, eds.
Orthopaedics in Primary Care. 3rd ed. Baltimore, Md:
Lippincott Williams & Wilkins; 1999:99-138.
4.
Brinker MR, Miller MD. The adult hand. In: Fundamentals of Orthopaedics.
Philadelphia, Pa: WB Saunders; 1999:196-220.
5.
McGee DJ. Forearm, wrist and hand. In: Orthopedic Physical Assessment.
2nd ed. Philadelphia, Pa: WB Saunders; 1992:168-215.
6.
Moore JS. Flexor tendon entrapment of the digits (trigger finger and trigger
thumb). J Occup Environ Med. May 2000;42(5):526-45.
7.
8.
9.