Anda di halaman 1dari 10

iaz is weLL

i cant fight this feeling . nobody suppose to know...

jerry
a wawan

3g

juwitaa

ramdan

dindiii

PeWe

barkahhh

boat

aiiii

sreee

firda

yoland

nurul

anis

stikes dhb

ratna

ajjii

addi

pa trisno

assep

t.anie

aat

yuni

ndep

uci

deon

bacank

wawo

sam

Jumat, 16 Desember 2011


askep fraktur tertutup Tibia Fibula 1/3 Distal Dextra post Op ORIF

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam
taraf halusinasi menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi
peningkatan mobilisasi masyarakat /mobilitas masyarakat yang meningkat
otomatisasi terjadi peningkatan penggunaan alat-alat transportasi
/kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan.
Sehingga menambah kesemrawutan arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang
tidak teratur dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya kecelakaan
kendaraan bermotor. Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan cidera
tulang atau disebut fraktur.
Menurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas
tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Berdasarkan data dari rekam medik RS Fatmawati di ruang Orthopedi
periode Januari 2005 s/d Juli 2005 berjumlah 323 yang mengalami gangguan
muskuloskletel, termasuk yang mengalami fraktur Tibia Fibula berjumlah 31
orang (5,59%).
Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah
dengan mengimobilisasi bagian fraktur adalah salah satu metode mobilisasi

fraktur adalah fiksasi Interna melalui operasi Orif (Smeltzer, 2001 : 2361).
Penanganan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Komplikasi umumnya oleh akibat tiga fraktur utama yaitu penekanan lokal,
traksi yang berlebihan dan infeksi (Rasjad, 1998 : 363).
Peran perawat pada kasus fraktur meliputi sebagai pemberi asuhan
keperawatan langsung kepada klien yang mengalami fraktur, sebagai
pendidik memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi,
serta sebagai peneliti yaitu dimana perawat berupaya meneliti asuhan
keperawatan kepada klien fraktur melalui metode ilmiah.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut bagaimana asuhan keperawatan fraktur tertutup Tibia Fibula 1/3
Distal Dextra diruang I Orthopedi Fatmawati.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengalaman nyata tentang asuhan keperawatan
dengan fraktur tertutup Tibia Fibula 1/3 Distal Dextra post Op ORIF
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur
tertutup Tibia Fibula 1/3 Dextra post op ORIF, Penulis mampu :
a. Mengidentifikasi data yang menunjang masalah keperawatan pada fraktur
tertutup Tibia Fibula 1/3 Distal Dextra.
b. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan fraktur tertutup Tibia
Fibula 1/3 Distal Dextra.
c. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan fraktur tertutup Tibia
Fibula 1/3 Distal Dextra.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan fraktur tertutup Tibia
Fibula 1/3 Distal Dextra.
e. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan fraktur tertutup Tibia
Fibula 1/3 Distal Dextra.
f. Mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat serta penyelesaian
masalah (solusi) dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan fraktur tertutup Tibia Fibula 1/3 Distal Dextra.
C. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis dalam laporan studi kasus ini adalah
metode deskriptif melalui pendekatan proses keperawatan dengan cara
teknik pengumpulan data seperti wawancara, pemeriksaan fisik, kolaborasi
dengan tim kesehatan yang lain serta data dari catatan medik klien. Setelah
itu data diolah dan dianalisa untuk selanjutnya dirumuskan masalah
sehingga bisa di intervensi dan di evaluasi.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap isi dan maksud
dari laporan kasus ini, maka penulisannya dibuat secara sistematis dibagi
menjadi 5 bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi Latar Belakang, Tujuan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Meliputi Konsep Dasar Penyakit dan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.


BAB III : TINJAUAN KASUS
Meliputi Gambaran Kasus dan Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan
Evaluasi Keperawatan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Yang membahas tentang kesenjangan antara Kasus, yang ditemukan dengan
teori yang didapatkan meliputi Definisi, Rasional terhadap setiap Diagnosa
Keperawatan yang ditemukan, Faktor Pendukung, Faktor Penghambat serta
Solusi.
BAB V : PENUTUP
Yang meliputi Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Fraktur adalah terputusnya hubungan atau kontinuitas tulang karena
stress pada tulang yang berlebihan (Luckmann and Sorensens, 1993 : 1915)
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu
sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur
yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. (Price and Wilson, 1995 : 1183)
Fraktur menurut Rasjad (1998 : 338) adalah hilangnya konstinuitas tulang,
tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun
yang parsial.
Fraktur Tibia Fibula adalah terputusnya tulang tibia dan fibula.
2. Etiologi
Penyebab fraktur diantaranya :
a. Trauma
1) Trauma langsung : Benturan pada tulang mengakibatkan ditempat tersebut.
2) Trauma tidak langsung : Titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur
berjauhan.
b. Fraktur Patologis
Fraktur disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis, kanker
tulang dan lain-lain.
c. Degenerasi
Terjadi kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri : usia lanjut
d. Spontan
Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga.
(Corwin, 2001 : 298)
3. Manifestasi Klinis
a. Nyeri lokal
b. Pembengkakan
c. Eritema
d. Peningkatan suhu

e. Pergerakan abnormal
Smeltzer and Bare, 2002 : 2343)
4. Patofisiologi
(Lukman and Soronsens 1993 and price, 1995)
5. Klasifikasi / Jenis
a) Fraktur komplet : Fraktur / patah pada seluruh garis tengah tulang dan
biasanya mengalami pergeseran dari posisi normal.
b) Fraktur tidak komplet : Fraktur / patah yang hanya terjadi pada sebagian dari
garis tengah tulang.
c) Fraktur tertutup : Fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, jadi
fragmen frakturnya tidak menembus jaringan kulit.
d) Fraktur terbuka : Fraktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat fraktur
(Fragmen frakturnya menembus kulit), dimana bakteri dari luar bisa
menimbulkan infeksi pada tempat fraktur (terkontaminasi oleh benda asing)
1) Grade I : Luka bersih, panjang <>
2) Grade II : Luka lebih besar / luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif
3) Grade III : Sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak yang
ekstensif, merupakan yang paling berat.
e) Jenis khusus fraktur
Greenstick : Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah, sedang sisi lainnya
membengkok.
Tranversal : Fraktur sepanjang garis tengah tulang.
Oblik : Fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
Spiral : Fraktur memuntir seputar batang tulang
Kominutif : Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
Depresi : Fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi pada tulang
tengkorak dan tulang wajah)
Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
Patologik : Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, penyakit
pegel, tumor)
Avulsi : Tertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendon pada perlekatannya
Epifiseal : Fraktur melalui epifisis
Impaksi : Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
(Smeltzer and Bare, 2002 : 2357 2358)
6. Proses Penyembuhan Tulang
a. Stadium Pembentukan Hematoma
Hematoma terbentuk dari darah yang mengalir dari pembuluh darah yang
rusak, hematoma dibungkus jaringan lunak sekitar (periostcum dan otot)
terjadi 1 2 x 24 jam.
b. Stadium Proliferasi
Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periostcum, disekitar lokasi fraktur
sel-sel ini menjadi precursor osteoblast dan aktif tumbuh kearah fragmen
tulang. Proliferasi juga terjadi dijaringan sumsum tulang, terjadi setelah hari
kedua kecelakaan terjadi.
c. Stadium Pembentukan Kallus

Osteoblast membentuk tulang lunak / kallus memberikan regiditas pada


fraktur, massa kalus terlihat pada x-ray yang menunjukkan fraktur telah
menyatu. Terjadi setelah 6 10 hari setelah kecelakaan terjadi.
d. Stadium Konsolidasi
Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi, fraktur teraba telah
menyatu, secara bertahap-tahap menjadi tulang matur. Terjadi pada minggu
ke 3 10 setelah kecelakaan.
e. Stadium Remodelling
Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada kondisi lokasi eks
fraktur. Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklas. Terjadi pada 6 -8
bulan.
(Rasjad, 1998 : 399 401)
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi / luasnya fraktur trauma
b. Scan tulang, tomogram, scan CT / MRI : memperlihatkan fraktur, juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
c. Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai.
d. Hitung daerah lengkap : HT mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau
menurun (pendarahan sel darah putih adalah respon stress normal setelah
trauma).
e. Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klien ginjal.
(Doenges, 2000 : 762)
8. Penatalaksanaan
Ada empat konsep dasar dalam menangani fraktur, yaitu :
a. Rekognisi
Rekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur. Prinsipnya
adalah mengetahui riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis
kekuatan yang berperan dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh
penderita sendiri.
b. Reduksi
Reduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti letak
asalnya. Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di dalam ruang
gawat darurat atau ruang bidai gips. Untuk mengurangi nyeri selama
tindakan, penderita dapat diberi narkotika IV, sedative atau blok saraf lokal.
c. Retensi
Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau
interna. Metode fiksasi eksterna meliputi gips, bidai, traksi dan teknik
fiksator eksterna.
d. Rehabilitasi
Merupakan proses mengembalikan ke fungsi dan struktur semula dengan
cara melakukan ROM aktif dan pasif seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuan klien. Latihan isometric dan setting otot. Diusahakan untuk
meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah.
9. Komplikasi

Komplikasi fraktur dapat dibagi menjadi :


a. Komplikasi Dini
1) Nekrosis kulit
2) Osteomielitis
3) Kompartement sindrom
4) Emboli lemak
5) Tetanus
b. Komplikasi Lanjut
1) Kelakuan sendi
2) Penyembuhan fraktur yang abnormal : delayed union, mal union dan non
union.
3) Osteomielitis kronis
4) Osteoporosis pasca trauma
5) Ruptur tendon
(Sjamsu Hidayat, 1997 : 1155)
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Data Biografi
2) Riwayat kesehatan masa lalu
3) Riwayat kesehatan keluarga
b. Pemeriksaan Fisik
1) Aktivitas / istirahat
Keterbatasan / kehilangan fungsi yang efektif (perkembangan sekunder dari
jaringan yang bengkak / nyeri)
2) Sirkulasi
a) Hipertensi (kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri / ansietas) atau
hipotensi (kehilangan darah)
b) Takikardia (respon stress , hipovolemi)
c) Penurunan nadi pada distal yang cidera , pengisian kapiler lambat
d) Pembengkakan jaringan atau hematoma pada sisi yang cidera
3) Neurosensori
a) Hilang gerakan / sensasi, spasme otot
b) Kebas / kesemutan (parestesia)
c) Nyeri / kenyamanan
d) Nyeri mungkin sangat berat, edema, hematoma dan spasme otot merupakan
penyebab nyeri di rasakan
4) Keamanan
a) Laserasi kulit, avulsi jaringan, pendarahan, perubahan warna
b) Pembengkakan lokal
5) Pengetahuan
Kurangnya pemajanan informasi tentang penyakit, prognosis dan
pengobatan serta perawatannya .
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko terhadap trauma berhubungan dengan kerusakan Integritas tulang
(fraktur)

b. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan spasme otot


c. Risiko terhadap disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan
penurunan aliran darah cedera, edema berlebihan, pembentukan trombus
d. Risiko tinggi terhadap pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
aliran : darah / emboli lemak, perubahan membran alveolar / kapiler
e. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler ,
nyeri / ketidaknyamanan.
f. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur
terbuka
3. Prinsip intervensi
a. Mencegah cedera tulang jaringan lanjut
b. Menghilangkan nyeri
c. Mencegah komplikasi
d. Memberikan informasi tentang kondisi /prognosa dasn dasn kebutuhan
pengobatan
e. Meredakan ansietas
f. Memperbaiki mobilitas
)
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
- Tidak terjadi trauma
- Gangguan rasa nyaman nyeri hilang / berkurang.
- Tidak terjadi disfungsi neurovaskuler
- Dapat bernafas normal
- Beraktifitas secara normal / mandiri
- Tidak terjadi dekubitus
(Doenges. 2000. 761 774).

http://askep-kesehatan.blogspot.com/2009/01/fraktur-tibia-fibula.html

Diposkan oleh blog iazh di 23.26


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: askep fraktur
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

its mee ^^

blog iazh
bandung, jawa barat, Indonesia
i cant fight this feeling . nobody suppose to know ....
Lihat profil lengkapku

Pengikut
Arsip Blog

Label

2011 (13)
o Desember (9)

ARIKEL ISLAMI (1)


artikel (1)

fakta menarik dari tubuh kita

askep fraktur (1)

ciri-ciri wanita hamil di luar kandungan

tetap bangun pagi saat libur agar tubuh tak


lemas

biografi orang hebat


(2)

hal menarik nan


AMAZING (1)

Kartun (1)

kumpulan tips
keurenn (1)

renungan (1)

science (2)

silahkan di coba (1)

10 fakta menarik seputar sakit kepala

50 kebiasaan untuk meraih kesuksessan

doraemon

askep fraktur tertutup Tibia Fibula 1/3 Distal


Dex...

8 (delapan) kebohongan IBU demi anak2nya

kata-kata bijak

November (4)

Label

ARIKEL ISLAMI (1)


artikel (1)

askep fraktur (1)

biografi orang hebat (2)

hal menarik nan AMAZING (1)

Kartun (1)

kumpulan tips keurenn (1)

renungan (1)

science (2)

silahkan di coba (1)

my pict

only me
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh minimil. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai