Anda di halaman 1dari 49

ANALISA KADAR BESI (Fe) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM AIR ZAMZAM

SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

KARYA ILMIAH

FATIMAH RAHMAYANI
062401048

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

ANALISA KADAR BESI (Fe) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM AIR ZAMZAM
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

KARYA ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Ijasah Ahli Madya
Pada Program Studi Diploma III Kimia Analis

Oleh :
FATIMAH RAHMAYANI
062401048

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

PERSETUJUAN

Judul

Kategori
Nama
NIM
Program Studi
Fakultas

: ANALISA KADAR BESI (Fe) DAN TEMBAGA (Cu)


DALAM
AIR
ZAMZAM
SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
: KARYA ILMIAH
: FATIMAH RAHMAYANI
: 062401048
: D 3 KIMIA ANALIS
: MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Disetujui di
Medan, Juni 2009

Diketahui oleh:
Ketua Departemen Kimia

Dosen Pembimbing

Dr.Rumondang Bulan,MS.
NIP. 131 459 466

Jamahir Gultom,Ph.D.
NIP. 130 610 761

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

PERNYATAAN

ANALISA KADAR BESI (Fe) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM AIR ZAM ZAM
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dari ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya.
Medan,

Juni 2009

Fatimah Rahmayani
062401048

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

PENGHARGAAN

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi


kekuatan dan kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik.
Salawat dan salam ke Nabi tauladan kita, Muhammad SAW yang telah
memberi petunjuk kepada umat manusia berupa ilmu pengetahuan yang mampu
memberi kemudahan pada setiap aktivitas kita.
Tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu persyaratan kelulusan Program
Diploma III Jurusan Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
di Universitas Sumatera Utara, dengan judul Analisa Kadar Besi (Fe) dan Tembaga
(Cu) dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri Serapan Atom(SSA).
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak,untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Teristimewa buat ayah, Darwis Hutasuhut dan Mama, Dra.Mulyani Bisnar yang
selalu sekuat tenaga mendukung, menyemangati, dan mendoakan penulis disaat
merasa lelah dan tidak percaya diri.
2. Bapak Jamahir Gultom, Ph.D yang telah meluangkan waktunya dan membagikan
ilmunya kepada penulis
3. Buat nenek Hj.Nurhayati Ritonga yang menjadi penyemangat dalam setiap
aktivitas.
4. Bapak Dr.Eddy Marliato,MSc selaku Dekan Fakultas MIPA USU
5. Ibu Dr.Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU
6. Seluruh dosen dan staf pengajar di FMIPA USU
7. kakanda Mangaraja Ahmad Bahri Hutasuhut,adinda Ahmad Hasan,Ahmad
Husain, Nadira Utama dan Nurhasanah terimakasih buat semangat yang kalian
hadirkan buat ku.
8. Teman teman (fatma,lisya,rana,jashinta,ela,muthmainnah) yang telah sama sama
saling menyemangati dalam penulisan tugas akhir ini.
9. Rekan rekan dari kimia analis khususnya angkatan 2006 yang tidak dapat saya
sebutkan namanya satu persatu
10. Rekan rekan dari HMI Komisariat FMIPA USU yang selalu menyemangati saya
Dalam penulisa tugas akhir ini penulis berusaha semaksimal mungkin, namun
demikian tentu saja masih terdapat banyak sekali kekurangan di dalamnya. Untuk itu
penulis dengan segala kerendahan hati menerima saran dari berbagai pihak demi
kesempurnaan penulisannya.
Kiranya sumbangan pikiran yang sederhana ini berguna bagi penulis, rekanrekan mahasiswa dan pembaca lainnya yang memerlukan. Demikianlah untuk penutup
kami sampaikan terimakasih.
Medan, Juni 2009
Penulis
Fatimah Rahmayani
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kandungan besi (Fe) dan tambaga (Cu) didalam air
zamzam, contoh air zamzam diperoleh dari Mekah , Saudi Arabia.
Penentuan kandungan besi (Fe) dan Tembaga (Cu) dilakukan dengan metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
kandungan Besi (Fe) dalam air zamzam yaitu 0,0588 mg/L sedangkan kandungan
Tembaga (Cu) adalah 0,2345 mg/L, jika dibandingkan dengan persyaratan air minum
yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002 Tanggal
29 Juli 2002 Untuk Air Minum diperoleh bahwa air zamzam layak untuk dikonsumsi
sebagai air minum.

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Determination Rate Of Iron (Fe) And Copper (Cu) At Zamzam Water By Using
Atomic Absorbtion Spectrofotometri

ABSTRACT

Determination of iron (Fe) and copper (Cu) contents in Zamzam water has been
carried out. The sample of zamzam water has taken from Mecca, United Emirat
Arab.
The determination iron and copper were conducted by using Atomic Absorbtion
Spectrophotometry.
The result obtained show that the iron (Fe) contents in sample is 0,0588 mg/L, while
copper (Cu) content is 0,2345 mg/L.
Compared with the regulation Of Indonesia Ministry of Health
No.907/Menkes/SK/VII/2002 29th July 2002 for Drinking Water, it can be concluded
that zamzam water is proper to drink.

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN
PERNYATAAN
PENGHARGAAN
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

i
ii
iii
iv
vi
vii

BAB I. PENDAHLUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

1
1
2
3
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Air Zamzam
2.2 Teori Cu dan Fe
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Zat Besi Dan Tembaga Bagi Manusia
2.3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Zat Besi
2.3.1.1 Kelebihan zat besi
2.3.1.2 Kekurangan Zat Besi
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Tembaga
2.3.2.1 Kekurangan Tembaga
2.3.2.2 Kelebihan Tembaga
2.4 Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

4
4
7
12
12
13
14
14
15
16

BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Prinsip Analisa
3.2 Alat Alat
3.3 Bahan Bahan
3.4 Pembuatan Larutan Standard
3.4.1 Pembuatan Larutan Standar Fe
3.4.2 Pembuatan Larutan Standard Cu
3.5 Prosedur Percobaan
3.5.1 Pembuatan Kurva Standar
3.5.2 Preparasi Sampel
3.5.3 Pengukuran Absorbansi Sampel
3.5.4 Instruksi Kerja Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Konsentrasi Sampel

20
20
20
21
21
21
22
22
22
23
23
24
26
26
28
30

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

4.3

Pembahasan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

32

33
33
33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7

Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Fe


Data Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel Air Zamzam untuk Fe
Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Cu
Data Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel Air Zamzam untuk Cu
Data Perhitungan persamaan garis regresi untuk analisis Fe
Data Perhitungan persamaan garis regresi untuk analisis Cu
Data Konsentrasi Besi dan Tembaga dalam sampel air zamzam

