Lifelong Learning IS
Lifelong Learning IS
SKILL
Nama
NIM
: Pipit Riski S
: 4611413041
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar berasal dari kata dasar ajar yang artinya petunjuk yang diberikan kepada
orang supaya diketahui. Belajar berarti berlatih atau berusahamemperoleh kepandaian atau
ilmu. Sedangkan secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku
yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Kegiatan belajar
memiliki ciri ciri sebagai berikut :
a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar
b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku
dalam waktu yang relatif lama.
c. Perubahan itu terjadi karena usaha
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan yang berarti Education adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Belajar sepanjang hayat adalah
suatu konsep. Gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya
berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal. Seseorang masih dapat memperoleh
pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga
pendidikan formal.
Didalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga sekolah dan masyarakat dan pemerintah.
Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan
itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung
seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupannya. Hal ini
menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai kita
meninggal dunia.
B. Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah umum yang timbul adalah
bagaimana memupuk mental life long learning personal skill kepada siswa.
C. Tujuan
Tujuan dari makalah lifelong learning in personal skill adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian learning
b. Mengetahui komponen lifelong learning
c. Mengetahui Implikasi Konsep Life Long Education
D. Manfaat
Manfaat dari makalah lifelong learning in personal skill adalah sebagai berikut:
a. Memahami pengertian learning
b. Memahami komponen dalam life long learning
c. Memahami lifelong learning in personal skill
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Learning (Belajar)
Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak
terbatas pada dinding kelas. Hilgard mengatakan :Learning is the proses by which an
activity originates as changed through training procedures (whether in the laboratory or
in the natural environment). Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu
kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam Iingkungan
alamiah).
Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
James P. Chaplin, learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti perolehan dari
sembarang perubahan yang relative permanent dalam tingkah laku sebagai hasil praktek
atualisai pengalaman.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut, Sumadi Suryabrata menyimpulkan:
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam anti behavioral changed, aktual
maupun potensial.
b. Bahwa perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Dikatakan belajar apabila membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk
kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri.
Pendeknya mengenai segala aspek organism atau pribadi seseorang. Karena itu seorang
yang belajar ia tidak sama lagi dengan saat sebelumnya, karena ia lebih sanggup
menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan keadaan. Ia
tidak hanya bertambah pengetahuannya, akan tetapi dapat pula menerapkanya secara
fungsional dalam situasi hidupnya.
Dalam hubungan dengan usaha pendidikan, maka belajar adalah key term (istilah
kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar selalu mendapat
tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu pendidikan dan psikologis belajar.
Sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak
sampai masa tua, dikemukakan oleh Havinghurst yang dikutip oleh Made Pidarta, yaitu:
a. Fase perkembangan masa kanak-kanak
b. Fase perkembangan masa anak
c. Fase perkembangan masa remaja
d. Fase perkembangan masa dewasa awal
sebagainya.
Kesadaran akan potensi diri adalah kesadaran yang dimiliki seseorang atas kemampuan
dirinya. Dengan kesadaran atas kemampuan diri itu seseorang akan tahu kelebihan dan
kekurangannya, kekuatan dan kelamahannya. Dengan kesadaran eksistensi diri dan
potensi diri, seseorang akan dapat menempuh kehidupan dengan wajar tanpa merasa
tertekan dan mampu memecahkan masalah hidup dan kehidupannya.
C. LifeLong Learning
1) Pengertian
Pendidikan seumur hidup bukan suatu sistem pendidikan yang berstruktur, melainkan
suatu prinsip yang menjadi dasar dan menjiwai seluruh organisasi sistem pendidikan
yang ada. Dalam kenyataan hidup dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa hakikatnya
orang belajar seumur hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses
yang tidak sama.
Menurut Cropley life long learning diartikan dengan tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda
sampai yang paling tua.
Pendidikan sepanjang hayat (life long learning) menyatakan bahwa pendidikan tidak
berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya.
Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi urgensinya pada saat ini karena
manusia terus menerus menyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam
lingkungan masyarakat yang selalu berubah. Sisi lain pendidikan sepanjang hayat adalah
peluang yang luas bagi seseorang untuk terus belajar agar dapat meraih keadaan
kehidupan yang lebih baik. Ciri-ciri manusia yang menjadi pelajar sepanjang hayat :
keseluruhan
peristiwa-peristiwa
kegiatan
belajar
mengajar
yang
manusia untuk senantiasa belajar, oleh karenanya muncul konsep pendidikan life long
education yang menjamin setiap manusia untuk bisa belajar sepanjang hidupnya. Berikut
beberapa alasan mengenai urgensi pendidikan sepanjang hayat dilihat dari beberapa
tinjauan.
a. Tinjauan Ideologis
Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan
diri, untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan
dan keterampilan hidup. Dengan adanya pendidikan seumur hidup maka waktu
manusia belajar dan mengembangkan potensi akan semakin panjang. Menjadi suatu
kewajiban penguasa maupun tokoh masyarakat untuk menyelamatkan rakyat dari
bahaya kebodohan dan kemelaratan.
b. Tinjauan Ekonomis
Salah satu cara keluar dari lingkaran kebodohan dan kemelaratan adalah dengan cara
pendidikan seumur hidup. Dengan pendidikan seumur hidup seorang manusia akan
lebih banyak menerima pengetahuan dan keterampilan dimana hal ini diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan bagi setiap orang. Pendidikan seumur hidup
dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk :
Meningkatkan produktivitasnya.
Memelihara dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang sehat dan menyenangkan.
Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat
sehingga peranan pendidikan dalam keluarga menjadi sangat besar dan
penting.
c. Tinjauan Sosiologis
Salah satu masalah pendidikan di negara berkembang adalah pemborosan yang
disebabkan oleh sebagian orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya di lembaga
pendidikan yang mahal sedangkan anak-anak yang disekolahkan tidak serius dalam
menuntut ilmu. Oleh karena itu pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan
pemecahan masalah pendidikan bagi anak-anaknya. Dengan orang tua belajar maka
anak-anak bisa menirunya dan serius dalam bersekolah.
d. Tinjauan Politis
Pada negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak
kewajibannya disamping memahami fungsi pemerintahan. Karena itu, pendidikan
perlu diberikan kepada semua orang karena maju tidaknya suatu negara juga
dipengaruhi oleh kualitas pendidikan warga negaranya. Setiap warga negara yang
hidup di suatu negara perlu mempelajari apa saja terkait dengan bangsa dan
negaranya selama hidupnya, karena di bawah negaralah mereka memperoleh
perlindungan.
e. Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya akan
selalu ada perubahan-perubahan dan semua itu perlu dipelajari oleh semua rakyat,
disinilah terlihat peran pendidikan sepanjang hayat.
f. Tinjauan Teknologis
Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut setiap orang untuk terus
belajar agar bisa bertahan hidup. Selain itu dengan teknologi maka pendidikan
seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya. Dengan majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi, para pemimpin, teknisi, guru dan sarjana dari berbagai
disiplin ilmu senantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu teknologi untuk
menambah pengetahuan disamping ketrampilannya.
g. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu
pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi
pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu
yang akan belajar seumur hidup agar lebuh bernilai bagi masyarakat. Tidak
dipungkiri lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh
besar terhadap pendidikan khususnya konsep teknik penyampaiannya karena
perkembangan ilmu dan teknologi makin luas dan komplek, maka tidak mungkin
segalanya itu dapat diajarkan kepada anak di sekolah. Maka dewasa ini, tugas
pendidikan formal yang utama adalah bagaimana mengajarkan cara belajar,
menanamkan motifasi yang kuat kepada anak untuk belajar terus sepanjang
hayatnya. Dan untuk memberikan ketrampilan itu semua, perlu diciptakan kondisi
yang merupakan penerapan life long education.
h. Tinjauan Etis
Terselengaranya pendidikan seumur hidup secara meluas dikalangan masyarakat
dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkinkan terwujudnya keadilan
sosial. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya merasakan adanya persamaan
kesempatan memperoleh pendidikan. Selanjutnya berarti pula persamaan sosial,
ekonomi, dan politik. Dengan terselenggaranya pendidikan seumur hidup yang lebih
baik akan membuka peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat
persamaan internasional. Pendidikan seumur hidup pada prinsipnya dapat
mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan sosial.
6) Implikasi Konsep Life Long Education
Dengan diterimanya konsep pendidikan seumur hidup sebagai konsep dasar
pendidikan maka berarti sifat kodrati pendidikan, yaitu upaya memperoleh bekal
untuk mengatasi masalah hidup sepanjang hidup lebih menembus dan menjiwai
penyelenggaraan semua sistem pendidikan yang ada, yang sudah melembaga maupun
yang belum. Pendidikan berlangsung dari masa bayi sampai dengan pendidikan diri
sendiri pada masa manula. Seperti telah dijelaskan terdapat ciri-ciri khas pendidikan
seumur hidup yang diharapkan menjiwai pendidikan masa kini dan pada masa
mendatang.
Ciri-ciri pendidikan sepanjang hayat yang dimaksud adalah :
a. Pendidikan sepanjang hayat menghilangkan tembok pemisah antara sekolah
dan lingkungan kehidupan nyata di luar sekolah.
b. Pendidikan sepanjang hayat menempatkan kegiatan belajar sebagai bagian
integral dari proses hidup yang berkesinambungan.
c. Pendidikan sepanjang hayat lebih mengutamakan pembekalan sikap dan
metode daripada isi pendidikan karena isi pendidikan bersifat statis dan
senantiasa berubah.
d. Pendidikan sepanjang hayat menempatkan peserta didik sebagai individu
yang menjadi pelaku utama di dalam proses pendidikan yang mengarah
kepada pendidikan diri sendiri (self education) dan sejalan dengan penciptaan
masyarakat gemar belajar (learning society).
Implikasi sendiri diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu
keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Menurut W.P Guruge dalam
buku Toward Better Educational Management, implikasi pendidikan seumur hidup pada
adalah :
a) Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Pendidikan baca tulis sangatlah penting bagi masyarakat, baik negara maju
maupun negara berkembang. Realisasi baca tulis fungsional meliputi :
b.
tempat awal bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.
Program kegiatan disusun mulai dari peningkatan kecakapan baca tulis,
keterampilan
dasar
dan
mempertinggi
daya
pikir
anak,
sehingga
KESIMPULAN
Pendidikan adalah proses pembentukan manusia seutuhnya mencakup
kemampuan mental, fikir dan kepribadian atau berwatak bangsa. Pendidikan seumur
hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan
keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam
keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara
kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar
seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan
masyarakat bisa melaksanakanya.
Dari pembahasan Konsep Pendidikan Seumur Hidup dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Tujuan pendidikan seumur hidup adalah mengembangkan potensi kepribadian
manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya. Proses pertumbuhan dan
adalah suatu proses yang terus menerus dari bayi sampai meninggal dunia.
Dasar pemikiran konsep pendidikan seumur hidup dapat ditinjau dari berbagai
segi yaitu tinjauan ideologis, yuridis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis,
DAFTAR PUSTAKA
Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Mudyahardjo, Redja. 1998. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Ihsan, Fuad. 2003. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.