Molekul yang membentuk pusat muatan negatif dan pusat muatan positif disebut sebagai
molekul dipolar, atau molekul yang memiliki momen dipol. Sifat dipolar dari sebuah molekul
ini, biasanya digambarkan dengan adanya panah yang menunjukkan ujung negatifnya, kemudian
bagian ekor(belakang) panah menggambarkan tanda positif(+). Berikut ini contohnya untuk
molekul HF:
Pada gambar ini, digunakan variasi warna dalam menggambarkan distribusi muatan dalam
molekulnya. Warna merah menunjukkan tempat persebaran elektron terbanyak (muatan negatif),
dan warna biru menunjukkan tempat persebaran elektron paling sedikit (muatan positif).
Baca Juga: Pengertian Elektronegatifitas
Pada H2O yang memiliki persebaran elektron lebih banyak ke atom O, maka Air (H2O memiliki
sifat dipolar ketika berada di medan listrik. Maka Air memiliki momen dipol.
Beberapa molekul, memang memiliki ikatan polar, tetapi tidak memiliki momen dipol. Ini
disebabkan karena persebaran elektronnya terdapat pada posisi yang berlawanan sehingga
muatannya saling menetralisir. Hal ini terjadi pada molekul CO2. CO2 memiliki bentuk molekul
linier yang persebaran elektronnya dapat dilihat pada gambar diatas. Karena posisi pusat
elektronnya saling berlawanan, maka tidak terbentun momen dipol pada molekul CO2.
Model histerisis dari ferroelektrik material dapat dikelompokan menjadi beberapa kategori, salah
satu kategorinya adalah teori mikroskopis material yang mengacu pada proses pembalikan
domain, mekanisme pergerakan dinding domain akibat adanya pengaruh medan listrik dari luar.
Sifat dielektrik dari material ferroelektrik dapat dijadikan acuan untuk pemodelan dengan
menggunakan statistik boltzman untuk menghitung probabilitas dipol yang menempati energi
level tertentu. Beberapa pemodelan yang mengacu pada fenomena domain akan diperkenalkan,
yaitu pemodelan dengan menggunakan perumusan Langevin, model Ising Spin dan model yang
ketiga adalah gabungan dari keduanya .
Pemodelan pada umumnya menggambarkan adanya area padat dimana perputaran dipol
berlawanan arah dengan konfigurasi ionik sehingga menyebabkan perubahan yang sangat besar
pada polarisasinya, dan hal ini memperlihatkan adanya saturasi pada saat level medan tinggi
ketika distribusi muatan tidak diperkenankan untuk perubahan selanjutnya. Sebaliknya
pengukuran kurva polarisasi pada saat level yang tinggi anhysterisis memikili nilai tunggal dan
reversibel. Medan efektif dengan asumsi ideal dapat diformulasikan seperti persamaan berikut :
Ee =E+alpha*P
Besaran E, P menunjukan medan listrik dan hasil polarisasi sementara nilai P merupakan
Superkonduktivias adalah sebuah fenomena yang terjadi dalam beberapa material pada suhu
rendah, dicirikan dengan ketiadaan hambatan listrik dan "dampin" dari medan magnetik interior
(efek Meissner). Superkonduktivitas adalah sebuah fenomena mekanika-kuantum yang berbeda
dari konduktivitas sempurna.
Dalam superkonduktor konvensional, superkonduktivitas disebabkan oleh sebuah gaya tarik
antara elektron konduksi tertentu yang meningkat dari pertukaran phonon, yang menyebabkan
elektron konduksi memperlihatkan fase superfluid terdiri dari pasangan elektron yang
berhubungan. Ada juga sebuah kelas material, dikenal sebagai superkonduktor tidak
konvensional, yang memperlihatkan superkonduktivitas tetapi yang ciri fisiknya berlawanan
dengan teori superkonduktor konvensional. Apa yang disebut superkonduktor suhu-tinggi
superkonduk pada suhu yang jauh lebih tinggi dari yang dimungkinkan menurut teori
konvensional (meskipun masih jauh di bawah suhu ruangan.) Sekarang ini tidak ada teori
lengkap tentang superkonduktivitas suhu-tinggi.
Superkonduktivitas terjadi di berbagai macam material, termasuk unsur sederhana seperti timah
dan aluminum, beberapa logam alloy, beberapa semikonduktor di-dop-berat, dan beberapa
"compound" keramik berisi bidang atom tembaga dan oksigen. Kelas compound yang terkahir,
dikenal sebagai kuprat, adalah superkonduktor suhu-tinggi.
Superkonduktivitas tidak terjadi dalam logam mulia seperti emas dan perak, atau di banyak
logam ferromagnetik, meskipun ada beberapa material menampilkan baik superkonduktivitas
dan ferromagnetisme telah ditemukan tahun-tahun belakangan ini.
Massa efektif adalah massa yang mempengaruhi gerak pegas dengan nilai sangat
kecil. Nilai massa efektif pada percobaan ini ditentukan melalui perhitungan
kalkulator yang telah dijabarkan pada bagian perhitungan. Massa efektif
dipengaruhi oleh tetapan pegas dan nilai a kalkulator. Semakin besar nilai dari
tetapan pegas (k) dan nilai a kalkulator, maka semakin besar pula nilai massa
efektif tersebut. Dalam teorinya massa efektif akan selalu lebih kecil dari massa
sebenarnya. Perhitungan massa efektif melalui persamaan m pegas = a.K 4 2
dalam percobaan ini didapatkan hasil yang sesuai dengan teorinya yaitu massa
efektif perhitungan lebih kecil dari massa sebenarnya dengan nilai massa efektif
perhitungan 0,148 kg dan nilai massa sebenarnya 5,63 x 10-3 kg. Pertambahan
massa beban yang diberikan mempengaruhi pertambahan panjang (X) pegas. Hal
ini disebabkan gaya yang diberikan terhadap pegas semakin besar juga.
Pengurangan beban akan menyebabkan timbulnya gaya pemulih. Gaya pemulih
adalah gaya yang bekerja pada gerak harmonik yang selalu mengarah pada titik
keseimbangan dan besarnya sebanding dengan simpangannya. Gravitasi bekerja
pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas. Pegas akan meregang atau
mengerut jika diberi gaya luar baik berupa sebuah tarikan maupun sebuah
dorongan. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah pegas dengan sendirinya
akan meregang sejauh X . Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas
berada pada posisi seimbang. Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena
terdapat pertambahan jarak sejauh x, sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari
gaya berat. Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka
benda akan bergerak ke atas menuju titik keseimbangan. Nilai percepatan gravitasi
(g) pada percobaan ini diperoleh melalui persamaan g = kb , dengan k adalah
konstanta pegas yang nilainya didapatkan dari perhitungan sebelumnya dan b
merupakan hasil perhitungan menggunakan regresi linear pada kalkulator. Maka
didapatkan nilai percepatan gravitasi sebesar 11,434976 ms-2 , nilai tersebut cukup
mendekati nilai percepatan gravitasi yang terdapat dalam literatur sebesar 9,78 ms2 . Jika kita bandingkan, maka percepatan gravitasi hasil perhitungan lebih besar
daripada percapatan gravitasi pada literatur. Terjadinya hal tersebut dapat
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Suatu semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus listrik
dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus tertentu, tatacara tertentu dan
persyaratan kerja semikonduktor berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat arus,
penguat tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu semikonduktor supaya bisa
berfungsi harus tahu spefikasi dan karakter semikonduktor itu, jika tidak memenuhi syarat
operasinya maka akan tidak berfungsi dan rusak. Bahan semikonduktor yang sering digunakan
adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang dapat
diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut pendonor elektron).
Untuk informasi bagaimana semikonduktor digunakan sebagai alat elektronik, lihat alat
semikonduktor.
Superkonduktor belakangan ini menjadi topik pembicaraan dan penelitian yang paling populer.
Superkonduktor menjanjikan banyak hal bagi kita, misalnya transmisi listrik yang efisien (tak
ada lagi kehilangan energi selama transmisi). Memang saat ini penggunaam superkonduktor
belum praktis, dikarenakan masalah perlunya pendinginan (suhu kritis superkonduktor masih
jauh di bawah suhu kamar). Tulisan singkat berikut mengajak Anda mengenal lebih jauh
superkonduktor.
Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan dibawah suatu nilai suhu
tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja berupa suatu konduktor, semikonduktor ataupun suatu
insulator pada keadaan ruang. Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi
superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc).
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh
Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil
mencairkan helium dengan cara mendinginkan hingga 4 K atau ? 269oC. Kemudian pada tahun
1911, Onnes mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat dingin. Pada
waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika didinginkan dibawah
suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat mengetahui berapa batas bawah hambatan yang
dicapai ketika temperatur logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ahli ilmuwan pada
waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam
konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak, ilmuwan yang lain
termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan menghilang pada keadaan tersebut.
Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat
merkuri yang sangat murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya.
Pada suhu 4,2 K, Onnes terkejut ketika mendapatkan bahwa hambatannya tiba-tiba menjadi
hilang. Arus mengalir melalui kawat merkuri terus menerus. Kurva hasil pengamatan Onnes
digambarkan pada gambar 1.
Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa kehilangan energi. Percobaan
Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian
tertutup dan kemudian mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun kemudian
ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes diberi nama
superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1913.
Penemuan lainnya yang berkaitan dengan superkonduktor terjadi pada tahun 1933. Walter
Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor akan menolak medan
magnet. Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu
arus induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Prinsip inilah yang kemudian diterapkan
dalam generator. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang dihasilkan tepat berlawanan
dengan medan tersebut sehingga medan tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor
tersebut. Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah
diamagnetisme dan efek ini kemudian dikenal dengan efek Meissner. Efek Meissner ini
sedemikian kuatnya sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh
superkonduktor, gambar 2. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan
magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat
superkonduktivitasnya.
Dengan berlalunya waktu, ditemukan juga superkonduktor-superkonduktor lainnya. Selain
merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan
harga Tc yang berbeda. Sebagai contoh, karbon juga bersifat superkonduktor dengan Tc 15 K. Hal
yang ironis adalah logam emas, tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik
bukanlah suatu superkonduktor.
Pada tahun 1986 terjadi sebuah terobosan baru di bidang superkonduktivitas. Alex Mller and
Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di Rschlikon, Switzerland berhasil
membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan Oksigen yang
bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30 K. Penemuan ini menjadi
spektakuler karena keramik selama ini dikenal sebagai isolator. Keramik tidak menghantarkan
listrik sama sekali pada suhu ruang. Hal ini menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak
menggantikan kabel listrik bawah tanah yang terbuat dari tembaga. Dengan menggunakan kabel
superkonduktor, arus yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat. 250 pon kabel
superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga mengakibat efisiensi sebesar
7000 ari segi tempat.
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu superkomputer dengan
kemampuan berhitung yang fantastis. Di bidang militer, HTS-SQUID digunakan untuk
mendeteksi kapal selam dan ranjau laut. Superkonduktor juga digunakan untuk membuat suatu
motor listrik dengan tenaga 5000 tenaga kuda.
Berdasarkan perkiraan yang kasar, perdagangan superkonduktor di dunia diproyeksikan untuk
berkembang senilai $90 trilyun pada tahun 2010 dan $200 trilyun pada tahun 2020. Perkiraan ini
tentu saja didasarkan pada asumsi pertumbuhan yang linear. Apabila superkonduktor baru
dengan suhu kritis yang lebih tinggi telah ditemukan, pertumbuhan dibidang superkonduktor
akan terjadi secara luar biasa.
Macam-macam semikonduktor
1. 1.
Semikonduktor Intrinsik
Germanium (Ge) dan silikon dan ( Si) merupakan dua buah semikonduktor
intrinsik yang pasling sering digunakan. Kedua semikonduktor ini mempunyai jumlah
elektron pada kulit terluar sebanyak 4 ( empat ) buah dan struktur kristalnya berbentuk
tetrahedral.
No
Properti
Silicon
germanium
1,1
0,67
0,135
0,39
0,048
Konsentrasi intrinsic
1,5 x 1010
2,4 x 1019
2300
0,47
Resitivitas intrinsic
5
1. 2.
Semikonduktor Entrinsik
penyuntikan (doping) oleh atom asing. Pada semikonduktor jenis ini akan menghasilkan
dua jenis semikonduktor, yaitu :
1. Semikonduktor ekstrinsik yang bertipe n dan bertipe p.
Pada semikonduktor yang bertipe n, biasanya pengotorannya dilakukan oleh atom
atom pentavalen seperti Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon (Sb).
2. Sedangkan pada semikonduktor bertipe p, biasa pengotornya dilakukan oleh atom
atom trivalent seperti Indium (In), Boron (Br) dan Galium (Ga).
Silikon (Si) dan Germanium (Ge) merupakan atom dari golongan IVA dalam
sistem periodik unsur sedangkan Indium (In) meupakan atom dari golongan III A. Karena
Ge dan Si berasal dari golongan IV A, maka elektron valensinya berjumlah 4 (empat) buah,
dan In mempunyai elektron valensi sebanyak 3 (tiga) buah. Elektron valensi tersebut akan
berikatan satu dengan yang lain melalui ikatan kovalen.
Gambar 1.3. Struktur ikatan Ikatan Gemanium (Ge) dan Silikon (Si)
dengan Indium (In).
Ikatan Indium (In) berikatan dengan Silikon (Si) maupun Germanium (Ge),
Germanium dan silikon digunakan sebagai semikonduktor intrinsik yang akan dikotori,
sedangkan Germaniumdigunakan sebagai pengotor (doping). Pada ikatan ini akan
terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon
yang tidak berpasangan. Muatan positif ini disebut dengan lubang (hole) . Hole ini akan
cenderung untuk menarik sebuah elektron lain untuk menjadi atom yang stabil. Lubang
(Hole) baru tersebut akan diisi oleh elektron tetangga sebelahnya, yang juga meninggalkan
lubang baru ditempatnya semula, yang kemudian diisi oleh elektron tetangga sebelahnya
juga. Hal ini akan berlangsung sampai seterusnya. Material yang dihasilkan dari proses
pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-p karena menghasilkan pembawa muatan
negatif pada kristal yang netral. Karena atom pengotor menerima elektron, maka atom
pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor).
Pada pengotoran Germanium ( Ge) dan Silikon ( Si ) dengan menggunakan Indium
( In ) akan menghasilkan semikonduktor bertipe-p dan menimbulkan lubang (hole) dan
elektron. Dalam hal ini, hole berfungsi sebagai pembawa muatan mayoritas dan elektron
berfungsi sebagai pembawa muatan minoritas.
Komponen-komponen Semikonduktor
1.
LDR
20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada
arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang
dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.
2. Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang
jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu
tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan
penghantar yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik (TEDC,
1998).
2.
Termistor
keluar darinya. Dengan begitu, termistor dapat digunakan untuk mengukur aliran, tekanan, tinggi
permukaan cairan, komposisi gas dan lain-lain. akan tetapi jika laju panas adalah tetap, termistor
sensitif terhadap masukan daya dan dapat digunakan untuk mengontrol level tegangan atau level
daya. Perubahan tahan termistor yang relatif besar setiap perubahan temperatur dalam derajat
(disebut sensitivitas) menjadikannya sebuah pilihan yang jelas sebagai transducer temperatur.
3.
Solar Cell
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebuah
wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan
energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan
dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik
dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam,
pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung
di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net
metering.
pembawa intrinsik, yakni konsentrasi dari elektron bebas ataupun hole. Rumus
untuk nilai ni ini adalah sebagai berikut :
Dimana :
B adalah koefisien yang spesifik terhadap unsur semikonduktornya
Eg adalah energi bandgap (eV)
T adalah suhu atau temperatur (K)
k adalah konstanta Boltzman (86 X 10-6 eV/K)
e notasi eksponensial
Nilai B dan E unsur dapat dilihat pada tabel dibawah ini,
SEMIKONDUKTOR TIPE-n
SEMIKONDUKTOR TIPE-p
Dengan
cara
yang
sama
seperti
pada
semikonduktor
tipe -n,
KEGUNAAN SEMIKONDUKTOR
Pada pita valensi akan terjadi aliran hole dari semikonduktor tipe-p ke
semikonduktor tipe-n dan sebaliknya, serta aliran elektron dari
semikonduktor tipe-n ke semikonduktor tipe-p dan sebaliknya sampai
terjadi kesetimbangan.
Pada keadaan setimbang jumlah hole yang bergerak dari pita valensi
semikonduktor tipe-p ke semikonduktor tipe-n sama dengan jumlah hole yang
bergerak ke arah yang berlawanan. Demikian juga halnya dengan jumlah
elektron yang mengalir dari semikonduktor tipe-n ke semikonduktor tipe-p
dan sebaliknya. Akibatnya dua proses tersebut maka pada semikonduktor
tipe-n akan berkembang muatan positif dan pada semikonduktor tipe-p akan
berkembang muatan negatif. Dengan kata lain antara kedua bagian tersebut
timbul potensial listrik.
Pada sel surya semikonduktor tipe-p dibuat lebih tipis dibanding
semikonduktor tipe-n. Pada pengoperasian sel suria, bagian yang dikenakan
sianr matahari adalah semikonduktor tipe-p.
Pada waktu sel surya terkena sinar matahari maka elektron-elektron pada
semikonduktor tipe-p mendapatkan tambahan energi termal. Elektronelektron tersebut dapat melewati sambungan p-n (p-n junction) dan memasuki
semikonduktor tipe-n. Apabila daya gerak elektron-elektron tersebut cukup
besar
maka
mereka
akan
melewati
kawat
penghantar
(menuju
ke
karena itu sel suria banyak digunakan semikonduktor dengan bahan dasar
silikon amorf.
Sel surya dengan bahan dasar amorf adalah lebih tahan lama dibanding sel
suria dengan bahan dasar kristal tunggal. Disamping itu, silion amorf dapat
dibuat pada temperatur rendah dan dapat di depositkan pada substrat yang
harganya relatif murah. Sel suria dengan bahan dasar amor banyak digunakan
sebagai sumber energi pada kalkulator.
Harga silikon amor cenderung semakin murah. Oleh karena itu pemakian
semikonduktor dengan bahan dasar silikon amor pada peralatan elektronik
yang lain cenderung semakin meluas di massa yang akan datang.
Penyearah (rectifer) atau Dioda
Penyearah hanya membolehkan arus listrik dari sumber luar mengalir
melaluinya pada satu arah. Sehingga dapat digunakan untuk mengubah arus
bolak balik (alternating current = AC) menjadi arus searah (direc current =
DC).
Penyearah terdiri dari semikonduktor tipe-p dan semikonduktor tipe-n
yang dihubungkan oleh sambungan p-n (p-n jucktion) seperti pada gambar:
Pada sambungan p-n hole dan elektron akan saling memusnahkan (saling
meniadakan/ saling menetralkan). Aliran hole dan elektron ini akan terus
berlangsung
selama
potensial
tetap
dihubungkan.
Aliran
inilah
yang
LED
LED (Light Emitting Diode atau Light Emitting Device) merupakan salah
satu diode semikonduktor yang dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar
cahaya monokromatis yang tidak koheren dengan rentang panjang gelombang
yang sempit ketika diberi tegangan maju. LED dan bagian-bagiannya disajikan
pada Gambar:
Arus maju yaitu arus dimana potensial positif (kutub positif (anoda)
sumber arus) disambungkan pada bagian positif dari LED dan potensial
negatif (kutub negatif sumber arus) dishubungkan pada bagian negatif
(katoda) dari LED (lihat gambar 1). Sedangkan cahaya monokromatis tidak
koheren yaitu cahaya dengan rentang panjang gelombang artinya walaupun
sebagai cahaya monokromatis tetapi masih memiliki rentang panjang
gelombang (lihat tabel). Untuk membedakan anoda dan katoda dapat dilihat
dari kaki atau tangkai LED, yang bertangkai panjang merupakan anoda (kutub
negatif) sedangkan yang lebih pendek merupakan katoda (kutup positif).
Pada awal penemuan LED hanya terdiri dari warna merah, kuning dan
hijau. Sekarang LED yang tersedia berfariasi mulai dari yang bekerja pada
rentang panjang gelombang sinar tampak, ultraviolet hingga inframerah. LED
yang
berfariasi
semikonduktor
ini
pada
dapat
chip
diperoleh
LED
atau
dengan
dengan
cara
mengganti
bahan
menggabungkan
bahan
semikonduktor dari warna merah, kuning dan hijau yang telah diperoleh
sebelumnya. Karena warna yang dihasilkan sangat banyak, aplikasi LED kini
sangat beragam misalnya menambah keindahan desain interion dan eksterion.
Bahkan kini LED dengan cahaya merah dan LED dengan cahaya biru
dimanfaatkan untuk membantu melangsungkan proses fotosintesis pada
tanaman-tanaman yang ada dalam sebuah ruangan.
Bila dibanding lampu pijar LED memiliki keunggulan bila dibanding lampu
pijar diantaranya:
Dengan arus yang rendah cahaya yang dihasilkan lebih banyak dibanding
dibanding lampu pijar.
Waktu pemakaian lebih lama karena tidak ada filamen yang terbakar.
Dimana penambahan gas seperti CO 2 atau pengaturan tekanan tidak
diperlukan.
Cahaya yang dihasilkan lebih terfokus ke satu arah sehingga dalam halhal tertentu hal ini sangat menguntungkan.
Bahan Semikonduktor
(nm)
Penyusun
> 760
Aluminium gallium
arsenida(AlGaAs)
Gallium arsenida fosfida
(GaAsP)
Aluminium gallium indium
fosfida (AlGaInP)
Gallium(III) fosfida (GaP)
(GaAsP)
Aluminium gallium indium
fosfida (AlGaInP)
Gallium(III) fosfida (GaP)
Kuning 570 < < 590
Hijau
Biru
Violet
Ungu
Berbagai jenis
UV
< 400
[ 34 ] [ 35 ]
[ 36 ]
Aluminium nitrida
[ 37 ]
Indium gallium
Spektrum luas
Fotosel CdS
Fotosel CdS biasa disebut juga fotoresistor, fotokonduktif atau LDR (ligh
dependent resistor) merupakan salah satu detektor cahaya yang sangat peka
Daftar Pustaka
http://cnej.wordpress.com/2008/11/22/dasar-teori-semikonduktor-1/
http://budditechnonika.blogspot.com/2010/01/teori-semikonduktor.html
http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/04/kegunaan-semikonduktor.html
Dimana :
B adalah koefisien yang spesifik terhadap unsur semikonduktornya
Eg adalah energi bandgap (eV)
T adalah suhu atau temperatur (K)
k adalah konstanta Boltzman (86 X 10-6 eV/K)
e notasi eksponensial
Nilai B dan E unsur dapat dilihat pada tabel dibawah ini,
SEMIKONDUKTOR TIPE-n
elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa
sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat Gambar diatas). Dengan
adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi electron
bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik.
Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor
tipe-n karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral.
Karena atom pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut
sebagai atom donor. Secara skematik semikonduktor tipe- n digambarkan
seperti terlihat pada Gambar diatas.
SEMIKONDUKTOR TIPE-p
Dengan
cara
yang
sama
seperti
pada
semikonduktor
tipe -n,
disebut lubang (hole). Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini
disebut semikonduktor tipe-p karena menghasilkan pembawa muatan negatif
pada kristal yang netral. Karena atom pengotor menerima elektron, maka
atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor). Secara skematik
semikonduktor tipe-p digambarkan seperti terlihat pada Gambar dibawah ini.
KEGUNAAN SEMIKONDUKTOR
Bila dibanding dengan logam daya hantar listrik semikondutor lebih
kecil. Aliran yang kecil menyebabkan aliran listrik pada semikonduktor mudah
dikontrol.
Dasar penggunaan semikonduktor adalah terbentuknya sambungan p-n
(p-n juncktion) apabila semikonduktor tipe-p dan tipe-n digabungkan.
Sambungan ini yang merupakan dasar terjadinya terjadinya revolusi industri
akibat ditemukan transisistor oleh wiliam Shocklye, John Barden dan Walter
Brattain di laboratorium Bell pada tahun 1948. Selain itu semikonduktor
digunakan untuk membuat sel surya (solar cell) dan penyearah.
Sel Surya (Solar Cell)
Solar cell terdiri dari dua semikonduktor yaitu:
1. Semikonduktor tipe-p. yang dibuat dari semikonduktor silikon yang dikotori
dengan boron.
2. Semikonduktor tipe-n, yang diperoleh dari semikonduktor silikon yang
dikotori dengan arsen.
Dua semikonduktor tersebut disambung seperti pada gambar berikut:
Pada pita valensi akan terjadi aliran hole dari semikonduktor tipe-p ke
semikonduktor tipe-n dan sebaliknya, serta aliran elektron dari
semikonduktor tipe-n ke semikonduktor tipe-p dan sebaliknya sampai
terjadi kesetimbangan.
Pada keadaan setimbang jumlah hole yang bergerak dari pita valensi
semikonduktor tipe-p ke semikonduktor tipe-n sama dengan jumlah hole yang
bergerak ke arah yang berlawanan. Demikian juga halnya dengan jumlah
elektron yang mengalir dari semikonduktor tipe-n ke semikonduktor tipe-p
dan sebaliknya. Akibatnya dua proses tersebut maka pada semikonduktor
tipe-n akan berkembang muatan positif dan pada semikonduktor tipe-p akan
berkembang muatan negatif. Dengan kata lain antara kedua bagian tersebut
timbul potensial listrik.
Pada sel surya semikonduktor tipe-p dibuat lebih tipis dibanding
semikonduktor tipe-n. Pada pengoperasian sel suria, bagian yang dikenakan
sianr matahari adalah semikonduktor tipe-p.
Pada waktu sel surya terkena sinar matahari maka elektron-elektron pada
semikonduktor tipe-p mendapatkan tambahan energi termal. Elektron-
elektron tersebut dapat melewati sambungan p-n (p-n junction) dan memasuki
semikonduktor tipe-n. Apabila daya gerak elektron-elektron tersebut cukup
besar
maka
mereka
akan
melewati
kawat
penghantar
(menuju
ke
bolak balik (alternating current = AC) menjadi arus searah (direc current =
DC).
Penyearah terdiri dari semikonduktor tipe-p dan semikonduktor tipe-n
yang dihubungkan oleh sambungan p-n (p-n jucktion) seperti pada gambar:
Pada sambungan p-n hole dan elektron akan saling memusnahkan (saling
meniadakan/ saling menetralkan). Aliran hole dan elektron ini akan terus
berlangsung
selama
potensial
tetap
dihubungkan.
Aliran
inilah
yang
2. Dioda cahaya. Dioda cahaya merupakan dioda yang pada sambungan p-n (p-n
jucktion) dapat memancarkan cahaya. Misalnya LED.
3. Dioda foto. Dioda foto merupakan jenis dioda yang berfunsi mendeteksi
cahaya kemudian mengubahnya menjadi energi listrik. Jenis cahaya yang
dapat di deteksi yakni infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai sinar-x.
4. Dioda laser. Dioda laser disingkat juga LD atau ILD. Sambungan p-n dioda
laser menyerupai sambungan p-n pada dioda cahaya.
5. Dioda zener. Dioda zener prinsip kerjanya seperti dioda biasa tetapi arus
listrik dapat mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan
melampaui batas atau mencapai tegangan rusak semikonduktor.
LED
LED (Light Emitting Diode atau Light Emitting Device) merupakan salah
satu diode semikonduktor yang dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar
cahaya monokromatis yang tidak koheren dengan rentang panjang gelombang
yang sempit ketika diberi tegangan maju. LED dan bagian-bagiannya disajikan
pada Gambar:
Arus maju yaitu arus dimana potensial positif (kutub positif (anoda)
sumber arus) disambungkan pada bagian positif dari LED dan potensial
negatif (kutub negatif sumber arus) dishubungkan pada bagian negatif
(katoda) dari LED (lihat gambar 1). Sedangkan cahaya monokromatis tidak
koheren yaitu cahaya dengan rentang panjang gelombang artinya walaupun
sebagai cahaya monokromatis tetapi masih memiliki rentang panjang
gelombang (lihat tabel). Untuk membedakan anoda dan katoda dapat dilihat
dari kaki atau tangkai LED, yang bertangkai panjang merupakan anoda (kutub
negatif) sedangkan yang lebih pendek merupakan katoda (kutup positif).
Pada awal penemuan LED hanya terdiri dari warna merah, kuning dan
hijau. Sekarang LED yang tersedia berfariasi mulai dari yang bekerja pada
rentang panjang gelombang sinar tampak, ultraviolet hingga inframerah. LED
yang
berfariasi
semikonduktor
ini
pada
dapat
chip
diperoleh
LED
atau
dengan
dengan
cara
mengganti
bahan
menggabungkan
bahan
semikonduktor dari warna merah, kuning dan hijau yang telah diperoleh
sebelumnya. Karena warna yang dihasilkan sangat banyak, aplikasi LED kini
sangat beragam misalnya menambah keindahan desain interion dan eksterion.
Bahkan kini LED dengan cahaya merah dan LED dengan cahaya biru
dimanfaatkan untuk membantu melangsungkan proses fotosintesis pada
tanaman-tanaman yang ada dalam sebuah ruangan.
Bila dibanding lampu pijar LED memiliki keunggulan bila dibanding lampu
pijar diantaranya:
Dengan arus yang rendah cahaya yang dihasilkan lebih banyak dibanding
dibanding lampu pijar.
Waktu pemakaian lebih lama karena tidak ada filamen yang terbakar.
Dimana penambahan gas seperti CO 2 atau pengaturan tekanan tidak
diperlukan.
Cahaya yang dihasilkan lebih terfokus ke satu arah sehingga dalam halhal tertentu hal ini sangat menguntungkan.
Bahan Semikonduktor
(nm)
Penyusun
> 760
Aluminium gallium
arsenida(AlGaAs)
Gallium arsenida fosfida
(GaAsP)
Aluminium gallium indium
fosfida (AlGaInP)
Gallium(III) fosfida (GaP)
(GaAsP)
Aluminium gallium indium
fosfida (AlGaInP)
Gallium(III) fosfida (GaP)
Kuning 570 < < 590
Hijau
Biru
Violet
Ungu
Berbagai jenis
UV
< 400
[ 34 ] [ 35 ]
[ 36 ]
Aluminium nitrida
[ 37 ]
Indium gallium
Spektrum luas
Fotosel CdS
Fotosel CdS biasa disebut juga fotoresistor, fotokonduktif atau LDR (ligh
dependent resistor) merupakan salah satu detektor cahaya yang sangat peka
Daftar Pustaka
http://cnej.wordpress.com/2008/11/22/dasar-teori-semikonduktor-1/
http://budditechnonika.blogspot.com/2010/01/teori-semikonduktor.html
http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/04/kegunaan-semikonduktor.html