26
26
27
27
28
28
31

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi agar
tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.
Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan
memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek
penghematan dan pelestarian sumber air harus ditanamkan pada segenap pengguna air.
(Arsyad,A,2003)
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi
beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan kualitas air menurut
peruntukannya adalah sebagai berikut :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung,
tanpa pengolahan terlebih dahulu
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.
Adapun tujuan pemantauan dari kualitas air yaitu adalah sebagai berikut :

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

1. Environmental Surveillance, yakni tujuan untuk mendeteksi dan mengukur


pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan
dan mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut
dihilangkan.
2. Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui hubungan
sebab akibat antara perubahan variabel-variabel ekologi perairan dengan
parameter fisika dan kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas air.
3. Appraisal of Resources, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air
pada suatu tempat secara umum.
Air memiliki kandungan kandungan logam tertentu yang diakibatkan oleh
berbagai faktor. Dalam hal ini kandungan logam di dalam air juga menjadi suatu penentu
kelayakan air untuk di konsumsi.
Salah satu air yang biasanya langsung di konsumsi tanpa ada proses pengolahan
terlebih dahulu adalah air zamzam, pertanyaannya adalah apakah kadar logam logam atau
zat-zat kimia yang terdapat pada air zamzam ini memang layak dan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
Analisa kadar Cu dan Fe yang dipaparkan pada karya tulis ini merupakan salah satu
logam yang terdapat secara alami pada air , khususnya air yang belum diolah. Bagaimana
cara menganalisa logam - logam ini, dan apa saja manfaat serta akibat yang
ditimbulkannya jika melebihi ambang batas yang telah ditetapkan merupakan pembahasan
yang akan disampaikan pada karya ilmiah ini.

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

1.2 Permasalahan
Air zamzam merupakan air yang di konsumsi secara langsung tanpa melalui proses
pengolahan. Apakah kandungan logam Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) yang terdapat pada
air zamzam memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan untuk air minum atau tidak.

1.3 Tujuan
-

untuk mengetahui kelayakan air zamzam untuk di konsumsi

untuk mengetahui kadar logam Cu yang terdapat dalam air zamzam

untuk mengetahui kadar logam Fe yang terdapat dalam air zamzam

1.4 Manfaat
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan besi (Fe) dan
tembaga (Cu) yang terdapat di dalam air zamzam

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Zamzam


Air zamzam sebenarnya tidak berbeda dengan air dari sumur gali lainnya, karena sumur
zamzam apabila kita tinjau secara hidrogeologi (cabang ilmu geologi yang khusus
mempelajari tentang air) tidak lah berbeda dengan sumur gali lainnya, berikut akan di
perlihatkan bentuk sumur zamzam

Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas
menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang
sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin
saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering atau dapat pula
merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang
lebih tinggi topografinya.

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang
sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat
utama keluarnya air-air di sumur zamzam.

Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras
yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang
dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada
bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu
ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada laporan geologi yang
menunjukkan hal itu.

Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 18.5 liter/detik,
hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah
atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan)
yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm dengan ketinggian 30 cm,
juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.

Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m,


kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman
mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar
antara 1.46 hingga 2.66 meter. (http://rovicky.wordpress.com)

Kandungan air tiap daerah itu akan berbeda-beda, yang paling perperan di sini adalah
kondisi batuan suatu wilayah (kalo ilmiahnya sih kondisi geologi gitu), selain itu juga
kondisi atmosfir ikut berpengaruh.

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Kandungan unsur kimia dalam air sangat tergantung pada formasi geologi tempat air
itu berada dan formasi geologi tempat dilaluinya air. Apabila selama perjalanannya air
tersebut melalui suatu batuan yang mengandung silikat, maka air tersebut akan
mengandung silikat, apabila air tersebut melalui batuan yang mengandung besi maka
secara otomatis air akan mengandung besi, demikian seterusnya untuk unsur-unsur kimia
lainnya. Disamping itu peran formasi geologi tempat air tinggal juga banyak berperan
terhadap kualitas air, sebab air mempunyai sifat melarutkan batuan yang ditempati dan
dilaluinya.

Contoh paling mudah saja di daerah kota Yogyakarta, dengan susunan batuannya di
dominasi oleh batu pasir dengan kandungan unsur Fe (besi) cukup tinggi, maka
kandungan Fe nya akan tinggi juga. kualitas udara juga akan berpengaruh pada
kandungan air hujannya, semakin banyak udara tercemar, maka kualitas airnya juga akan
jelek, mungkin juga akan terjadi hujan asam, maka kandungan air tanah pun akan menjadi
asam (tapi itu tergantung

juga pada proses penyaringan air oleh batuan).

(Walton,W.C,1970)

Berdasarkan pengujian menggunakan teknik stimulasi neutron yang dilakukan Dr.


Ahmad dan kawan-kawan di sebuah laboratorium di USA pula, ditemukan di dalam air
zamzam terdapat kurang dari 0,01 juta zat yang berbahaya.

Berdasarkan data komparasi parameter kimiawi yang dilakukan WHO, ditemukan


bahwa air zamzam memiliki kandungan sodium sangat tinggi melebihi standar
internasional yang pernah ditemukan. Beberapa studi medis juga ditemukan bahwa
kandungan zat arsenik, aluminium, khromium, dan selenium dalam air zamzam, jauh di
bawah ambang batas membahayakan jika dikonsumsi manusia. Hal inilah yang
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

menyebabkan air zamzam sangat layak untuk diminum.


Kandungan Kimiawi Air Zamzam Hasil Uji Laboratorium
Jumlah rata-rata kandungan mineral:
Kalsium : 198 mg
Magnesium : 43,7 mg
Klorida : 335 mg
Belerang : 370 mg
Besi : 0,15 mg
Mangan : 0,15 mg
Tembaga : 0,15 mg

Sebuah hasil analisis menggunakan sinar UV menunjukkan air zamzam terbebas dari
racun dan tidak ditemukan bakteri. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa
komposisi air zamzam terpengaruh kondisi kering. Ketika terjadi penguapan, kadar
garamnya bertambah.

