Anda di halaman 1dari 13

I.

Identitas Pasien
Nama
: Tn. R
Usia
: 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Alamat
: Jakarta

II.

Riwayat Psikiatri
Anamnesis pasien dilakukan secara autoanamnesis dan aloanamnesis pada 18
Agustus 2014 di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke poliklinik Psikiatri RS Persahabatan bersama pamannya untuk
kontrol setelah 2 minggu yang lalu pasien datang berobat untuk pertama kalinya.
Menurut paman pasien, saat ini pasien masih terlihat sering diam dan bingung.
Keluhan tersebut sudah muncul sejak 3 minggu terakhir. Awalnya setelah pulang dari
tempat kerjanya pasien sudah terlihat sering diam, bingung, dan sering menangis. Sejak
saat itu pasien juga sering menyendiri dan pandangannya terlihat kosong. Sebelumnya
pasien pernah bekerja di perusahaan superindo perumnas sebagai office boy. Pasien
bekerja ditempat tersebut selama 1 tahun. Namun setelah pasien mengalami keluhan
ini, pasien saat ini sudah tidak lagi bekerja. Pasien mengatakan ia bingung dan tidak tau
tentang permasalahan yang dihadapinya saat ini. Ia mengatakan saat di tempat kerja ia
tidak pernah memiliki masalah dengan teman sekantornya. Namun, pasien mengatakan
ia pernah memiliki masalah dengan atasannya, tetapi pasien tidak menceritakannya
lebih lanjut mengenai masalahnya. Pasien cukup menikmati perkerjaan tersebut, namun
menurut pasien gaji yang didapatkan memang tidak terlalu banyak.
Pasien juga memiliki hubungan yang baik dengan temen-temannya di rumah.
Menurut paman pasien banyak teman-teman pasien yang sering datang ke rumah pasien
untuk kumpul-kumpul dan ngobrol bersama. Namun, saat ini setelah pasien sakit
seperti ini, teman-teman pasien menjadi jarang datang ke rumah pasien. Pasien
mengatakan perasaan pasien menjadi sedih jika teman-temannya tidak datang ke
rumahnya. Ketika berkumpul dengan teman-temannya pasien mengatakan pasien lebih
senang diam dan mendengarkan cerita teman-temannya dibandingkan ikut mengobrol
dengan teman-temannya. Menurut pamannya, pasien memang tergolong anak yang
pendiam dan pemalu. Jika sedang berkumpul dengan teman-temannya, paman pasien

mengatakan sering membatasi jumlah teman yang dapat berkunjung karena kalau
terlalu ramai akan mengganggu.
Hubungan pasien dengan keluarganya juga baik. Namun karena sifat pasien yang
pendiam dan pemalu, pasien tidak pernah bercerita tentang masalahnya dengan
pamannya, ibunya, dan bibinya.
Pasien mengatakan saat ini pasien juga memiliki kekasih. Sampai saat ini
hubungan pasien dengan kekasihnya juga baik. Pacar pasien saat ini masih sekolah
kelas 2 di SMK. Menurut paman pasien pacar pasien juga suka datang ke rumah pasien,
namun akhir-akhir ini pacarnya lebih jarang bertemu dengan pacarnya, karena mungkin
ada sedikit masalah dengan pacarnya yang tidak dapat diceritakan oleh pasien.
Keluarga pasien tidak pernah melarang pasien berpacaran, namun paman pasien sering
kali mengingatkan jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi selama
berpacaran.
Pasien mengatakan pernah mendengar suara-suara, namun suaranya yang terdengar
banyak, sehingga tidak jelas terdengar. Pasien juga pernah melihat adanya bayananbanyangan. Pasien tidak pernah mersakan ada yang jalan ditubuhnya, tidak pernah
mencium bebauan, dan tidak pernah merasakan sesuatu pada lidahnya.
Pasien mengatakan saat ini ia merasa seperti ada yang mengikuti kemanapun ia
pergi. Saat menonton televisi pasien tidak pernah merasa tersindir dengan acara di
televisi. Saat sedang berkaca pasien pernah merasa asing terhadap dirinya sendiri.
Selain itu, menurut paman pasien, pasien juga pernah merasa kalau rumah pasien
seperti telihat aneh dan berbeda.
Saat ini selain berobat di RS Persahabatan, pasien juga menjalani pengobatan
alternatif di Bekasi, namun pengobatan alternatif tersebut baru di jalaninya sekitar 3
hari terakhir. Pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan dari RS persahabatan.
Setiap hari pasien selalu meminum obat, namun paman pasien mengatakan, untuk
meminum obat, pasien harus selalu diingatkan.
Pasien adalah anak tunggal. Saat ini pasien tinggal bersama paman, bibi, ibu, dan
sepupunya. Ayah pasien sudah meninggal sejak pasien kecil. Sehingga dari kecil hingga
dewasa pasien diasuh dan dibersarkan bersama pamannya.
Pendidikan terakhir pasien adalah SMK. Sewaktu sekolah dari SD hingga SMK
adalah baik, namun saat di kelas 4 SD pasien pernah tidak naik kelas. Saat sekolah
hubungan pasien dengan teman-teman pasien juga baik, pasien mudah bergaul dan
memiliki banyak teman.

Sewaktu hamil dan melahirkan tidak terdapat kelainan. Perkembangan dan


pertumbuhan pasien dari masa kanak-kanak juga normal. Pasien juga tidak memiliki
riwayat trauma kepala.
Pendapatan ekonomi untuk keperluan sehari-hari pasien dan keluarganya dikatakan
cukup namun pas-pasan. Pendapatan bersumber dari pamannya yang bekerja di bengkel
dan berasal dari ibunya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Saat ini pasien
tidak memiliki pendapatan karena tidak bekerja. Namun sewaktu bekerja, pasien sering
memanfaatkan gajinya untuk membeli handphone, dan bermain bersama temantemannya, sementara jika terdapat sisa uang tersebut pasien tabung.
Saat ini pekerjaan sehari-hari pasien hanya berdiam diri di rumah dan terkadang
menonton televisi, serta bermain dengan temannya jika ada temannya yang bermain ke
rumahnya. Hobi pasien adalah kumpull-kumpul bersama teman-temannya.
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan pengajian atau kegiatan sosialisasi di
lingkungan rumahnya. Hubungan pasien dengan tetangganya baik. Beberapa teman
dilingkungannya sering datang ke rumah pasien.
Saat ini terdapat 3 harapan yang ingin dicapai oleh pasien, yaitu pasien ingin
bekerja, membahagiakan orang tuanya, dan ingin menikah.
Dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami keluhan yang sama dengan
pasien. Pasien pernah merokok, namun saat ini sudah berhenti, sejak kurang lebih 3
minngu yang lalu karena dilarang oleh pamannya. Pasien tidak memiliki riwayat
penggunaan zat psikoaktif, namun menurut pamannya ia sering minum lakohol bersama
teman-temannya bilasedang berkumpul. Riwayat sering meminum alkohol ini sudah
terjadi sejak pasien masih sekolah SMK, namun kurang lebih 1 bulan terakhir pasien
sudah tidak minum lagi karena dilarang oleh pamannya.
Pada saat anamnesa dapat terlihat kemampuan pengetahuan, intelegensi, dan
orientasi pasien baik. Pasien dapat menjawab 100-7 = 93, namun tidak dapat menjawab
93-7. Pasien juga dapat menjawab dengan baik orientasi waktu, tempat, orang, dan
situasi. Daya ingat jangka pendek pasien baik karena pasien dapat mengingat dengan
baik bahwa ia datang ke RS menggunakan kendaraan umum, daya ingat segera pasien
juga baik, karena pasien dapat mengulang 5 kata nama buah, yaitu semangka, melon,
jeruk, anggur, apel, serta daya ingat jangka panjang pasien baik, karena pasien dapat
mengingat dimana ia sekolah waktu SMK. Daya abstraksi pasien juga baik, dimana
pasien dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan jeruk dan bola, yaitu
persamaannya adalaha sama-sama bulat, sementara perbedaannya adalah yang satu
dapat dimana, sementara yang satu tidak dapat dimakan. Tingkat pengetahuan pasien
juga baik, dimana pasien mengetahui nama presiden yang sedang menjabat saat ini.

Serta daya nilai pasien baik, dimana saat dianalogikan ada seorang nenek yang sedang
berdiri di pinggir jalan dan ingin menyebrang, yang pasien ingin lakukan saat it adalah
pasien ingin membantu nenek tersebut.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya.
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama.
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak terdapat riwayat gangguan medik
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol
Tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif, namun pernah mengonsumsi
alkohol sejak SMK hingga kurang lebih 1 bulan yang lalu.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal
Selama kehamilan dan persalinan pasien seluruhnya berjalan normal dan tidak
ditemukan adanya penyulit.
2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja
pasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya, tidak ada gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Pasien juga dapat bersosialisasi baik dengan
teman-temannya.
3. Riwayat masa akhir anak-anak
Pasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan sosial.
4. Riwayat pendidikan
Pasien adalah lulusan SMK jurusan akutansi. Selama sekolah dari SD sampai tamat
SMK pasien menyelesaikan sekolahnya dengan baik, namun saat kelas 4 SD pasien
sempat tidak naik kelas, selama sekolah pasien juga termasuk murid yang mudah
bergaul, dan memiliki banyak teman di sekolahnya.
5. Riwayat pekerjaan
Sebelumnya pasien pernah bekerja sebagai office boy di Superindo selama 1 tahun,
namun setelah keluhan ini muncul, pasien sudah tidak bekerja lagi. Pekerjaanya saat
ini hanya berdiam diri di rumah atau terkadang menonton televisi.
6. Hubungan dengan keluarga
Pasien adalah anak satu-satunya. Saat ini ia tinggal bersama ibu, paman, bibi, dan
sepupunya. Hubungan pasien dengan keluarganya baik.
E. Riwayat Keluarga
Tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jiwa yang sama
dengan pasien.
F. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Saat ini pasien tinggal di rumah pamannyaa bersama ibu, paman, bibi, dan
sepupunya. Pasien adalah anak satu-satunya. Ayahnya telah meninggal, ketika pasien

masih kecil. Pasien adalah lulusan SMK, yang pernah bekerja sebagai office boy di
Superindo selama 1 tahun, namun saat ini pasien sudah tidak bekerja semenjak keluhan
ini muncul. Sehari-hari kebutuhan ekonomi pasien dikatakan cukup, namun pas-pasan.
Pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari berasal dari gaji pamannya yang membuka
bengkel dan gaji ibunya sebagai pembantu rumah tangga. Biaya pengobatan pasien
diperoleh dari asuransi kesehatan BPJS.
G. Persepsi (tanggapan) pasien tentang dirinya dan kehidupannya
1. Pasien ingin bekerja
2. Ingin membanggakan orang tua
3. Ingin menikah
III.

STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien laki-laki usia 20 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi,
ramah, ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh normal, warna
kulit sawo matang.
2. Kesadaran
Kesadaran umum : Compos mentis
Kontak psikis

Dapat dilakukan, cukup

wajar
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Cara berjalan
: Baik
Aktifitas psikomotor :

Pasien kooperatif,

tenang, kontak mata baik, tidak ada gerakan


involunter dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik.
4. Pembicaraan
Kuantitas : Baik, pasien kurang dapat menjawab pertanyaan dokter
dengan baik, karena lebih banyak diam.
Kualitas :
Bicara spontan, volume bicara kecil,
artikulasi jelas, pembicaraan dapat dimengerti.
5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif
B. KEADAAN AFEKTIF
1. Afek (Mood)
2. Ekspresi (Afektif)
3. Keserasian
4. Empati

: Biasa-biasa saja
: Luas
: Mood dan afektif sesuai
: Pemeriksa tidak dapat merasakan perasaan pasien

C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan


Taraf pendidikan
Pasien adalah lulusan SMK jurusaan akutansi. Pendidikan dari SD sampai

SMK baik, namun pada saat kelas 4 SD pasien sempat tidak naik kelas.
Pengetahuan umum
Baik, karena pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang

presiden RI yang sedang menjabat saat ini.


2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai
dengan selesai. Pasien juga mampu menjawab dengan benar pertanyaan 100-7
= 93
3. Orientasi

Waktu

Baik, pasien mengetahui waktu saat

berobat siang hari.


Tempat
:
Baik, pasien mengetahui dia sedang

berada di poliklinik psikiatri RS. Persahabatan


Orang
:
Baik, pasien mengetahui

adalah dokter, dan disampingnya adalah ibunya


Situasi
:
Baik, pasien mengetahui bahwa dia

pemeriksa

sedang berobat
4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dengan baik nama sekolahnya waktu

di SMK
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien masih dapat mengingat kendaraan yang digunakannya untuk

datang ke rumah sakit.


Daya ingat segera
Baik, karena pasien dapat mengulang dengan baik 5 nama buah yang

disebutkan.
Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.
5. Pikiran abstrak
Baik, masih dapat menjawab persamaan dan perbedaan jeruk dan bola.
6. Bakat kreatif
Tidak ditanyakan
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengusrus dirinya sendiri, seperti mandi, makan, dan lain

lain.
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi :

Halusinasi auditorik

Halusinasi visual

Ilusi

Tidak ada ilusi pada pasien

2. Depersonalisasi dan derealisasi


Depersonalisasi : Terdapat depersonalisasi pada pasien.
Derealisasi
: Terdapat derealisasi pada pasien.
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir

Produktivitas

Baik,

pasien

dapat

menjawab spontan bila diajukan pertanyaan


: Koheren
: Tidak terdapat hendaya berbahasa.

Kontinuitas
Hendaya
2. Isi Pikiran
Preokupasi
Terdapat Waham

: Tidak ada preokupasi.


Gangguan pikiran
: Waham berupa waham kejar.

F. PENGENDALIAN IMPULS
Pengendalian impuls pasien saat wawancara baik.
G. DAYA NILAI
1. Norma Sosial

Pasien

bersosialisasi

dengan

lingkungan sekitarnya dengan baik.


2. Uji Daya Nilai
:
Baik, karena ketika diberi suatu
permasalahan, yaitu jika suatu saat pasien melihat seorang
nenek berdiri di pinggir jalan ingin menyebrang maka hal
apa yang dilakukan oleh pasien dan pasien menjawab
dengan membantu nenek tersebut menyebrang jalan.
3. Penilaian realitas :
Terdapat gangguan dalam menilai
realita, karena pasien memiliki halusinasi dan waham.
H. TILIKAN/INSIGHT
Tilikan derajat 4 (pasien menyadari bahwa dirinya sakit namun tidak tahu apa
penyebabnya)
I. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat
dipercaya, karena pasien konsisten terhadap setiap pertanyaan.
J. PERSEPSI PEMERIKSA TERHADAP PASIEN
Pasien seorang laki-laki berusia 20 tahun, sejak 3 minggu yang lalu mengalami
keluhan sering diam, terlihat bingung, dan sering menangis. Saat ini pasien masih

terlihat sering diam dan bingung. Halusinasi auditori, visual, dan waham kejar
pernah muncul pada pasien. fungsi kognitif dan orientasi pasien baik. Saat ini
pasien tidak bekerja, sehari-hari pekerjaanya hanya berdiam diri di rumah,
terkadang menonton televisi, serta bermain dengan temannya jika ada temannya
yang bermain ke rumahnya. Pasien tinggal bersama paman, bibi, ibu, dan
sepupunya. Biaya kehidupan sehari-hari pasien dan keluarganya cukup, namun
pas-pasan. Pendapatan bersumber dari pamannya yang bekerja di bengkel dan
berasal dari ibunya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Saat ini pasien
tidak memiliki pendapatan karena tidak bekerja. Namun biaya pengobatan pasien
menggunakan BPJS.
IV.

PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
1. Keadaan umum
: Baik
2. Tanda vital
- Tekanan darah
: 110/70 mmHg
- Frekuensi nadi
- Frekuensi napas
: 17 x / menit
- Suhu
3. Bentuk badan
: Kesan dalam batas normal
4. Sistem kardiovaskular
: Tidak ada kelainan
5. Sistem muskuloskeletasl
: Tidak ada kelainan
6. Sistem gastrointestinal
: Tidak ada kelainan
7. Sistem urogenital
: Tidak ada kelainan
8. Gangguan khusus
: Tidak ada kelainan
b. Status Neurologis
1. Saraf Kranial
2. Saraf motorik
3. Sensibilitas
4. Susunan saraf vegetatif
5. Fungsi luhur
6. Gangguan khusus
V.

:72x /menit
: Afebris

: Kesan dalam batas normal


: Kesan dalam batas normal
: Kesan dalam batas normal
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien Laki-laki usia 20 tahun datang untuk kontrol.
Pasien saat ini ia masih terlihat sering diam dan bingung
Keluhan tersebut awalnya muncul sejak 3 minggu terakahir.
Pasien baru 2 kali menjalankan pengobatan di RS persahabatan, selain itu saat ini

pasien juga menjalani pengobatan alternatif di Bekasi.


Dari status mentalis, pasien mempunyai riwayat halusinasi auditorik yaitu berupa
mendengar suara-suara yang terdengar banyak, dan terdapat halusinasi visual
yaitu pernah melihat adanya bayangan-banyangan.

Serta memiliki waham kejar, dimana ia merasa seperti ada yang mengikutinya

hingga saat ini.


Pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan dimana gejala sudah mulai

berkurang
Fungsi kognitif, pengetahuan, daya nilai, dan daya ingat pada pasien masih baik.

Serta orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.


Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Pasien tidak pernah mencoba menggunakan zat psikotropika, namun pernah

mempunyai riwayat minum alkohol.


Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses persalinan.
Masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa pasien memiliki kemampuan

bersosialisasi dengan baik.


Ia merupakan luluan SMK jurusan akutansi. Pendidikan SD sampai SMK pasien
baik, namun saat kelas 4 SD pasien sempat tidak naik kelas, dan pasien dapat

bergaul dengan teman-teman disekolahnya saat itu dengan baik.


Pasien ingin dapat bekerja, membanggakan orang tua, dan ingin menikah. Pasien

tidak memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus


Keadaan umum baik dan tidak ditemukan gangguan medis pada pasien.
Saat ini pasien tinggal bersama ibu, paman, bibi, dan sepupunya.
Hubungan pasien dengan keluarga baik.
Pasien saat ini sudah tidak bekerja, setelah keluhan tersebut muncul. Sehari-hari
pekerjaan pasien hanya berdiam diri di rumah, menonton televisi, dan bergaul
dengan temannya bila temannya sedang ke rumah pasien. Biaya pemenuhan
kebutuhan sehari-hari didapat dari gaji pamannya sebagai tukang bengkel dan

VI.

dari gaji ibunya sebagai pembantu rumah tangga.


Pasien ini didapatkan gejala sedang, diasabilitas sedang.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat

sekumpulan gejala yang secara klinis ditemukan bermakna yang dapat menimbulkan
distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari, maka pasien dikatakan menderita
gangguan jiwa.
Diagnosis aksis I

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan gangguan


fisik yang menyebabkan disfungsi otak, sehingga pasien ini bukan penderita
gangguan mental organik (F.0)

Berdasarkan hasil anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat menggunakan


obat psikoaktif (NAPZA), namun beberapa kali pernah minum alkohol, namun
tidak menimbulkan intoksikasi, sehingga pasien ini bukan menderita

gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F.1)


Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yang
ditandai dengan adanya halusinasi auditorik dan visual. Serta pada pasien juga
menunjukkan adanya waham berupa waham kejar, sehingga pasien ini

dikatakan menderita gangguan psikotik (F.2)


Gangguan berupa halusinasi & waham ini sudah berlangsung selama kurang
lebih 3 minggu, maka gangguan tersebut sudah berlangsung kurang dari 1
bulan, sehingga pasien mengalami gangguan psikotik akut (F.23)

Diagnosis Aksis II
Tumbuh kembang normal, pasien bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain dan memiliki banyak teman sebagaimana orang normal lainnya maka pada
pasien tidak terdapat gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan
pendidikan dari SD sampai SMK dengan baik, fungsi kognitif baik maka pada pasien
tidak terdapat retardasi mental. Karena pada pasien tidak terdapat gangguan
kepribadian dan retardasi mental sehingga aksis II tidak ada diagnosis.
Diagnosis Aksis III
Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan,
maka pada aksis III tidak ada diagnosis.
Diagnosis Aksis IV
Pasien adalah anak satu-satunya. Saat ini pasien tinggal di rumah pamannya
bersama paman, ibu, bibi, dan sepupu pasien. Hubungan pasien dengan keluarganya
baik. Hubungan pasien dengan teman-temannya juga baik. Namun, saat ini pasien
sedang memiliki sedikit masalah dengan pacarnya, sehingga hubungannya saat ini
sedikit renggang. Saat ini pasien sudah tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan,
semenjak pasien mengalami keluhan ini. Sehari-hari kebutuhan ekonomi pasien dan
keluarganya dikatakan cukup namun pas-pasan. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-

hari, didapatkan dari penghasilan pamannya sebagai tukang bengkel, dan dari
penghasilan ibunya sebagai pembantu rumah tangga.
Maka Aksis IV pada pasien ini adalah:
1. Masalah belum mendapatkan pekerjaan
2. Masalah ekonomi keluarga yang masih kurang
3. Masalah lingkungan sosial dengan pacarnya
Diagnosis Aksis V
Pada pasien didapatkan gejala sedang, dan disabilitas sedang. Maka pada aksis
V didapatkan GAF Scale 60-51.
VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Psikosis akut
Aksis II
: Tidak ada diagnosis
Aksis III
: Tidak ada diagnosis
Aksis IV
: Masalah belum mendapatkan pekerjaan, masalah ekonomi keluarga
yang masih kurang, dan masalah lingkungan sosial dengan pacarnya.
Aksis V
: GAF scale 60-51.

VIII. DAFTAR PROBLEM


Organobiologik
: Tidak ada
Masalah psikologis
: Halusinasi auditorik, halusinasi visual, serta waham kejar.
Masalah psikososial

: Saat ini pasien sudah tidak berkerja dan tidak memiliki


penghasilan. Sehari-hari kebutuhan ekonomi pasien dan
keluarga dirasakan cukup namun pas-pasan. Pasien
memenuhi kebutuhan sehari-hari saat ini berasal dari gaji
pamannnya sebgai tukang bengkel dan ibunya sebagai
pembantu rumah tangga.

Keluarga
IX.

: Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya.

PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik
Keluhan pasien baru berlangsung 3 minggu
Banyak dukungan dari keluarga dan teman pasien
Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol
Respon terhadap pengobatan baik
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan
pasien
Prognosis ke arah buruk
Sehari-hari pasien kurang mau melakukan aktifitas di rumah

Sifat pasien yang lebih sering diam, pemalu, dan tertutup, sehingga sulit
menemukan faktor penyebabnya.

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:

X.

Ad vitam

: bonam

Ad functionam

: dubia

Ad sanationam

: dubia ad bonam

TERAPI
Psikofarmaka :
Haloperidol
3 x 11/2 mg
Trihexyphenidyl 3 x 2 mg
Psikoterapi :
Pada pasien
- Berusaha untuk beradaptasi dan mengabaikan jika ada suara-suara yang timbul
-

atau melihat bayangan-bayangan yang muncul


Mencari aktifitas yang bermakna di rumah atau dilingkungan, sambil mencari

pekerjaan
Minum obat yang rajin & rutin kontrol jika obat habis

Pada keluarga
-

Mengedukasi keluarga untuk membantu mengingatkan pasien untuk terus


meminum obat, rajin kontrol, dan senatiasa memberikan dukungan psikis agar
pasien dapat memiliki semangat kembali untuk sembuh, serta membantu untuk
memberdayakan pasien dan memberikan beberapa aktifitas di rumah atau
dilingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama.
PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT.
Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

Anda mungkin juga menyukai