DISUSUN OLEH :
NAMA
NIM
: N111 10 124
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Wanita yang memasuki usia remaja akan mengalami suatu masa yang
disebut menstruasi. Menstruasi merupakan proses terjadinya penglepasan
dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan. Rata-rata
menstruasi dimulai saat wanita berusia sekitar 10-16 tahun dan biasanya
berhenti sekitar usia 45-55 tahun. Maka sepanjang itulah seorang wanita
akan membutuhkan pembalut agar tetap dapat beraktivitas dalam hari-hari
haidnya. Proses penambahan formalin atau formaldehida pada pembalut
wanita bertujuan selain menekan kontaminasi mikroorganisme, formalin juga
digunakan sebagai anti wetting agent.
Formaldehida merupakan suatu senyawa organik berupa gas yang
dikenal dengan nama aldehida. Dalam wujud gas, formaldehida memiliki titik
leleh -92C dan titik didih -19C (Windholz, 1976). Formaldehida dalam wujud
cair disebut juga formalin. Menurut Farmakope Indonesia III, formalin
merupakan larutan formaldehida dalam metanol sebagai stabilisator dengan
kadar tidak kurang dari 36%dan tidak lebih dari 38 % (Depkes RI,
1979),sedangkan menurut FarmakopeIndonesia edisi IV Formalin merupakan
larutan formaldehida lebih kurang 38,5%. Uap formaldehida dapat mengiritasi
kulit, mata, hidung, saluranpernafasan. International Agency for Research on
Cancer
(IARC)
juga
menyatakan
bahwa
Formaldehida
juga
dapat
untuk
formaldehida
sebesar
0,2
mg/kg
BB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.Teori Umum
Sejarah dan perkembangannya
Dimulai dari zaman Mesir Kuno, pembalut pada saat itu masih terbuat
dari daun papyrus yang dilembutkan dan bentuknya seperti tampon. Lalu
berkembang di Yunani kuno dengan menggunakan bahan kapas halus dan
dibungkus kayu kecil. Berbagai macam bahan yang digunakan untuk
pembalut wanita seperti rumput kering , wol, kapas, kain bekas, maupun
serat sayuran. Bentuknya yaitu dimasukan kedalam kantong dan diselipkan
di antara kedua kaki.
Pada tahun 1867 ditemukan menstrual cup (mangkuk menstruasi).
Mangkuk ini diletakan kedalam kantong kain yang dihubungkan dengan belt
yang diikat di pinggang. Pada saat itu, wanita tidak menggunakan apa-apa
dibalik roknya, sehingga jika sedang menstruasi, mereka memakai pembalut
tersebut.
Pada tahun 1876, bahan dari mangkuk menstruasi tersebut diganti
bahannya menjadi bahan karet yang memungkinkan dapat menampung
darah haid, lalu terus mengalir melalui selang menuju ke kantong
penampungan yang digunakan diluar badan. Namun, yang menggunakan
menstrual cup hanya orang-orang tertentu saja. Orang miskin masih
menggunakan kain yang bisa dicuci sehingga bisa dipakai berulang kali,
karena mereka tidak sanggup membeli menstrual cup.
menggunakan
belt
mulai
digantikan
dengan
pembalut
yang
BAB III
METODE KERJA
Tingkat Keamanan
yang
masih
mencantumkan
bahan
komposisi
dalam
DAFTAR PUSTAKA