2.2 Teori Cu dan Fe


Keberadaan besi pada kerak bumi menempati posisi keempat terbesar. Besi
ditemukan dalam bentuk kation Ferro (Fe2+) dan Ferri (Fe3+). Pada perairan alami dengan
pH sekitar 7 kadar oksigen terlarut yang cukup, ion ferro yang bersifat mudah larut
dioksidasi menjadi ion ferri. Pada oksidasi ini terjadi pelapasan elektron. Sebaliknya pada
reduksi ferri menjadi ferro terjadi penangkapan elektron . Proses oksidasi dan reduksi
tidak melibatkan oksigen dan hidrogen. Reaksi oksidasi dari Ferro menjadi ion ferri
ditunjukaan dalam persamaan berikut :
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Fe++ Fe+++ + eProses oksidasi dan reduksi besi biasanya melibatkan bakteri sebagai mediator.
Bakteri kemosintesis Thiobasillus dan Ferrobacillus memiliki sistem enzim yang dapat
mentrasfer elektron dari ion ferro kepada oksigen. Transfer elektron ini menghasilkan ion
ferri, air, dan energi bebas yang digunakan untuk sintesis bahan organik dari karbon
dioksida. Bakteri kemosintesis bekerja optimum pada pH rendah (sekitar 5). Metabolisme
bakteri Desulvibrio menghasilkan H2SO4 yang dapat melarutkan besi (ferri).
Pada pH sekitar 7,5 7,7 ion ferri mengalami oksidasi dan berikatan dengan
hidroksida membentuk membentuk Fe(OH)3 yang bersifat tidak larut dan mengendap
(presipitasi) di dasar perairan, membentuk warna kemerahan pada substrat dasar. Oleh
karena itu, besi hanya ditemukan pada perairan yang berada pada kondisi anaerob
(anoksik) dan suasana asam.
Fenomena serupa terjadi pada badan sungai yang menerima aliran air asam dengan
kandungan besi (ferro) cukup tinggi, yang berasal dari daerah pertambangan. Sebagai
pertanda terjadinya pemulihan (recovery) kualitas air, pada bagian hilir sungai dasar
perairan berwarna kemerahan karena terbentuknya Fe(OH)3 sebagai konsekuensi dari
meningkatnya pH dan terjadinya proses oksidasi besi (ferro).
Pada perairan alami, besi berkaitan dengan anion membentuk senyawa FeCl2,
Fe(HCO3)2, dan Fe(SO4). Pada perairan yang diperuntukkan bagi keperluan domestik,
pengendapan ion ferri dapat mengakibatkan warna kemerahan pada porselen, bak mandi,
pipa air, dan pakaian. Kelarutan besi meningkatkan penurunan pH.
Sumber besi dialam adalah pyrite (FeS2), dan ochre [Fe (OH)3]. Senyawa besi pada
umumnya bersifat sukar larut dan cukup banyak terdapat didalam tanah. Kadang kadang
besi juga terdapat sebagai siderite (FeCO3) yang bersifat mudah larut dalam air.
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Air tanah dalam biasanya memiliki karbondioksida dengan jumlah yang relatif
banyak, dicirikan dengan rendahnya pH, dan biasanya disertai dengan kadar oksigen
terlarut yang rendah dan bahkan terbentuk suasana anaerob. Pada kondisi ini sejumlah
ferri karbonat akan larut sehingga terjadi peningkatan kadar besi ferro (Fe2+) diperairan.
Pelarutan ferri karbonat ditunjukkan dalam persamaan berikut :
FeCO3 + CO2 + H2O Fe2+ + 2 HCO3Reaksi ini juga terjadi pada perairan anaerob. Dengan kata lain, besi (Fe2+) hanya
ditemukan pada perairan yang bersifat anaerob, akibat proses dekomposisi bahan organic
yang berlebihan. Jadi, diperairan, kadar besi (Fe2+) yang tiggi berkorelasi dengan kadar
bahan organik yang tinggi atau kadar besi yang tinggi terdapat air yang berasal dari air
tanah dalam yang bersuasana anaerob atau dari lapisan dasar perairan yang sudah tidak
mengandung oksigen.
Kadar besi pada perairan yang cukup aerasi (aerob) hampir tidak pernah lebih dari
0,3 mg/liter. Pada air tanah dalam dengan kadar oksigen yang rendah, kadar oksigen dapat
mencapai 10-100 mg/liter, sedangkan pada perairan laut sekitar 0,01 mg/liter. Air hujan
mengandung besi sekitar 0,05 mg/liter. Kadar besi >1,0 mg/liter dianggap membahayakan
kehidupan organisme akuatik. Air yang diperuntukkan sebagai air minum sebaiknya
memiliki kadar besi kurang dari 0,3 mg/liter , dan perairan yang diperuntukkan bagi
keperluan pertanian sebaiknya memiliki kadar besi tidak lebih dari 20 mg/liter.
Besi termasuk unsur yang essensial bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan, termasuk
algae, besi berperan sebagai penyusun sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang berllebihan
selain dapat mengakibatkan timbulnya warna merah juga dapat mengekibatkan karat pada
peralatan yang terbuat dari logam , serta dapat memudarkan warna celupan (dyes) dan
textile. Pada tumbuhan, besi berperan dalam sistem enzim dan transfer elektron pada
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

proses potosintesis. Namun kadar besi yang berlebihan dapat menghambat proses fiksasi
unsur lainnya. Toksisitas besi (LC50) terhadap lemna minor adalah 3,7 mg/liter, sedangkan
terhadap avertebrata air Asellus aquaticio (Isopoda) dan Crangonyx pseudogracilis
(Amphipoda) berturut turut 95 mg/liter dan 160 mg/liter. Nilai LC50 besi terhadap ikan
berkisar antara 0,3 10 mg/liter. Toksisitas besi (LC50) terhadap Daphina magna adalah
5,9 mg/liter. (Effendi,H,2003)
Besi, Fe (Ar. 55,85). Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang
kukuh dan liat. Ia melebur pada 15350C. Jarang terdapat besi komersial yang murni
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, dan sulfida dari besi, serta
sedikit grafit. Zat zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur
besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer
melarutkan besi (II) dan gas hidrogen.
Fe + 2H+ Fe2+ + H2
Fe + 2HCl Fe2+ + 2Cl- + H2
Asam sulfat pekat yang panas, menghasilkan ion-ion besi (III) dan belerang
dioksida:
2Fe + 3H2SO4 + 6H+ 2Fe3+ + 3SO2 + 6H2O
Dengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi (II) dan amonia :
4Fe + 10H+ + NO3- 4Fe2+ + NH4- + 3H2O
Asam nitrat pekat, dingin, membuat besi menjadi pasif; dalam keadaan ini, ia tak
bereaksi dengan asam nitrat encer dan tak pula mendesak tembaga dari larutan air suatu
garam tembaga. Asam nitrat 1 + 1 asam nitrat pekat yang panas melarutkan besi dengan
membentuk gas nitrogen oksida dan ion besi (III) :
Fe + HNO3 + 3H+ Fe3+ + NO + 2H2O
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Besi membentuk 2 deret garam yang penting.


