Anda di halaman 1dari 7

BAB III.

METODE PENELITIAN

3.1

Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian yang berjudul Analisis Respon Masyarakat terhadap Rencana

Kenaikan Harga BBM Jenis Premium (Kasus: Pengendara Mobil Pribadi di


Bogor) ini dilakukan selama bulan Maret sampai dengan Juli 2012. Dalam jangka
waktu tersebut dilakukan pengambilan informasi dan data dari pengguna mobil
pribadi yang mengonsumsi BBM jenis premium. Lokasi yang menjadi tempat
pengambilan data tersebut adalah di beberapa tempat aksidental di Bogor.

3.2

Sumber dan Jenis Data


Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan menggunakan kuisioner


terhadap minimal 60 responden yang ada. Sementara data sekunder diperoleh dari
berbagai sumber, antara lain dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga dari Badan Pusat Statistik.

3.3

Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan angket (kuisioner). Menurut Soeratno (1995), angket


adalah daftar pertanyaan yang diberikan untuk diisi oleh responden. Tujuan
penggunaan angket adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan
penelitian juga untuk memperoleh kesahihan yang cukup tinggi. Pertanyaan dalam
angket ini mencakup tentang fakta (data diri responden), sikap dan pendapat,
informasi (sejauh mana responden mengethaui sesuatu), dan respon diri (penilaian
responden atas perilakunya sendiri).
Pemilihan responden dalam penelitian ini adalah dengan memakai metode
non-probability sampling. Non-probability sampling merupakan teknik penarikan
sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Metode yang dipilih adalah
accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, pada
waktu tertentu yang cocok sebagai sumber data.

25

3.4

Metode Analisis

3.4.1

Analisis Nilai WTP Pengendara Mobil Pribadi terhadap Satu Liter


BBM Jenis Premium
Tahap-tahap dalam melakukan penelitian untuk menentukan WTP ini

meliputi (Hanley dan Spash, 1993):


1. Membangun Pasar Hipotesis
Pasa hipotetis dibentuk atas dasar tingginya pengeluaran pemerintah yang
dikeluarkan untuk membiayai subsidi BBM jenis premium. Dengan harga
jual BBM jenis premium yang relatif rendah, terjadi peningkatan konsumsi
BBM jenis premium dan masalah-masalah baru muncul sebagai akibatnya,
seperti kemacetan, polusi udara yang makin tinggi, dll. Selanjutnya pasar
hipotetis dibentuk dalam skenario sebagai berikut:
Jika pemerintah Indonesia memberlakukan harga jual baru terhadap satu
liter BBM jenis premium untuk menekan pengeluaran pemerintah dan
untuk meningkatkan efektivitas mobilitas dengan mengurangi frekuensi
penggunaan mobil pribadi dan meningkatkan frekuensi penggunaan
kendaraan umum massal.
Pertanyaan yang menyangkut skenario adalah:
Setujukah bapak/ibu/saudara/saudari dengan kebijakan rencana kenaikan
harga BBM jenis premium? Berapa besarnya biaya yang mampu
bapak/ibu/saudara/saudari untuk satu liter BBM jenis premium?
2. WTP i dapat diduga dengan nilai tengah dari kelas atau interval WTP
responden ke-i. Berdasarkan jawaban responden dapat diketahui WTP
yang benar adalah berada di antara jawaban yang dipilih (batas bawah
kelas WTP) dengan WTP berikutnya (batas atas kelas WTP). Perhitungan
dari dugaan nilai WTP pengendara mobil pribadi ditentukan dengan
rumus:
WTP = =0W i , Pf i ....................................................................................... (3.1)
Di mana:

WTP = dugaan WTP (Rp)


Wi

= batas bawah WTP pada kelas ke-i

26

Pf i

= frekuensi relatif kelas ke-i

= jumlah kelas

= sampel (1,2,3,...,n)

3.4.2

Model Regresi Logistik


Metode analisis data yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang

memengaruhi persepsi individu adalah logistic regression model. Regresi logistik


merupakan analisis yang mengkaji hubungan pengaruh peubah-peubah penjelas
(X) terhadap peubah respon (Y) melalui model persamaan matematis tertentu.
Analisis regresi logistik merupakan suatu teknik untuk menerangkan peluang
kejadian tertentu dari kategori peubah respon (Firdaus, 2008). Model regresi
logistik ini dianggap sebagai alat yang tepat untuk menganalisis data dalam
penelitian ini karena variabel dependen dalam penelitian ini yaitu respon terhadap
kenaikan harga BBM jenis premium yang bersifat dikotomi. Model regresi
logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi logistik dengan
dua pilihan (binnary logistic regression) yaitu regresi logistik dengan dua kategori
atau binomial pada variabel dependennya 1 jika setuju terhadap kenaikan harga
BBM jenis premium, 0 jika tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis
premium
Kelebihan model regresi logistik adalah lebih fleksibel dibanding teknik
lainnya, antara lain (Ghozali, 2006):
a. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang
digunakan dalam model. Artinya variabel penjelas tidak harus memiliki
distribusi normal linier maupun memiliki varian yang sama setiap grup.
b. Variabel bebas dalam regresi logistik bisa merupakan campuran dari
variabel kontinyu, diskrit dan dikotomis.
Regresi logistik digunakan apabila distribusi respon atas variabel terikat
diharapkan non linier dengan satu atau lebih variabel bebas.
3.4.2.1 Spesifikasi Model Logit untuk Respon terhadap Rencana Kenaikan
Harga BBM Jenis Premium
Perumusan model secara lengkap dapat dinotasikan dalam persamaan
matematis sebagai berikut:

27

= Y = 0 + 1 JK+ 2 U + 3 JT + 4 P + 5 I + 6 IL + 7 W+ 8 H+ 9 KP+
10 CC+i..........(3.2)
di mana:
Y

= respon terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium

JK

= jenis kelamin

= usia (tahun)

JT

= jumlah tanggungan responden (orang)

= tingkat pendidikan

= tingkat pendapatan responden (juta rupiah)

IL

= tingkat pendapatan anggota keluarga lain (juta rupiah)

= kesediaan membayar terhadap satu liter BBM jenis premium (rupiah)

= perilaku menghemat jika terjadi kenaikan harga BBM jenis premium

KP

= konsumsi BBM jenis premium per bulan ( ratus ribu rupiah)

CC

= CC mobil

= parameter

= error terms

3.4.3

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian


Variabel tak bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah respon

terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium (PP), sementara variabel
bebas yang digunakan adalah jenis kelamin (JK), usia (U), tingkat pendidikan (P),
jumlah tanggungan responden(JT), tingkat pendapatan responden (I), tingkat
pendapatan anggota keluarga lain (IL), kesediaan membayar terhadap satu liter
BBM jenis premium (W), perilaku menghemat jika terjadi kenaikan harga BBM
jenis premium (H), tingkat konsumsi BBM jenis premium per bulan (KP), CC
mobil (CC). Variabel-variabel ini didapat dari hasil data primer dengan
menggunakan kuisioner. Berikut adalah definisi operasional pada penelitian ini:
a. Respon terhadap Rencana Kenaikan Harga BBM Jenis Premium (Y)
Variabel ini adalah respon yang dipilih oleh responden tentang kenaikan
harga BBM jenis premium. Pengukuran variabel ini menggunakan ukuran
nominal, di mana:

