Anda di halaman 1dari 16

Mimpi ku Nyata & Sempurna

Minggu, 08 Juni 2014


Peran Glukoneogenesis dalam Tubuh Manusia

PERAN GLUKONEOGENESIS DALAM TUBUH


MANUSIA
Disusun dalam rangka memenuhi tugas individu
Mata kuliah Biokimia
Dosen Pembimbing dr. Hendi R.

Oleh :
Nisa Aprilia Saputri

(13043)

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN PURWOREJO


Tahun Ajaran 2013/2014

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini mengesahkan makalah yang berjudul Peran
Glukoneogenesis Dalam Tubuh Manusia yang disusun oleh Nisa Aprilia Saputri :

Direktur Utama

Dosen Pembimbing

Wahyu Widodo, S. Kep. Ners

dr. Hendi Ristiawan

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah Peran
Glukoneogenesis dalam Tubuh Manusia ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Dan juga kami berterima kasih pada bapak dr. Hendi Ristiawan selaku Dosen mata kuliah
Biokimia yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai peranan, proses, patofisiologi, efek dari adanya glukoneogenesis
dalam tubuh manusia. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Purworejo, 2 Juni 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan.... ii
Kata Pengantar..... iii
Daftar isi... iv
A. Bab I Pendahuluan. 1
1. Latar Belakang.... 1
2. Tujuan.. 2
3. Rumusan Masalah... 2
B. Bab II Isi

1.
2.
3.
4.

Peranan untuk Tubuh Manusia 3


Patofisiologi..... 5
Tinjauan biokimia........ 8
Efek..... 9

C. Bab III Penutup


1. Simpulan.... 11
2. Saran...... 11
Daftar Pustaka..... 12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Glukoneogenesis

merupakan

istilah

yang

digunakan

untuk

mencakup semua mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab untuk


mengubah senyawa nonkarbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Subtrat
utama bagi glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik, laktat, gliserol
dan propionat. Hati dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat.
Karena kedua organ tersebut mengandung komplemen enzim-enzim yang
diperlukan.
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa pada
saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam makanan.
Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energi,
khususnya bagi sistem syaraf dan eritrosit. Kegagalan pada Glukoneogenesis
biasanya berakibat fatal. Kadar glukosa darah di bawah nilai yang kritis akan
menimbulkan disfungsi otak yang dapat mengakibatkan koma dan kematian.

Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adiposa sebagai sumber gliseridagliserol, dan mungkin mempunyai peran di dalam mempertahankan kadar
intermediat pada siklus asam sitrat dibanyak jaringan tubuh. Bahkan dalam
keadaan lemak memasok sebagian besar kebutuhan kalori bagi organisme
tersebut, selalu terdapat kebutuhan basal tertentu akan glukosa. Glukosa
merupakan satu-satunya bahan bakar yang yang memasok energi bagi otot
rangka pada keadaan anaerob. Unsur ini merupakan prekursor gula susu
(laktosa) di kelenjar payudara dan secara aktif diambil oleh janin. Selain itu,
mekanisme glukoneogenik dipakai untuk membersihkan berbagai produk
metabolisme jaringan lainnya dari darah, missal laktat yang dihasilkan oleh
otot dan eritrosit, dan gliserol yang secara terus-menerus diproduksi oleh
jaringan adipose. Propionat, yaitu asam lemak glukogenik utama yang
dihasilkan dalam proses digesti karbohidrat oleh hewan pemamah biak,
merupakan substrat penting untuk Glukoneogenesis di dalam tubuh spesies
ini.

B. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mahasiswa dapat memahami definisi dari glukoneogenesis


Mahasiswa dapat menyebutkan substrat untuk terbentuknya glukoneogenesis
Mahasiswa dapat memahami jalur glukoneogenesis
Mahasiswa dapat memahami peran glukoneogenesis dalam tubuh manusia
Mahasiswa dapat memahami pengaturan dari glukoneogenesis
Mahasiswa dapat menyebutkan efek baik/buruk dari glukoneogenesis dalam tubuh manusia
Mahasiswa dapat memahami patofisiologi dari glukoneogenesis

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa definisi dari glukoneogenesis?


