Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kerak bumi yang paling dalam terdiri atas kerak benua dan kerak

samudera. Kedua kerak tersebut memiliki perbedaan densitas (kerapatan)


massa yang sangat berpengaruh dengan medan gravitasi. Oleh sebab itu, terjadi
variasi nilai percepatan gravitasi (anomaly gravitasi). Percepatan gravitasi
merupakan medan yang terjadi antara dua massa yang saling berinteraksi
berupa gaya tarik-menarik sehingga kedua benda mengalami percepatan yang
arahnya saling berlawanan.
Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam tersebut menjadi
kendala untuk melangkah lebih lanjut. Sehingga kita merasa perlu untuk
mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat
di dalam perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi
tersebut dengan menggunakan metode survei geofisika. Metode tersebut
merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari bidang bumi
khususnya perut bumi berdasarkan konsep fisika. Survei geofisika yang sering
dilakukan selama ini antara lain Metode gravitasi (gayaberat), magnetik, seismik,
geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik. Mari kita pelajari dimanakah
perbedaan dan keunggulan dari tiap masing-masing metode geofisika tersebut
Metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengukur variasi medan
gravitasi bumi akibat adanya perbedaan densitas antar batuan. yaitu dengan
metode gravity. Metode gravity merupakan salah satu metode geofisika yang
bersifat pasif yang memanfaatkan sumber yang alami dan berdasar pada Hukum
Newton tentang gravitasi bumi. Dalam suatu eksplorasi, metode gravity banyak
digunakan pada tahap penelitian pendahuluan baik dalam mencari minyak bumi
maupun mineral. Alat yang digunakan untuk mengukur variasi medan gravitasi
bumi yaitu Gravity meter.
Metode gravitasi merupakan metode geofisika yang didasarkan pada
pengukuran

variasi

medan

gravitasi.

Pengukuran

ini

dapat

dilakukan

dipermukaan bumi, di kapal maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari

adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah
permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan
medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode
gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap).
Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan
lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan
rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian
struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah
permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik
minyak maupun meneral lainnya.
1.2

Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dibuatnya tulisan ini untuk mengkaji lebih detail tentang

metode gravity yang merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika dengan
prinsip garvitasi bumi sesuai Hukum Newton.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Metode Gravity
Metode gravity adalah salah satu metode eksplorasi geofisika yang

digunakan untuk mengukur variasi medan gravitasi bumi akibat adanya


perbedaan densitas antar batuan. Dalam prakteknya, metode ini mempelajari
perbedaan medan gavitasi dari satu titik terhadap titik observasi lainnya.
Sehingga sumber yang merupakan suatu zona massa di bawah permukaan bumi
akan menyebabkan suatu gangguan pada medan gravitasi. Gangguan medan
gavitasi inilah yang disebut sebagai anomali gravity.
Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk
menemukan struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal
sebagai metode awal saat akan melakukan eksplorasi daerah yang berpotensi
hidrokarbon. Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi
mineral serta metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar,
struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam massa batuan, dan lainlain.
Pada dasarnya metode ini dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal
tetapi pada prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam
membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan
tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkahlangkah eksplorasi baik itu minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi metode
ini dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Dasar teori yang digunakan dalam metode gavity adalah hukum Newton
tentang gravitasi bumi yang kemudian dikenal sebagai hokum Gravitasi Newton.
Hukum ini menyatakan bahwa gaya tarik antara 2 massa adalah sebanding
dengan massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
keduanya. Jika dua benda dengan massa m1 dan m2 dipisahkan oleh jarak r,
maka gaya tarik menarik (F) antara kedua benda tersebut adalah :

F=

m1
m2 = gm 2
r2

Dimana:
g adalah percepatan gaya berat vertikal permukaan bumi

adalah konstanta gravitasi (6.67 x 10-11 m3kg-1s-2 )


Harga rata-rata gayaberat di permukaan bumi adalah 9.80 m/s2. Satuan
yang digunakan adalah gaya berat adalah milliGal (1 mGal=10-3, Gal = 10-3
cm/s2) atau ekivalen dengan 10 gu (gravity unit). Variasi gaya berat yang
disebabkan oleh variasi perbedaan densitas bawah permukaan adalah sekitar 1
mGal (100 m/s2).
Bentuk bumi bukan merupakan bola pejal yang sempurna, dengan relief
yang tidak rata, berotasi serta berevolusi dalam sistem matahari, tidak homogen.
Dengan demikian variasi gaya berat di setiap titik permukaan bumi akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana dalam pengukuran dan interpretasi,
faktor-faktor tersebut harus diperhatikan (dikoreksi). Adapun faktor-faktor
tersebut, yaitu :

