Anda di halaman 1dari 23

Fracture

Healing :
mechanisms
and
interventions

Pembimbing :

dr. Ainul Miftah Azizain, Sp.OT


Latar Belakang

– Penyembuhan tulang adalah proses metabolisme fisiologi yang


kompleks pada tulang fraktur melibatkan macam variasi zat biokimia,
seluler, hormonal dan mekanime patologi.
– Perbaikan fraktur biasanya mengembalikan organ tulang yang rusak
dengan komposisi selular pra-cedera, struktur dan fungsi biomekanik.
– Sekitar 10% dari patah tulang tidak akan sembuh secara normal.
Rumusan Masalah Tujuan
– Dapat mengetahui fase-fase dari proses
“fracture healing”
– Dapat mengetahui faktor pendukung dari
– Bagaimana fase-fase
“fracture healing”
dari proses “fracture
– Dapat mengetahui strategi terapi untuk
healing”?
“fracture healing”
– Apa saja faktor Manfaat
pendukung dari
“fracture healing”? – Menambah wawasan mengenai
– Apa saja strategi terapi ilmu kedokteran mengenai “fracture
untuk “fracture healing”
healing”?
Proses Penyembuhan Tulang
Proses Penyembuhan Fraktur
Primer
– Penyembuhan cara ini terjadi internal remodelling yang meliputi upaya
langsung oleh korteks untuk membangun dirinya kembali ketika kontinuitas
terganggu dan tidak ada hubungannya dengan pembentukan kalus.

– Syarat:
1. Pelaksanaan reduksi yang tepat
2. Fiksasi yang stabil
3. Eksistensi suplai darah yang cukup
Proses Penyembuhan Fraktur
Sekunder
– Penyembuhan sekunder meliputi respon dalam periosteum dan jaringan-
jaringan lunak eksternal

– Secara garis besar dibedakan menjadi 5 fase:


1. Fase hematom (inflamasi)
2. Fase proliferasi
3. Fase pembentukan kalus
4. Fase osifikasi
5. Fase remodeling
Fase Hematom dan Inflamasi

Fraktur pada tulang panjang

Pembuluh darah kecil robek dalam daerah fraktur dan


terjadi ekstravasasi

Periosteum akan terdorong dan terjadi hematom yang


diliputi oleh periosteum

Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena


terputusnya pasokan darah dan terjadi invasi makrofag
– Terjadi hipoksia dan inflamasi yang menginduksi terjadinya kondisi mikro, yaitu:
1. Menstimulasi pembentukan periosteal osteoblast dan osifikasi intramembran pada tempat fraktur
2. Menstimulasi pembelahan sel dan migrasi menuju tempat fraktur
3. Menstimulasi kondrosit untuk berdiferensiasi pada kalus lunak dengan osifikasi endokondral
Fase Proliferasi Sel

Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi

Terbentuk benang fibrin, jaringan untuk revaskularisasi dan


ivasi fibroblast dan osteoblast

Fibroblast dan osteoblast akan menghasilkan kolagen dan


proteoglikan sebagai matriks kolagen

Terbentuk jaringan ikat fibrous dan tulang rawan


– Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar, kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh
gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang
– Sel-sel osteogenik dari periosteum untuk membentuk kalus eksterna serta pada daerah endosteum
membentu kalus interna
Fase Pembentukan Kalus

Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai


sisi lain sampai celah terhubung

Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrous, tulang rawan


dan tulang serat matur

Fragmen dasar berasal dari osteoblat dan kondroblast membentuk tulang


rawan

Osteoblast diduduki oleh matriks ekstraseluler kolagen dan perlekatan


polisakarida oleh garam kalsium pembentuk tulang yang imatur (wovenbone)
– Regulasi dari pembentukan kalus selama masa perbaikan fraktur dimediasi oleh faktor-faktor pertumbuhan yaitu
TGF-B1 dan VEGF.
Fase Penulangan Kalus
(Osifikasi)
Dengan aktivitas osteoklast dan osteoblast yang terus menerus
tulang immature (woven bone) diubah menjadi matur (lamellar
bone)

Tulang menjadi lebih kuat sehingga osteoklast dapat menembus


jaringan debris pada daerah fraktur dan diikuti osteoblast yang
mengisi celah fragmen tulang

