PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003,
maka definisi apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur
sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dalam peraturan
ini seorang apoteker bertanggungjawab atas pengelolaan apotek, sehingga
pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik
kualitas maupun kuantitasnya.
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai
dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit
bisnis (profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi
apotek adalah menyediakan obatobatan yang dibutuhkan masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi apotek sebagai
institusi bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan, dan hal ini dapat
dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya
juga tidak sedikit. Pada saat ini kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula
hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang
berfokus pada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Peran apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek klinis dan aspek
ekonomi demi kepentingan pasien.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi apotek yang menerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu,
berkualitas dan terpercaya serta menguntungkan bagi konsumen dan
karyawan.
2. Misi
Misi dari apotek adalah:
kerja.
h. Memberlakukan sistam reward dan punishment bagi seluruh karyawan.
C. Tujuan Pendirian Apotek
1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi
lainnya sesuai dengan kebutuhan masyrakat dengan berorientasi kepada
kepentingan dan kepuasan pasien sebagai implementasi kompetensi profesi
farmasis.
3. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi dan konsultasi kesehatan
kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan, khususnya obat dan cara pengobatan yang tepat.
D. Aspek Lokasi
Nama apotek yang akan didirikan adalah Apotek Sudrajat, terletak di Perumahan
Cikande Permai Blok A1 no 26, RT 005/RW 007, lokasi apotek strategis dan akan
menentukan keberhasilan apotek dan erat hubungannya dengan aspek pasar.
E. 1. denah lokasi : terlampiran
F. 2. datadata pendukung:
G. a. Kepadatan Penduduk
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan
pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko
dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya
penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan
kesehatan.
3. Pekerja
Pekerja (employee) dalam UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2000 adalah setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Namun
5
dalam rumah sakit, pekerja adalah orang yang bekerja di rumah sakit namun
bukan merupakan staff medis.
4. Governing Body
Governing Body rumah sakit pada intinya adalah badan yang menjadi penghubung
formal antara sistem di dalam rumah sakit dengan masayarakat. Governing Body
Rumah Sakit adalah unit terorganisasi yang bertanggung jawab untuk menetapkan
kebijakan dan objektif rumah sakit, menjaga penyelenggaraan asuhan pasien yang
bermutu, dengan menyediakan perencanaan serta manajemen institusi. (Jacobalis
dalam Tinarbuka , 2011)
Sebagaimana kelembagaan atau organisasi pada umumnya, rumah sakit juga
memiliki susunan atau struktur organisasi. Struktur organisasi rumah sakit diatur
dalam beberapa kebijakan pemerintah. Kebijakan yang mengatur struktur rumah
rumah sakit antara lain adalah UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, PP RI
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan Permenkes RI
Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan.
1.
2.
3.
yang
tertera
pada
Permenkes
RI
Nomor
DIREKTUR
KOMITE
KOMITE
SPI
SEKSI
SEKSI
SUBBAGIAN
SUBBAGIAN
SUBBAGIAN
INSTALASI
KJF
INSTALASI
KJF
1. Satuan Pengawas Intern (SPI) adalah Satuan Kerja Fungsional yang bertugas
melaksanakan intern rumah sakit. Satuan Pengawas Intern berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada pimpinan rumah sakit. Satuan Pengawas Intern
dibentuk dan ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
2. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah
sakit dalam rangka
5. Staf Medik Fungsional (SMF) adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang
medis dalam jabatan fungsional. Staf medik fungsional mempunyai tugas
melaksanakan diagnosa, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan
dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan.
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
staf
medik
fungsional
pengangkatan,
penempatan
atau
pemberhentian
pegawai.
Mengacu pada triad atau tiga tungku sejerangan yang terdiri dari pemilik
rumah sakit atau yang mewakili, direktur rumah sakit dan staf medis, maka ada dua
set peraturan internal rumah sakit, yaitu:
1. Peraturan internal yang mengatur hubungan pemilik atau yang mewakili dengan
direktur rumah sakit (pengelola rumah sakit) yang disebut peraturan internal
korporate (Corporate Bylaws)
2. Peraturan internal yang mengatur staf medis yang diseut peraturan internal staf
medis (Medical Staff Bylaws).
.
C. PERMENKES Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010
Dalam peraturan ini yang dimaksudkan dengan:
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang dan jenis penyakit.
3. Klasifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokan kelas Rumah Sakit berdasarkan
fasilitas dan kemampuan pelayanan.
4. Fasilitas adalah segala sesuatu hal yang menyangkut sarana, prasarana maupun
alat (baik alat medik maupun alat non medik) yang dibutuhkan oleh rumah sakit
dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien.
5. Sarana adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi oleh mata
maupun teraba oleh panca indera dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien
dan (umumnya) merupakan bagian dari suatu bangunan gedung ataupun bangunan
gedung itu sendiri.
6. Prasarana adalah benda maupun jaringan / instansi yang membuat suatu sarana
yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
7. Tenaga tetap adalah tenaga yang bekerja di rumah sakit secara purna waktu dan
berstatus pegawai tetap.
10
Setiap rumah sakit wajib mendapatkan penetapan kelas dari Menteri. Rumah
sakit dapat ditingkatkan kelasnya setelah lulus tahapan pelayanan akreditasi kelas
dibawahnya.
Rumah sakit harus mempunyai kemampuan pelayanan sekurang-kurangnya
pelayanan medik umum, gawat darurat, pelayanan, keperawatan, rawat jalan, rawat
inap, operasi/bedah, pelayanan medik spesialis dasar, penunjang medik, farmasi, gizi,
sterilisasi, rekam medik, pelayanan administrasi dan manajemen, penyuluhan
kesehatan masyarkat, pemulasaran jenazah, laundry, dan ambulance, pemeliharaan
sarana rumah sakit, serta pengolahan limbah.
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit Umum
diklasifikasikan menjadi:
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
e.
Pelayanan;
Sumber Daya Manusia;
Peralatan;
Sarana dan Prasarana; dan
Administrasi dan Manajemen.
Di sini kami hanya akan menjelaskan mengenai Klasifikasi Rumah Sakit
Umum Tipe D. Di Rumah Sakit Umum kelas D harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.
Kriteria, fasilitas dan Kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas D sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat,
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan
Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik
Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak/Keluarga Berencana. Pelayanan
Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan 24 jam dan 7 hari seminggu
dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat,
melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14