Garam garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam
larutan, garam garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. (Vogel,
1979)
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia melebur
pada 10830 C. Karena potensial elektroda standarnya adalah positif, ( + 0.43 V untuk
pasangan Cu/Cu2+ ), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun
dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M)
dengan mudah melarutkan tembaga.
3Cu + 8HNO3 3Cu2+ + 6NO3- + 2NO + 4H2O
Asam sulfat pekat panas juga melarutkan tembaga :
Cu + 2H2SO4 Cu2+ + SO42- + SO2 + 2H2O
Tembaga mudah juga larut dalam air raja :
3Cu + 6HCl + 2HNO3 3Cu2+ + 6Cl- + 2NO + 4H2O
Ada dua deret senyawa tembaga. Senyawa senyawa tembaga (I) diturunkan dari
tembaga (I) oksida Cu2O yang merah, dan mengandung ion tenbaga (I), Cu+. Senyawa
senyawa ini tak berwarna, kebanyakan garam tembaga (I) tak larut dalam air, perilakunya
mirip

perilaku senyawa perak (I). Mereka mudah dioksidasikan menjadi senyawa

tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga (II), oksida, CuO, hitam. Garam
garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun
dalam larutan-air; warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat (II)
[Cu(H2O)4]2- saja. Batas terlihatnya warna ion kompleks tetraakuokuprat (II) (yaitu, warna
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

ion tembaga (II) dalam larutan air), adalah 500 g dalam batas konsentrasi 1 dalam 104.
Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna
putih (atau sedikit kuning). Dalam larutan air selalu terdapat ion kompleks tetraakuo demi
kesederhanaan, dalam buku ini kita akan menyebutnya sebagai ion tembaga (II) Cu2+ saja.
(Vogel,1979)

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Zat Besi dan Tembaga Bagi manusia
2.3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Zat Besi
Kelebihan ataupun kekurangan besi dapat menyebabkan kesehatan tubuh
terganggu. Misalnya, kekurangan besi dapat menyebabkan anemia. Pada anak-anak dan
pemuda, kekurangan besi dapat menghambat pertumbuhan dan kecerdasan.

2.3.1.1 Kelebihan Zat Besi


Zat ini akan terakumulasi pada organ vital dapat menyebabkan kerusakan hati,
penyumbatan pada pembuluh jantung, diabetes, dan lain-lain. National Academy of
Sciences Recommended Dietary Allowance (badan kesehatan di Amerika Serikat)
mencatat dibutuhkan besi sekitar 15 mg per hari bagi wanita berumur 11-50 tahun. Bagi
wanita hamil ataupun menyusui kebutuhan meningkat hingga 30 mg per hari. Sementara
itu, kebutuhan laki-laki dewasa dan wanita berumur lebih dari 50 tahun adalah 10 mg per
hari.

Menurut suatu penelitian, sekitar 60 sampai 80 persen besi dalam tubuh manusia
terdapat pada haemoglobin. Hemoglobin merupakan senyawa protein heme yang
mengandung Fe+2. Hemoglobin berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan tubuh yang lain. Pada hemoglobin tersebut besi berperan sebagai pusat pengikat
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

oksigen. Meskipun protein heme tidak mampu mengikat oksigen, Fe+2 mempunyai
kecenderungan cukup besar untuk mengikat oksigen sehingga pengangkutan oksigen
dalam tubuh kita dapat berjalan.

Walaupun pada kondisi normal besi dengan mudah dioksidasi oksigen, oksidasi
Fe+2 dalam hemoglobin tak terjadi karena struktur hemoglobin dan kondisi dalam
darah tidak memungkinkan hal itu. Umumnya dalam keadaan normal 100 ml darah
mengandung 15 gram hemoglobin. Jumlah tersebut dapat mengangkut 0,03 gram oksigen
(Budiman,C,2005).

2.3.1.2 Kekurangan Zat Besi

Heme diserap lebih baik daripada non-heme. Tetapi penyerapan zat besi non-heme akan
meningkat jika dikonsumsi bersamaan dengan protein hewani dan vitamin C.
Kekurangan zat besi merupakan kekurangan zat makanan yang paling banyak ditemukan
di

dunia,

menyebabkan

anemia

pada

laki-laki,

wanita

dan

anak-anak.

Perdarahan yang mengakibatkan hilangnya zat besi dari tubuh menyebabkan kekurangan
zat

besi

yang

harus

diobati

dengan

pemberian

zat

besi

tambahan.

Kekurangan zat besi juga bisa merupakan akibat dari asupan makanan yang tidak
mencukupi. Kekurangan seperti ini sering terjadi selama kehamilan karena sejumlah
besar zat besi harus disediakan ibu untuk pertumbuhan janin.
Anemia karena kekurangan zat besi juga bisa terjadi pada remaja putri yang sedang
tumbuh dan mulai mengalami siklus menstruasi, jika mereka mengkonsumsi makanan
yang tidak mengandung daging. Bila cadangan besi dalam tubuh berkurang, dapat
terjadi anemia.

Gejalanya berupa:

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

- pucat
- kelemahan yang disertai dengan berkurangnya kekuatan otot
- perubahan dalam tingkah laku kognitif.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan darah yang


menunjukkan adanya anemia dan kadar zat besi dan feritin yang rendah (feritin adalah
protein yang mengandung/menyimpan zat besi).

2.3.2

Kelebihan Dan Kekurangan Tembaga

2.3.2.1

Kekurangan Tembaga
Tembaga adalah suatu komponen dari berbagai enzim yang diperlukan untuk

menghasilkan energi, anti oksidasi dan sintesa hormon adrenalin serta untuk pembentukan
jaringan ikat.
Kekurangan tembaga jarang terjadi pada orang sehat. Paling sering terjadi pada bayi-bayi
prematur atau bayi-bayi yang sedang dalam masa penyembuhan dari malnutrisi yang
berat.
Orang-orang yang menerima makanan secara intravena (parenteral) dalam waktu lama
juga memiliki resiko menderita kekurangan tembaga.

Sindroma Menkes adalah suatu

penyakit keturunan yang menyebabkan kekurangan tembaga.


Gejalanya berupa:
- rambut yang sangat kusut
- keterbelakangan mental
- kadar tembaga yang rendah dalam darah
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

- kegagalan sintesa enzim yang memerlukan tembaga.


Kekurangan tembaga mengakibatkan kelelahan dan kadar tembaga yang rendah dalam
darah. Sering terjadi:
- Penurunan jumlah sel darah merah (anemia)
- Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia)
- Penurunan jumlah sel darah putih yang disebut neutrofil (neutropenia)
- Penurunan jumlah kalsium dalam tulang (osteoporosis).
Juga terjadi perdarahan berupa titik kecil di kulit dan aneurisma arterial. Diberikan
tembaga tambahan selama beberapa minggu. Tetapi penderita sindroma Menkes tidak
memberikan

respon

yang

baik

terhadap

tambahan

tembaga.

