Muhammad Yamin
Alamul Huda
Christianity
Radianti Frederika
Kartika Sari
Indra Sudadi
Filman Purwadinata
PEMICU 2
A, seorang anak lelaki berusia 4 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan bengkak di seluruh tubuh
sejak 2 minggu yang lalu. Dari aloanamnesis pada Ibu
pasien diperoleh keterangan bahwa sejak 1 minggu yang
lalu Ibu memperhatikan kedua kelopak mata anaknya
sembab/bengkak ketika bangun tidur, dan bengkak
tersebut menghilang pada siang hari. Sejak 5 hari yang
lalu bengkak di kedua kelopak mata menetap, ditambah
lagi bengkak di tungkai bawah dan perut tampak
membesar. Keluhan demam, kuning dan sesak
disangkal. Pasien tetap beraktivitas seperti biasa. Buang
air kecil berkurang, dan tampak keruh.
Kata Kunci
1. Seorang anak laki-laki berusia 4
tahun
2. Keluhan :
Bengkak seluruh tubuh 2
minggu lalu.
Kelopak mata bengkak ketika
bangun tidur, hilang siang hari
1 minggu lalu.
Kelopak mata bengkak
menetap, bengkak tungkai
bawah, perut membesar 5 hari
lalu.
3. Demam, kuning, sesak (-)
4. Buang Air Kecil sedikit dan
keruh.
Identifikasi Masalah
1. 2 minggu lalu : bengkak
seluruh tubuh.
2. 1 minggu lalu : kelopak mata
bengkak ketika bangun tidur,
hilang siang hari.
3. 5 hari lalu : kelopak mata
bengkak menetap, bengkak
tungkai bawah, perut
membesar.
ANALISIS MASALAH
HIPOTESIS
Terjadinya gangguan glomerulus menyebabkan adanya keadaan
edema, proteinuria, hipoalbuminemia, dan hiperkolesterol.
Pertanyaan Terjaring
1. Histologi Glomerulus
2. Interpretasi data tambahan
3. Jenis-jenis gangguan glomerulus
4. Sindrom Nefrotik
A. Definisi
B. Patofisiologi
C. Etiologi
D. Tanda dan gejala
E. Penatalaksanaan
F. Pemeriksaan fisik dan penunjang
G. Komplikasi
H. Klasifikasi
HISTOLOGI GLOMERULUS
Nefron terdiri dari korpus
Malphigi dan tubulus-tubulus.
Korpus Malphigi terdiri atas
glomerulus dan kapsula Bowman.
Lapisan dalam kapsul ini
menyelubungi kapiler glomerulus
disebut lapisan visceral. Lapisan
luar membentuk batas luar
korpuskel renalis dan disebut
lapisan parietal kapsula Bowman.
Antara kedua lapis ini terdapat
ruang urinarius yang menampung
cairan yang disaring melalui
dinding kapiler dan lapisan
visceral. Setiap korpuskel ginjal
memiliki kutub vascular tempat
masuknya arteriol aferen dan
keluarnya arteriol eferen, dan
memiliki kutub urinarius, tempat
tubulus kontortus proksimal
berasal.
INTERPRETASI DATA
MAKNA KLINIS
1. Leukosit
Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan
pemberian cairan intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain
itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti antibiotika,
aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat antiradang).
2. Hematokrit
Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin
kental. Hal ini terjadi karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke
luar dari pembuluh darah sementara jumlah zat padat tetap, maka darah
menjadi lebih kental.
3. Albumin
Kadar albumin kurang dari normal berpotensi menunjukkan
masalah pada hati. Kondisi yang menyebabkan peradangan sendi
seperti arthritis, infeksi seperti gigi busuk, dan infeksi kandung kemih
membuat kadar albumin menurun.
4. LED
LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah
merah) dan menggambarkan komposisi plasma serta
perbandingannya antara eritrosit (sel darah merah) dan plasma.
Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik
(menyeluruh), trauma, kehamilan trimester II dan III, infeksi
kronis, kanker, operasi, luka bakar.
5. Protein
Proteinuria adalah istilah medis yang mengacu adanya
protein dalam urin. Kehadiran sejumlah kecil protein dalam urin
dapat menjadi kondisi yang tidak berbahaya, akan tetapi
tingginya tingkat protein yang diekskresikan dalam urin dapat
menunjukkan masalah ginjal.
Gangguan
Glomerulus
Glomerulonefritis Primer
Sistemik
Kelainan
Herediter
- Sindrom Alport
- Penyakit Fabry
Sindrom
Nefrotik
Kongenital
Primer
Sekunder
PATOFISIOLOGI SINDROM
NEFROTIK
Proteinuria
Hipoalbuminemia
Edema
Hiperkolesterolemia
PENATALAKSANAAN SINDROM
NEFROTIK
Urinalisis dan bila perlu biakan urin. Biakan urin dilakukan apabila
terdapat gejala klinik yang mengarah pada infeksi saluran kemih
(ISK).
Protein
urin
kuantitatif.
Pemeriksaan
dilakukan
dengan
menggunakan urin 24 jam atau rasio protein/kreatinin pada urin
pertama pagi hari.
Pemeriksaan darah
1. Darah tepi lengkap (hemoglobin, leukosit, hitung jenis leukosit,
trombosit, hematokrit, LED)
2. Albumin dan kolesterol serum
3. Ureum, kreatinin, dan klirens kreatinin
4. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara klasik ataupun dengan
rumus Schwartz.
Gagal
Menyaring
Darah
Gagal
Menghasilkan
Urin
MEKANISME
BENGKAK DI KELOPAK MATA
P
R
O
T
E
I
N
U
R
I
A
&
H
I
P
O
A
L
B
U
M
E
N
I
M
A
Mekanisme
Hiperlipidemia pada Sindroma Nefrotik
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA