Anda di halaman 1dari 4

Rumah bergaya naturalis tidak harus identik dengan banyaknya nuansa floral (tumbuhan) pada bentuk maupun

materialnya.Banyak element natural / alami yang dapat kita aplikasikan dalam bentuk maupun material sebuah
bangunan.

Rumah merupakan salah satu jenis kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh
semua orang disamping sandang dan pangan. Fungsi rumah tinggal tidak hanya
sekedar untuk berlindung dari segala gangguan alam dan iklim, akan tetapi juga
untuk berkarya dan mengembangkan kreatifitas serta profesi. Oleh karena itu
sebetulnya makna dan fungsi sebuah rumah tinggal sangat kompleks. Berpijak dari
fenomena itu, maka peran akan perencanaan dan perancangan sebuah rumah
tinggal memegang peranan yang sangat penting untuk membuat agar rumah
tinggal yang Anda bangun bisa betul-betul sesuai dengan fungsi dan kebutuhan,
aktifitas serta kemampuan Anda.

Siapa yang tidak suka nuansa hijau dan alami di rumah? Rasanya setiap hunian pasti memiliki
sisi hijau. Sejalan dengan itu, gaya interior Naturalis merupakan gaya yang everlasting, selalu
diminati. Ditambah isu green living yang marak dikampanyekan sejak beberapa tahun terakhir.
Kalau bisa lebih hijau, kenapa tidak?
Bukan
sekadar
Hijau
Gaya interior Naturalis telah lama dikenal dan diaplikasikan dalam rancagan rumah di seluruh
belahan dunia, misalnya penggunaan atap rumbia, dinding anyaman bambu dan sebagainya
Bangunan masa kini pun dapat digolongkan mengadopsi gaya naturalis. Msalnya pada
penggunan material kayu, pasir dan bebatuan yang merupakan material yang belum tergantikan.
Interior sebuah hunian, secara tidak langsung umumnya menerapkan konsep interior naturalis.
Misalnya dengan adanya penempatan pot tanaman, vas bunga, atau bahkan lukisan floral, yang
menjadi
parameter
dasar
dari
gaya
naturalis.
Elemen-elemen natural seperti itu menjadi aksen pelengkap dari keseluruhan gaya naturalis.
Interior naturalis sejalan dengan konsep green building. Dalam hal ini bukan hanya tentang
material yang digunakan. Namun lebih jauh lagi, mempertimbangkan aspek energi yang
dihabiskan. Misal jumlah pekerja, jarak toko material dengan lokasi rumah, reproduksi bahan
material sampai sisa hasil pembangunan yang harus cermat dimanfaatkan. Jadi, memiliki interior
naturalis, bukan hanya menghijaukan ruangan Anda toh?
Interior
Naturalis
yang
menenangkan
Hunian bertema alami sangat cocok bagi para pecinta alam. Biasanya memiliki ruang dengan
dimensi besar dengan bukaan maksimal serta menawarkan view yang menawan. Selain itu,
ekspos material semisal lantai kayu, dinding batu alam dan bahan fabrics organik ideal
diaplikasikan dalam rumah berinterior naturalis. Interior naturalis pun konsiten dengan
mengharmoniskan konsep pembangunan dan lingkungan sekitar. Tidak jarang ditemui pohon
yang dibiarkan hidup di tengah ruangan ataupun kontur lahan yang berundak alami.
Interior naturalis dengan mudah diterapkan pada Ruang Keluarga Anda. Warna Coklat, Krem

atau Hijau serta warna-warna turunannya menjadi pilihan warna yang dominan dalam gaya
interior. Untuk lantai, Anda dapat memilih marmer, granit atau batu alam lain dengan nontoxic
grout untuk natnya. Aksen floral, bunga dan tanaman hijau yang tersebar di ruangan adalah
keharusan bagi interior naturalis. Ekspos kolom kayu dan dinding batu alam serta furnishing
berbahan alami hasil daur ulang pun merupakan elemen pendukung utama dalam gaya ini. Hidup
dan habiskan waktu di ruangan yang penuh dengan unsur alam akan membawa ketenangan
tersendiri.
Read more: Naturalis, Gaya Sepanjang Zaman - bintanghome.com
http://www.bintanghome.com/rubrik-utama/interior/810-naturalis-gaya-sepanjangzaman.html#ixzz2GmcmsnFz

KESUKAAN orang mendesain rumah dengan unsur batu alam tak pernah hilang
dimakan zaman. Sejak puluhan tahun lalu, gaya rumah natural tetap diminati.
Banyak gaya yang dapat kita pilih saat ingin mendesain sebuah hunian. Namun,
gaya yang tidak pernah kekurangan penggemar adalah naturalis. Trennya sendiri
tidak

terlalu

banyak

berubah,

hanya

pemilihan

batunya

yang

berbeda.

"Pemilihan batu yang berbeda itu juga lebih dikarenakan semakin banyak pilihan
batu yang bagus dari luar negeri," ujar Arsitek dan Desainer Interior dari Oranye
Desain,

Dwi

Noviantoro.

Jadi, tidak ada tren khusus pada proses pemilihan batu alam. Yang perlu
diperhatikan hanyalah bagaimana mengombinasikannya dengan desain dasar
hunian. Misalkan unsur batu alam yang dikombinasikan dengan hunian bergaya
modern, minimalis, dan sebagainya. Pakem khusus dalam penggunaannya, menurut
Dwi, juga tidak ada. Semua tergantung selera dan keserasian dalam kombinasi.
Yang menjadi concern bagi para desainer adalah warna serta karakteristik batu
alam tersebut. "Setiap batu punya karakteristik yang berbeda. Ini akan berpengaruh
terhadap

perawatan

di

kemudian

hari,"

ujarnya.

Misalkan, saat ingin memasang tatanan batu pada rumah, langkah pertama yang

harus Anda lakukan adalah melihat keserasian warna batu dengan konsep rumah.
Setelah didapat beberapa pilihan batu yang cocok, kemudian disortir lagi mana
batu yang sesuai dengan penempatannya dari segi karakter batu tersebut. Untuk
perawatan, yang paling mendasar adalah melapisi batu alam tersebut dengan
coating.
"Perawatan rumah dengan desain seperti ini cenderung simpel dan maintenancenya murah karena hanya perlu di-coating secara teratur," jelas desainer interior
Eugenie

Mirna

Warouw.

Baik interior maupun eksterior, keduanya butuh lapisan agar memiliki umur yang
lebih panjang. "Batu alam eksterior butuh coating yang lebih sering dibandingkan
yang

interior,"

ujar

Dwi.

Sementara menurut Mirna, desain eksterior rumah yang menggunakan batu alam
lebih baik di-coating sekali dalam dua bulan secara berkala. Hal ini disebabkan batu
di area outdoor lebih sering terkena sinar matahari dan hujan sehingga rentan
kerusakan.
Sedangkan untuk interior dengan batu alam yang jarang terkena sinar matahari dan
hujan, Mirna menyarankan coating dilakukan hanya sekali dalam enam bulan. Tidak
berbeda dengan pendapat Dwi yang mengatakan bahwa meng-coating batu alam
pada

interior

lebih

jarang.

"Bahkan, terkadang dicoating tergantung kondisinya saja. Kalau tidak terlalu rusak,
lebih

baik

dibiarkan

dulu

agar

lebih

natural,"

tukasnya.

Pelapisan batu alam memang tidak boleh berlebihan dan hal ini tergantung selera
pemiliknya. Tidak sedikit orang yang memilih tidak meng-coating batu alam demi
mendapatkan

nuansa

yang

lebih

natural.

Contohnya pada hunian Mirna di bilangan Bintara, Bekasi. Bebatuan pada bagian
outdoor sengaja tidak di-coating sama sekali. Bebatuan tersebut meliputi dinding

dan lantai depan rumah yang warnanya sedikit dibedakan agar ada pengikatnya.
Ketika meng-coating batu alam, Dwi mengatakan bahwa lapisan pelindung itu akan
mengubah

warna

batu

tersebut.

"Warna batunya akan semakin gelap, seperti wet look. Jadi perubahan warna itu
harus dipersiapkan agar keserasian warna pada desainnya tidak melenceng,"
terang

Dwi.

Akan tetapi, ini juga tergantung karakter batu itu sendiri. Ada beberapa batu yang
saat

di-coating

tidak

mengalami

banyak

perubahan

warna.

Misalnya batu paras yang berwarna putihkuning. Perubahannya tidak banyak, hanya
sedikit lebih "naik" dan warnanya semakin tegas. Namun, ada juga batu yang
berubah sangat drastis, seperti batu candi yang awalnya abu-abu bisa berubah jadi
kehitaman setelah di-coating.

Anda mungkin juga menyukai