3.1. Pendahuluan
Dalam bab ini akan dibahas mengenai preliminary design, pembebanan pada struktur
serta analisa struktur dengan menggunakan program SAP2000 v.14.0. Disamping itu juga
akhir ini. Sebagai langkah awal akan ditampilkan denah bangunan, data-data struktur dan
2. Pemilihan material
4. Pembebanan
persyaratan).
sederhana sedemikian sehingga dapat dianalisis tetapi hasilnya tidak menyimpang jauh
dari kenyataan (real). Struktur yang ditinjau dalam tugas akhir ini adalah sebuah portal
program analisa struktur SAP2000 v.14.0. Tinggi bangunan adalah 3 meter. Model
ini:
1. Object
Point objects : selalu terdapat pada sudut atau ujung dari tipe object yang
yang terjadi.
aturan tangan kanan (right handed), dan merupakan koordinat Cartesian (segi
empat). Tiga sumbu dengan notasi X, Y, dan Z ialah sumbu yang saling tegak
lurus sesuai dengan aturan tangan kanan. Letak dan orientasi sumbu global
tersebut dapat berubah-ubah, asalkan sesuai dengan aturan tangan kanan. Lokasi
lokasi dua titik ,sepasang sudut, atau dengan memberikan arah koordinat. Arah
koordinat lokal untuk joint, elemen, dan gaya percepatan tanah ditentukan
berdasarkan arah ke atas tersebut. Beban berat sendiri arahnya selalu ke bawah,
pada arah Z-. Bidang X-Y merupakan bidang horizontal, dengan sumbu X+
merupakan sumbu utama. Sudut pada bidang horizontal diukur dari sumbu positif
X, dengan sudut positif ialah berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam (Th
- telunjuk : sumbu Y
Translasi dan gaya akan bernilai positif jika selaras dengan sistem sumbu
Untuk rotasi dan momen, juga ditentukan dengan aturan tangan kanan (lihat
gambar), dimana arah ibu jari menunjukkan arah positif dari sumbu putar
sedangkan arah yang ditunjukkan keempat jari yang lain menunjukkan arah
arahnya ialah searah sumbu elemen, dua sumbu yang lain tegak lurus dengan
Jika sistem koordinat lokal pada joint paralel dengan sistem global, maka
degrees of freedom dapat dinyatakan dengan UX, UY, UZ, RX, RY dan RZ.
U3
R3
Joint R2
R1
U1 U2
SAP2000)
Joint yang diberi restraint disebut juga tumpuan. Penempatan restraint pada
joint menentukan stabilitas struktur. Jika struktur tidak stabil, maka tidak dapat
dianalisa. Berikut ini akan ditampilkan tabel yang menunjukkan data struktur
secara keseluruhan:
Fixed 3 4 Spring
Support
Hinge 1 Roller 2
Y
X
Struktur 3 Dimensi
4 5 6
Keterangan :
DOF
Joint Perletakan
Semua perletakan U3, R1, R2
1 U2
2 U1, U2, R3
Fixed 2 Z 3 U1, U2
Roller 1 Hinge 3
X
SAP2000)
SAP2000)
4. Frame Element
pada struktur 3D. Frame element dimodelkan sebagai garis lurus yang
Sumbu lokal 1 selalu terletak pada sumbu longitudinal elemen dengan arah
positif dari joint i ke joint j (yang ditetapkan pada saat membuat geometri
struktur), sedangkan dua sumbu lain saling tegak lurus yang orientasi arahnya
dimana sumbu lokal 2 terletak pada bidang horisontal searah dengan sumbu
+X.
SAP2000)
sudut koordinat elemen. Untuk menetapkan arah putaran positif, pakai kaidah
SAP2000)
Konsep dasar dari efek P-Delta, dijelaskan menurut contoh gambar berikut ini :
Deformed Configuration F
F
Original Configuration P
P
L L
Balok cantilever menerima gaya aksial P dan gaya transversal F, kondisi ini
P berupa gaya aksial tekan, dan minus jika P gaya aksial tarik) seperti pada
gambar di bawah:
FL FL
FL
Yang diperhitungkan hanya pengaruh tegangan yang besar dari gaya aksial
Dalam kasus ini, P-Delta tidak diaktifkan karena model struktur diasumsikan
linear.
a. Material beton
Modulus elastisitas beton pada suhu 3000C (Ec) = 65% x 34000 MPa = 22100
MPa
65
b. Material baja
Dalam keadaan normal (suhu ruang), tegangan leleh yang digunakan: fy = 240
( )
= 1,0 + 0 < < 600
(30) 2000 1100
( ) 300
= 1,0 + ( ) = 0,885
1,0 300
2000
1100
sebagai berikut :
( ) 905
215 < < 905
(30) 690
( ) 905 300
( ) = 0,877
1,0 690
Input parameter dimensi balok dan kolom, maka program secara otomatis
Dalam finite element modeling pada SAP2000 untuk struktur beton bertulang dan
baja, semua model disimulasi elastis linear. Pemodelan pada elemen balok sama halnya
dengan system rangka yaitu memakai elemen 1D. Semua sambungan pada elemen
balok dan kolom diasumsikan sebagai sambungan kaku dan kolom langsung terhubung
pada pondasi yang diasumsikan perletakan jepit. Semua elemen balok hanya dirancang
terhadap momen lentur dan geser pada sumbu mayor saja, sedangkan dalam arah minor
balok dianggap menyatu dengan lantai sehingga tidak dihitung. Dalam mendesain
tulangan lentur sumbu mayor, tahapan yang dilakukan adalah mencari momen terfaktor
maksimum (untuk kombinasi beban lebih dari satu) dan menghitung kebutuhan
tulangan lenturnya.
Penampang balok didesain terhadap momen positif Mu+ dan momen negatif Mu-
maksimum dari hasil momen terfaktor envelopes yang diperoleh dari semua kombinasi
pembebanan yang ada. Momen negatif pada balok menghasilkan tulangan atas, dalam
kasus tersebut maka balok selalu dianggap sebagai penampang persegi. Momen positif
balok menghasilkan tulangan bawah, dalam hal tersebut balok dapat direncanakan
3.1.4. Pembebanan
Indonesia untuk Gedung (PPIUG 1983) dan SNI 03-1726-2002. Pembebanan tersebut
adalah :
Beban mati ialah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap
peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu.
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
penggunaan suatu gedung termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari
lantai dan atap tersebut. Beban hidup pada lantai diambil sebesar 250 kg/m2
(pasal 3.1).
tersebut sering terjadi angin dengan kecepatan yang tinggi. Akan tetapi bangunan
yang didesain memiliki tinggi bangunan yang dapat dikategorikan rendah, maka
Beban yang bekerja terdiri dari beban hidup, beban mati dan beban tambahan.
Beban dikoordinasikan terhadap sumbu global dan arah gravity. Beban mati dihitung
oleh program sedangkan untuk beban hidup sebesar 250 kg/m2 dan beban tambahan di
- Comb1 : 1.4 DL
- Comb 3 : DL + LL + Suhu
Desain untuk beton bertulang mengacu pada peraturan ACI 318-99 dan untuk
baja mengacu pada peraturan AISC-LRFD 93. Torsi pada kasus ini tidak diperhitungan
Mengedit dalam link dua arah langsung ke Ms Excel, untuk mengedit ditentukan
terlebih dahulu bagian dari model, atau bahkan seluruh model dengan menggunakan
spreadsheet.
Dalam merencanaan sebuah bangunan setidaknya kita harus memiliki acuan yang
karena itu, penulis menggunakan beberapa building code atau peraturan-peraturan yang
2. Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002.
3. Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI
03-2847-2002.
4. Guide for Determining the Fire Endurance of Concrete Elements, ACI 216R-89.
Sebagai garis besar prosedur perencanaan dalam mendesain adalah sebagai berikut :
4. Pemeriksaan awal kapasitas kekuatan struktur terhadap beban yang terjadi dengan
5. Apabila pemeriksaan menunjukkan nilai interaksi kira-kira 75% dari nilai interaksi
maksimum, maka dimensi sudah cukup optimal dan dapat digunakan. Bila Check
6. Melakukan pengontrolan terhadap kinerja batas layan dan kinerja batas ultimit
struktur.
Perubahan: Material
property atau Analisis
dimensi penampang
PERENCANAAN
Tidak Perencanaan dan cek kekuatan struktur
Ya
Print :
Selesai
Anggaran biaya harus disusun dengan teliti, rinci dan selengkap-lengkapnya. Tahap-
tahap yang harus dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah sebagai berikut :
dan/atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar daerah lokasi
proyek.
3. Melakukan perhitungan analisa bahan dan upah dengan menggunakan analisa SNI.
Tahapan-tahapan tersebut dapat dirangkum dalam suatu skema seperti yang terlihat
Gamba Volume
r Pekerjaan
Bahan
Harga Harga
RAB
Analisa Satuan Satuan
Bahan
Upah
Harga
Analisa Satuan
Upah
PERHITUNGAN STRUKTUR
dan beban hidup, data-data diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
1983.
Berdasarkan tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutan
L 4000
h = = 250 mm
16 16
Lebar balok :
2 2
= h = x 300 = 200 mm
3 3
Ly 4000 200
= = = 1,65
Lx 2500 200
fy
ln (0,8 + )
h = 1500 ; ln = bentang terpanjang dikurangi lebar balok
36 + 5
Untuk perencanaan dimensi kolom dihitung berdasarkan tinggi bangunan per lantai
atau tinggi yang tertinggi yaitu 4 m. Untuk menentukan dimensi kolom digunakan rumus :
h h
c
12 10
Dimana :
c = Dimensi kolom
4000 4000
c = 333,33 ; = 400 mm
12 10
K1 = 500 x 500 mm
K2 = 500 x 800 mm
Data Perencanaan :
Modulus elastisitas beton pada suhu 3000C (Ec) = 65% x 34000 MPa = 22100 MPa
(ACI 216R-89)
Variasi tegangan leleh baja dan modulus elastisitas baja terhadap temperature
Dalam keadaan normal (suhu ruang), tegangan leleh yang digunakan: fy = 400
Gambar 4.2 Variasi sifat mekanis baja terhadap temperatur (SNI 03-1729-2002)
( )
= 1,0 + 0 < < 600
(30) 2000 1100
( ) 300
= 1,0 + ( ) = 0,885
1,0 300
2000
1100
sebagai berikut :
( ) 905
215 < < 905
(30) 690
( ) 905 300
( ) = 0,877
1,0 690
Luas bangunan = 63 m2
Berat Mesin = 60 kN
Temperatur = 3000C
program SAP2000.
Kombinasi Pembebanan :
Comb1 = 1,4 DL
Comb3 = DL + LL + Suhu
Tabel 4.2 Hasil Perolehan Dari SAP2000 Untuk Momen, Aksial dan Geser Maksimum
Rasio penulangan
Rasio penulangan minimum yang diizinkan untuk tulangan mutu 400 Mpa :
= 0,026
= x 0,8 x fy x 1 0,588 x
32,48 x 10 350,73
= 0,013 x 0,8 x 350,73 x 1 0,588 x 0,013
20
32,48 x 10
= 3,159
32,48 x 10
= = 10283247 mm
3,159
2/3 = 10283247 mm
= 15424871 mm
= 248,93 300
= 300 40 10 - . 12
= 244 mm
32,48 x 10
= = = 2,72798 = 2727,98
200 244
40
= = 0,13 0,1
300
Pada grafik dan tabel perhitungan beton bertulang (Gideon Kusuma, 1993) dengan
As =xbxd
= 444,08 mm2
69,97
= 678,24 x 350,73 244
2
= 49723325 Nmm
= 49,72 kNm
Mu = Mn
Jadi penampang balok yang digunakan memiliki kuat lentur yang mampu menahan
a = 69,97 mm
a 69,97
= = = 82,32 mm
0,85
82,32 40
= x 0,003 = 0,00154
82,32
fy
>
Es
350,73
0,00154 >
1,859 10
Vu
Vs = Vc
1
Vc = f c bw . d
6
1
= 20 200 x 244
6
= 36373,37 N = 36,37 kN
57,49
= 36,37
0,6
= 59,45 kN
Dipakai sengkang D10 (As = 78,5 mm2) dengan mutu baja fy = 400 MPa
Jika :
1 1
f c . bw . d = 20 .200 .244
3 3
= 72746,74 N = 72,75 kN
Karena Vs < fc . bw . d , maka jarak spasi sengkang tidak boleh lebih dari 1/2.d
6 12
10 -100
Untuk pendimensian balok, diambil balok dengan momen terbesar Mu = 26022,3 kgm
= 260,22 kNm.
Rasio penulangan
Rasio penulangan minimum yang diizinkan untuk tulangan mutu 400 Mpa :
1,4 1,4
= = = 0,004
f 350,73
= x 0,8 x fy x 1 0,588 x
260,22 x 10 350,73
= 0,013 x 0,8 x 350,73 x 1 0,588 x 0,013
20
260,22 x 10
= 3,159
260,22 x 10
= = 82380485 mm
3,159
= 123570727,51 mm
= 498,09 500
= 500 40 10 - . 18
= 441 mm
260,22 x 10
= = = 3,345 = 3345
400 441
40
= = 0,08 0,1
500
Pada grafik dan tabel perhitungan beban bertulang (Gideon Kusuma, 1993) dengan
As =xbxd
= 1975,68 mm2
131,19
= 2543,4 x 350,73 441
2
= 334897516,7 Nmm
= 334,90 kNm
Mu = Mn
Jadi penampang balok yang digunakan memiliki kuat lentur yang mampu menahan
a = 131,19 mm
a 131,19
= = = 154,34 mm
0,85
154,34 40
= x 0,003 = 0,00222
154,34
fy
>
Es
350,73
0,00222 >
1,859 10
Dari analisa SAP2000 diperoleh nilai geser Vu = 47833,69 kgm = 478,34 kNm
Vu
Vs = Vc
1
Vc = f c bw . d
6
1
= 20 400 x 441
6
= 131480,80 N = 131,48 kN
Vu
Vs = Vc = 0,6 (geser menurut 03 2874 2002)
478,34
Vs = 131,48
0,6
= 665,75 kN
Dipakai sengkang D10 (As = 78,5 mm2) dengan mutu baja fy = 400 MPa
Jika :
1 1
f c . bw . d = 20 .400 .441
3 3
= 262961,59 N = 262,96 kN
Karena Vs > fc . bw . d , maka jarak spasi sengkang tidak boleh lebih dari 1/4.d
10 18
10 -100
Untuk mendimensi kolom digunakan momen dan gaya aksial maksimum, yaitu:
Mu 258,09 x10
= = = 201,83 mm
Pu 1278,80
1
d = 500 40 10 . 18 = 441 mm
2
258,09 x 10
= = = 2,654 = 2654
500 441
40
= = 0,08 0,1
500
Pada grafik dan tabel perhitungan beban bertulang (Gideon Kusuma, 1993) dengan
600 600
C = d = x 441 = 278,31 mm
600 + f 600 + 350,73
f s = 0,003 x Es x
278,31 40
= 0,003 x 1,859 10 x
278,31
Maka digunakan fs = fy
= 2043848 N
= 2043,85 kN
Pu = Pnb
= 0,65 x 2043,85 kN
= 0,013
fy 350,73
m = = = 20,63
0,85 . fc 0,85 x 20
h 2e 500 2 x 201,83
= = 0,109
2d 2 x 441
h 2e h 2e
= 0,85. . . + + 2m 1
2d 2d
= 3059306 = 3059,31
= Pn > 0,1
Pn 3059,31 x10
= = = 359,92 mm
0,85 fc b 0,85 x 20 x 500
a 359,92
= = = 423,43 mm
0,85
f s = 0,003 x Es x
423,43 40
= 0,003 x 1,859 10 x
423,43
Seperti apa yang didapat di atas, Pu = 1278,80 kN < Pn = 1988,55 kN, maka
c = 423,43 mm
423,43 40
= x 0,003 = 0,0027
423,43
fy 350,73
> 0,0027 >
Es 1,859 10
Dengan memilih diameter tulangan sengkang yang diperlukan atau memakai sengkang
diameter minimum D10 mm, jarak spasi sengkang ditentukan dengan mengambil nilai
10 - 300 8 18
Untuk mendimensi kolom digunakan momen dan gaya aksial maksimum, yaitu:
Mu 198,82 x10
= = = 194,68 mm
Pu 1021,27
1
d = 800 40 10 . 18 = 741 mm
2
198,82 x 10
= = = 0,724 = 724
500 741
40
= = 0,08 0,1
500
Pada grafik dan tabel perhitungan beban bertulang (Gideon Kusuma, 1993) dengan
d/d = 0,1, fc = 20 MPa dan fy = 400 MPa diperoleh nilai = 0,0024. Maka
600 600
C = d = x 741 = 467,63 mm
600 + f 600 + 350,73
f s = 0,003 x Es x
Maka digunakan fs = fy
= 3958843 N
= 3958,843 kN
Pu = Pnb
= 0,65 x 3958,843 kN
= 0,013
fy 350,73
m = = = 20,63
0,85 . fc 0,85 x 20
h 2e 800 2 x 194,68
= = 0,277
2d 2 x 741
40
1 = 1 = 0,946
741
h 2e h 2e
= 0,85. . . + + 2m 1
2d 2d
= 6559654
= 6559,654
Pn 3935,79 x10
= = = 482,33 mm
0,85 fc b 0,85 x 20 x 500
a 482,33
= = = 567,44 mm
0,85
f s = 0,003 x Es x
567,44 40
= 0,003 x 1,859 10 x
567,44
Seperti apa yang didapat di atas, Pu = 1021,274 kN < Pn = 4263,78 kN, maka
c = 567,44 mm
567,44 40
= x 0,003 = 0,0028
567,44
fy
>
Es
350,73
0,0028 >
1,859 10
Dengan memilih diameter tulangan sengkang yang diperlukan atau memakai sengkang
diameter minimum D10 mm, jarak spasi sengkang ditentukan dengan mengambil nilai
10 18
10 - 300
struktur dengan mengambil nilai gaya-gaya dalam yang dihasilkan oleh program tersebut
termasuk momen, lintang dan normal. Dalam hal ini, pemikul beban diasumsikan terjadi
pada balok induk, balok anak, kolom, dan pelat lantai. Bagian yang akan direncanakan
adalah :
- Balok Induk
- Kolom Komposit
Data Perencanaan :
Luas bangunan = 63 m2
Berat Mesin = 60 kN
Temperatur = 3000C
; q4 = 40 kN/m ; q5 = q6 = q7 = q8 =
program SAP2000.
Comb1 = 1,4 DD
Comb3 = DD + DL + Suhu
Tabel 4.3 Hasil SAP2000 untuk momen, aksial dan geser maksimum
Balok anak yang direncanakan adalah frame 19. Pada perhitungan balok anak
sebagai berikut:
H = 250 mm tf = 9 mm r = 12 mm
Pada denah dipilih salah satu balok anak sebagai contoh dalam perhitungan dan dari
hasil output SAP2000 v.14 didapatkan momen ultimit dan gaya-gaya ultimit yang terjadi
yang diambil dari kombinasi yang paling menentukan diantara kombinasi-kombinasi yang
sudah ada :
- Untuk sayap:
- Untuk badan:
294x10
790 r 790 x
3766
= = = 1521,44 mm
fy 210,48
1 1 1
= x b x t = x 125 x 9 + x (250 2x9)x 6
3 3 3
= 47079
dt 208 9
=I = 294x10 = 7,277x10 mm
4 4
= 87,86 MPa
7,277x10
X = 4( 1 + ) = 4(1 + 0,1)
X 27,9 47079 87,86
= 1,12 Mpa
Sehingga diketahui bahwa Lp.< Lb < Lr (1521,44 < 1950 < 3840,62). Dengan
L L
M =C M + M M M
L L
MC = 10,98 kN.m
12,5M
C = 2,3
2,5M + 3M + 4M + 3M
= 1,6
kNm
3,84 1,95
M = 1,6 45,52 + (68,2 45,52 )
3,84 1,52
Syarat : Mu < Mn
Gambar 4.9 Distribusi tegangan plastis positif (sumber: Charles G. Salmon, 1991)
L 3900
b b = 975 mm
4 4
. ,
= , . .
= ,
= 47,8 < 150 ( )
Karena tebal pelat beton hanya 150 mm, pelat memadai untuk memikul
gaya tekan yang besarnya sama dengan gaya tarik yang dapat dihasilkan
d a 250 47,8
d = + tb = + 150 = 235,2 mm
2 2 2 2
Mn = T . d1
= 199,03 kNm
Mu = Mn
= 0,85 x 199,03
dari pada momen akibat beban terfaktor, sehingga penampang mampu menahan
Mmaks = -34,62 kNm. Dimana lebar efektif (beff) = 975 mm, tebal bondex = 0,75
mm, fy = 240 MPa, dan tebal pelat (tp) = 150 mm. Pada pelat beton dipasang
Karena Pyc > Pc maka PNA pada web, dan berlaku persamaan berikut :
792,67 214,13
= = = 289,27
2 2
Gaya yang bekerja pada sayap (Pf) = bf.tf.fy = 125 x 9 x 210,48 x 10 -3= 236,79 kN
= = 289,27 236,79 = 52,48 kN
2
52,48 x 10
= = = 41,6
210,48 6
0,5 + + 0,5
=
+
= 9,1
250
= = = 125
2 2
= ( + )+ ( + )
= 1330703,17
= 1330,70
= .
= 0,85 1330,70
stud = 20 mm
fu = 520 Mpa
= 0,5 . .
= 104431,62 /
Syarat : .
104431,62 / 163363,2 / . OK
792,67 x 10 N
= = = 7,59 8
104431,62 /
Jadi, dibutuhkan 16 buah stud untuk seluruh bentang, dan jarak seragam (P)
3900
= = = 250
16
masing-masing bentang.
Balok induk yang direncanakan adalah frame 52. Pada perhitungan balok induk
sebagai berikut:
H = 400 mm tf = 13 mm r = 16 mm
Pada denah dipilih salah satu balok anak sebagai contoh dalam perhitungan dan dari
hasil output SAP2000 v.14 didapatkan momen ultimit dan gaya-gaya ultimit yang terjadi
yang diambil dari kombinasi yang paling menentukan diantara kombinasi-kombinasi yang
sudah ada :
- Untuk sayap:
- Untuk badan:
1740x10
790 r 790 x
8410
= = = 2476,84 mm
fy 210,48
1 1 1
= x b x t = x 200 x 13 + x (400 2x13)x 8
3 3 3
= 210296
dt 342 13
=I = 1740x10 = 1,177x10 mm
4 4
= 60,34 MPa
1,177x10
X = 4( 1 + ) = 4(1 + 0,1) = 3,24 Mpa
X 45,4 210296 37,81
Sehingga diketahui bahwa Lp.< Lb < Lr (2476,84 < 2500 < 4790,75). Dengan
L L
M =C M + M M M
L L
MC = 7,29 kNm
12,5 x 309,05
C = 2,3
2,5x30905,17 + 3x7,29 + 4x309,05 + 3x7,29
= 1,9
kNm
4,79 2,50
M = 1,9 166,47 + (313,62 166,47 )
4,79 2,48
= 587,48 kNm
Syarat : Mu < Mn
Gambar 4.11 Distribusi tegangan plastis positif (sumber: Charles G. Salmon, 1991)
L 5000
b b = 1205 mm
4 4
Karena tebal pelat beton hanya 150 mm, pelat memadai untuk memikul
gaya tekan yang besarnya sama dengan gaya tarik yang dapat dihasilkan
d a 400 138,8
d = + tb = + 150 = 280,6 mm
2 2 2 2
Mn = T . d1
= 1770,14 x 280,6 x 10 -3
= 545,82 kNm
Mu = Mn
= 0,85 x 545,82
dari pada momen akibat beban terfaktor, sehingga penampang mampu menahan
Mmaks = -284,3 kNm. Dimana lebar efektif (beff) = 1250 mm, tebal bondex = 0,75
mm, fy = 240 MPa, dan tebal pelat (tp) = 150 mm. Pada pelat beton dipasang
Karena Pyc > Pc maka PNA pada web, dan berlaku persamaan berikut :
1770,14 214,13
= = = 778,0
2 2
= = 778,0 547,25 = 230,75 kN
2
230,75 x 10
= = = 137
210,48 8
0,5 + + 0,5
=
+
= 28,8
400
= = = 200
2 2
= ( + )+ ( + )
= 435920 m
= 435,92
= .
= 0,85 435,92
stud = 20 mm
fu = 520 Mpa
= 0,5 . .
= 104431,62 /
Syarat : .
104431,62 / 163363,2 / . OK
1770,14 x 10 N
= = = 16,96 17
104431,62 /
Jadi, dibutuhkan 34 buah stud untuk seluruh bentang, dan jarak seragam (P)
5000
= = = 147,4 150
34
masing-masing bentang.
Berikut ini akan disajikan contoh perhitungan salah satu kolom berdasarkan SNI 03-
1729-2002. Sebagai contoh, diambil salah satu kolom pada frame 58. Kolom komposit
H = 300 mm tf = 9 mm r = 13 mm
Tulangan 20
50 mm
Tulangan 12-250
400 mm
K 300x150x9x6,5
400 mm
Pembebanan pada kolom meliputi momen, gaya geser dan normal. Gaya geser
yang terjadi relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan kapasitas geser kolom, sehingga
interaksi momen dan gaya normal yang paling menentukan. Beban yang terjadi diambil
ditentukan sebelumnya.
Vmax = 0,45 kN
Aksial = 1272,27 kN
93,56
= 100% = 5,85% > 4%
(40 40)
Tulangan Longitudinal
Tulangan Lateral
Luas sengkang minimum = 0,18 x 250 = 45 mm2 < 113,09 mm2 ...............Ok
Untuk profil baja yang diselubungi beton digunakan nilai C1 = 0,7 ; C2 = 0,6 ;
dan C3 = 0,2;
= + +
1256,64 149275
= 240 + 0,7 210,48 + 0,6 20
9356 9356
= 451,24
149275
= + = 185900 + 0,2 22100 = 256421,09
9356
0,25 maka = 1
,
0,25 1,2 maka =
, ,
Karena setiap titik diasumsikan jepit, maka nilai GA = 1 dan perbandingan kekakuan
( / ) 7718/300
= = = 0,22
( / ) 23700 23700
400 + ( 400 )
Dari nomograf untuk komponen struktur bergoyang diperoleh nilai faktor panjang
= 0,39
Maka ,
1,47 1,47
= = = 1,10
1,6 0,67 1,6 0,67 0,39
=( . )
451,24
= . = 9356 10 = 3836,79
1,10
Karena semua beban desain kolom ditopang oleh kolom komposit (terdiri dari
profil baja dan beton). Persyaratan luas minimal penampang beton yang menahan
Pnc 1,7 fc Ab
1587,41 kN 3264 kN .. OK
Kesimpulan :
Berikut ini akan disajikan contoh perhitungan salah satu kolom berdasarkan SNI 03-
1729-2002. Sebagai contoh, diambil salah satu kolom pada frame 66. Kolom komposit
Tulangan 20
50 mm
Tulangan 12-300
650 mm
K 600x200x11x17
650 mm
Pembebanan pada kolom meliputi momen, gaya geser dan normal. Gaya geser
yang terjadi relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan kapasitas geser kolom, sehingga
interaksi momen dan gaya normal yang paling menentukan. Beban yang terjadi diambil
ditentukan sebelumnya.
Vmax = 45,38 kN
Aksial = 841,49 kN
268,8
= 100% = 6,36 % > 4%
(65 65)
Tulangan Longitudinal
Tulangan Lateral
Luas sengkang minimum = 0,18 x 300 = 54 mm2 < 113,09 mm2 ...............Ok
Untuk profil baja yang diselubungi beton digunakan nilai C1 = 0,7 ; C2 = 0,6 ;
dan C3 = 0,2;
= + +
1256,64 394251
= 240 + 0,7 210,48 + 0,6 20
26880 26880
= 422,89
394251
= + = 185900 + 0,2 22100 = 250728,47
26880
0,25 maka = 1
,
0,25 1,2 maka =
, ,
Karena setiap titik diasumsikan jepit, maka nilai GA = 1 dan perbandingan kekakuan
( / ) 79880/300
= = = 1,71
( / ) 23700 23700
500 + ( 219 )
Dari nomograf untuk komponen struktur bergoyang diperoleh nilai faktor panjang
= 0,28
Maka ,
1,47 1,47
= = = 1,04
1,6 0,67 1,6 0,67 0,28
422,89
= . = 26880 10 = 10902,59
1,04
Karena semua beban desain kolom ditopang oleh kolom komposit (terdiri dari
profil baja dan beton). Persyaratan luas minimal penampang beton yang menahan
Pnc 1,7 fc Ab
4458,15 kN 8619 kN .. OK
Kesimpulan :
Dalam pendesainan struktur beton bertulang hanya dibuat 2 ukuran balok dan 2
ukuran kolom, sedangkan pada proyek Hot Air Furnace memiliki banyak macam dimensi
1. Balok 20 x 30 1. Balok 20 x 30
= 6 D 12 = 4 D 14
2. Balok 40 x 50
2. Balok 20 x 40
Tulangan Utama
= 4 D 18
= 10 D 18 = D8 100
Tulangan Sengkang
= D10 100
3. Balok 35 x 60
Tulangan Utama
= 8 D 22
Tulangan Sengkang
= D10 100
4. Balok 50 x 60
Tulangan Utama
= 8 D 25
Tulangan Sengkang
= D8 200
= 8 D 18 = 8 D 16
4. Kolom 50 x 80 6. Kolom 60 x 60
Tulangan Utama
= 12 D 18
= 10 D 18 = D8 200
Tulangan Sengkang
= D10 300
Tulangan Utama
= 14 D 20
Tulangan Sengkang
= D8 200
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan dimensi dan tulangan yang
dipakai antara perhitungan sendiri dengan data proyek Hot Air Furnace.
1 PEKERJAAN BALOK
a. Balok B1 (20x30)
- Pembetonan M3 6,19
- Pembesian Kg 1237,05
- Plywood M2 8,00
b. Balok B2 (40x50)
- Pembetonan M3 12,44
- Pembesian Kg 2467,46
- Plywood M2 4,44
2 PEKERJAAN KOLOM
a. Kolom K1 (50x50)
- Pembetonan M3 6.00
- Pembesian Kg 542.45
- Plywood M2 48.00
- Pembetonan M3 2.40
- Pembesian Kg 183.49
- Plywood M2 12.00
Tabel 4.8
REKAPITULASI VOLUME
1 PEKERJAAN BALOK
Balok IWF
b. Kg 4,791.60
400x200x8x13
2 PEKERJAAN KOLOM
Pembetonan M3 3.62
Pembetonan M3 2.37
HARGA SATUAN
NO. JENIS PEKERJAAN SATUAN
Rp.
a b c d
Upah
Bahan/Material
Alat
Tabel 4.11
1. Pekerjaan Balok
2. Pekerjaan Kolom
Dibulatkan 100.723.500,00
1. Pekerjaan Balok
2. Pekerjaan Kolom
Dibulatkan 186.061.900,00
5.1. Kesimpulan
Dari rangkaian analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya kemudian disimpulkan dan dirangkum pada bab ini, dengan tujuan agar dapat
secara langsung diketahui bagaimana cara melakukan desain bangunan struktur beton
bertulang dan struktur komposit berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 dan metode
Sesuai dengan hasil perhitungan yang dilakukan oleh penulis dalam mendesain
struktur bangunan beton bertulang dan komposit baja-beton, maka penulis memberikan
10-300.
10-300.
3. Pemilihan pembangunan bangunan Hot Air Furnace hanya ditinjau dari segi biaya
tanpa memperhatikan waktu dan metode pelaksanaan. Maka dari itu, dapat
5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil desain yang sesuai dengan diharapkan dimana hasilnya
dalam analisis desain dengan program SAP2000. Dan untuk memperoleh desain yang
efesien dan efektif maka perlu adanya pendalaman studi dengan mempertimbangan aspek-
aspek lain yang sangat mempengaruhi kondisi sebenarnya seperti aspek teknis, ekonomi
dan estetika sehingga diharapkan bangunan yang dihasilkan seperti yang sebenarnya yaitu