(http://www.indonesiaindonesia.com)
2.3.2.2

Kelebihan Tembaga

Tembaga yang tidak berikatan dengan protein merupakan zat racun. Mengkonsumsi
sejumlah kecil tembaga yang tidak berikatan dengan protein dapat menyebabkan mual
dan muntah.
Makanan atau minuman yang diasamkan, yang bersentuhan dengan pembuluh,
selang atau katup tembaga dalam waktu yang lama, dapat tercemar oleh sejumlah kecil
tembaga. Jika sejumlah besar garam tembaga, yang tidak terikat dengan protein, secara
tidak sengaja tertelan atau jika pembebatan larutan garam tembaga digunakan untuk
mengobati daerah kulit yang terbakar luas, sejumlah tembaga bisa terserap dan merusak
ginjal, menghambat pembentukan air kemih dan menyebabkan anemia karena pecahnya
sel-sel darah merah (hemolisis).
Penyakit Wilson adalah penyakit keturunan dimana sejumlah tembaga terkumpul dalam
jaringan dan menyebabakan kerusakan jaringan yang luas. Penyakit ini terjadi pada 1
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

diantara 30.000 orang. Hati tidak dapat mengeluarkan tembaga ke dalam darah atau ke
dalam empedu. Sebagai akibatnya, kadar tembaga dalam darah rendah, tetapi tembaga
terkumpul dalam otak, mata dan hati, menyebabkan sirosis.
Pengumpulan tembaga dalam kornea mata menyebabkan terjadinya cincin emas
atau emas-kehijauan. Gejala awal biasanya merupakan akibat dari kerusakan otak yang
berupa:
- tremor (gemetaran)
- sakit kepala
- sulit berbicara
- hilangnya koordinasi
- psikosa.
Keracunan tembaga diobati dengan penisilamin yang dapat mengikat tembaga dan
memudahkan pengeluaran/pembuangannya.
.
2.4 Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom atom menyerap
cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.
Misalkan Natrium menyerap pada 589 nm, Uranium pada 385,5 nm, sedangkan Kalium
pada 766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah
tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan
absorbsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan
standar dinaikkan tingkat energinya ketingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun
bermacam-macam. Misalkan unsur Na dengan nomor atom 11 mempunyai konfigurasi
elektron 1s22s22p63s1, tingkat dasar untuk elektron valensi 3s, artinya tidak memiliki
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

kelebihan energi. Elektron ini dapat tereksitasi ketingkat 3p dengan energi 2,2 eV ataupun
ketingkat 4p dengan energi 3,6 eV, masing-masing sesuai dengan panjang gelombang
sebesar 589 nm dan 330 nm. Kita dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang
menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan intensitas yang maksimum. Inilah
yang dikenal dengan garis resonansi dapat berupa spektrum yang berasosiasi dengan
tingkat energi molekul, biasanya berupa pita-pita lebar atau pun garis tidak berasal dari
eksitasi tingkat dasar yang disebabkan oleh proses atomisasinya.
Peristiwa serapan atom ini pertama kali diamati oleh Fraunhofer, ketika menelaah
garis-garis hitam pada spektrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan
atom dibidang analisis adalah seorang Australia yang bernama Alan Walsh di tahun 1955.
Sebelumnya ahli kimia banyak tergantung pada cara-cara spektrofotometrik atau metode
analisis spektrografik. Beberapa cara ini yang sulit dan memakan waktu, kemudian segera
digantikan dengan spektroskopi serapan atom atau atomic absorption spectroscopy
(AAS). Metode ini sangat tepat untuk analisis zat dengan konsentrasi rendah. Teknik ini
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan metode spektroskopi emisi konvensional.
Pada metode konvensional, emisi tergantung kepada sumber eksitasi. Bila eksitasi
dilakukan secara termal, maka ia bergantung pada temperatur sumber. Selain itu eksitasi
termal tidak selalu spesifik, dan eksitasi secara serentak pada berbagai spesies dalam
berbagi campuran dapat saja terjadi. Sedangkan pada nyala eksitasi unsur unsur dengan
tingkat eksitasi yang rendah dapat dimungkinkan. Tentu saja perbandingan banyaknya
atom yang tereksitasi terhadap atom yang berbeda pada tingkat dasar harus cukup besar,
karena metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan ini dan tidak tergantung
pada temperatur. Metode serapan sangatlah spesifik. Logam logam yang membentuk

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

campuran kompleks dapat dianalis dan selain itu tidak selalu diperlukan sumber energi
yang besar.
Umumnya bahan bakar yang digunakan adalah propana, butana, hidrogen, dan
asetilen, sedangkan oksidator adalah udara, oksigen, N2O dan asetilen.
Logam logam yang mudah diuapkan seperti Cu, Pb, Zn, Cd, umumnya ditentukan
pada suhu rendah sedangkan untuk unsur unsur yang tak mudah diatomisasi diperlukan
suhu tinggi. Suhu tingi dapat dicapai dengan menggunakan suatu oksidator bersama
dengan gas pembakar, contohnya atomisasi unsur Al, Ti, Be, tanah jarang perlu
menggunakan nyala oksiasetilena atau nyala nitrogen oksidaasetilena sedangkan untuk
atomisasi unsur alkali yang membentuk refraktori harus menggunakan campuran asetilen
dari udara.
Atomisasi sempurna sampai saat ini sulit di capai, meskipun sudah banyak
kombinasi barmacam gas. Belakangan ini ada kecenderungan untuk menggunakan tungku
grafit yang dengan mudah dalam beberapa detik dapat mencapai suhu 2000oK 3000oK.
Ditinjau dari hubungan antara konsentrasi dan absorbansi, maka hukum lambertbeer
dapat digunakan jika sumbernya adalah monokromatis. Pada AAS, panjang gelombang
garis absorbsi resonansi identik dengan garis garis emisi disebabkan keserasian
transisinya. Untuk bekerja pada panjang gelombang ini diperlukan suatu monokromator
celah yang menghasilkan lebar puncak sekitar 0,002 0,005 nm. Jelas pada teknik AAS,
diperlukan sumber radiasi yang mengemisikan sinar pada panjang gelombang yang tepat
sama pada proses absorbsi nya. Dengan cara ini efek pelebaran puncak dapat dihindarkan.
Sumber radiasi tersebut dikenal sebagai lampu Hollowe cathode. (Khopkar,M.S,1990)
Spektrofotometer serapan atom (SSA) ditujukan untuk analisis kuantitatif terhadap unsurunsur logam. Alat ini memiliki sensitivitas yang sangat tinggi, sehingga sering dijadikan
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

sebagai pilihan utama dalam menganalisis unsur logam yang konsentrasinya sangat kecil
(ppm bahkan ppb). Prinsip dasar pengukuran dengan SSA adalah penyerapan energi
(sumber cahaya) oleh atom-atom dalam keadaan dasar menjadi atom-atom dalam keadaan
tereksitasi.
Pembentukan atom atom dalam keadaan dasar atau proses atomisasi pada umumnya
dilakukan dalam nyala. Cuplikan sampel yang mengandung logam M sebagai ion M+
dalam bentuk larutan garam M+ dan A- akan melalui serangkaian proses dalam nyala,
sebelum akhirnya menjadi atom logam dalam keadaan dasar M0 seperti terlihat pada
Gambar 4.
Atom-atom dalam keadaan dasar (Mo) akan menyerap energi sumber energi berupa
lampu katode berongga, yang mana jumlah energi yang diserap adalah sebanding dengan
populasi atau konsentrasi atom-atom dalam sample.
Gambar 4 Proses atomisasi
M+ + A- (larutan)

M+ + A- (aerosol)

MA (padat)

MA (cair)

MA (gas)

Mo + Ao (gas)
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Mo (gas)
(Rohman,A,2007)

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.

Prinsip Analisa
Analisis logam (Fe dan Cu) dengan Spektrofotometer Serapan Atom dilakukan

melalui proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berbeda-beda pada
tingkat tenaga dasar (ground state) pada panjang gelombang () = 248,3 nm untuk
analisis Fe, () = 213,9 nm dan untuk analisis Cu .

3.2.

Alat alat
a. Labu ukur 50 ml, 100 ml, 1000 ml terkalibrasi
b. Pipet volume 1 ml; 2 ml; 5 ml; 10 ml; 100 ml yang terkalibrasi
c. Buret 10 ml dengan ketelitian 0,01 ml dan terkalibrasi
d. Pipet takar 5 ml terkalibrasi
e. Spektrofotometer Serapan Atom GBC Avanta Ver1.33 yang telah
terkalibrasi pada saat digunakan.
f. Gelas piala 250 ml, terkalibrasi
g. Penangas air, terkalibrasi
h. Corong
i. Botol semprot
j. Tabung reaksi

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

k. Pipet tetes
l. Kertas saring Whatman 42

3.3.

Bahan bahan
a. Sampel air zamzam yang diambil dari Mekah, Saudi Arabia oleh jemaah
Haji
b. HNO3 pekat
c. Aquabidest yang telah diasamkan dengan HNO3(p) (1,5 ml HNO3(p) dalam
1 liter aquabidest)
d. Larutan standar Fe 1000 mg/l
e. Larutan standar Cu 1000 mg/l

3.4.

Pembuatan Larutan Standar

3.4.1 Pembuatan Larutan Standar Fe


a. Pembuatan larutan standar Fe 100 ppm
Dipipet 5 ml larutan induk Fe 1000 mg/l dan dimasukkan ke dalam labu
ukur 50 ml, diencerkan dengan aquabidest yang telah diasamkan hingga
garis tanda, dikocok.
b. Pembuatan larutan standar Fe 10 mg/l
Dipipet 5 ml larutan standar Fe 100 mg/l dan dimasukkan ke dalam labu
ukur 50 ml, diencerkan dengan aquabidest yang telah diasamkan hingga
garis tanda, dikocok.
c. Pembuatan larutan seri standar Fe 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1,0 mg/l

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Dipipet masing masing 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5 ml larutan standar Fe


10 mg/l dan dimasukkan masing masing ke dalam labu ukur 50 ml,
diencerkan dengan aquabidest yang telah diasamkan hingga garis tanda,
dikocok.

3.4.2 Pembuatan Larutan Standar Cu


a. Pembuatan larutan standar Cu 100 mg/l
Dipipet 5 ml larutan induk Cu 1000 mg/l dan dimasukkan ke dalam labu
ukur 50 ml, diencerkan dengan aquabidest yang telah diasamkan hingga
garis tanda, dikocok.
b. Pembuatan larutan standar Cu 10 mg/l
Dipipet 5 ml larutan standar Cu 100 mg/l dan dimasukkan ke dalam labu
ukur 50 ml, diencerkan dengan aquabidest yang telah diasamkan hingga
garis tanda, dikocok.
c. Pembuatan larutan standar Cu 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1,0 mg/l
Dipipet masing masing 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5 ml larutan standar Cu
10 mg/l dan dimasukkan masing masing ke dalam labu ukur 50 ml,
diencerkan dengan aquabidest yang telah diasamkan hingga garis tanda,
dikocok

3.5.

Prosedur Percobaan

3.5.1. Pembuatan Kurva Standar

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

a. Diukur masing masing absorbansi larutan seri standar Fe 0,2; 0,4; 0,6; 0,8
dan 1,0 ppm dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang
gelombang ()= 248,3 nm.
b. Diukur masing masing absorbansi larutan seri standar Cu 0,2; 0,4; 0,6;
0,8 dan 1,0 ppm dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang
gelombang ()= 213,9 nm.

3.5.2. Preparasi Sampel


a. Dipipet 100 ml sampel ke dalam gelas piala 250 ml
b. Ditambahkan 5 ml HNO3 pekat ke dalam gelas piala yang berisi cuplikan
sampel
c. Didestruksi cuplikan pada penangas air hingga volumenya menjadi 5 ml
d. Diencerkan cuplikan ke dalam labu ukur 50 ml dengan aquabidest panas
e. Dibiarkan hingga suhu kamar lalu ditambahkan aquabidest hingga garis
batas
f. Disaring larutan dengan kertas Whatman 42 ke dalam tabung reaksi
g. Diasamkan larutan dengan HNO3 hingga pH 2
h. Buat blanko berupa 100 ml aquabidest yang diasamkan dengan HNO3 (p)
hingga pH 2.

3.5.3. Pengukuran Absorbansi Sampel


Hasil preparasi sampel di ukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada
panjang gelombang () = 248,3 nm untuk analisis Fe, () = 324,7 untuk analisis Cu.
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

3.5.4. Instruksi Kerja Spektrofotometer Serapan Atom


a. Pastikan bahwa power switch dalam posisi Off
b. Hubungkan steker Voltage Regulator dan Kompresor ke stop kontak 220
volt
c. Hidupkan Voltage Regulator, komputer dan Exhaust System
d. Buka kran gas Asetilen / Nitrous Oxyde (sesuai keperluan) dan hidupkan
alat Spektrometer Serapan atom.
e. Klik program kerja AAS GBC pada layar monitor, sehingga terbuka
lembaran kerja.
f. Setelah itu, klik methode dan pilih unsur yang akan dianalisa, catat
deretan larutan standart yang digunakan sesuai dengan unsur yang dipilih.
g. Klik samples dan tuliskan sampel yang akan dianalisa pada label sampel.
h. Klik analysis untuk menentukian pemilihan metoda dan sampel yang
sesuai.
i. Klik instrument, klik properti pastikan posisi lampu sudah benar,
kemudian klik hardware set-up, sesuaikan model, asesoris, setting dan
communication, kembali close.
j. Klik report pilih apa saja yang diperlukan untuk pelaporan misalnya
grafik dan sebagainya

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

k. Klik result, dan gas flows optimatisation pada sudut kanan atas layar
monitor.
l. Pastikan alat sudah dalam keadaan instrument ready pada sebelah bawah
layar monitor.
m. Hidupkan flame dengan mengklik ignite flame pada gas flow
optimatitation atau memencet tombol warna kuning pada alat.
n. Lakukan optimatisasi absorban dari salah satu larutan standart, dengan
menaikkan atau menurunkan fuel flow, pada gas flows optimatitation,
setelah itu klik perform instrument zero.
o. Buka lembaran result.Lakukan analisa dengan mengklik start pada
monitor, maka alat akan bekerja secara otomatis dan yang pertama
dilakukan adalah mengkalibrasi larutan standart, kemudian analisa sampel.
p. Hasil kalibrasi larutan standart serta hasil analisa sampel dapat dibaca pada
layar monitor.
q. Setelah analisa berakhir metikan flame dengan menekan tombol kuning
pada alat, tutup kran gas asetilen / nitrous oxyde.
r. Klik kembali gas flows optimatitation, keluarkan sisa gas yang masih ada
pada alat dengan mengklik bleed lines berulang kali sehingga sisa gas
dianggap sudah habis.
s. Hidupkan printer dan cetak laporan hasil analisa sesuai keperluan.
t. Matikan alat, komputer dan kompresor serta voltage regulator dan cabut
steker dari stop kontak.

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan


Tabel 4.1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Fe dengan
Spektrofotometer Serapan Atom.
Sampel

Konsentrasi Fe

Absorbansi

(g/ml)

Rata-rata

Blanko

----

0,0000

Standar 1

0,2000

0,0045

Standar 2

0,4000

0,0087

Standar 3

0,6000

0,0135

Standar 4

0,8000

0,0181

Standar 5

1,0000

0,0234

Tabel 4.2. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel Air Zamzam dengan
Spektrofotometer Serapan Atom.
Sampel

Konsentrasi Fe

Absorban

Perulangan Pembacaan

(g/ml)

Rata-rata

Absorbansi

Blanko

----

0,0007

0,0020

0,0002

-0,0000

Zamzam I

0,0631

0,0026

0,0022

0,0033

0,0022

Zamzam II

0,0558

0,0024

0,0023

0,0025

0,0024

Blanko

----

0,0011

0,0016

0,0008

0,0010

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Tabel 4.3. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Cu Dengan


Spektrofotometer Serapan Atom
Sampel

Konsentrasi Cu

Absorbansi

(g/ml)

Rata-rata

Blanko

----

0.0009

Standar 1

0.2000

0.0181

Standar 2

0.4000

0.0353

Standar 3

0.6000

0.0535

Standar 4

0.8000

0.0716

Standar 5

1.0000

0.0906

Tabel 4.4. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel Air Zamzam dengan
Spektrofotometer Serapan Atom.
Sampel

Konsentrasi Cu

Absorban

Perulangan Pembacaan

(g/ml)

rata-rata

Absorbansi

Blanko

----

0,0023

0,0034

0,0017

0,0018

zamzam I

0,0014

0,0016

0,0014

0,0015

0,0019

Zamzam II

0,0024

0,0021

0,0021

0,0019

0,0022

Blanko

----

0,0008

0,0005

0,0011

0,0007

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

4.2 Perhitungan
Untuk menentukan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi dapat
ditentukan dengan menggunakan metode Least Square sebagai berikut:
Tabel 4.5. Data Perhitungan persamaan garis regresi untuk analisis Fe dengan
Spektrofotometri Serapan Atom.
No

xy

x2

0,0000

0,0000

0,0000

0,0000

0,2000

0,0045

0,0009

0,0400

0,4000

0,0087

0,0035

0,1600

0,6000

0,0135

0,0081

0,3600

0,8000

0,0181

0,0145

0,6400

1,0000

0,0234

0,0234

1,0000

n=6

( x) = 3,000

( y ) = 0,0682

( xy ) = 0,0504

( x) 2 = 2,2000

Dimana

x=

( x ) = 3,0000 = 0,5000

y=

( y ) = 0,0682 = 0,0114

Tabel 4.6. Data Perhitungan persamaan garis regresi untuk analisis Cu dengan
Spektrofotometri Serapan Atom.
No

xy

x2

0,0000

0.0009

0,0000

0,0000

0,2000

0.0181

0,0036

0,0400

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

0,4000

0.0353

0,1412

0,1600

0,6000

0.0535

0,3210

0,3600

0,8000

0.0716

0,0573

0,6400

1,0000

0.0906

0,0906

1,0000

( x) = 3,000

( y ) = 0,27

( xy ) = 0,6137

( x) 2 = 2,2000

n=6

Dimana

x=

( x ) = 3,0000 = 0,5 000

y=

( y ) 0,27
=
= 0,045

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan:

y = ax + b
Dimana a = slope; dan b = intersept.
Harga a diperoleh dengan mensubstitusikan nilai-nilai yang terdapat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.5. dan Tabel 4.6. ke dalam persamaan berikut:

a=

n( xy ) ( x )( y )

n x 2 ( x )

Untuk Fe:

a=

6(0,0504 ) ((3,0000)(0,0682))
2
6 (2,2000) (3,0000)

a = 0,02328

Untuk Cu:

a=

6(0,6137 ) ((3,0000 )(0,27 ))

6 (2,2000 ) (3,0000 )

a = 0,6838
Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Sedangkan harga b adalah:

b = y ax
Untuk Fe:

b = 0,0114 ((0,02328)(0,5000 ))
b = 0,00024
Untuk Cu:

b = 0,045 ((0,6838)(0,5000)
b = 0,2969

Sehingga persamaan garis regresinya adalah:


Untuk Fe:

y = 0,02328 x 0,00024

Untuk Cu:

y = 0,6368 x 0,2969

4.2.1 Perhitungan Konsentrasi Sampel


Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis
regresi y = ax + b , maka x =

y b
fp
a

Keterangan Untuk Fe:


x

: Konsentrasi Fe pada sample

: Absorbansi rata-rata

= 0,2328

= -0,00024

fp

= factor Pengenceran

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Konsentrasi Fe dalam perulangan I

0,0026 ( 0,00024 ) 50

0,02328
100

= 0,0609 mg/l
Konsentrasi Fe dalam perulangan II

0,0024 ( 0,00024 ) 50

0,02328
100

= 0,0567 mg/l
Keterangan Untuk Cu:
x

: Konsentrasi Fe pada sample

: Absorbansi rata-rata

= 0,6368

= -0,2969

fp

= factor Pengenceran

Konsentrasi Cu dalam perulangan I =

0,0016 + 0,2969 50

0,6368
100

= 0,2343 mg/l
Konsentrasi Cu dalam perulangan II =

0,0021 + 0,2969 50

0,6368
100

= 0,2347 mg/l

Tabel 4.7. Data Konsentrasi Besi dan Tembaga dalam sampel air zamzam
Konsentrasi (mg/l)
No

Logam

Rata rata (mg/l)


Perulangan I

Perulangan II

Besi

0,0609

0,0567

0,0588

Tembaga 0,2343

0,2347

0,2345

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

4.3 Pembahasan
Air zamzam sebagai salah satu air yang di konsumsi tanpa adanya pengolahan terlebih
dahulu haruslah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sesuai dengan ketetapan yang
di keluarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002 Tanggal
29 Juli 2002 Untuk Air Minum yaitu masing masing sebesar 0,3 mg/L untuk Besi (Fe)
dan 1 mg/L untuk Tembaga (Cu)
Berdasarkan analisa yang di lakukan diperoleh konsentrasi dari Fe dan Cu
adalah sebagai berikut 0,0588 mg/liter pada besi dan 0,2345 mg/liter pada tembaga.
Dengan demikian air zamzam aman untuk di konsumsi.
Akan tetapi selain kedua parameter tersebut masih ada lagi parameter lainnya yang
haus di uji kadar nya untuk menentukan kelayakan air zamzam untuk di konsumsi secara
keseluruhan, misalnya kadar COD, BOD, analisa mikroba dan kadar-kadar logam-logam
lainnya yang mungkin terdapat di dalam nya.

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
-

air zamzam layak untuk di konsumsi karena kadar logam Besi (Fe) dan Tembaga
(Cu) yang terdapat didalamnya dibawah standar yang telah di tetapkan oleh
Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002 Tanggal 29 Juli
2002 Untuk Air Minum yaitu masing masing sebesar 0,3 mg/L untuk Besi (Fe)
dan 1 mg/L untuk Tembaga (Cu)

kadar logam Cu yang terdapat dalam air zamzam yaitu 0,2345

kadar logam Fe yang terdapat dalam air zamzam yaitu 0,0588

5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan suatu analisa sangat diperlakukan perlakukan yang sangat
hati hati terhadap sample agar tidak terjadi kontaminasi dari zat zat lain yang dapat
membuat hasil analisa menjadi buruk.

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi.H,(2003),Telaah

Kualitas

Air,

Cetakan

Pertama,Penerbit

Kanisius,Yogyakarta
Khopkar.S,M,(2003),Konsep

Dasar

Kimia

Analitik,Cetakan

Pertama,UI-

Press,Jakarta
Rohman.A,(2007),Kimia

Farmasi

Analisis,Cetakan

Kedua,Penerbit

Pustaka

Pelajar,Yogyakarta
Vogel,(1985),Kimia Analisis Anorganik Kualitatif,Cetakan Pertama,PT.Kalman
Media Pustaka,Jakarta
Walton.W,C,(1970),Groundwater

Resource

Evaluation,International

Student

Edition,McGraw-Hill,Kogagusa,LTD.
Vogel,(1994),Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik,Penerbit Buku Kedokteran
EGC,Jakarta
http://rovicky.wordpress.com
http://www.indonesiaindonesia.com

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

LAMPIRAN

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

DAFTAR KADAR MAKSIMUM UNTUK AIR MINUM, AIR BERSIH DAN AIR
BAKU
No

1
2
3
4
5

Parameter
a. F I S I K A
warna
rasa dan bau
Temperatur
Kekeruhan
Daya Hantar
(DHL)

Satuan
Pt-Co
0
C

NTU
Listrik Us/cm

*) kadar
maksimum untuk
air minum

**) kadar
maksimum
untuk air bersih

***) kadar
maksimum
untuk air baku

15
Suhu udara
30C
5
-

50
Suhu udara
30C
25
-

Metode 8025
Suhu udara Metode
8160;thermometer
30C
Nephelometrik
Metode8160;Elektrome
ter

Metode

b. KIMIA ANORGANIK

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Alkalinitas
Aluminium (Al)
Ammonia (NH3-N)
Besi (Fe)
Flouride
Sulfida (H2S)
Kesadahan (CaCO3)
Klorida (Cl-)
Kromium (Cr6+)
Mangan (Mn)
Nitrat (sebagai NO3)
Nitrit (Sebagai NO2)
Ph
Seng (Zn)
Sianida (CN)
Sisa Clor

mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

0,2
1,5
0,3
1,5
0,05
500
250
0,05
0,1
50
3
6,5-8,5
3
0,07
-

1,0
1,5
500
600
0,05
0,5
10
1,0
6,5-9,0
15
0,1
-

0,5
0,3
0,5
0,02
0,1
10
0,06
6-9
0,05
0,02
-

Metode 8203
Metode8012;8326
Metode 8308
Metode 8008
Metode 8029
Metode 8131
Metode 8213
SNI 06-6989.19-2004
Metode 8203
Metode 8149
Metode 8192
Metode 8507

17
18
19

Sulfat (SO4)
Tembaga (Cu)
Total Padatan Terlarut

mg/L
mg/L
mg/L

250
1
1000

400
1500

400
0,02
1000

Metode 8051
Metode 8506
Metode 8160

10

0
0

50 & 10
-

1000
100

Elektrometri:colorimetri

Metode 8009
Metode 8027
Metode 8021;Comparator
2000+

c. KIMIA ORGANIK

Zat Organik (Sebagai


KmnO4)
mg/L

SNI 06-6989.22-2004

d. MIKROBIOLOGI

1
2

Total Coliform
Faecal Coliform

Jlh/100ml
Jlh/100ml

SNI 06-4158-1996
SNI 19-3957-1995

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

CATATAN:
*) Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002 Untuk Air Minum
**) Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Menkes/Per/IX/1990 Tanggal 03 September 1990 untuk air
Bersih
***) Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tanggal 14 desember 2001 (Baku Mutu Kelas I) Untuk Air Baku

Fatimah Rahmayani : Analisa Kadar Besi (Fe) Dan Tembaga (Cu) Dalam Air Zamzam Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA), 2009.

Anda mungkin juga menyukai