PENDAHULUAN
Penyakit Meniere pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli dari Perancis
bernama Prospere Meniere dalam sebuah artikel yang diterbitkannya pada tahun
1861. Penyakit Meniere adalah suatu penyakit pada telinga bagian dalam yang
bisa mempengaruhi fungsi pendengaran dan keseimbangan. Penyakit ini ditandai
dengan keluhan berulang berupa vertigo, tinitus, dan pendengaran yang
berkurang, biasanya pada satu telinga. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan
volume dan tekanan dari endolimph pada telinga dalam.1
Penyakit Meniere terjadi sekitar 200 kasus dari 100.000 orang di dunia.
Kebanyakan penderita adalah yang berumur 40 tahun keatas dan tidak ada
perbedaan yang berarti antara antara jumlah penderita pria dan wanita. Prevalensi
penyakit Meniere di beberapa negara berbeda-beda, di Amerika terdapat 218
penderita dari 100.000 penduduk, di Jepang terdapat 36 penderita dari 100.000
penduduk, dan 8 penderita dari 100.000 penduduk terdapat di Italia.2
Pasien yang menderita Penyakit Meniere juga mengalami pengurangan
kualitas hidup meskipun serangan vertigonya berhenti, oleh karena terjadi
gangguan pendengaran sensorineural yang signifikan dan tinitus. Terapi medis
ditujukan untuk pengobatan gejala dari serangan akut atau ditujukan untuk
profilaksis serangan. Terapi bedah pada penyakit Meniere dapat dilakukan apabila
pengobatan medis gagal akan tetapi hal ini masih kontroversial.2
Sampai dengan 25% dari pasien dengan Penyakit Meniere akhirnya
memerlukan prosedur pembedahan untuk mengendalikan serangan vertigo .
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi Telinga
Telinga dibagi menjadi telinga luar, telinga tengah , dan telinga
dalam.
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga
sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan
elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka
tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga
bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2
- 3 cm. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat
banyak kelenjar serumen (modifikasi kelenjar keringat) dan
rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga.
Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit ditemukan kelenjar
serumen. Kulit pada bagian ini sangat erat melekat ke tulang
dengan lapisan subkutan yang padat membentuk perios.3,4
Gambar 1.
Anatomi
Telinga
15
b. Telinga
Telinga
tengah
tengah
: membran timpani
Depan
: tuba eustachius
Dalam
Ujung
atau
puncak
koklea
disebut
helikotrema,
daripada
endolimfe.
Kanalis
semisirkularis
saling
2.2
Fisiologi Pendengaran
Reseptor untuk dua modalitas sensorik, pendengaran dan
keseimbangan, berada di telinga. Telinga luar, telinga tengah, dan koklea
5
merupakan
proses
yang
paling
kompleks
karena
Fisiologi Keseimbangan
a. Keseimbangan linier
Secara umum dapat dikatakan bahwa utrikulus berperan pada
fungsi keseimbangan gerakan horizontal sedang sakulus pada gerakan
vertical. Serupa dengan fungsi pendengaran, reseptor keseimbangan
adalah sel rambut. Sel ini terdapat pada bagian macula. Seperti pada
sel rambut koklea, sel rambut pada macula juga mempunyai silia pada
ujungnya yang satu sama lain diikat oleh suatu filament. Panjang silia
berjenjang, dan yang paling panjang disebut kinosilium. Bagian atas
silia diselimuti oleh suatu massa gelatinosa dimana di dalamnya
terdapat kristal kalsium karbonat yang disebut statokonia. Pada bagian
basal sel rambut mengadakan sinaps dengan dendrit dari saraf
vestibule.5,6
b. Respon terhadap gerakan linier
Karena mempunyai massa lebih berat dibanding massa endolimfe,
maka bila kepala atau tubuh bergerak secara linier, statokonia pada
ujung silia akan bergerak berlawanan dengan arah gerakan kepala atau
tubuh. Gerakan statokonia akan mendorong gerakan silia kearah
kinosilium. Gerakan ini akan merangsang
terbukanya saluran
merupakan
fungsi
dari
kanalis
Definisi
Penyakit Meniere pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli dari
Perancis bernama Prospere Meniere dalam sebuah artikel yang
diterbitkannya pada tahun 1861. Definisi penyakit Meniere adalah suatu
penyakit pada telinga dalam yang bisa mempengaruhi pendengaran dan
keseimbangan. Penyakit ini ditandai dengan keluhan berulang berupa
vertigo, tinitus, dan pendengaran yang berkurang ssecara progresif,
biasanya pada satu telinga. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan
volume dan tekanan dari endolimfe pada telinga dalam.1
2.5
Etiologi
Penyebab pasti dari penyakit Meniere sampai sekarang belum
diketahui secara pasti, banyak ahli mempunyai pendapat yang berbeda.
Sampai saat ini dianggap penyebab dari penyakit ini disebabkan karena
adanya gangguan dalam fisiologi sistem endolimfe yang dikenal dengan
hidrops endolimfe, yaitu suatu keadaan dimana jumlah cairan endolimfe
mendadak meningkat sehingga mengakibakan dilatasi dari skala media,
sakulus, dan utrikulus. Tetapi, penyebab hidrops endolimfe sampai saat ini
belum dapat dipastikan.3
Ada beberapa anggapan mengenai penyebab terjadinya hidrops dan
mencetuskan terjadinya penyakit Meniere, antara lain3,7,8:
a. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri.
10
mungkin
menggangu
virus
dari
yang
11
Epidemiologi
Dari penelitian yang dilakukan didapat data sekitar 200 kasus dari
100.000 orang di dunia menderita penyakit Meniere. Kebanyakan
penderita adalah yang berumur 40 tahun keatas dan tidak ada perbedaan
yang berarti antara antara jumlah penderita pria dan wanita. Prevalensi
penyakit Meniere di beberapa negara berbeda-beda, di Amerika terdapat
218 penderita dari 100.000 penduduk, di Jepang terdapat 36 penderita dari
100.000 penduduk, dan 8 penderita dari 100.000 penduduk terdapat di
Italia.10
2.7
Patofisiologi
Patofisiologi
penyakit
Meniere
sampai
sekarang
masih
pada 1 telinga,
12
mendadak
dalam
tingkat
vestibular
menciptakan
13
Gejala Klinis
Sifat yang khas pada penyakit Meniere adalah terdapatnya periode
aktif/serangan yang bervariasi lamanya yang diselingi dengan periode
remisi yang lebih panjang dan juga bervariasi lamanya. Pola serangan dan
remisi pada individu tidak dapat diramalkan, walaupun gejala berkurang
setelah beberapa tahun.4 Pada saat serangan biasanya terdapat trias
Meniere yaitu vertigo, tinitus, dan gangguan pendengaran.3
Biasanya terdapat adanya suatu periode rasa penuh atau tertekan
pada telinga yang dirasakan penderita selama berjam-jam, berhari-hari,
atau berminggu-minggu. Namun sensasi ini terlupakan karena adanya
serangan vertigo yang hebat yang timbul tiba-tiba disertai mual dan
muntah. Terdapat adanya kurang pendengaran yang hampir tidak dirasakan
pada telinga yang bersangkutan karena genuruh tinitus yang timbul
bersamaan dengan vertigo. Episode awal biasanya berlangsung selama 2-4
jam, setelah itu vertigo mereda, meskipun dizziness pada gerakan kepala
menetap selama beberapa jam. Pendengaran membaik dan tinitus
berkurang, tetapi tidak menghilang dengan redanya vertigo.
Kemudian ada periode bebas vertigo. Selama periode ini penderita
mungkin hanya merasakan tinitus yang bergemuruh. Gejala-gejala ini
kemudian diselingi oleh episode vertigo spontan lain yang mirip dengan
yang pertama dengan derajat yang lebih ringan. Frekuensi serangan ini
bervariasi, tetapi biasanya timbul sebanyak satu atau dua kali dalam
seminggu, atau sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan. Pada
kasus-kasus berat dapat timbul serangan setiap hari.
Biasanya setelah periode tersebut, yang dapat berlangsung
beberapa minggu, terjadi remisi spontan atau akibat pengobatan, yang
pada waktu itu gejala hilang sama sekali, kecuali gangguan pada
pendengaran pada telinga yang bersangkutan. Namun fase remisi tersebut
ternyata tidak permanen, dapat terjadi pengulangan fase akut seperti
14
sebelumnya yang timbul dalam beberapa bulan. Sementara pola aktif dan
remisi berjalan, gejala pada periode akut melemah oleh karena hilangnya
secara bertahap kemampuan organ akhir dalam memberikan respon akibat
degenerasi elemen-elemen sensorik. Variasi dalam simptomatologi telah di
uraikan dan kadang-kadang dapat ditemukan. Sindrom Lermoyes
merupakan satu contoh dimana gangguan pendengaran terjadi berbulanbulan atau bertahun-tahun sebelum timbulnya serangan vertigo pertama.4
2.9
Diagnosis
Penyakit meniere biasanya didiagnosis berdasarkan riwayat ketika
pasien memiliki gejala kompleks tertentu. Gejala yang timbul adalah
vertigo episodik yang intens, biasanya berlangsung dari 30 menit sampai
empat jam, dengan
ditentukan, gejala yang timbul diyakini oleh karena proses sekunder dari
distensi ruang endolymphatic dalam organ keseimbangan telinga bagian
dalam.12
The committee on Hearing and Equilibrium of the American
Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery menyarankan
pedoman diagnosis penyakit Meniere didasarkan pada gejala klinis dan
mengeksklusikan identifikasi penyebab lain. Ada empat derajat untuk
Kriteriadiagnostik
pasti penyakit
meniere
kepastian
penyakit
Meniere yang didefinisikan sebagai berikut:
- Kriteria definitif disertai hasil 13,14
histopatologi adanya hidrops
certain, definite,
probable
dan
possible. post-mortem
endolimfatik
pada
pemeriksaan
Kriteria definitif penyakit meniere
- Dua atau lebih serangan vertigo, masing masing berlangsung lebih
Tabel 1. Kriteria
Penyakit Meniere (Following Committee
dari 20 Diagnosis
menit.
- Tes
audiometri menunjukkan gangguan pendengaran setidaknya pada
AAO-HNS
1995)
satu kali pemeriksaan.
- Tinnitus atau rasa penuh pada telinga yang terkena
Kriteria probabilitas penyakit meniere
- Sama dengan kriteria definitif akan tetapi hanya satu kali serangan
Kriteria kemungkinan penyakit meniere
- Vertigo episodik tanpa adanya gangguan pendengaran.
- Tuli sensorineural menetap atau berfluktuasi dengan gangguan15
keseimbangan
Untuk semua kriteria, penyebab lain harus disingkirkan
5. Electronystamography
Tes ini untuk menilai fungsi keseimbangan.
6. Pemeriksaan radiologi
Secara rutin harus dilakukan pemeriksaan tulang temporal dan kalau
bisa dengan poli tomografi. Pada pemeriksaan ini bisa dijumpai meatus
akustikus yang menyempit, tetapi kadang kadang melebar dan
dijumpai otosklerotis dari optic kapsul.8
Tabel 2. Diagnosis Banding Penyakit Meniere
2.10
17
mempengaruhi
kedua
telinga.
Meskipun
18
19
ketajaman
pendengaran
dengan
prosedur
ini
20
21
akibat
22
pasien
untuk
mengatasi
vertigo
dan
gangguan
keseimbangan.15
d. Diet
Manajemen Diet dilakukan pada pasien dengan gangguan ringan.
Pasien menghindari zat yang mungkin memicu atau memperburuk
penumpukan tekanan cairan
23
Natrium
keseimbangan,
berbahaya
(misalnya,
terutama
Komplikasi
Komplikasi akibat penyakit meniere dapat berupa: 15
a. Cedera akibat sering terjatuh.
b. Kecemasan akibat gejala yang timbul.
c. Kecelakaan akibat vertigo yang dapat menimbulkan kecacatan.
d. Gangguan keseimbangan dan tuli yang progresif
e. Tinitus yang mengganggu.
2.12
Prognosis
Progresifitas penyakit meniere sangat bervariasi. Penyakit ini dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa tahap progresifitas. Tahap awal
melibatkan hidrops koklea, yang terus mempengaruhi sistem vestibular.
Penyakit Mnire akan sangat mengganggu selama tahap awal ini. 15
Pada tahap selanjutnya, hidrops mengisi ruang depan sehingga
tidak ada ruang lebih yang tersedia untuk fluktuasi tekanan dan
menghilangkan
vertigo.
Pada
tahap
ini
akan
terjadi
gangguan
24
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Penyakit Meniere adalah suatu penyakit pada telinga dalam yang bisa
mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan. Penyakit ini ditandai dengan
keluhan berulang berupa vertigo, tinitus, dan pendengaran yang berkurang ssecara
progresif, biasanya pada satu telinga. Penyebab pasti dari penyakit Meniere
sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Sampai saat ini dianggap penyebab
dari penyakit ini disebabkan karena adanya gangguan dalam fisiologi sistem
endolimfe yang dikenal dengan hidrops endolimfe, yaitu suatu keadaan dimana
jumlah cairan endolimfe mendadak meningkat sehingga mengakibakan dilatasi
dari skala media, sakulus, dan utrikulus. Berbagai mekanisme ekstrinsik yang
dianggap berkontribusi pada pembentukan hidrops endolimfe adalah infeksi,
trauma, dan allergen.
Pedoman diagnosis penyakit Meniere didasarkan pada gejala klinis dan
mengidentifikasi penyebab lain. Gejala yang timbul adalah vertigo episodik yang
intens, biasanya berlangsung dari 30 menit sampai empat jam, dengan gangguan
pendengaran yang fluktuatif, tinitus menderu, dan sensasi penuh pada telinga.
Tidak ada tes definitive untuk memeriksa penyakit meniere.
25
26