Anda di halaman 1dari 5

ORGANA GENTALIA MASCULINA

Organ reproduksi jantan terdiri dari sepasang testes, epididymis, dan organ
asesories. Testes berada dalam skrotum. Testes bersifat eksokrin dan endokrin. Fungsi
eksokrin testes pada kemampuannya untuk menghasilkan spermatozoa yang kemudian
dikeluarkan dari tubuh. Sedangkan fungsi endokrin testes adalah pada kemampuannya
untuk menghasilkan hormon-hormon reproduksi jantan. Spermatozoa yang dihasilkan
oleh testes akan memasuki epididymis dalam rangka peningkatan kapasitasnya dalam hal
fertilitas, motilitas dan kemudian disimpan di dalamnya. Pada saat akan diejakulasi,
spermatozoa akan melewati ductus defferen menuju urethra. Dalam perjalanan ini
spermatozoa akan diperkaya oleh sekresi dari kelenjar asesories. Sehingga ejakulat
akhirnya terdiri dari spermatozoa dan plasma dari kelenjar asesories yang dikenal dengan
semen.
Skrotum.
Pada awalnya pada masa embrional, testes terletak berdekatan dengan ginjal.
Tetapi pada kebanyakan hewan namun tidak semua, testes akan turun ke dalam skrotum
pada masa fetal. Pada burung (aves) testes tidak mengalami migrasi (perpindahan), jadi
tetap berada di dalam rongga tubuh. Selam periode fetal, testes mammalia mengandung
banyak bahan testosteron yang berasosiasi pada perkembangan ductus wolffii. Kehadiran
testes akan berpengaruh terhadap terjadinya regresi ductus mulleri. Bahan aktif yang
memacu perkembangan ductus wolfii ke arah testes dan regresinya ductus mulleri
bukanlah akibat adanya testosteron, namun bahan apa yang mempengaruhinya belum
dapat diidentifikasi secara nyata.
Yang menarik pada fetus kuda, testes ukuran maksimal dicapai pada saat panjang
fetus mencapai 50 cm. Testes fetus domba banyak mengandung testosteron dan
androstenedion pada hari ke 90 masa fetal, pada saat lahir dan prepubertal. Konsentrasi
testosteron tertinggi dalam darah dicapai pada saat berumur 3-7 bulan dibandingkan pada
saat berumur 9 bulan. Pada masa fetal, konsentrasi testosteron lebih tinggi pada fetus
jantan dibandingkan dengan fetus betina.

Skrotum merupakan jaringan cutaneus tipis, kurang ditumbuhi bulu (rambut) dan
banyak mengandung kelenjar keringat. Skrotum mammalia dewasa sangat bervariasi.
Ada yang sangat jauh dari tubuh seperti pada domba, kambing, sapi dll, dan adapula
yang sangat dekat dengan tubuh seperti pada babi yang berada di bawah atau dekat
perineal, tetapi memiliki fungsi yang sama yakni mempertahan suhu testes berada
beberapa derajat di bawah suhu tubuh. Hal ini diperlukan karena testes akan
memproduksi spermatozoa optimal pada saat testes bersuhu beberapa derajat di bawah
suhu tubuh.
Skrotum memiliki reseptor-reseptor yang peka terhadap temperatur, olehkarena
itu fungsi utama skrotum selain membungkus testis adalah mempertahankan suhu testes
selalu berada 4-5 derajat di bawah suhu tubuh. Pengaturan suhu testes, oleh aliran darah
vena testicularis yang melingkari dari arteri, sehingga suhu tubuh yang dibawa arteri
diserap oleh darah vena yang melingkari arteri testicularis. Selain itu pengaturan suhu
testes di dalam skrotum berlangsung karena fungsi thermoregulatorik dari skrotum.
Pengaturan suhu testes oleh skrotum dilakukan secara reflek, oleh peran tunica dartos
yang mampu menaik-turunkan testes. Pada saat suhu di luar tinggi, maka skrotum (tunica
dartos dan kulit yang banyak mengandung pigmen melanin) akan memanjang dan
menjauhi tubuh, sedangkan pada saat suhu di luar dingin, reflek akan menggerak skrotum
mendekati tubuh, sehingga suhu tubuh akan terserap untuk mempertahankan suhu
optimal testes.
Skrotum, secara anatomi tersusun dari kulit, tunica dartos (jaringan ikat fibro
elastic dan jaringan otot polos), dan tunika vaginalis. Testis di dalam skrotum dipisahkan
oleh suatu septum. Jadi antara testis dexter dan sinester tidak berada dalam sekat yang
sama, namun berada dalam skrotum yang sama. Hubungan antara rongga skrotum dan
rongga abdomen dihubungkan oleh canalis inguinalis. Melalui canalis inilah pembuluh
darah, dan vasa defferen berjalan. Apabila cincin canalis inguinalis ini tidak tertutup
maka testes dapat dengan leluasa memasuki rongga abdomen. Pada kejadian testes tidak
bisa lagi memasuki rongga skrotum dan tertahan di rongga abdomen kondisi ini disebut
dengan cryptochid. Kasus cryptochidismus bisa bersifat unilateral (hanya satu testes) atau
bilateral (kedua testes) tertahan di dalam rongga abdomen.

Testes.
Pada garis besarnya testes merupakan suatu kelenjar yang berfungsi ganda.
Fungsi pertama sebagai kelenjar eksokrin (cytogenic) yang menghasilkan spermatozoa
dan fungsi kedua sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen.
Testes adalah oragan penghasil spermatozoa atau sel kelamin jantan yang pada
kebanyakan ternak terdapat di luar tubuh dalam suatu kantong yang dinamakan skrotum.
Organ kelamin primer ini berjumlah dua buah, terletak di daerah prepubis, berbentuk
bulat panjang dengan sumbu memanjangnya ke arah vertikal. Testis kiri dan kanan
dipisahkan oleh septum scrotii. Pada bahagian ventral yang bebas melekat ujung (cauda)
epididymis dan pada bahagian dorsalnya menggantung pada chorda spermaticus. Tiaptiap testis dibungkus oleh tunica albuginea. Tunika ini berupa jaringan serosa yang
berasal dari peritoneum yang banyak mengandung pembuluh darah dan serabut-serabut
saraf.
Pada masa embrional, testis pertama sekali berkembang di dalam rongga perut
berdekatan dengan ginjal dan kemudian pada periode fetus turun ke dalam skrotum.
Perpindahan ini secara normal diakibatkan oleh perpendekan gubernaculum testis yaitu
suatu serabut fibrosa yang menempel pada cauda epididymis ke arah inguinal pada
dinding ventral abdomen. Perpendekan gubernaculum testis ini sendiri diakibatkan oleh
perkembangan differensiasi dan tekan intra abdominal.
Sesudah fetus dilahirkan, testis yang berada di dalam skrotum mengalami
perkembangan dan ukurannya terus bertambah besar. Pertambahan besar ukuran testis ini
diakibatkan oleh perkembangan tubuli dan sel interstitial.
Tubulus seminiferous
Massa testis (parenchym testis) sebahagian besar merupakan tubulus seminiferous
yang berkelok-kelok dengan diameter kira-kira 0,2 mm dan panjang totalnya bervariasi
menurut spesies. Pada sapi + 5.000 m; dan pada kambing dan domba + 5.000 7.000 m.
Dua kategori sel terdapat di dalam tubulus seminiferous. Pertama berupa sel-sel
epithel yang disebut spermatogonia, dan yang kedua adalah sel-sel sertoli yang berfungsi
sebagai penunjang dan pemberi makan spermatozoa yang secara embriologis terbentuk
dari proses pembelahan dan perubahan morfologis sel-sel epithel spermatogonia.

Ruang di antara tubulus-tubulus seminiferous

terdapat serabut collagen,

pembuluh darah, sel fibroblast, sel makrofag, mast cell dan sel-sel interstitial yang
disebut juga sel Leydig. Sel leydig ini berfungsi mensintesis hormon-hormon androgen
terutama testosteron di bawah pengaruh hormon gonadotrophin. Sesuai dengan kategori
sel-sel yang terdapat di dalam testis maka dapat disimpulkan bahwa testis berfungsi
eksokrin (cytogenic) yakni spermatogenesis yang dilaksanakan oleh sel-sel epithel dan
fungsi endokrin atau steroidogenesis untuk menghasil hormon reproduksi jantan yang
dijalankan oleh sel-sel interstitial (sel Leydig.
Epididymis
Spermatozoa meninggalkan tubulus seminiferous melalui vas defferen menuju
epididymis. Secara anatomis epididymis berada di luar testis dan berisikan tubulustubulus yang berkelok-kelok dan sangat panjang yang dapat mencapai 12.192 15.240m.
Epididymis dibedakan atas tiga bahagian yaitu bahagian kepala (caput epididymis),
bahagian badan (corpus epididymis) dan bahagian ekor (cauda epididymis). Caput
epididymis melekat pada ujung testis pada daerah mana pembuluh darah dan saraf
memasuki testis. Corpus epididymis melekat sejajar dengan sumbu memanjang testis dan
cauda epididymis melekat pada ujung inferior testis dan berhubungan langsung dengan
ductus defferen.
Spermatozoa

yang

meninggalkan

tubulus

seminferous

belum

memiliki

kemampuan motilitas. Kemampuan ini oleh spermatozoa diperoleh apabila ia telah


dewasa. Pendewasaan dan seleksi spermatozoa berlangsung di dalam epididymis dan
berada di bawah pengaruh sekresi hormon testosteron.
Kelenjar Asesories
Glandula assesories pada hewan jantan yang utama adalah ampula, vesica
seminalis, prostate dan cowper (bulbo urethralis). Semua glandula ini menghasilkan
sekret yang menjadi bahan pengaya semen yang akan diejakulasikan. Juga ada yang
menyebutkan adanya glandula urethral (Littes glands) dan Glandula preputialis namun
tak banyak diketahui fungsi dan komposisinya dalam sekresi.

Ampula merupakan pembesaran dari ductus defferen sebelum memasuki urethra.


Organ ini hanya berkembang bagus pada kuda dan tak ditemukan pada babi.
Vesica seminalis terletak pada kiri kanan leher vesica urinaria dan bermuara pada
urethra. Anjing tidak mempunyai vesica seminalis. Pada sapi dan babi vesica seminalis
sangat besar sehingga sangat berperan dalam memperbanyak volume semen (ejakulat).
Pada kelinci glandula terbagi dua : glandula vesicularis dan glandula seminalis tetapi
homolog dengan vesica seminalis pada mammalia lain.
Prostat terletak caudal vesica seminalis, sejajar dengan tempat dimana vesica
urinaria bermuara ke urethra.
Penis
Penis mammalia tersusun dari gabungan tiga corpus covernosum penis yang
melingkari urethra. Corpus spongiosum penis yang melingkari urethra dapat membesar.
Covernosum penis muncul sebagai sepasang crura dari arcus ichiadicus yang ditutupi
oleh musculus ichiocavernosous. Musculus retractor penis berfungsi untuk mengatur
perpanjangan penis (terutama pada sapi dan babi) terhadap flexura sigmoidalis. Penis
akhirnya dibungkus oleh preputium agar tercegah dari gangguan dari luar.

Anda mungkin juga menyukai