28

1 = jika responden setuju terhadap kenaikan BBM jenis premium


0 = jika responden tidak setuju terhadap kenaikan BBM jenis
premium
b. Jenis Kelamin (JK)
Variabel ini mencerminkan jenis kelamin responden. Variabel ini terdiri
dari dua kategori, yaitu jenis kelamin pria dan jenis kelamin perempuan.
Pengukuran variabel ini menggunakan ukuran nomial, di mana:
1 = pria
0 = wanita
c. Usia (U)
Variabel ini adalah variabel yang mencerminkan usia responden. Variabel
ini berupa data metrik dan diukur dengan ukuran rasio dengan satuan
tahun.
d. Jumlah Tanggungan Responden (JT)
Variabel ini mencerminkan jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh
responden. Variabel ini diukur dengan menggunakan ukuran rasio dengan
satuan orang.
e. Tingkat Pendidikan (P)
Variabel ini merepresentasikan latar belakang pendidikan responden.
Variabel ini berupa variabel politom yang terdiri dari empat kategori.
Variabel ini diukur dengan menggunakan ukuran ordinal, di mana:
1 = Sekolah Dasar (SD)
2 = Sekolah Menengah Pertama (SMP)
3 = Sekolah Menengah Atas (SMA)
4 = Perguruan Tinggi (Diploma, S1, S2, S3)
f. Tingkat Pendapatan Responden (I)
Variabel ini mencerminkan pendapatan yang diterima responden. Variabel
ini diukur dengan menggunakan ukuran rasio dengan satuan juta rupiah.
g. Tingkat Pendapatan Anggota Keluarga Lain (IL)
Variabel ini mencerminkan pendapatan yang diterima oleh anggota
keluarga lain dari masing-masing responden. Variabel ini diukur dengan
menggunakan ukuran rasio dengan satuan juta rupiah.

29

h. Kesediaan Membayar terhadap Satu Liter BBM Jenis Premium (W)


Kesediaan

Membayar

(WTP)

yang

diberikan

oleh

responden

menggunakan ukuran rasio dengan satuan rupiah.


i. Perilaku Menghemat Jika Terjadi Kenaikan Harga BBM Jenis Premium
(H)
Variabel ini merupakan pilihan yang diberikan kepada konsumen apabila
terjadi kenaikan harga BBM jenis premium. Variabel ini menggunakan
ukuran ordinal di mana:

1 = menghemat konsumsi BBM jenis premium jika terjadi


kenaikan harga

0 = tidak menghemat konsumsi BBM jenis premium jika terjadi


kenaikan harga

j. Tingkat Konsumsi BBM Jenis Premium per Bulan (KP)


Variabel ini mencerminkan jumlah premium yang dikonsumsi oleh
responden tiap bulan. Variabel ini diukur dengan menggunakan ukuran
rasio dengan satuan ribu rupiah.
k. CC Mobil (CC)
Variabel ini merupakan CC mobil yang dimiliki oleh responden dan
menggunakan ukuran nominal.
3.4.4

Model Analisis Regresi Linier Berganda


Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam menganalisis faktor-

faktor yang memengaruhi kesediaan membayar pengendara mobil pribadi


terhadap satu liter BBM jenis premium adalah jenis kelamin, usia, jumlah
tanggungan responden, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan responden, tingkat
pendapatan anggota keluarga lain, perilaku menghemat jika terjadi kenaikan harga
BBM jenis premium, tingkat konsumsi BBM jenis premium per bulan dan CC
mobil. Berikut model persamaannya:
Y = 0 + 1 JK+ 2 U + 3 JT + 4 P + 5 I + 6 IL + 7 H+ 8 KP+
9 CC+i..........(3.3)
di mana:
Y

= kesediaan membayar terhadap satu liter BBM jenis premium

JK

= jenis kelamin

30

= usia (tahun)

JT

= jumlah tanggungan responden (orang)

= tingkat pendidikan

= tingkat pendapatan responden (juta rupiah)

IL

= tingkat pendapatan anggota keluarga lain (juta rupiah)

= perilaku menghemat jika terjadi kenaikan harga BBM jenis premium

KP

= konsumsi BBM jenis premium per bulan ( ratus ribu rupiah)

CC

= CC mobil

= parameter

= error terms

Anda mungkin juga menyukai