Oleh :
dr. I Ketut Adi Suryana, S.Ked
(NIM : 1414048205)
Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam
Pembimbing :
dr. I Ketut Tangking Widarsa, MPH
perawatan sendiri, kepatuhan berobat, kesulitan untuk patuh, dan gaya hidup diabetes.
Berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang diukur. Semua catatan terakhir HbA1c,
gula darah puasa dan lemak didapatkan dari rekam medis pasien. Kontrol glicemic rendah
didefinisikan jika HbA1c 7%.
Dalam analisis statistik Chi-square untuk menilai signifikan perbedaan persentase
kontrol glicemic rendah berdasarkan beberapa variabel kategori independen. Regresi
logistik binary dilakukan untuk menentukan faktor yang berhubungan dengan rendahnya
kontrol glicemic, jika nilai P < 0,05 menunjukkan significant secara statistik.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian terdiri dari 917 pasien (155 pria dan 462 wanita) dengan DM tipe 2
dengan umur 24 sampai 84 tahun dengan rata-rata SD 57,4 (9,6) tahun. Hanya 11%
pasien buta huruf, lebih dari setengah pasien (68,5%) tidak bekerja, dan 19,7% adalah
perokok. Dari data menunjukkan 62,3% menggunakan obat antidiabetes oral, 32% pasien
menggunakan kombinasi antidiabetes oral dan insulin, dan hanya 5,7% pasien yang hanya
menggunakan insulin saja.
Dari total 917 pasien, 65,1% memiliki HbA1c 7%. Pada Tabel 2 menunjukkan
proporsi pasien dengan kontrol glicemic rendah berdasarkan demografis, anthropometri,
dan karakteristik klinis. Diabetes terlihat sangat rendah kontrolnya dilihat dari
peningkatan
lamanya
DM,
rendahnya
tingkat
pendidikan,
tingginya
BMI,
untuk kontrol glicemic yang rendah terjadi pada pasien dengan kombinasi obat
antidiabetes oral dan insulin (92,5%). Tabel 3 menunjukkan proporsi pasien dengan
kontrol glicemic rendah berdasarkan perilaku management perawatan sendiri. Kontrol
glicemic rendah sering terjadi pada pasien yang tidak mengikuti diet DM, tidak
berolahraga, tidak patuh berobat dan tidak teratur monitor gula darah.
4. SIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan proporsi pasien dengan DM tipe 2 yang tidak
mencapai target HbA1c dalam NCDEG. Proporsi pasien dengan kontrol glicemic rendah
adalah tinggi, yang mana dapat dibandingkan dengan laporan dari negara lain. Durasi DM
yang lama dan tidak patuhnya pasien terhadap perilaku dalam penanganan DM memiliki
hubungan terhadap kontrol glicemic yang rendah. Program edukasi untuk meningkatkan
modifikasi gaya hidup dengan tujuan mengutamakan kepatuhan dalam pengobatan akan
berdampak baik pada pasien DM tipe 2 yang memiliki kontrol glicemic rendah.