Apa saja substrat untuk terbentuknya glukoneogenesis?
Bagaimana jalur glukoneogenesis?
Bagaimana peran glukoneogenesis dalam tubuh manusia?
Bagaimana pengaturan dari glukoneogenesis?
Apa saja efek baik/buruk dari glukoneogenesis dalam tubuh manusia?
Bagaimana patofisiologi dari glukoneogenesis?

BAB II
ISI
A. Peranan untuk Tubuh
Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat,
misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama
dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di
sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses
yaitu

glukoneogenesis

(pembentukan

gula

baru).

Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang
tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya berasal dari
katabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam keadaan
anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis. Glukoneogenesis
mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika dan
pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi
dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
Konsentrasi Glukosa Darah Diatur Dalam Batas-Batas Yang Sempit

Pada keadaan setelah penyerapan makanan, kadar glukosa darah pada


manusia dan banyak mamalia berkisar antara 4,5 5,5 mmol/L. setelah
ingesti makanan yang mengandung karbohidrat kadar tersebut naik hingga
6,5 7,2 mmol/L. Di saat puasa kadar glukosa darah akan turun menjadi
sekitar 3,5 3,9 mmol/L. Kadar glukosa darah pada burung sangat tinggi
(14,0 mmol/L) dan pada hewan pemamamh biak sangat rendah (sekitar 2,2
mmol/L pada domba dan 3,3 mmol/L pada ternak sapi).
Kadar yang lebih rendah ini tampaknya dikaitkan dengan kenyataan
bahwa hewan pemamah biak pada hakekatnya akan memfermentasikan
semua karbohidrat dalam pakannya menjadi asam lemak yang lebih rendah
(mudah menguap), dan unsur ini dengan luas menggantikan glukosa sebagai
bahan bakar utama metabolik jaringan dalam keadaan kenyang.
Penurunan

mendadak

kadar

glukosa

darah

akan

menimbulkan

serangan konvulsi, seperti terlihat pada keadaan overdosis insulin, karena


ketergantungan otak langsung pada pasokan glukosa. Namun, kadar yang
jauh lebih rendah dapat ditoleransi asalkan terdapat adaptasi tyang
progresif; misal, tikus yang sudah teradaptasi dengan diet tinggi lemak akan
tampak normal dengan konsentrasi glukosa darah 1,1 mmol/L.
Mekanisme Metabolik dan Hormonal Mengatur Konsentrasi Glukosa
Darah
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah
merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan
juga menjadi salah satu mekanisme dengan hati jaringan ekstrahepatik serta
beberapa hormon turut mengambil bagian. Sel-sel hati tampak dapat
dilewati glukosa dengan bebas (melalui transpoter GLUT 2), sedangkan selsel pada jaringan ekstrahepatik, dan glukosa mengalami fosforilasi dengan
cepat oleh heksokinase pada saat masuk ke dalam sel. Sebaliknya, aktivitas
enzim tertentu dan konsentrasi beberapa intermediat yang penting mungkin
memberi pengaruh yang jauh lebih langsung terhadap pengambilan atau
pengeluaran glukosa dari hati. Walaupun begitu, konsentrasi glukosa di

dalam darah merupakan factor penting yang mengendalikan kecepatan


ambilan glukosa baik di hati maupun jaringan ekstrahepatik.
Peranan berbagai protein pengngkut glukosa, yang ditemukan pada
membran

sel

dengan

masing-masing

memiliki

12

buah

wilayah

transmembran,
Tabel Pengangkut Glukosa
Lokasi Jaringan
Pengangkut fasilitatif dua-arah
GLUT 1
Otak,
ginjal,

Fungsi
kolon, Ambilan glukosa

GLUT 2

plasenta,eritrosit
Hati, sel B pankreas, usus Ambilan dan pelepasan

GLUT 3
GLUT 4

halus, ginjal
glukosa yang cepat
Otak, ginjal, plasenta
Ambilan glukosa
Otot jantung dan rangka, Ambilan glukosa yang

jaringan adipose
dirangsang oleh insulin
GLUT 5
Usus halus
Absorpsi glukosa
Pengangkut satu-arah yang bergantungnatrium
SGLT 1

Usus halus dan ginjal

Ambilan
dari

aktif

glukosa

lumen

reabsorpsi

dan

glukosa

di

tubulus proksimal ginjal


melawan

gradien

konsentrasi

B. Proses/ Tinjauan Biokimia


Substrat Glukoneogenesis :
1. Asam laktat yang berasal dari otot, sel darah merah, medulla dari glandula suprarenalis,retina dan sumsum tulang
2. Gliserol, yang berasal dari jaringan lemak

3. Asam propionat, yang dihasilkan dalam proses pencernaan pada hewan memamah biak.
4. Asam amino glikogenik 21
Perubahan asam laktat menjadi glukosa
Asam laktat di dalam sitoplasma diubah menjadi asam piruvat, kemudian asam piruvat masuk
kedalam mitokhondria dan diubah menjadi oksaloasetat. Karena oksaloasetat tidak da-pat
melewati membran mitokhondria, maka diubah dulu menjadi malat. Di sitoplasma malat diubah
kembali menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat kemudian diubah menjadi fosfoenol-piruvat yang
selanjutnya berjalan ke arah kebalikan jalur Embden-Meyerhof dan akhirnya akan menjadi
glukosa.
Gambar perubahan asam laktat menjadi glukosa
Jalur Glukoneogenesis
Asam amino glukogenik

Piruvat
Piruvat karboksilase

Asam amino glukogenik

Oksaloasetat

Phosphoenolpiruvat karboksikinase
Phosphoenopiruvat
2-Phosphogliserat
3-Phosphogliserat
1,3-Bisphosphogliserat

Laktat

Gliseraldehid-3-phosphat

Dihidroksi

aseton phosphat

Fruktosa-1,6-bisphosphat

Gliserol

Fruktosa-1,6-bisphosphatase
Fruktosa-6-phosphat
Glukosa

Glukosa-6-phosphat
Glukosa-6-phosphatase

Gambar. Jalur glukoneogenesis

Keempat enzim yang tertera pada diagram adalah key-gluconeogenic enzyme, yaitu :
1. Piruvat karboksilase.
2. Phosphoenolpiruvat karboksikinase.
3. Fruktosa -1,6- bisphosphatase.
4. Glukosa-6-phosphatase.
C.Patofisiologi Glukoneogenesis
Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan menggunakan glukosa melalui
glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini
bekerja serentak. Sistem pengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitas metabolik hati sesuai
dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa selama puasa dan menggunakan glukosa
saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan glikolisis diatur secara terkoordinasi dengan
cara

perubahan

jumlah

relatif

glukagon

dan

insulin

dalam

sirkulasi.

Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari cadangan
jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini mengakibatkan
peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karena asam amino secara
serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadar asam amino terutama alanin.
Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis. Peningkatan kadar
asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang peranan mengarahkan substrat masuk
ke glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh siklus asam sitrat. Asetil-KoA secara

alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan menghambat piruvat dehidrogenase. Oleh


