LIMBAH
NAMA
: JANUARDIANTO
NIM
: F0A011013
PRODI
: KIMIA INDUSTRI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik, rumah
tangga, perusahaan,
berupa cair, padat bahkan berupa zat gas dan semuanya itu berbahaya
bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah yang lebih berbahaya lagi yang
disebut dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Hal tersebut
sebenarnya bukan merupakan masalah kecil dan sepele, karena apabila
limbah
(B3)
tersebut
dibiarkan
ataupun
dianggap
sepele
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap
bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability,
reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3
adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain.
Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau
sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia,
mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
B. Tujuan Pengelolaan Limbah B3
Tujuan
pengelolaan
B3
adalah
untuk
mencegah
dan
C. Identifikasi Limbah B3
1. Sumber Limbah B3
a. Sumber spesifik
Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara
spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah. Contohnya :
Jenis
Industri
Sumber Pencemaran
Pencemar Utama
- Logam berat (As,
Pupuk
Proses produksi
amonia, urea dll
Hg)
- Sulfida/seny.
amonia
- Logam berat (As,
Tekstil
Kertas
Proses finishing,
dyeing, printing dll
Pelarut Terhalogenisasi
Tetrakloroetilen
Klorobenzen
Karbon tetraklorida
4
Asam/Basa
Asetamida ( D3002)
Aseton (D3004)
Asetonitril (D3005)
dan flokulasi.
Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses
pengolahan dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung
digested
padatan/lumpur
aerobic
yang
maupun
dihasilkan
cukup
anaerobic
stabil
di
dan
mana
banyak
a. Mudah meledak
Yaitu materi yang dapat meledak karena adanya kejutan, panas
atau mekanisme lain, misalnya dinamit.
b. Mudah terbakar
Yaitu bahan padat, cair, uap, atau gas yang menyala dengan
mudah dan terbakar secara cepat bila dipaparkan pada sumber
nyala, misalnya: jenis pelarut ethanol, gas hidrogen, methane.
c. Bersifat reaktif
Limbah
yang
pada
keadaan
normal
tidak
stabil,
dapat
limbah
B3
meliputi
kegiatan
pengumpulan,
pengelolaan
limbah
B3
di
daerah,
aktivitas
kegiatan
Dampak
Lingkungan
(Bapedal)
Nomor
Kep-
Lokasi pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah
dengan
wilayah
perairan
dan
sumur
penduduk
minimum 300 m;
5. dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan
lindung) minimum 300 m.
Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:
1. sistem kemanan fasilitas;
2. sistem pencegahan terhadap kebakaran;
3. sistem pencegahan terhadap kebakaran;
4. sistem penanggulangan keadaan darurat;
5. sistem pengujian peralatan;
6. dan pelatihan karyawan.
Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi
jenis limbah yang ditangani adalah limbah yang dalam volume kecil pun
berdampak besar terhadap lingkungan.
Pengolahan limbah B3
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik
stabilisas/solidifikasi,
dengan
tujuan
untuk
jika
(insinerasi)
suatu
dengan
materi
berat
limbah
100
kg,
B3
ingin
maka
dibakar
abu
sisa
satu
teknologi
pengolahan
limbah
B3
ialah
chemical
kadar
airnya
pada
tahapan
de-watering
koloid
dengan
cara
pencucian
dan
destruksi.
flocculation,
chemical
conditioning,
dan
elutriation.
c. De-watering and drying
De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan
atau mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi
volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini
umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa
digunakan adalah drying bed, filter press, centrifuge,
vacuum filter, dan belt press.
d. Disposal
Disposal
ialah
proses
pembuangan
akhir
limbah
B3.
Solidification/Stabilization
Di
samping
chemical
conditiong,
teknologi
sebagai proses
toksisitas
limbah
tersebut.
Sedangkan
solidifikasi
dianggap
mempunyai
arti
yang
sama.
Proses
tetapi
bahan
pencemar
terbungkus
pada
bahan
pemadat
melalui
mekanisme
adsorpsi.
e. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan
menyerapkannya ke bahan padat
f. Detoxification, yaitu proses mengubah
suatu
senyawa
mengenai
solidifikasi/stabilitasi
diatur
oleh
BAPEDAL
11
3.Incineration
Teknologi
pembakaran
(incineration)
adalah
alternatif
yang
12
asam
anorganik.
Zat
karsinogenik
patogenik
dapat
senyawa
organik
dengan
sempurna,
tetapi
terdapat
kelemahan yaitu operator harus yang sudah terlatih. Selain itu biaya
investasi lebih tinggi dibandingkan dengan metode lain dan potensi
emisi ke atmosfir lebih besar bila perencanaan tidak sesuai dengan
kebutuhan operasional.
Pembuangan Limbah B3 (Disposal)
Sebagian dari limbah B3 yang telah diolah atau tidak dapat diolah
dengan teknologi yang tersedia harus berakhir pada pembuangan
(disposal). Tempat pembuangan akhir yang banyak digunakan untuk
limbah B3 ialah landfill (lahan urug) dan disposal well (sumur
pembuangan).
Di
Indonesia,
peraturan
secara
rinci
mengenai
terhadap
efek
yang
mungkin
ditimbulkan.
Data
densitas dan viskositas yang lebih rendah daripada cairan alami dalam
formasi geologi.
Hingga saat ini di Indonesia belum ada ketentuan mengenai
pembuangan limbah B3 ke sumur dalam (deep injection well).
Ketentuan yang ada mengenai hal ini ditetapkan oleh Amerika Serikat
dan dalam ketentuan itu disebutkah bahwa:
a) Dalam kurun waktu 10.000 tahun, limbah B3 tidak boleh
bermigrasi secara vertikal keluar dari zona injeksi atau
secara lateral ke titik temu dengan sumber air tanah.
b) Sebelum limbah yang diinjeksikan bermigrasi dalam arah
seperti
disebutkan
di
atas,
limbah
telah
mengalami
15
16