Lintang

Ketinggian

Topografi

Pasang Surut

Variasi densitas bawah permukaan


Selain itu, ada beberapa sumber yang mempengaruhi pengukuran

adalah:

Posisi bumi dalam pergerakan tata surya

Perbedaan lintang dipermukaan bumi

Perbedaan ketinggian permukaan bumi (elevasi)

Efek topografi

Perubahan rapat massa disuatu tempat

Untuk menghindari efek gaya berat dari komponen yang tidak


dikehendaki dengan menerapkan koreksi dan reduksi. Adapun reduksi atau
koreksi yang dugunakan, yaitu:

Anomali udara bebas


Anomali Bouguer

Anomali isostatik
Metode gravity merupakan metode geofisika yang didasarkan pada

pengukuran variasi medan gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan


dipermukaan bumi, dikapal maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari
adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan dibawah
permukaan, sehingga dalam pelaksanaanya yang diselidiki adalah perbedaan
medan gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Karena
perbedaan medan gravitasi ini relatif kecil maka alat yang digunakan harus
mempunyai ketelitian yang tinggi.
Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk
menemukan struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal
sebagai metode awal saat akan melakukan eksplorasi daerah yang berpotensi
hidrokarbon. Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi
mineral dan lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal
tetapi pada prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam
membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan
tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkahlangkah eksplorasi baik itu minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi metode
ini dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.

2.1 Gambar
Gravitimeter La Coste Romberg

Gambar 2.2
Metodologi

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah melakukan kalibrasi alat dan
menentukan titik acuan (base station) sebelum melakukan pengambilan data
gayaberat di titik-titik ukur lainnya. Mencari besarnya harga medan gravitasi
suatu base station (titik ikat) pengukuran dapat dilakukan dengan persamaan :
gbs = gref + ( gpembacaan bs + gpembacaan ref )
gbs = harga medan gravitasi base station
gref = harga medan gravitasi titik referensi
gpembacaan bs = harga pembacaan gravitasi di base station
gpembacaan ref = harga pembacaan gravitasi di titik referensi
Contoh dalam studi kasus pengukuran yang digunakan dalam suatu
survey untuk menentukan daerah geothermal/panas bumi dapat dilakukan
dengan beberapa parameter dan terlihat seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.3
Titik Ukur Pada Lintasan Akuisisi

2.2

Alat yang digunakan dalam Metode Gravity


Alat yang digunakan dalam metode gravity disebut gravimeter, misalnya

LaCoste & Romberg Model G-525).

Gambar 2.4
Gravimeter

Gambar 2.5
Bagian-bagian dari alat Gravimeter

Selain menggunakan gravimeter, ada alat lain yang dibutuhkan pada saat
pengambilan data dengan menggunakan metode gravity, yaitu:

Altimeter
Piringan
GPS

Peta Geologi dan peta Topografi

Penunjuk Waktu

Alat tulis

Kamera

Pelindung Gravitimeter

Tali sebagai meteran jarak antar stasiun pengukuran

2.3

Langkah Kerja
Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran

adalah kalibrasi terhadap data/titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi
absolutnya, misalnya IGSN71

Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN71 terdekat yang

telah diketahui nilai ketinggian dan gravitasinya, dengan cara looping.


Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat
faktor yang lainnya.

Setelah melakukan hal di atas barulah pengamatan yang sebenarnya


dilakukan. langkah selanjutnya dalam pengukuran adalah menggunakan peta
geologi dan peta topografi, hal ini bertujuan untuk menentukan lintasan
pengukuran

dan

base

station

yang

telah

diketahui

harga

percepatan

gravitasinya. Akan tetapi ada beberapa parameter lain yang dibutuhkan juga
dalam penentuan base station, lintasan pengukuran dan titik ikat. Antara lain
adalah :

Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal.

Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta.

Lokasi titik pengukuran harus mudah dijangkau serta bebas dari gangguan
kendaraan bermotor, mesin, dll.

Lokasi titik pengukuran harus terbuka sehingga GPS mampu menerima sinyal
dari satelit dengan baik tanpa ada penghalang.

Gambar 2.6
Proses Pengambilan data

Pengambilan data lapangan dilakukan secara looping, yaitu dimulai pada


suatu titik yang telah ditentukan, dan berakhir pada titik tersebut. Titik acuan
tersebut perlu diikatkan terlebih dahulu pada titik ikat yang sudah terukur
sebelumnya. Tujuan dari sistem looping tersebut adalah agar dapat diperoleh
nilai koreksi apungan alat (drift) yang disebabkan oleh adanya perubahan
pembacaan akibat gangguan berupa guncangan alat selama perjalanan.
Dalam pengukuran gaya berat terdapat beberapa data yang perlu dicatat
meliputi waktu pembacaan (hari, jam, dan tanggal), nilai pembacaan gravimeter,

posisi koordinat stasiun pengukuran (lintang dan bujur) dan ketinggian titik ukur.
Pengambilan data dilakukan di titik-titik yang telah direncanakan pada peta
topografi dengan interval jarak pengukuran tertentu.
Setelah pembacaan alat untuk tiap-tiap stasiun yang menjadi target
pengukuran maka dapat dilakukan proses pengolahan data dengan melakukan
konversi dari pembacaan alat ke mGal dengan menggunakan suatu bentuk
perumusan tertentu berdasarkan nilai-nilai pembacaan yang didapat dalam
pengukuran disetiap stasiun. Adapun contoh kasus misalnya sebagai berikut:

Jika hasil pembacaan gravitimeter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat
sampai ratusan yaitu 1700. Dalam tabel konversi, nilai 1700 sama dengan

1730,844 mGal.
Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan dengan
faktor interval yang sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772 sehingga

hasilnya menjadi 14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.


Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 +
14.61445) x CCF = 1746.222 mGal. Dimana CCF (Calibration Correction
Factor) merupakan nilai kalibrasi alat Gravimeter LaCoste & Romberg type
G.525 sebesar 1.000437261.

BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari metode eksplorasi dengan


metode gravity, yaitu sebagai berikut:
1. Metode gravity adalah salah satu metode eksplorasi geofisika yang digunakan
untuk mengukur variasi medan gravitasi bumi akibat adanya perbedaan
densitas antar batuan. Dasar teori yang digunakan dalam metode gavity
adalah hukum Newton tentang gravitasi bumi.
2. Alat-alat yang digunakan dalam metode gravity, yaitu:
Gravitimeter
Altimeter
Piringan
GPS
Peta Geologi dan peta Topografi
Penunjuk Waktu
Alat tulis
Kamera
Pelindung Gravitimeter

Tali sebagai meteran jarak antar stasiun pengukuran

3. Prosedur kerja merode gravity, yaitu:


Melakukan kalibrasi terhadap data/titik pengukuran yang telah diketahui

nilai gravitasi absolutnya.


Menentukan lintasan pengukuran dan base station yang telah diketahui
harga percepatan gravitasinya dengan menggunakan peta geologi dan

peta topografi.
Pengambilan data lapangan dilakukan secara looping, yaitu dimulai pada

suatu titik yang telah ditentukan, dan berakhir pada titik tersebut.
Mencatat data-data seperti waktu pembacaan (hari, jam, dan tanggal), nilai
pembacaan gravimeter, posisi koordinat stasiun pengukuran (lintang dan

bujur) dan ketinggian titik ukur.


Melakukan pengolahan data dengan melakukan konversi dari pembacaan
alat ke mGal dengan perumusan tertentu berdasarkan nilai-nilai
pembacaan yang didapat dalam pengukuran disetiap stasiun.

DAFTAR PUSTAKA

Akadir, Arini. 2012. Metode Gravity (http//arini.blogspot.com/metode-gravity.html)


Darijanto , Totok.1998. Eksplorasi Geofisika. Bandung: Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum Departemen Pertambangan Dan Energi

Tedjo Kusumo , Ridwan, Metode Eksplorasi Geofisika Gravitasi. 24 Maret 2015


http://www.slideshare.net/RidwanTedjokusumo/metode-eksplorasi-dengangravitasi.html.
Agustinus, Soren. Teknik Survey Magnetik 24 Maret 2015.
http://geofisika-ceria.blogspot.com/2010/12/teknik-survei-magnetik.html
IS Simalango, Alvonsus. Metode Gravity 24 Maret 2015
http://alfonsussimalango.blogspot.com/2010/10/metode-gravity.html

Anda mungkin juga menyukai