Anda di halaman 1dari 3

Buaya Perompak

Pada jaman dahulu, Sungai Tulang Bawang sangat


terkenal akan keganasan buayanya. Sehingga orang yang
berlayar disana maupun para penduduk yang tinggal disana
perlu untuk sangat berhati-hati. Menurut cerita, sudah
banyak

manusia

yang

hilang

begitu

saja

disana.

Pada suatu hari, kejadian yang menyedihkan itu


terulang kembali. Orang yang hilang itu adalah seorang gadis
rupawan yang bernama Aminah. Anehnya, meskipun penduduk
seluruh kampung tepi Sungai Tulang Bawang mencarinya.
Tidak ada jejak yang tertinggal. Sepertinya ia sirna ditelan
bumi.

Nun jauh dari kejadian itu, di dalam sebuah gua besar


tergoleklah Aminah. Ia baru saja tersadar dari pingsannya.
Betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa gua itu
dipenuhi oleh harta benda yang ternilai harganya. Ada
permata, emas, intan, maupun pakaian yang indah-indah.
Harta benda itu mengeluarkan sinar yang berkilauan.

Belum habis rasa takjubnya, dari sudut gua


terdengarlah sebuah suara yang besar, "janganlah takut
gadis rupawan! Meskipun aku berwujud buaya, sebenarnya
aku adalah manusia sepertimu juga. Aku dikutuk menjadi
buaya karena perbuatanku dulu yang sangat jahat. Namaku
dulu adalah Somad, perampok ulung di Sungai Tulang Bawang.
Dulu aku selalu merampok setiap saudagar yang berlayar
disini. Semua hasil rampokanku kusimpan dalam gua ini. Kalau
aku butuh makanan maka harta itu kujual sedikit di pasar
desa tepi sungai. Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa aku
telah membangun terowongan di balik gua ini. Terowongan itu
menghubungkan

gua

ini

dengan

desa

tersebut."

Tanpa disengaja, si buaya perompak tersebut sudah


membuka rahasia gua tempat kediamannya. Secara seksama
Aminah menyimak dan mengingat keterangan berharga itu.
Buaya itu selalu memberinya hadiah perhiasan. Harapannya
adalah agar Aminah mau tetap tinggal bersamanya. Namun
keinginan

Aminah

untuk

segera

halamannya makin menjadi-jadi.

kembali

ke

kampung

Pada suatu hari, buaya perompak tersebut sedikit


lengah. Ia tertidur dan meninggalkan pintu guanya terbuka.
Si Aminah pun keluar sambil berjingkat-jingkat. Di balik gua
itu ditemukannya sebuah terowongan yang sempit. Setelah
cukup lama menelusuri terowongan itu, tiba-tiba ia melihat
sinar matahari. Betapa gembiranya ia ketika keluar dari
mulut terowongan itu. Disana Aminah ditolong oleh penduduk
desa yang mencari rotan. Lalu Aminah memberi mereka
hadiah sebagian perhiasan yang dibawanya. Aminah akhirnya
bisa kembali ke desanya dengan selamat. Ia pun selanjutnya
hidup tenteram disana.

Anda mungkin juga menyukai