karena itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat
oleh asam lemak dan alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi
piruvat.
Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase diperantarai oleh
senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat. Pembentukan dan pemecahan
senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim yang diatur oleh fosforilasi dan defosforilasi.
Perubahan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan perubahan untuk glukosa dan insulin
yaitu konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak dan berkurang bila glukosa langka.
Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik mengaktifkan fosfofruktokinase dan menghambat
fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila glukosa banyak maka glikolisis aktif dan glukoneogenesis
dihambat. Bila kadar glukosa turun, peningkaan glukagon mengakibatkan penurunan konsentrasi
fruktosa-2,6-bisfosfat dan penghambatan yang sederajat pada glikolisis dan pengaktifan
glukoneogenesis.
D. Efek/ Akibat Defisiensi
Di samping pengaruh langsung hiperglikemia dalam meningkatkan
ambilan glukosa baik ke hati maupun jaringan perifer, hormon insulin juga
mempunyai peranan sentral dalam mengatur konsentrasi glukosa darah.
Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel B pada pulau-pulau Langerhans pankreas
sebagai reaksi langsung terhadap keadaan hiperglikemia. Sel-sel pada pulau
Langerhans dapat dilewati denagn bebas oleh glukosa lewat pengangkut
GLUT 2, dan glukosa akan mengalami fosforilasi oleh enzim glukokinase yang
memiliki nilai Km yang tinggi. Karena itu, konsentrasi glukosa darah
menentukan aliran lewat glikolisis, siklus asam sitrat dan pembentukan ATP.
Peningkatan konsentrasi ATP akan menhambat saluran K + yang sensitive
terhadap ATP sehingga menyebabkan depolarisasi membaran sel-B, keadaan
depolarisasi membran sel ini akan meningkatkan aliran masuk Ca 2+ lewat
saluran Ca2+ yang sensitive terhadap voltase dan dengan demikian
menstimulasi eksosilosis insulin.

Penting untuk diperhatikan bahwa obat-obatan golongan sulfonilurea


yang digunakan untuk menstimulasi sekresi insulin pada penyakit diabetes
mulitus tipe II (diabetes militus yang tidak bergantung insulin ; NIDDM)
memberikan khasiatnya dengan menghambat saluran K + yang sensitif
terhadap ATP. Jadi, konsetrasi glukosa darah sejajar dengan konsentrasi
glukosa darah. Pemberian insulin akan mengakibatkan hipoglikemia seketika.
Zat-zat lain yang menyebabkan pelepasan insulin adlah asam amino, asam
lemak bebas, badan keton, glukagon, sekretin dan obat-obat sulfoniluria
tolbutamid serta gliburid. Epinefrin dan neropinefrin menyekat pelepasan
insulin. Insulin mempunyai efek segera yang meningkatkan ambilan glukosa
di jaringan seperti jaringan adipose dan otot. Kerja insulin ini disebabkan
oleh peningkatan transpor glukosa (GLUT 4) dari bagian dalam sel ke
membran plasma. Sebaliknya, hormon insulin tidak memiliki efek langsung
terhadap penetrasi glukosa pada sel-sel hati; hasil penemuan ini sesuai
dengan kenyataan bahwa metabolisme glukosa oleh sel-sel hati tidak
dibatasi kecepatannya oleh permeabilitasnya terhadap glukosa. Meskipun
demikian, secara tidak langsung insulin akan meningkatkan ambilan jangka
panjang glukosa oleh hati sebagai hasil kerjanya pada sintesis enzim yang
mengkontrol glikolisis, glikogenesis dan glukoneogenesis. Insulin memiliki
efek segera dalam mengaktifkan enzim glikogen sintase.
Kelenjar hipofisis anterior menyekresikan hormon yang cenderung
menaikkan kadar glukosa darah dengan demikian mengatagonis kerja
insulin.

Hormon-hormon

(kortikotropin),

dan

ini

mungkin

adalah
pula

hormon

preparat

pertumbuhan,

hormon

dengan

ACTH
prinsip

diabetogonik lainnya. Sekresi hormon pertumbuhan dirangsang oleh


keadaan hipoglikemia. Hormon pertumbuhan menutunkan ambilan glukosa
di jaringan tertentu, missal otot. Sebagian efek ini mungkin tidak langsung,
karena hormon pertumbuhan memobilisasi asam lemak bebas itu sendiri
menghambat penggunaan adiposa dan asam lemak lemak bebas itu sendiri
menghambat penggunaan glukosa. Pemberian hormon pertumbuhan untuk
jangka

waktu

lama

akan

menimbulkan

keadaan

diabetes.

Dengan

menghasilkan hiperglikemia, hormon tersebut merangsang sekresi insulin yg


pada akhirnya menimbulkan kelelahan sel B.
Glukokortikoid (11-oksisteroid) disekresikan oleh korteks adrenal dan
sangat penting di dalam metabolisme karbohidrat. Pemberian preparat
steroid ini akan menyebabkan peningkatan glukoneogenesis. Peristiwa ini
terjadi akibat peningkatan katabolisme protein di jaringan, peningkatan
ambilan

asam

amino

oleh

hati,

dan

peningkatan

aktivitas

enzim

transaminase serta enzim lainya yang berhubungan dengan glukoneogenesis


di hati. Selain itu, glukokortikoid menghambatpenggunaan glukosa di
jaringan

akstahepatik.

Dalam

melaksanakan

semua

kegiatan

ini,

glukokortikoid bekerja secara antaginistik terhadap insulin.


Epinefrin

disekresikan oleh mondula adrenal sebagai akibat dari

rangsangan yang menimbulkan stress (ketakutan, kegembiraan, perdarahan,


hipoksia, hipoglikemia, dll) dan menimbulkan glikogenolisis di hati serta otot
karena stimulasi enzim fosforilase dengan menghasilkan cAMP. Di dalam
otot, sebagai akibat tidak adanya enzim glukosa-6-fosfatse, glikogenolisis
terjadi dengan pembentukan laktat sedangkan di hati, glukosa merupakan
produk utama yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah.
Hormon

Tiroid

harus

pula

dipandang

sebagai

hormon

yang

mempengaruhi glukosa darah. Terdapat bukti-bukti eksperimental bahwa


tiroksin mempuntyai kerja diabetogonik dan bahwa tindakan tirokoidektomi
menghambat perkembangan diabetes. Juga ditemukan bahwa glikogen sama
sekali tidak terdapat di hati hewan yang menderita tirotoksikosis. Pada
manusia, kadar glukosa puasa yang normal atau meningkat, sedangkan
parien hipertiroid mengalami penurunan kemampuan dalam menggunakan
glukosa. Di samping itu, pasien hipotiroid mempunyai sensitivitas terhadap
insulin jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan orang-orang normal atau
penderita hipertiroid.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam
laktat dan beberapa asam amino. Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan
menggunakan glukosa melalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang
mencegah agar kedua lintasan ini bekerja serentak. Penting untuk diperhatikan bahwa
obat-obatan golongan sulfonilurea yang digunakan untuk menstimulasi
sekresi insulin pada penyakit diabetes mulitus tipe II (diabetes militus yang
tidak

bergantung

insulin

NIDDM)

memberikan

khasiatnya

dengan

menghambat saluran K+ yang sensitif terhadap ATP.


B. Saran
Saya sadar jika makalah saya masih banyak kekurangan. Saya mohon saran dari anda
agar saya dapat memperbaikinya dan menjadikan makalah ini lebih baik untuk dibaca.

DAFTAR PUSTAKA
Cree, Laurie. 2005. Sains dalam Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Poedjiadi, A. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia : Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid.
Penerbit ITB, Bandung.

Dewi, Refika. 2013. Makalah Biokimia Glukoneogenesis.


http://refika-dewi.blogspot.com/2013/08/makalah-biokimia-tentangglukoneogenesis.html . diakses Agustus 2013
Ipulmujib. 2010. Glukoneogenesis. http://ipulmujib.blogspot.com/2010/06/glukoneogenesisbiokimia.html. diakses Juni 2010
Rein, Valdis. 2011. Glukoneogenesis.
http://valdisreinaldo.blogspot.com/2011/08/glukoneogenesis.html. diakses Agustus 2011

Diposkan oleh NISA APRILIA SAPUTRI di 20.20


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

NISA APRILIA SAPUTRI


Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (54)
o September (32)
o Juli (3)
o Juni (5)

Foto Mei 2014 :)

Makalah Sosiologi Gaya Hidup dan Gaya Makan

Peran Glukoneogenesis dalam Tubuh Manusia

hasil foto saya :)

asmara di bulan mei

o April (3)
o Maret (2)
o Februari (5)
o Januari (4)

2013 (23)
Nisa Aprilia Saputri. Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai