Gangguan psikologis
Obat-obatan yang diminum (diuretik, antidepresan, sedatif, anti-psikotik, alkohol, dan obat
hipoglikemi)
Penyebab Jatuh pada Lansia
Penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa faktor, antara lain:
a.
Hipotensi orthostatic:
Sedativa
Antipsikotik
Obat-obat hipoglikemik
alkohol
e.
Aritmia
Stenosis
Stroke
Parkinson
Spondilosis
Serangan kejang
f.
2.3. Komplikasi
Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti berikut ini:
a.
Perlukaan (Injury)
Disablitas
Mati
Pencegahan
Usaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan karena bila sudah terjadi
jatuh pasti terjadi komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan. Usaha pencegahan ini
anatara lain:
a.
dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak
licin, bersih dari benda-benda kecil yang sulit djilihat.
b. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan
Setiap lansia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam melakukan
garakan pindah tempat , pindah posisi. Penilaian gaya berjalan juga harus dilakukan dengan
cermat, apakah lansia menapakkan kakinya dengan baik, tidak mudah goyah, apakah penderita
mengangkat kaki denganbenar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah lansia
cukup untuk berjalan tanpa bantuan. Kesemuanya harus dikoreksi bila terdapat kelainan /
penurunan.
c.
1. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan
tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya
lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang
dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya
adalah berjalan kaki.(1,4,5,6)
2. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik di antara:
1. Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
2. Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan
3. Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif dan
tranquilisers
4. Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi klinis
kuat
5. Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
3. Modifikasi lingkungan
Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari pusing akibat suhu
di antara:
1. Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan
tanpa harus berjalan dulu
2. Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
3. Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
4. Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
5. Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah
tangga.
6. Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk
melintas.
7. Gunakan lantai yang tidak licin.
8. Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung.
9. Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar mandi.
4. memperbaiki kebiasaan pasien lansia misalnya :
1. Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
2. Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
3. Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
4. Hindari olahraga berlebihan.
5. 5. Alas kaki
Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
1. Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
2. Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga keseimbangan
3. Pakai sepatu yang antislip
6. Alat bantu jalan
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi
atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya.
1. Penggunaannya alat bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan, namun
di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk
membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan
alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual.
2. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obatobatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan alat bantu
jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya 1 ekstremitas
atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan cane type apa yang
digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang berat badan. Jika ke-2
ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu
menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua
ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat
badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang
berat badan.
7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaanperasaan tersebut muncul.
28. 20. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah
29.
Dukungan atau Peran Keluarga
a.
orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding dengan angka-angka yang
besar atau radio juga bisa membantu penderita tetap memiliki orientasi.
b.
Menyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor pada pintu bisa membantu
Menjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktivitas lainnya secara rutin, bisa
Meminta bantuan organisasi yang memberikan pelayanan sosial dan perawatan, akan
sangat membantu.
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN DEMENSIA
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia diantaranya adalah
menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak, seperti :
1. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan zat adiktif yang
2.
3.
a.
b.
berlebihan.
Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan setiap hari.
Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif :
Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang memiliki persamaan minat
atau hobi
4. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam kehidupan sehari-hari
dapat membuat otak kita tetap sehat.
Gallo, Joseph.1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Nugroho, Wahjudi.1995. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : Buku Kedokteran EGC