Anda di halaman 1dari 3

Pada waktu sterilisasi alat dan bahan terdapat perbedaan waktu, ini di karenakan besar

tekanan yang digunakan tergantung pada macam bahan dan alat yang disterilkan, sehingga
terjadi perpanjangan waktu pemanasan. Dalam percobaan ini mungkin saja teradi faktor
kesalahan, contohnya seperti pada saat pembukusan cawan petri mungkin saja akan salah
pembukusan dan terbaliknya cawan petri.
Pada saat penuangan media steril, harus di tuangkan ke cawan petri pada suhu sekitar
45 50 C (pada bentuk cair) untuk menghindari pembentukan kondensasi air di tutup cawan
petri. Media harus dicampur secara merata tanpa terbentuk gelembung dan dituangkan secara
aseptik kedalam cawan petri steril. Sejumlah media cair (sekitar 18 20 ml) di tuangkan
kedalam cawan petri sehingga membentuk lapisan Agar sekitar 2 3 mm di permukaan
cawan petri. Sebelum Inokulasi, pastikan supaya permukaan Agar kering untuk menghindari
berkerumunnya mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengeringkannya di dalam
inkubator bersuhu 30 40 C selama 15 20 menit, serta hindari pengeringan berlebihan.
Swab adalah salah satu bahan habis pakai yang banyak digunakan di laboratorium.
Swab biasanya digunakan untuk mengambil sample mikrobiologi untuk laboratorium industri
( tangan pekerja, mesin atau ruangan ) dan laboratorium klinik ( pemeriksaan vagina, anus
atau tenggorokan ). Beberapa laboratorium mikrobiologi yang konvensional masih
menggunakan swab yang dibuat secara mandiri. Kapas direkatkan pada kayu, kemudian
disterilkan di autoklaf. Tapi banyak juga yang menggunakan swab jadi yang sudah tersedia di
pasar.
Pada saat melakukan pengujian dengan swab test, suhu yang digunakan untuk
pengujian yakni suhu pada saat di inkubasi 37oC. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan
di dapatkan hasilnya pada ruangan farmakologi (dengan 3 cawan) hari pertama didapatkan
mikroba dengan jumlah 210 koloni sedangkan hari kedua didapatkan dengan jumlah bakteri
sebanyak 659 koloni. Kemudian di ruangan laboratorium Tugas Akhir (TA) di dapatkan
dengan jumlah bakteri (dari 3 cawan) pada hari pertama 475 koloni. Lalu pada ruangan
instrumen didapatkan dari 3 cawan hari pertama adanya bakteri 117 koloni sedangkan pada
hari kedua ada 211 koloni. Pada ruangan laboratorium farmasi fisika (digunakan 3 cawan)
didapatkan jumlah bakteri pada hari pertama sebanyak 291 koloni dan hari kedua 438 koloni.
Sementara pada Laminar Air Flow (LAF) hanya menggunakan 1 cawan dengan hasil pada
hari pertama didapat bakteri sebanyak 31 koloni dan hari kedua bertambah 7 koloni sehingga
total menjadi 38 koloni.
Kemudian pada pengujian settle plate atau disebut sebagai cawan papar, suhu yang
digunakan untuk pengujian yakni suhu pada saat di inkubasi 37oC. Dari hasil praktikum yang
telah dilakukan di dapatkan hasilnya pada ruangan farmakologi (dengan 3 cawan) hari
pertama didapatkan mikroba dengan jumlah 26 koloni sedangkan hari kedua didapatkan
dengan jumlah bakteri sebanyak 125 koloni. Kemudian di ruangan laboratorium Tugas Akhir
(TA) di dapatkan dengan jumlah bakteri (dari 3 cawan) pada hari pertama 118 koloni dan hari
kedua 300 koloni. Lalu pada ruangan instrumen didapatkan dari 3 cawan hari pertama adanya
bakteri 162 koloni sedangkan pada hari kedua ada 230 koloni. Pada ruangan laboratorium
farmasi fisika (digunakan 3 cawan) didapatkan jumlah bakteri pada hari pertama sebanyak 24

koloni dan hari kedua 119 koloni. Sementara pada Laminar Air Flow (LAF) hanya
menggunakan 1 cawan dengan hasil tidak ana sama sekali yakni 0 (nol). Dari hasil tersebut
dapat diketahui persyaratan untuk jumlah cemaran mikroba sesuai dengan Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) pada laboratorium farmakologi tergolong kelas D. Laboratorium
Tugas Akhir (TA) melebihi dari kelas D dan dapat dikatakan bahwa cemaran mikrobanya
sangat tinggi. Kemudian di ruang instrumen juga melebihi dari kelas D dan ini artinya
ruangan tersebut tidak begitu steril. Pada laboratorium fisika dapat dikatakan pada hari
pertama ada di kelas C namun sampai hari kedua, melebihi kelas D. Kemudian pada Laminar
Air Flow (LAF) menduduki kelas A dimana cemaran mikrobanya kurang dari satu koloni.
Pada saat melakukan pengujian dengan menggunakan sarung tangan 5 jari (finger
dibs) yang di oleskan ke media. Sarung tangan yang digunakan adalah sarung tangan steril
merk Young young. Dimana suhu yang digunakan untuk pengujian yakni suhu pada saat di
inkubasi 37oC. Data yang diperoleh disesuaikan dengan kelompok di laboratorium. Dari hasil
praktikum yang telah dilakukan di dapatkan hasilnya pada ruangan farmakologi (dengan 3
cawan) hari pertama didapatkan mikroba dengan jumlah 1 koloni sedangkan hari kedua
didapatkan dengan jumlah bakteri sebanyak 13 koloni. Kemudian di ruangan laboratorium
Tugas Akhir (TA) di dapatkan dengan jumlah bakteri (dari 3 cawan) pada hari pertama 1
koloni dan hari kedua didapat 3 koloni. Lalu pada ruangan instrumen didapatkan dari 3
cawan hari pertama adanya bakteri 23 koloni sedangkan pada hari kedua ada 43 koloni. Pada
ruangan laboratorium farmasi fisika (digunakan 3 cawan) didapatkan jumlah bakteri pada
hari pertama sebanyak 27 koloni dan hari kedua 50 koloni. Sementara pada Laminar Air
Flow (LAF) hanya menggunakan 1 cawan dengan hasil pada hari pertama didapat bakteri
sebanyak 1 koloni dan hari kedua bertambah menjadi 6 koloni. Dalam sarung tangan yang
steril maka menurut CPOB hanya ada 2 kelas, yakni kelas A dengan jumlah koloni kurang
dari satu dan kelas B dengan jumlah 5 koloni. Dapat dilihat pada hasil yang telah diperoleh
hanya pada ruangan laboratorium Tugas Akhir (TA) yang menduduki kelas B, sedangkan
yang lain tidak karena melebihi batas yang telah disesuaikan.
Begitu banyak hal yang harus dipelajari pada praktikum kali ini. Yakni bagaimana
cara mensterilkan alat dan media dengan benar, membuat media yang bagus, kebersihan pada
saat praktikum, dan itu semua tergantung kepada praktikannya sendiri. Maka jika ada hasil
yang salah, kemungkinan itu karena pada saat sterilisasi alat yang tidak benar, atau karena
tutup cawan petri yang tidak sepadan (tidak sesuai dengan pasangannya), juga karena pada
saat pengamatan ada praktikan yang membuka cawan, sehingga bakteri dari udara sekitar ada
yang masuk.
VIII.

Kesimpulan
Pada raktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pada saat kualifikasi dan monitoring
ruangan dilakukan di laboratorium farmakologi, laboratorium farmasi fisika, laboratorium
Tugas Akhir (TA), ruangan instrumen dan Laminar Air Flow (LAF). Dengan swab test
dinyatakan semua lingkungan yang diuji tidak termasuk dalam kategori clean area menurut
CPOB. Pada saat menggunakan settle plate, hanya laboratorium farmakologi yang tergolong

kelas D dan di Laminar Air Flow (LAF) tergolong kelas A. Kemudian pada sarung tangan
merk young young, ada berbagai variasi, ada yang masuk kelas A dan B atau bahkan
tidak sama sekali. Maka dinyatakan sarung tangan tersebut kurang steril.

Anda mungkin juga menyukai