Proses terjadi secara perlahan-lahan selama beberapa bulan


sampai tulang kuat untuk menerima beban normal
Fase Remodeling

– Perlahan-lahan terjadi resorpsi secara osteoklastik dan tetapi terjadi


osteoblastik pada tulang.
– Kalus eksterna akan menghilang
– Kalus intermediet berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi sistem haversian
– Kalus interna akan mengalami peronggaan untuk membentuk sumsum
– Histologi :Tahap awal perbaikan fraktur femur . a Tahap peradangan perbaikan
fraktur 24 jam setelah cedera. Bagian immunoreacted dengan antibodi anti-TNF
untuk menunjukkan respon imun bawaan terhadap luka pada periosteum dan
sumsum tulang (coklat) dengan penghitungan haematoxylin (biru).
– b. Tahap peradangan akhir 3 hari setelah cedera, aliran seluler sel fibrosa yang
tidak terdefinisi dan sel angiogenik dini yang membentuk pembuluh darah kecil
terlihat . Bercampurdengan haematoxylin dan eosin.
– c | Stadium endochondral akhir, 14 hari setelah cedera. Bagian ini diwarnai
untuk asam fosfatase tahan asam (tartrat) untuk menunjukkan osteoklas
resorptif (merah terang).
– Perbaikan fraktur femur. Fase metabolik utama (bar biru) penyembuhan fraktur
tumpang tindih dengan tahap biologis (batang coklat). Fase metabolik utama
(anabolik dan katabolik) penyembuhan fraktur disajikan dalam konteks tiga
tahap biologis utama (pembentukan tulang radang, endochondral dan
pembaharuan gabungan) yang mencakup fase ini. Jenis sel utama yang
ditemukan pada setiap tahap, dan rentang waktu prevalensinya di setiap tahap.
Faktor pendukung
penyembuhan patah tulang

1. Sistem Imun
Proses imun bawaan dan adaptif sangat penting selama fase anabolik dan
katabolik penyembuhan patah tulang. Pada tahap inflamasi awal setelah
cedera, fungsi sel-dimediasi spesifik kekebalan menghapus nekrotik jaringan,
mempromosikan angiogenesis dan memulai perbaikan
2. Stem Cell
Efek asal stem sel yang berkontribusi terhadap penyembuhan, sejauh mana
tulang rawan-sel terhadap diferensiasi sel tulang dan perkembangan
penyembuhan patah tulang.
3. Stabilitas
Fiksasi dan imobilisasi fraktur juga akan mempengaruhi pola diferensiasi sel
skeletogenic induk menjadi kondrosit atau osteoblas.
Strategi Terapi

– Penyembuhan patah tulang dapat ditingkatkan dengan baik biofisik atau


biologis. Berkenaan dengan peningkatan biofisik, penelitian besar telah
dilakukan pada penggunaan medan elektromagnetik dan intensitas rendah
berdenyut ultrasonografi. Dalam kasus peningkatan biologis, strategi dapat
dibagi lagi menjadi lokal dan sistemik.
Penutup
Kesimpulan
– Fraktur adalah kejadian yang paling umum terjadi pada manusia dan
sekitar 10% tidak sembuh dengan benar.
– Penyembuhan fraktur melibatkan fase hematom, fase proliferasi,
fase pembnetukan kalus, fase osifikasi, dan remodelling.
– Penyembuhan fraktur diatur oleh sifat dan tingkat trauma, stabilitas
fiksasi fraktur dan proses biologis, termasuk proses imunologis dan
perkembangan yang terkait dengan ontologi kerangka.
– Beberapa strategi, yang melibatkan terapi sistemik berbasis sistem
– Beberapa strategi, yang melibatkan terapi sistemik berbasis sistem biofisik, lokal dan sistemik
yang memanipulasi proses morfogenetik yang mengendalikan perkembangan kerangka
digunakan untuk mempromosikan penyembuhan.
– Dua terapi yang paling banyak diteliti untuk penyembuhan patah tulang secara biologis adalah
protein morfogenetik tulang, yang bertindak secara lokal, dan hormon paratiroid, yang
bertindak secara sistemik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai