Anda di halaman 1dari 16

INTERPERSONAL

SKILL

Nama
NIM

: Pipit Riski S
: 4611413041

PRODI TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar berasal dari kata dasar ajar yang artinya petunjuk yang diberikan kepada
orang supaya diketahui. Belajar berarti berlatih atau berusahamemperoleh kepandaian atau
ilmu. Sedangkan secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku
yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Kegiatan belajar
memiliki ciri ciri sebagai berikut :
a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar
b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku
dalam waktu yang relatif lama.
c. Perubahan itu terjadi karena usaha
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan yang berarti Education adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Belajar sepanjang hayat adalah
suatu konsep. Gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya
berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal. Seseorang masih dapat memperoleh
pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga
pendidikan formal.
Didalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga sekolah dan masyarakat dan pemerintah.
Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan
itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung
seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupannya. Hal ini
menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai kita
meninggal dunia.
B. Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah umum yang timbul adalah
bagaimana memupuk mental life long learning personal skill kepada siswa.

C. Tujuan
Tujuan dari makalah lifelong learning in personal skill adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian learning
b. Mengetahui komponen lifelong learning
c. Mengetahui Implikasi Konsep Life Long Education
D. Manfaat
Manfaat dari makalah lifelong learning in personal skill adalah sebagai berikut:
a. Memahami pengertian learning
b. Memahami komponen dalam life long learning
c. Memahami lifelong learning in personal skill

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Learning (Belajar)
Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak
terbatas pada dinding kelas. Hilgard mengatakan :Learning is the proses by which an
activity originates as changed through training procedures (whether in the laboratory or
in the natural environment). Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu
kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam Iingkungan
alamiah).
Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
James P. Chaplin, learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti perolehan dari
sembarang perubahan yang relative permanent dalam tingkah laku sebagai hasil praktek
atualisai pengalaman.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut, Sumadi Suryabrata menyimpulkan:
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam anti behavioral changed, aktual
maupun potensial.
b. Bahwa perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Dikatakan belajar apabila membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk
kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri.
Pendeknya mengenai segala aspek organism atau pribadi seseorang. Karena itu seorang
yang belajar ia tidak sama lagi dengan saat sebelumnya, karena ia lebih sanggup
menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan keadaan. Ia
tidak hanya bertambah pengetahuannya, akan tetapi dapat pula menerapkanya secara
fungsional dalam situasi hidupnya.
Dalam hubungan dengan usaha pendidikan, maka belajar adalah key term (istilah
kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar selalu mendapat
tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu pendidikan dan psikologis belajar.
Sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak
sampai masa tua, dikemukakan oleh Havinghurst yang dikutip oleh Made Pidarta, yaitu:
a. Fase perkembangan masa kanak-kanak
b. Fase perkembangan masa anak
c. Fase perkembangan masa remaja
d. Fase perkembangan masa dewasa awal

e. Fase perkembangan masa setengah baya


f. Fase perkembangan masa tua
Untuk memenuhi tugas-tugas pada setiap fase tersebut, dicapai melalui belajar.
Berangkat dari fenomena ini muncullah konsep belajar untuk memberikan layananlayanan dan prioritas bagi mereka yang tidak lagi belajar pada pendidikan diri dan turut
berpartisipasi di dalam aktivitas kehidupan di lingkungan masyarakat.
B. Pengertian Personal Skill
Kecakapan personal (personal skill) adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang
untuk memiliki kesadaran atas eksistensi dirinya dan kesadaran akan potensi dirinya.
Kesadaran akan eksistensi diri merupakan kesadaran atas keberadaan diri. Kesadaran
atas keberadaan diri dapat dilihat dari beberapa sisi. Misalnya kesadaran diri sebagai
makhluk Allah, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk hidup, dan

sebagainya.

Kesadaran akan potensi diri adalah kesadaran yang dimiliki seseorang atas kemampuan
dirinya. Dengan kesadaran atas kemampuan diri itu seseorang akan tahu kelebihan dan
kekurangannya, kekuatan dan kelamahannya. Dengan kesadaran eksistensi diri dan
potensi diri, seseorang akan dapat menempuh kehidupan dengan wajar tanpa merasa
tertekan dan mampu memecahkan masalah hidup dan kehidupannya.
C. LifeLong Learning
1) Pengertian
Pendidikan seumur hidup bukan suatu sistem pendidikan yang berstruktur, melainkan
suatu prinsip yang menjadi dasar dan menjiwai seluruh organisasi sistem pendidikan
yang ada. Dalam kenyataan hidup dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa hakikatnya
orang belajar seumur hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses
yang tidak sama.
Menurut Cropley life long learning diartikan dengan tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda
sampai yang paling tua.
Pendidikan sepanjang hayat (life long learning) menyatakan bahwa pendidikan tidak
berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya.
Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi urgensinya pada saat ini karena
manusia terus menerus menyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam
lingkungan masyarakat yang selalu berubah. Sisi lain pendidikan sepanjang hayat adalah
peluang yang luas bagi seseorang untuk terus belajar agar dapat meraih keadaan
kehidupan yang lebih baik. Ciri-ciri manusia yang menjadi pelajar sepanjang hayat :

Sadar bahwa dirinya harus belajar sepanjang hayat.


Memiliki pandangan bahwa belajar hal-hal yang baru merupakan cara logis untuk
mengatasi masalah.
Bersemangat tinggi untuk belajar pada semua level.
Menyambut baik perubahan (open minded).
Percaya bahwa tantangan sepanjang hidup adalah peluang untuk belajar hal baru.
Jadi, pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang
menerangkan

keseluruhan

peristiwa-peristiwa

kegiatan

belajar

mengajar

yang

berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup


berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal,
proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua
lapisan masyarakat bisa melaksanakannya.
2) Komponen Life Long Education
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Komponen pendidikan menentukan berjalan atau tidaknya suatu sistem pendidikan.
Sebuah sistem operasional pendidikan seumur hidup mencakup beberapa komponenkomponen:
a. Tujuan-tujuan pendidikan seumur hidup.
b. Asumsi-asumsi yang mendasari pendidikan seumur hidup.
c. Prinsip-prinsip pembimbing untuk pengembangan sistem pendidikan seumur
hidup.
d. Bentuk-bentuk belajar, yang terdiri atas pendidikan umum yang berlangsung
secara formal dan non formal dan pendidikan profesional yang berlangsung
secara formal dan non formal.
3) Tujuan Life Long Education
Tujuan pendidikan merupakan suatu hal yang ingin di capai oleh kegiatan pendidikan.
Sebagaimana kita tahu bahwa setiap polah tingkah manusia baik yang disadari ataupun
tidak tentu ada tujuannya. Sistem pendidikan seumur hidup memliki beberapa tujuan,
diantaranya :

Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan


hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.

Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia


bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.

4) Konsep Life Long Education


Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para
pakar pendidikan dari zaman kezaman. Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan
suatu azas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses continue, yang bemula
sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Dalam kenyataan hidup sehari-hari
dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang hidup.
Singkatnya tidak ada batas usia yang menunjukkan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya
orang belajar. Seorang petani tua berusaha mencari tahu mengenai cara-cara baru dalam
bercocok tanam, memberantas hama, dan pemasaran hasil yang menguntungkan, itu
adalah pertanda bahwa belajar itu tidak dibatasi oleh usia. Dorongan belajar sepanjang
hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap orang merasa butuh untuk
mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari
dalam dan tantangan alam sekitar, yang selalu berubah. Sepanjang hidupnya manusia
dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif
terhadap diri dan kemajuan zaman.
Pendidikan sepanjang hayat yang dalam prakteknya telah lama berlangsung secara
alamiah dalam kehidupan manusia itu dalam perjalanannya menjadi pudar, disebabkan
oleh semakin kukuhnya kedudukan sistem pendidikan persekolahan di tengah-tengah
masyarakat. Sistem pendidikan persekolahan yang polanya telah mentradisi membentuk
masyarakat tersendiri dan memisahkan diri dari lingkungan masyarakat luas. Sekolah
membentuk masyarakat khusus yang mempersiapkan diri untuk kehidupan di hari depan,
bukan kehidupan sekarang ini, dengan membekali diri berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan menurut porsi yang telah ditetapkan dengan keyakinan bahwa bekal
tersebut pasti cocok dengan tuntutan zaman. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat
selalu berubah dengan membawa tuntutan-tuntutan baru. Bekal yang telah dipersiapkan
secara baku pada saat seseorang ditempa di sekolah tidak selalu sesuai dengan kebutuhan
di lapangan yang nantinya akan diterjuni.
5) Dasar-dasar Pemikiran Life Long Education
Di era yang semakin modern seperti sekarang ini, kebutuhan akan pendidikan dirasa
semakin sangat penting. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

manusia untuk senantiasa belajar, oleh karenanya muncul konsep pendidikan life long
education yang menjamin setiap manusia untuk bisa belajar sepanjang hidupnya. Berikut
beberapa alasan mengenai urgensi pendidikan sepanjang hayat dilihat dari beberapa
tinjauan.
a. Tinjauan Ideologis
Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan
diri, untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan
dan keterampilan hidup. Dengan adanya pendidikan seumur hidup maka waktu
manusia belajar dan mengembangkan potensi akan semakin panjang. Menjadi suatu
kewajiban penguasa maupun tokoh masyarakat untuk menyelamatkan rakyat dari
bahaya kebodohan dan kemelaratan.
b. Tinjauan Ekonomis
Salah satu cara keluar dari lingkaran kebodohan dan kemelaratan adalah dengan cara
pendidikan seumur hidup. Dengan pendidikan seumur hidup seorang manusia akan
lebih banyak menerima pengetahuan dan keterampilan dimana hal ini diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan bagi setiap orang. Pendidikan seumur hidup
dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk :

Meningkatkan produktivitasnya.
Memelihara dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang sehat dan menyenangkan.
Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat
sehingga peranan pendidikan dalam keluarga menjadi sangat besar dan

penting.
c. Tinjauan Sosiologis
Salah satu masalah pendidikan di negara berkembang adalah pemborosan yang
disebabkan oleh sebagian orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya di lembaga
pendidikan yang mahal sedangkan anak-anak yang disekolahkan tidak serius dalam
menuntut ilmu. Oleh karena itu pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan
pemecahan masalah pendidikan bagi anak-anaknya. Dengan orang tua belajar maka
anak-anak bisa menirunya dan serius dalam bersekolah.
d. Tinjauan Politis
Pada negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak
kewajibannya disamping memahami fungsi pemerintahan. Karena itu, pendidikan
perlu diberikan kepada semua orang karena maju tidaknya suatu negara juga
dipengaruhi oleh kualitas pendidikan warga negaranya. Setiap warga negara yang

hidup di suatu negara perlu mempelajari apa saja terkait dengan bangsa dan
negaranya selama hidupnya, karena di bawah negaralah mereka memperoleh
perlindungan.
e. Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya akan
selalu ada perubahan-perubahan dan semua itu perlu dipelajari oleh semua rakyat,
disinilah terlihat peran pendidikan sepanjang hayat.
f. Tinjauan Teknologis
Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut setiap orang untuk terus
belajar agar bisa bertahan hidup. Selain itu dengan teknologi maka pendidikan
seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya. Dengan majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi, para pemimpin, teknisi, guru dan sarjana dari berbagai
disiplin ilmu senantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu teknologi untuk
menambah pengetahuan disamping ketrampilannya.
g. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu
pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi
pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu
yang akan belajar seumur hidup agar lebuh bernilai bagi masyarakat. Tidak
dipungkiri lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh
besar terhadap pendidikan khususnya konsep teknik penyampaiannya karena
perkembangan ilmu dan teknologi makin luas dan komplek, maka tidak mungkin
segalanya itu dapat diajarkan kepada anak di sekolah. Maka dewasa ini, tugas
pendidikan formal yang utama adalah bagaimana mengajarkan cara belajar,
menanamkan motifasi yang kuat kepada anak untuk belajar terus sepanjang
hayatnya. Dan untuk memberikan ketrampilan itu semua, perlu diciptakan kondisi
yang merupakan penerapan life long education.
h. Tinjauan Etis
Terselengaranya pendidikan seumur hidup secara meluas dikalangan masyarakat
dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkinkan terwujudnya keadilan
sosial. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya merasakan adanya persamaan
kesempatan memperoleh pendidikan. Selanjutnya berarti pula persamaan sosial,

ekonomi, dan politik. Dengan terselenggaranya pendidikan seumur hidup yang lebih
baik akan membuka peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat
persamaan internasional. Pendidikan seumur hidup pada prinsipnya dapat
mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan sosial.
6) Implikasi Konsep Life Long Education
Dengan diterimanya konsep pendidikan seumur hidup sebagai konsep dasar
pendidikan maka berarti sifat kodrati pendidikan, yaitu upaya memperoleh bekal
untuk mengatasi masalah hidup sepanjang hidup lebih menembus dan menjiwai
penyelenggaraan semua sistem pendidikan yang ada, yang sudah melembaga maupun
yang belum. Pendidikan berlangsung dari masa bayi sampai dengan pendidikan diri
sendiri pada masa manula. Seperti telah dijelaskan terdapat ciri-ciri khas pendidikan
seumur hidup yang diharapkan menjiwai pendidikan masa kini dan pada masa
mendatang.
Ciri-ciri pendidikan sepanjang hayat yang dimaksud adalah :
a. Pendidikan sepanjang hayat menghilangkan tembok pemisah antara sekolah
dan lingkungan kehidupan nyata di luar sekolah.
b. Pendidikan sepanjang hayat menempatkan kegiatan belajar sebagai bagian
integral dari proses hidup yang berkesinambungan.
c. Pendidikan sepanjang hayat lebih mengutamakan pembekalan sikap dan
metode daripada isi pendidikan karena isi pendidikan bersifat statis dan
senantiasa berubah.
d. Pendidikan sepanjang hayat menempatkan peserta didik sebagai individu
yang menjadi pelaku utama di dalam proses pendidikan yang mengarah
kepada pendidikan diri sendiri (self education) dan sejalan dengan penciptaan
masyarakat gemar belajar (learning society).
Implikasi sendiri diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu
keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Menurut W.P Guruge dalam
buku Toward Better Educational Management, implikasi pendidikan seumur hidup pada
adalah :
a) Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Pendidikan baca tulis sangatlah penting bagi masyarakat, baik negara maju
maupun negara berkembang. Realisasi baca tulis fungsional meliputi :

Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang

fungsional bagi anak didik.


Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan

lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya tersebut.


b) Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak
di luar batas usia sekolah atau sebagai program pendidikan formal dan non
formal dalam rangka apprentice ship training merupakan salah satu program
dalam pendidikan seumur hidup. Namun pendidikan vokasional tidak boleh
dipandang sebagai jalan pintas tetapi tetap dilaksanakan secara kontinu.
c) Pendidikan Profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap profesi hendaklah
tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus
mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi,
perlengkapan, terminology dan sikap profesionalnya.
d) Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka
mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan
konsekuensi penting dari asa pendidikan seumur hidup.
e) Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik
Pendidikan seumur hidup bagi kehidupan berbangsa dan bernegara baik
menjadi rakyat maupun pimpinan. Sebagai rakyat perlu mengetahui hak dan
kewajiban sedangkan sebagai pemerintah perlu tahu tugas-tugas dan
wewenangnya.
7) Arah Life Long Education
Pada umumnya pendidikan sepanjang hayat diarahkan pada orang-orang dewasa dan
pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka
a.

yang sangat dibutuhkan di dalam pendidikan.


Pendidikan sepanjang hayat kepada orang dewasa.
Sebagai generasi penerus, kaum muda atau dewasa membutuhkan pendidikan
sepanjang hayat ini dalam rangka pemenuhan self interest yang merupakan
tuntutan hidup mereka sepanjang masa. Diantara self interest tersebut,
kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan
bagi para pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan

b.

persoalan-persoalan penting yang merupakan kuncu keberhasilan.


Pendidikan sepanjang hayat bagi anak
Pendidikan sepanjang hayat bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu
memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi

tempat awal bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.
Program kegiatan disusun mulai dari peningkatan kecakapan baca tulis,
keterampilan

dasar

dan

mempertinggi

daya

pikir

anak,

sehingga

memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai


pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.
8) Karakteristik Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. HIDUP, SEUMUR HIDUP, dan PENDIDIKAN merupakan tiga konsep pokok yang
menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup.
b. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan
sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.
c. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi
mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, pend. tinggi) dan jenis pendidikan.
d. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal maupun pola-pola
pendidikan non formal, baik kegiatan-kegiatan belajar terencana maupun kegiatankegiatan belajar insidental.
e. Keluarga memainkan peranan utama, peranan dasar dalam memulai pendidikan
seumur hidup.
f. Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam sistem pendidikan
seumur hidup.
g. Pendidikan seumur hidup menghendaki keterpaduan dimensi vertikal dan dimensi
horizontal dari pendidikan.
h. Bertentangan dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis, pendidikan seumur hidup
bersifat universal.
i. Pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan peragaman dalam
dalam isi bahan, alat-alat , teknik, dan waktu belajar .
j. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi-fungsi adaptif dan inovatif bagi
individu dan masyarakat.
k. Tujuan akhir pendidikan adalah mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup.
l. Ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan seumur hidup, yaitu : kesempatan, motivasi,
& edukabilitas.
m. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah prinsip pengorganisasian semua pendidikan.
n. Pada tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk
sebuah
sistem
keseluruhan dari semua pendidikan.
9) PilarPilar Pendidikan Seumur Hidup

Konsep pendidikan seumur hidup harus mencakup empat pilar yaitu :


a. Belajar Mengetahui (Learning to Know)
Memadukan antara kesempatan untuk memperoleh pengetahuan umum yang cukup
luas dengan kesempatan untuk bekerja pada sejumlah subjek yang lebih kecil secara
mendalam.
b. Belajar Berbuat (Learning to Do)
Memberi kesempatan kepada pebelajar untuk tidak hanya memperoleh ketrampilan
kerja, tetapi juga memperoleh kompetensi untuk menghadapi berbagai situasi serta
kemampuan bekerja dalam tim, berkomunikasi serta menangani dan menyelesaikan
masalah atau perselisihan.
c. Belajar Hidup Bersama (Learning to Live Together)
Mengembangkan pengertian atas diri orang lain dengan cara mengenali diri sendiri
serta menghargai kesaling tergantungan, melaksanakan proyek bersama dan belajar
mengatasi konflik dengan semangat nilai pluralitas, saling mengerti dan perdamaian.
d. Belajar Menjadi Seseorang (Learning to Be)
Mengembangkan kepribadian dan kemampuan untuk bertindak secara mandiri,
kritis, penuh pertimbangan serta bertanggungjawab.
10) Perubahan Pandangan Pendidikan Ke Arah Pendidikan Sepanjang Hayat
Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan ke arah Pendidikan Sepanjang Hayat
(PSH), karena:
Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa:
a. Semakin banyaknya keluaran dari system persekolahan (sistem pendidikan formal)
yang ingin melanjutkan pendidikan.
b. Cepatnya perkembangan pengetahuan baru mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masa.
c. Pendidikan Sepanjang Masa dipandang sebagai hal yang melatar belakangi
kebutuhan sistem pendidikan secara keseluruhan yang dapat merespon kebutuhan
dan tujuan dasar bidang social ekonomi, politik atau kebudayaan.
d. Banyaknya hasil penelitian tentang sekolah yang antara lain menyatakan Bahwa
sistem pendidikan dewasa ini tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan.
e. Peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah tidak membantu memecahkan pemenuhan
kebutuhan hidup dan perbaikan sistem sekolah hanya menguntungkan mereka yang
sudah mendapat kesempatan sekolah, sedang di luarnya masih banyak berjuta-juta
anak yang menunggu kesempatan ini.

f. Keterbatasan sistem persekolahan yang telah mempaketkan atau membakukan


sehingga para siswa menerima pengetahuan dengan keahlian yang telah terpilihkan
dan dengan resiko dapat digunakan/tidak setelah akhir studinya. Di sisi lain sistem
persekolahan, mengharuskan siswa berada di dalam bentuk menyeluruh dan keahlian
yang sejenis sehingga terasing dari pengetahuan dan keahlian lain.
11) Strategi Pendidikan Seumur Hidup
Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diinventarisir
Prof. Sulaiman Joesoef, meliputi hal-hal berikut :
a. Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai
tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalamanpengalaman pendidikan.
b. Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap
keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan
kondisi-kondisi yang membantu belajar.
c. Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri
mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang
logis untuk mengatasi peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di
seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp
sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
d. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup. Dalam konteks ini,
kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah
menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar
seumur hidup.
e. Arah Pendidikan Seumur Hidup.
12)

KESIMPULAN
Pendidikan adalah proses pembentukan manusia seutuhnya mencakup
kemampuan mental, fikir dan kepribadian atau berwatak bangsa. Pendidikan seumur
hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan
keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam
keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara
kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar
seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan
masyarakat bisa melaksanakanya.
Dari pembahasan Konsep Pendidikan Seumur Hidup dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Tujuan pendidikan seumur hidup adalah mengembangkan potensi kepribadian
manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya. Proses pertumbuhan dan

perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis.


Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan

adalah suatu proses yang terus menerus dari bayi sampai meninggal dunia.
Dasar pemikiran konsep pendidikan seumur hidup dapat ditinjau dari berbagai
segi yaitu tinjauan ideologis, yuridis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis,

psikologis dan pedagogis.


Bentuk-bentuk pendidikan seumur hidup: pendidikan formal, pendidikan
informal, dan pendidikan non- formal

DAFTAR PUSTAKA
Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Mudyahardjo, Redja. 1998. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Ihsan, Fuad. 2003. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai