SMP NEGERI 1
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa,
Alhamdulillaah kami telah dapat menyelesaikan penyusunan PTS ( Penelitian Tindakan
Sekolah ) SMP Negeri 1 Mandalawangi Kabupaten Pandeglang. Masalah yang kami angkat
berjudul Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Non Kependidikan Dalam penyusunan
Perencanaan Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Pengangkatan masalah tersebut sesuai dengan kondisi yang kami hadapi saat ini yang
di kemudian hari kami mengharapkan peningkatan mutu dalam penyusunan pereencanaan
pembelajaran oleh guru non kependidikan dapat dicapai melalui supervisi dan bimbingan
berkala yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Dalam penyusunan PTS ini tentu saja tidak terlepas dari kerja sama tim penyusun dan
bantuan semua guru yang ada di lingkungan SMP Negeri 1 Mandalawangi. Kepada semua
pihak yang telah membantu penyelesaian PTS ini kami sangat menghargai dan kami ucapkan
terimakasih. Kami menyadari PTS yang kami susun ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karenanya sangat kami harapkan kritik dan koreksi dari para pembaca maupun pihak
yang terkait untuk perbaikan penyusunan PTS di masa mendatang.
Sebagai akhir kata, kami berharap dengan penyusunan PTS ini bisa bermanfaat
untuk mengevaluasi masalah yang kami hadapi dan mencari jalan penyelesaian yang terbaik
dan terprogram, yang pada gilirannya bisa berimbas pada peningkatan mutu pendidikan di
SPM Negeri 1 Mandalawangi Kabupaten Pandeglang.
Mandalawangi,
November 2010
Penyusun
Pts smpn 1 mdl
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan 2
Kata Pengantar 3
Daftar isi . 4
BAB I PENDAHULUAN
5
A. Latar Belakang . 5
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah Masalah .. 6
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian .. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 8
A. Deskripsi
Sekolah ......................................................................
.................... 8
B. Kajian Teori ................................................................................................... 8
1. Kompetensi dan profesionalisme Guru ..................................................... 8
2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................... 11
3. Pembinaan Guru Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah ............ 19
BAB III METODE PENELITIAN . 24
25
Pts smpn 1 mdl
A. Simpulan Penelitian
.. 41
B. Saran
. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah
berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan.
Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola
hubungan
sekolah
dengan
lingkungannya
dan
dengan
pemerintah,
pola
dilaksanakannya. Hal itu berarti bahwa guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran
menjadi kunci atas keterlaksanaan kurikulum di sekolah.
Dalam kurikulum 2004, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi,
bahkan membuat sendiri silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya,
dan menjabarkannya menjadi persiapan mengajar yang siap dijadikan pedoman
pembentukan kompetensi peserta didik.
Upaya perwujudan pengembangan silabus menjadi perencanaan pembelajaran yang
implementatif memerlukan kemampuan yang komprehensif. Kemampuan itulah yang
dapat mengantarkan guru menjadi tenaga yang professional. Guru yang professional
harus memiliki 5 (lima)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan guru kesulitan dalam menyusun rencana
pembelajaran, diantaranya :
1.1 Guru tidak memiliki dasar pendidikan keguruan sehingga tidak dibekali dengan
pengetahuan tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
1.2 Guru belum pernah mengikuti pelatihan penyusunan RPP sehingga mereka
hanya copy paste pada temannya, padahal seringkali RPP hasil copy paste tidak
relevan dengan situasi dan kondisi di sekolahnya sehingga RPP yang ada tidak
bisa dijadikan acuan dalam proses pembelajaran.
1.3 Guru sudah pernah mengikuti pelatihan, tapi belum mampu menerapkannya di
sekolah.
Kondisi tersebut tentu tidak bisa dibiarkan terus menerus, tetapi harus ada solusi dan
tindakan nyata dari kepala sekolah
keguruan
dalam
penyusunan
rencana pembelajaran
dapat
dalam menyusun
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Deskripsi Sekolah
SMP Negeri 1 Mandalawangi merupakan salah satu SMP dari 5 SMP Negeri yang ada
di Mandalawangi sekaligus juga sebagai SMP pertama di kecamatan Mandalawangi.
Sekolah yang berdiri tahun 1982 ini berdiri diatas tanah seluas 12.730 m dengan luas
bangunan 1.503 m. Saat ini sekolah ini memiliki 20 rombel terdiri dari kelas VII, VII
dan IX dengan 745 orang peserta didik.
Untuk memberikan pelayanan terhadap sejumlah peserta didik tersebut, sekolah ini
memiliki tenaga pengajar sebanyak 30 orang, yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah,
1 orang wakil kepala sekolah, 18 orang guru PNS dan 10 orang GTT dengan latar
belakang pendidikan terakhir sebagai berikut : 3 orang berpendidikan jenjang D3
dan 27 orang dengan jenjang S1 dari berbagai jurusan pendidikan. Dari 30 tenaga
guru yang ada, hanya sebagian yang mengajar pada mata pelajaran yang sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.
Beberapa diantaranya bahkan sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan
keguruan sehingga tidak memiliki akta IV sebagai bukti kewenangan untuk mengajar.
B. KAJIAN TEORI
1. Kompetensi dan Profesionalisme Guru
Esensi sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran. Tidak ada
kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai upaya
peningkatan mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap kurang berguna bilamana
belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan persekolahan Pemerintah,dalam hal ini Depatemen
Pendidikan Nasional, mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran guru merupakan komponen
organik yang sangat menentukan. Tidak ada kualitas pembelajaran tanpa kualitas
guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah, namun yang pasti adalah
peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja
guru,sehingga peningkatan kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa
peningkatan kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang
sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan
yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan seharihari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai
tujuan.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, menyebutkan ada
empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru , yaitu kompetensikompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial.
Para pakar pendidikan telah banyak menegaskan bahwa seseorang akan bekerja secara
profesional apabila ia memiliki kompetensi yang memadai.
Maksudnya adalah
seseorang akan bekerja secara profesional apabila ia memiliki kompetensi secara utuh.
Seseorang tidak akan bisa bekerja secara profesional apabila ia hanya memenuhi salah
satu kompetensi di antara sekian kompetensi yang dipersyaratkan. Kompetensi
tersebut merupakan perpaduan antara kemampuan dan motivasi. Betapapun tingginya
kemampuan seseorang, ia tidak akan bekerja secara profesional apabila ia tidak
memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.Sebaliknya,
betapapun tingginya motivasi kerja seseorang,ia tidak akan bekerja secara profesional
apabila ia tidak memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Selaras dengan penjelasan ini adalah satu teori yang dikemukakan oleh Glickman
(1981). Menurutnya ada empat prototipe guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Prototipe guru yang terbaik,menurut teori ini, adalah guru prototipe profesional.
Seorang guru bisa diklasifikasikan ke dalam prototipe profesional apabila ia memiliki
kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of
commitment).
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru ditegaskan bahwa
setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang
berlaku secara nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Di dalam
permendiknas tersebut dirinci kompetensi inti guru dan kompetensi guru dalam mata
pelajaran.
Dalam kompetensi pedagogik, disebutkan beberapa kompetensi inti yang harus
dikuasai oleh seorang guru mata pelajaran, diantaranya sebagai berikut:
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
Pts smpn 1 mdl
10
yang diampu.
Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar
11
masih umum/luas. Silabus tersebut sebaiknya disusun sebagai program yang harus
dicapai selama satu semester\ atau satu tahun ajaran. Untuk pegangan dalam jangka
waktu yang lebih pendek,guru harus membuat program pembelajaran yang disebut
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP ini merupakan satuan atau unit
program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi
rencana penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu atau satu tema yang
akan dibahas.
Isi dan alokasi waktu setiap RPP ini tergantung kepada luas dan sempitnya
pokok/satuan bahasan yang dicakupnya. Misalnya suatu pokok/satuan bahasan yang
membutuhkan waktu hanya 2 jam pelajaran, mungkin bisa selesai diajarkan dalam
satu kali pertemuan saja. Tetapi pokok/satuan bahasan yang membutuhkan waktu 4
jam pelajaran perlu disampaikan dalam dua kali pertemuan. Supaya tidak terlalu
kaku/rigid, tidak perlu membuat RPP untuk setiap kali pertemuan secara terpisahpisah, namun bisa diatur untuk satu RPP misalnya mencakup materi pembelajaran
untuk 3-4 kali pertemuan.
