Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
Abstrak
Proses biogrouting merupakan proses yang mensimulasikan proses diagenesis yaitu
mentransformasi butiran pasir menjadi batuan pasir (calcarenite/sandstone). Kristal kalsit
(CaCO3) yang terbentuk dari proses biogrouting akan menjadi jembatan antara butiran
pasir sehingga menyebabkan proses sementasi, dan mengubah pasir menjadi batuan pasir.
Jenis bakteri penghasil enzim urease yang produksinya tidak dipengaruhi/ditekan oleh
amonium dapat dimanfaatkan pada teknologi biogrouting. Pada penelitian ini, telah
dilakukan biogrouting dengan menggunakan bakteri Bacillus Subtilis pada tanah lempung
kepasiran dengan 32 cc suntikan bakteri dan masa waktu pemeraman selama 28 hari. Dan
dilakuan percobaan permeabilitas guna sebagai hasil parameter pembanding antara tanah
tanpa injeksi dan tanah non injeksi. Dihasilkan tanah lempung kepasiran yang lebih padat
dan dengan nilai permeabilitas yang lebih kecil. Dan dilakukan pengujian SEM untuk
mengetahui perubahan morfologi tanah setelah diberikan injeksi bakteri.
Kata Kunci: biogrouting, bakteri Bacillus subtilis, lempung kepasiran, permeabilitas, SEM
(Scan Electron Microscope)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sifat tanah yang mengandung sifat kembang susut besar telah banyak dilakukan dengan metode stabilisasi
tanah, diantaranya stabilisasi tanah yaitu menggunakan metode grouting yang tidak ramah lingkungan yang
biasanya berupa suspense (semen, lempung-semen, pozzolan, bentonite, dsb) atau emulsi (aspal,dsb)
(Xanthakos et al., 1994; Karol, 2003). Semua bahan kimia untuk biogrouting, kecualisodium silikat adalah
toksik dan atau berbahaya (Karol, 2003; van Paassen, 2009).
Alternatife metode biogrouting yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan mikroorganisme dari bakteri
menjadi pillihan dalam penelitian ini yagn diharapkan akan menghasilkan kalsit/Kristal kalsium karbonat yang
bisa merubah butiran pasir menjadi batuan pasir.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan Tujuan adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik mekanis tanah yang telah dicampur dengan larutan bakteri Bacilius subtilis
dengan variasi waktu pemeraman.
2. Membandingkan koefisien permeabilitas tanah tanpa bakteri dan tanah yang telah diinjeksi bakteri.
3. Menganalisis aplikasi SEM (Scan Electron Microscope) untuk melihat bentuk dan ukuran tanah dengan
perlakuan berbeda.
ISBN : 978-979-127255-0-6
BIOGROUTING
Beberapa tahun terakhir sedang dikembangkan teknologi grouting secara biologi yang dikenal dengan teknologi
biogrouting melalui mekanisme pengendapan kalsium karbonat. Keuntungan utama dari biogrouting adalah
pemberian substrat dapat dipindahkan dalam bentuk inaktif ke daerah yang jauh dari titik injeksi.
Skema Pembuatan bakteri Bacillus subtilis
Pengambilan sampel dari
Tanah, pasir, air laut dan
batuan.
Uji aktivitas
Urease
Penampisan
aktivitas enzim
Urease
Isolasi dan
Purifikasi
Ekstraksi
DNA
Sekuensing gen
16S rRNA dan
Analisi Filogenetik
Amplifikasi gen
16S rRNA
ISBN : 978-979-127255-0-6
PROSIDING 20 13
Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
reaksi PCR adalah 95C, 2 menit (1 siklus); 95C, 30 detik, 65C, 1 menit, 72C, 2 menit (10 siklus); 95C, 30
detik, 55C, 1 menit, 72C, 2 menit (30 siklus); serta 72C, 2 menit (1 siklus). Purifikasi gen hasil PCR
dilakukan menggunakan kit Pregman dan dikerjakan sesuai petunjuk kerja. Initial denturation (96C selama 5
menit), Denturation (96C selama 0.3 menit), Annealing (55C selama 0.3 menit).
Sekuensing gen 16S rRNA dan Analisis Filogenetik
Urutan sekuen gen 16S rRNA dianalisis dengan menggunakan mesin otomatis DNA sequencer di PT. Genetika
Science, Indonesia. Informasi urutan basa didapatkan dari hasil sekuen kemudian dilacak keserupaannya
dengan data base GeneBank/DDBJ/EMBL berdasarkan BLAST (Altschul et al. 1997). Proses penyejajaran
sekuen dengan menggunakan program ClustalX (Thompson et al., 1994), jarak matriks dihitung menggunakan
metoda 2 parameter dari Kimura (1980) dalam Puspita Lisdiyanti (2011).
SEM (Scan Electron Microscope)
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang dapat melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali.
Mikroskop ini menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan
gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop
cahaya. Mikroskop elektron menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih
pendek dibandingkan mikroskop cahaya (Anonymous, 2012).
Permabilitas Tanah
Constant Head Permeameter
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran kasar dan memiliki koefisien permeabilitas yang tinggi.
(1)
Q = k.A.i.t
(. )
(. . . )
Dengan :
Q
K
A
I
t
(2)
= Debit (cm3)
= Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
= Luas Penampang (cm2)
= Koefisien Hidrolik = h/L
= Waktu (detik)
Metode ini dipakai apabila pondasi bangunannya terbentuk dari tanah atau batuan yang melapuk tinggi, sehinga
tidak akan kuat bila dilakukan dengan percobaan bertekanan.
Variable/Falling Head Permeameter
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan memiliki koefisien permeabilitas yang rendah.
K T=
aL
At
(3)
x ln [ ]
K20 = KT [
T
20
(4)
Dengan:
k = Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
a = Luas Penampang Pipa (cm2)
L = Panjang/Tinggi Sampel (cm)
ISBN : 978-979-127255-0-6
3 Hari
2.49E-04
2.33E-04
1.34E-04
5.14E-05
Besarnya Koefisien
7 Hari
2.49E-04
2.03E-04
1.28E-04
1.49E-05
KOEFISIEN PERMEABILITAS
3.01E-04
2.51E-04
2.01E-04
4x Injeksi
1.51E-04
3x injeksi
1.01E-04
2x Injeksi
5.10E-05
Tanpa Injeksi
1.00E-06
0
9 12 15 18 21 24 27 30
HARI PEMERAMAN
ISBN : 978-979-127255-0-6
PROSIDING 20 13
Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
KOEFISIEN PERMEABILITAS
3.01E-04
2.51E-04
28Hari
2.01E-04
21 Hari
1.51E-04
14 Hari
1.01E-04
7 Hari
5.10E-05
3 Hari
1.00E-06
0
JUMLAH INJEKSI
KOEFISIEN PERMEABILITAS
0.0003
0.00025
y = -6E-05x + 0.0003
0.0002
JUMLAH INJEKSI
MASA
PEMERAMAN
0.00015
0.0001
Linear (JUMLAH
INJEKSI)
0.00005
y = -1E-06x + 4E-05
-0.00005
10
20
30
Linear (MASA
PEMERAMAN)
ISBN : 978-979-127255-0-6
SIMPULAN
1. Hasil pengujian Plastisitas diperoleh batas cair (LL) = 45,97 % dan Indeks plastisnya (IP) sebesar 14,42 %.
Berdasarkan klasifikasi Unified dan AASHTO jenis tanah tersebut maka kelompok OH dan kelompok A-75, yaitu lempung organic dengan plastisitas sedang sampai tinggi dan tanah yang masuk kategori A-7-5
termasuk dalam klasifikasi tanah berlempung dimana indeks plastisitasnya > 11.
2. Penambahan bakteri bacillus di tanah lempung kepasiran dapat menyebabkan tanah lempung kepasiran
mengalami perubahan bentuk menjadi lebih keras
3. Penambahan bakteri bacillus subtilis pada tanah lempung kepasiran sebanyak 8 cc dengan waktu
pemeraman 3 hari, yang dimana 1cc terdapat 1.10 9 coloni /ml bakteri belum mampu menghasilkan tanah
lempung kepasiran dengan hasil maksimal.
4. Penambahan bakteri dengan 32 cc atau 4x injeksi baktteri dengan waktu pemeraman 28 hari, adalah hasil
maksimum yang dapat dihasilkan dengan menghasilkan nilai koefisien permeabilitas 4.91E-06. Dan nilai
koefisien permeabilitas tanpa injeksi bakteri adalah sebesar 2.49E-04
5. Dengan adanya penambahan bakteri maka nilai koefisien permeablitas semakin kecil, dengan kata lain
tanah lempung kepasiran semakin padat dan bagus untuk dijadiakn tanah pondasi.
Saran
1. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan jumlah injeksi yang lebih tinggi dan
lama dengan menggunakan sampel yang mempunyai nilai kohesi kecil, agar
referensi untuk stabilisasi pondasi selanjutnya.
2. Pengujian injeksi sebaiknya dilakukan di di Pusat Penelitian Bioteknologi
Indonesia (LIPI), agar hasil maksimal dapat diperoleh, karena tidak akan ada
telah diberikan injeksi.
3. Dilakukan penelitian dengan luas sampel yang lebih besar dan diruangan
manfaat lebih lanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
AkiyamaMasaru, (2010), Microbially mediated sand solidification using calcium phosphate compounds,
Faculty of Engineering, Hokkaido University, Kata 13, Nishi 8, Kita-ku, Sapporo, Hokkaido 060-8628,
Japan
Altschul SF, Thomas LM, Schaffer AA, Zhang J, Zhang Z, Miller W, Lipman DJ. 1997. Gapped BLAST and
PSI-BLAST: a new generation of protein database search programs. Nucleic Acids Res 25:3389-402
Biol. Biochem. 31: 1563-1571 (http://id.wikipedia.org/wiki/Bioremediasi)
Brooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1
Chen, F.H. (1988), Foundation on Expansive Soils, American Elsevier Science Publ., New york.
Dejong, J.T,. B. M. Mortensen, B. C Martinez, D. C., Nelson . 2009. Bio-Mediated soil improvement. Ecol, Eng.
Doi: 10.1016/j.ecolemg.2008.12.029.
ISBN : 978-979-127255-0-6
PROSIDING 20 13
Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
Dejong, (2006), Microbially Induced Cementation to Control Sand Response to Undrained Shear. JOURNAL
OF GEOTECHNICAL ANDGEOENVIRONMENTAL ENGINEERING ASCE / NOVEMBER 2006 /
1391
Hardiyatmo, C. H. (2010), Mekanika Tanah 1, Gadjah Mada University Press, Jakarta.
Holtz, R.D., and Kovacs, W.D. (1981), An Introduction to Geotechnical Engineering, Prentice Hall Civil
Engineering and Engineering Mechanic Series.
Karol, R.H.2003. Chemical Grouting and Soil Stabilization. New York. P558
Keyka A. Hamed, Huad. K. B Bujang, Asadi A, Kawasaki S (2011) Electro-Biogrouting abd Its challenges, Int.
J. Electrochem. Sci., 7 (2012)1196 1204.
L. Cheng, (2012), In-Situ Soil Cementation with Ureolytic Bacteria by Surfa Percolation, Ecological
Engineering, 42 . pp. 64-72.
Lisdiyanti P, Suyanto E, Ratnakomala S, Fahrurrozi, Sari N.M, Gusmawati F.N (2011) Bacterial carbonate
precipitation for biogrouting, Prosiding Simposium Nasional Ekohidrologi, PP 219-232.
Lee, Young Nam. 2003. Calcite production by Bacillus amyloliquefaciens CMB01.
Journal of Microbiology, Vol. 4, no. 4.
Suprapto H, 2011. Application Of Microbiology To Improve Mechanical Properties Of Soil and Concrete.
Faculty Of Engineering University Indonesia.
Terzaghi, K dan R.B. Peck. (1987), Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa I, Alih bahasa Bagus, W., dan K.
Benny. Erlangga, Jakarta.
Van Paassen, LA, Biogrout, ground improvement by microbial induced carbonate precipitation, 2009, Delft
University of Technology, pp 202.
Wesley, L. D. (1977), Mekanika Tanah, Badan Penerbit Percetakan Umum, Jakarta.
Wijngaarden V K.W M, Vermolen F.J, Meurs van M.A.G, Vuik C (2009) Modelling Biogrout: a new ground
improvementmethod based on microbial induced carbonateprecipitation, ISSN 1389-6520 Reports of the
Delft Institute of Applied Mathematics Delft 2009.
ISBN : 978-979-127255-0-6
ISBN : 978-979-127255-0-6