Serbuk kopi pula mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan
air, serbuk kopi mengubah warna dan rasa air tersebut. "Kamu termasuk golongan yang
mana? Air panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan dugaan yang bakal kamu
lalui. Ketika kesukaran dan kesulitan itu mendatangimu, bagaimana harus kau
menghadapinya ?
Apakah kamu seperti lobak, telur atau kopi?" tanya ayahnya. Bagaimana dengan kita?
Apakah kita adalah lobak yang kelihatan keras, tapi dengan adanya penderitaan dan
kesulitan, kita menyerah menjadi lembut dan kehilangan kekuatan. Atau, apakah kita
adalah telur yang pada awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis?
Namun setelah adanya kematian, patah hati, perpisahan atau apa saja cobaan dalam
kehidupan akhirnya kita menjadi menjadi keras dan kaku.
Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kita menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan
hati yang kaku? Atau adakah kita serbuk kopi? Yang mampu mengubah air panas,
sesuatu yang menimbulkan kesakitan, menjadi sarana mengubah dirinya mencapai
kualitas yang lebih tinggi lagi. Jika kita seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi
semakin buruk atau memuncak, kita akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan
di sekitar kita juga menjadi semakin baik.
Antara lobak, telur dan kopi, engkau yang mana?