Komponen-komponen RPP ini lebih rinci dan lebih spesifik dibandingkan dengan
komponen-komponen dalam silabus. Bentuk RPP yang dikembangkan pada berbagai
daerah atau sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan prinsipnya seharusnya
sama. Komponen minimal yang ada dalam RPP adalah tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, penilaian hasil belajar.
2.1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan diatur sedemikian
rupa, menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai
hasil yang diharapkan. Pengaturan tersebut dituangkan dalam bentuk perencanaan
pembelajaran. Setiap perencanaan selalu berkenaan dengan perkiraan atau proyeksi
mengenai apa yang diperlukan dan apa yang akan dilakukan. Demikian halnya,
perencanaan pembelajaran memperkirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan
apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin
saja dalam pelaksanaannya tidak begitu persis seperti apa yang telah direncanakan,
Pts smpn 1 mdl
12
13
pada
dasarnya
merupakan
kurikulum
mikro
yang
menggambarkan
14
dalam
silabus.
Materi
pokok/pembelajaran
Pts smpn 1 mdl
15
ajar
merupakan
uraian
dari
materi
16
teks tersebut. Dalam RPP yang dikembangkan, sebenarnya buku teks hanya
merupakan salah satu sumber. Sumber itu tidak hanya hanya buku, namun ada
buku, alat, manusia, lingkungan maupun teknik yang dapat dijadikan sebagai
sumber belajar. Sebenarnya dengan adanya kompetensi dasar dan indikator akan
memudahkan penentuan materi. Apabila kompetensi dasar dan indikator ada dalam
kawasan belajar kognitif, maka sifat materi yang akan disajikanpun akan berkenaan
dengan pengetahuan ataupun pemahaman. Demikian pula halnya untuk kawasan
belajar afektif maupun psikomotor. Materi pembelajaran ini dapat diuraikan secara
terinci atau cukup dengan pokok-pokok materi saja, dan materi terinci nantinya
dapat dilampirkan. Materi pembelajaran sifatnya bermacam-macam ada yang
berupa informasi, konsep, prinsip, keterampilan dansikap. Sifat dan materi tersebut
akan membawa implikasi terhadap metoda yang akan digunakan dan kegiatan
belajar yang harus ditempuh oleh siswa.
d. Dalam penentuan atau pemilihan kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan metoda
mana yang paling efektif, efesien, dan relevan dengan pencapaian kompetensi
dasar dan indikator. Penentuan metode pembelajaran harus memungkinkan
terlaksananya cara belajar siswa aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Guru
perlu memilih kegiatan-kegiatan pembelajaran yang benar-benar efektif dan efesien
dengan mempertimbangkan:
1) Karakteristik kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
2) Keadaan siswa, mencakup perbedaan-perbedaan individu siswa sepert
kemampuan
belajar,
cara
belajar,
latar
belakang,
pengalaman,
dan
kepribadiannya.
3) Jenis dan jumlah fasilitas/sumber belajar yang tersedia untuk dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
4) Sifat dan karakteristik masing-masing metode yang dipilih untuk mencapai
kompetensi dasar.
2.5. Format RPP
Setelah memahami setiap langkah di atas, maka selanjutnya rencana pelaksanaan
pembelajaran dapat disusun dengan menggunakan format RPP tertentu.
Contoh Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran:
Pts smpn 1 mdl
17
B. Kegiatan Inti
C. Kegiatan Akhir
18
memiliki
kesempatan
untuk
mengembangkan
keprofesionalan
secara
memiliki
jaminan
perlindungan
hukum
dalam
melaksanakan
tugas
keprofesionalan;
(i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Lebih lanjut di dalam bab dan pasal yang sama juga diamanatkan bahwa
pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang
dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan
dengan
menjunjung
tinggi
hak
asasi
manusia,
nilai
keagamaan,
nilai
19
melihat
kondisi
nyata
kinerja
guru
untuk
menjawab
pertanyaan-
20
yang
21
Berkesinambungan
(supervisi
akademik
dilakukan
secara
teratur
dan
mengelola
Supervisi
proses
akademik
pembelajaran
merupakan
demi
upaya
pencapaian
membantu
tujuan
guru-guru
proses
pembelajaran,melainkan
membantu
guru
mengembangkan
kemampuan profesionalismenya.
Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja
guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan,bahwa supervisi
akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru
Pts smpn 1 mdl
22
dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa
dihindarkan prosesnya. Penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran
sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi
akademik. Agar supervisi akademik dapat membantu guru mengembangkan
kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian
kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara
mengembangkannya.
3.5 Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis
kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang
mereka hadapi. Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, sebagai
berikut
1. Kepanitiaan-kepanitiaan
2. Kerja kelompok
3. Laboratorium kurikulum
4. Baca terpimpin
5. Demonstrasi pembelajaran
6. Darmawisata
7. Kuliah/studi
8. Diskusi panel
9. Perpustakaan jabatan
10. Organisasi profesional
11. Buletin supervisi
12. Pertemuan guru
13. Lokakarya atau konferensi kelompok
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pentahapan Penelitian Tindakan
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi
dan refleksi, dan dilakukan minimal dalam dua siklus.
Pada tahap persiapan dibuat dibuat skenario kegiatan, jadwal waktu , tempat serta
sarana pendukung lainnya seperti lembar observasi, serta angket
B. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Mandalawangi sejak bulan Oktober sampai
bulan November.
Jadwal Penelitian Tindakan Sekolah
PELAKSANA/
TAHAPAN
URAIAN KEGIATAN
WAKTU
24
PENANGGUNG
KET
JAWAB
1.Membangun komitmen
Sosialisasi
di sekolah sasaran .
12okt /13
2.Pembagian kerja / team
okt 2010
Kepala sekolah
work.
Penelitian
Tindakan
Sekolah
1.Pelaksanaan
Pelaksanaan
Program
PTS
Putaran 1
2.Refleksi Putaran 1
3.Pelaksanaan
14 s/d 21
Okt 2010
PTS
Putaran 2
4.Refleksi Putaran 2
Penyusunan
5. Temu Akhir
Penyusunan
laporan
PTS
22 s/d 30
Okt 2010
6 Okt 2010
Laporan 8 okt 2010
Tim Penyusun PTS
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini ditujukan kepada guru guru semua mata pelajaran yang tidak memiliki
latar belakang pendidikan keguruan yang berjumlah 5 orang yaitu : 1 orang guru mata
pelajaran IPS, TIK, IPA, PKn,dan Penjas
D. Tindakan
Langkah-langkah PTS yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Langkah-langkah PTS seperti Gambar 1 berikut:
Permasalahan
baru,hasil
refleksi
Bila permasalah
belum
terselesaikan
Pts smpn 1 mdl
Refleksi-I
Pengamatan/Pen
gumpulan Data-I
Perencanaan
Tindakan-II
Pelaksanaan
tindakan -II
Refleksi - II
Pengamatan/pen
gumpulan DataII
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
25
sehingga
mengalami
kesulitan
dalam
menyusun
perencanaan
pembelajaran yang akan dilakukan di kelas sesuai dengan mata pelajaran masingmasing.Kegiatan ini dilakukan selama 2 bulan yaitu sejak bulan Oktober sampai
November,dan dilakukan di sekolah dengan pengaturan waktu yang lebih fleksibel
sehingga tidak mengganggu jadwal kegiatan pembelajaran. Sarana yang digunakan
dalam kegiatan ini adalah silabus yang telah disusun bersama oleh setiap kelompok
guru mata pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun
sendiri oleh guru yang bersangkutan sesuai dengan Standar kompetensi dan
Kompetensi dasar pada masing-masing mata pelajaran. RPP inilah yang menjadi
bahan acuan untuk menentukan materi pembinaan terhadap masing-masing guru, dan
sekaligus menjadi alat ukur keberhasilan penelitian.
Kegiatan ini dilakukan dalam dua siklus hingga guru dinilai memiliki kemampuan
untuk menyusun perencanaan pembelajaran
disusun sendiri sesuai dengan mata pelajaran dan standar kompetensi masing
masing kepada supervisor . Berdasarkan data tersebut supervisor melakukan
pembinaan kepada guru sesuai dengan kesulitan masing masing guru.
Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang
memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP
secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode
Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan
Penilaian
26
Nama sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu
Catatan:
dalam
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
Tujuan
27
28
: ...................................
Mata Pelajaran
: ...................................
Kelas/Semester
: ...................................
: ...................................
Indikator
Alokasi Waktu
: ...................................
: ..... x 40 menit ( pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
dst
E. Sumber Belajar
F. Penilaian
1.2.3 Selama proses penyusunan RPP, guru berdiskusi dengan supervisor/Pembina
bila menemukan masalah/kendala dalam kegiatannya. Hasil dari kegiatan ini
akan dinilai oleh Pembina /supervisor dengan menggunakan lembar observasi
penilaian untruk memperoleh data tentang perkembangan kemampuan guru
1.3 Refleksi
Dalam kegiatan refleksi ini, Pembina/supervisor bersama dengan guru guru
melakukan diskusi tentang unsur-unsur RPP dan langkah langkah kegiatan
Pts smpn 1 mdl
29
30
Format 1
NO
KRITERIA NILAI
URAIAN KEGIATAN
1
1
2
Merumuskan
indikator
hasil
belajar
dengan tepat
Menggunakan tofik/ tema dalam kurikulum
6
7
: 26 % - 55 %
D : Kurang
: 0 % - 25 %
..
..
31
KLASIFIKASI
..
SARAN PEMBINAAN
..
..
Guru Mata Pelajaran
Format 2
Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
(Skala Nilai 1 4)
Tujuan Pembelajaran
a. Standar Kompetensi
b. Indikator
c. Ranah Tujuan (komprehenship)
d. Sesuai dengan Kurikulum
Strategi/Metode Pembelajaran
a. Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan
b. Pemilihan metode disesuaikan dengan materi
c. Penentuan langkah-langkah proses pembelajaran berdasarkan metode yang
digunakan
d. Penataan alokasi waktu proses pembelajaran sesuai dengan proporsi.
e. Penetapan metode berdasarkan pertimbangan kemampuan siswa.
f. Memberi pengayaan
Media Pembelajaran
a. Media disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
b. Media disesuaikan dengan materi pembelajaran
c. Media disesuaikan dengan kondisi kelas
d. Media disesuaikan dengan jenis evaluasi
e. Media disesuaikan dengan kemampuan guru
f. Media disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa
Evaluasi
a. Evaluasi mengacu pada tujuan
b. Mencantumkan bentuk evaluasi
c. Mencantumkan jenis evaluasi
d. Disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia
e. Evaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi
32
Siklus
1
Siklus 2
Total Nilai
Nilai RPP (R)
Kriterai Penilaian:
Nilai 4 jika semua deskriptor tampak
Nilai 3 jika hanya 3 deskriptor yang tampak
Nilai 2 jika hanya 2 deskriptor yang tampak
Nilai 1 jika hanya 1 deskriptor yang tampak
Nilai 0 jika tidak ada deskriptor yang tampak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pts smpn 1 mdl
33
guru dalam
Grafik 1
Kemampuan Guru dalam Penyusunan RPP
34
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1
Berdasarkan pada data tersebut, maka dilakukan tindakan pada siklus 1 dengan titik
berat pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi, dengan cara memberikan penjelasan
contoh-contoh yang relevan. Pada akhir kegiatan siklus 1 diperoleh peningkatan
kemampuan guru sebagai berikut: Pada perumusan indikator tujuan pembelajaran
sudah ada peningkatan hingga mencapai 60%, Penentuan Bahan/materi pelajaran
tetap pada 70%,Kemampuan menentukan Strategi/metode Pembelajaran yang relevan
meningkat menjadi 60 %, Perencanaan penggunaan media pembelajaran pada level
60 % tetapi ada peningkatan pada variasi media yang digunakan, dan dalam
penentuan rencana evaluasi pembelajaran juga mengalami peningkatan hingga 60%
dan sudah terlihat gambaran bentuk dan jenis evaluasi yang digunakan.
Berikut ini grafik peningkatan hasil setelah siklus 1:
Grafik 2
Kemampuan Perencanaan Pembelajaran
Setelah Siklus 1
35
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1
Melihat hasil yang diperoleh pada refleksi kegiatan siklus 1, maka dilakukan tindakan
penelitian pada siklus 2 dengan menggunakan hasil tindakan siklus 1 sebagai bahan
masukan dalam perencanaan kegiatan siklus ini dengan tujuan untuk lebih
meningkatkan dan menguatkan kemampuan guru dalam
menyusun Rencana
Grafik 3
Kemampuan Guru Setelah Siklus 2
36
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1
Dari data yang dikumpulkan sebelum dan selama proses penelitian tindakan, kita
dapat melihat adanya peningkatan kemampuan guru pada masing-masing komponen
perencanaan pembelajaran, sebagai berikut:
1. Pada komponen Perumusan indikator tujuan pembelajaran, terlihat peningkatan
dari 40 % pada kemampuan awal, menjadi 60% pada siklus 1 dan meningkat
menjadi 70% pada akhir kegiatan, seperti yang tampak pada grafik berikut:
Grafik 4
Peningkatan kemampuan dalam Perumusan Tujuan Pembelajaran
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Awal
Siklus 1
Siklus 2
Grafik 5
Peningkatan Kemampuan dalam Penentuan Bahan dan Materi Pembelajaran
Pts smpn 1 mdl
37
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Awal
3.
Siklus 1
Siklus 2
4.
Siklus 1
Siklus 2
Grafik 7
Peningkatan Kemampuan dalam Pemilihan Media dan Alat Pembelajaran
38
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Awal
5.
Siklus !
Siklus 2
Siklus 1
Siklus 2
Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan penelitian tindakan sekolah
ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah
terhadap 5 orang guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan
tersebut, berhasil meningkatkan kompetensi pedagogik mereka dalam menyusun
Perencanaan Pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena adanya kerja sama yang
baik antara kepala sekolah sebagai supervisor dengan para guru tersebut, yang
didukung oleh adanya motivasi dan bimbingan dari kepala sekolah sehingga para guru
memiliki antusiasme yang besar untuk dapat meningkatkan kemampuan mereka
39
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian
Dari Proses Penelitian Tindakan sekolah yang di lakukan di SMPN 1
Mandalawangi yang berjudul Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru non
Akademik dalan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui
Supervisi Akademik Kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada komponen Perumusan indikator tujuan pembelajaran,
terlihat
peningkatan dari 40 % pada kemampuan awal, menjadi 60% pada siklus 1 dan
meningkat menjadi 70% pada akhir kegiatan.
2. Pada Komponen Penentuan bahan dan materi pembelajaran, terdapat
peningkatan kemampuan dari 65% menjadi 70% setelah siklus 1 dan lebih
menguat menjadi 80%.
3. Dalam Komponen Pemilihan Strategi dan metoda pembelajaran, yang
didalamnya memuat langkah-langkah pembelajaran dan penentuan alokasi
Pts smpn 1 mdl
40
dalam
komponen
pemilihan
Media
dan
alat
B. SARAN
1. Kegiatan supervisi akademik sangat baik dilakukan untuk membina guru
meningkatkan kompetensinya. Sebaiknya kegiatan ini dilaksanakan secara
terencana dan berkesinambungan.
2. Sebaiknya pembinaan ini dilanjutkan dengan supervisi akademik dalam
pelaksanaan pembelajaran untuk mengukur kemampuan guru dalam
mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusunnya.
3. Sebaiknya supervisi juga dilakukan terhadap semua guru secara bergilir dan
menyangkut seluruh aspek kemampuan/ kompetensi guru seperti yang
disyaratkan dalam permendiknas no 16 tahun 2007.
41
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1982. Alat Penilaian Kemampuan
Guru: Buku I. Jakarta: Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru.
______. 1982. Panduan Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru.Jakarta: Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru.
______. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Hubungan antar Pribadi.Buku III. Jakarta:
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.
______. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Prosedur Mengajar. Buku II. Jakarta:
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.
Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk (1995). Pedoman penyusunan KTI di Bidang
Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis,
Jakarta : Diknas
42
Makalah
disampaikan
pada
Diklat
Pengembangan
Profesi
43