Presentasi CR Ajeng Ricky Widya
Presentasi CR Ajeng Ricky Widya
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. C
Umur : 19 tahun
Alamat
: Karang Anyar
Agama: Islam
Pekerjaan : Petani
Status : Belum menikah
Suku Bangsa : Sunda
Tgl. Masuk RS : 10 Juli 2012
Dirawat yang ke
: I
: 19 x/menit
Suhu
: 36,1 o C
Leher
Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
JVP : 5 cm H20
Trakhea : di tengah
Toraks
(Cor)
Inspeksi
(Pulmo)
Inspeksi
: Simetris
Palpasi : Fremitus taktil vokal
hemitoraks kanan =
hemitoraks kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+), wheezing
(-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : Datar dan simetris
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba,
nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
Auskultasi
: BU (+) N
Extremitas
Superior :
turgor kulit
Inferior :
turgor kulit
N.Trigeminus (N.V)
Sensibilitas
Ramus oftalmikus
: (+/ +)
Ramus maksilaris
: (+/ +)
Ramus mandibularis
: (+/ +)
Motorik
M. masseter
: (+ / +)
M. temporalis
: ( / +)
M. pterygoideus
: (+ / +)
Refleks
Refleks kornea (sensoris N.V, motoris N.VII)
: (+/+)
Refleks bersin
: Tidak
dilakukan
N.Fascialis (N.VII)
Inspeksi wajah sewaktu
Diam
: Simetris
Tertawa
: Simetris
Meringis
: Simetris
Bersiul
: Simetris
Menutup mata
: Simetris
Pasien disuruh untuk
Mengerutkan dahi
: Simetris
Menutup mata kuat-kuat : Simetris
Mengembungkan pipi
: Simetris
Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah : (+/+)
N. Vestibulococchlearis (N.VIII)
N.cochlearis
Ketajaman pendengaran
Tinitus
: (-/-)
N.vestibularis
Test vertigo
Nistagmus
: (-)
: (-/-)
: (+/+)
N.Accessorius (N.XI)
M.Sternocleidomastodeus
M.Trapezius
N.Hipoglossus (N.XII)
Atropi
Fasikulasi
Deviasi
: ( Normal/Normal )
: ( Normal/Normal )
: (-)
: (-)
: (-)
:
: (-)
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
Sistem motorik
Superior ka/ki
Inferior ka/ki
Gerak
(+/+)
(+/+)
Kekuatan otot
(5/5)
(5/5)
Tonus
(N/N)
(N/N)
Klonus
(-/-)
(-/-)
Atropi
(-/-)
(-/-)
Refleks fisiologis
: Biceps (+/+)
Patella (+/+)
Triceps (+/+)
Achilles (+/+)
Refleks patologis
Sensibilitas
Eksteroseptif / rasa permukaan
Rasa raba
: (+/+)
Rasa nyeri
: (+/+)
Rasa suhu panas
: (+/+)
Rasa suhu dingin
: (+/+)
Kanan-Kiri
Koordinasi
Tes telunjuk hidung
Tes pronasi supinasi
: (normal/normal)
: (normal/normal)
: Disartria
: Baik
: Baik
: Baik
V. RESUME
Pasien seorang pria (Tn. C), berumur 19 tahun datang ke
RSAM dengan keluhan sering kejang pada leher dengan
kepala menoleh ke kiri dan mulut mencong ke kiri sejak 1
minggu SMRS, kejang terjadi rata-rata >5x/hari. Saat kejang
pasien dalam keadaan sadar, terkadang lidah tergigit dan
mengeluarkan air liur, tidak demam, tidak sesak, dan tidak
muntah. Kejang terjadi dengan durasi rata-rata selama 5
menit. Kejang muncul secara tiba-tiba, saat pasien sedang
istirahat, tidak ada faktor pencetus apapun yang
menyebabkan pasien kejang. Sebelum muncul kejang,
awalnya pasien merasakan kesemutan pada mulut dan dahi.
Keluhan lain yang dirasakan penglihatan berbayang ganda,
bicara agak pelo, nyeri leher, pusing, terkadang kedua kaki
terasa lemas dan badan terasa agak kaku. Pasien memiliki
riwayat trauma kepala bagian depan sisi kanan (kecelakaan
lalu lintas) sekitar 8 bulan yang lalu.
Status generalis :
Kepala Asimetris, frontal dextra lebih cekung, terdapat luka
bekas jahitan pada frontal dextra, nyeri tekan (-).
Status Neurologis :
Saraf cranialis (Kanan/kiri)
N.Olfactorius (N.I)
Daya penciuman hidung : (Hiposmia/Normosmia)
N.Opticus (N.II)
Tajam penglihatan : 5/6 Bedsite
Lapang penglihatan : Normal sama dengan pemeriksa
: Diplopia +/+
N.Occulomotorius, N.Trochlearis, N.Abdusen (N.III N.IV
N.VI)
Gerakan bola mata
Refleks pupil akomodasi : (+/+)
Refleks pupil konvergensi : (+/ )
N.Trigeminus (N.V)
Motorik
M. masseter
: (+ / +)
M. temporalis
: ( / +)
M. pterygoideus
: (+ / +)
Fungsi luhur
Fungsi bahasa
Fungsi orientasi
Fungsi memori
: Disartria
: Baik
: Baik
VI. DIAGNOSIS
VIII. PENATALAKSANAAN
Umum
1. Tirah baring
2. Dietetik : peroral
Makanan padat biasa, tinggi kalori, tinggi protein
3. Terapi medikamentosa
Infus RL
Antikonvulsi : a. Carbamazepine 200 mg tab 2x1
b. Kutoin (Phenytoin) 100 mg caps 3x1
Neuroprotektor : B1B6 tab 2x1
Pembedahan : Craniotomi
Rehabilitasi
Terapi wicara
Rehabilitasi sosial penerimaan keluarga dan masyarakat
Aspek olahraga : diperbolehkan berolahraga dengan pengawasan dan dilakukan
di lapangan /gedung olahraga (tidak di jalan umum, ketinggian, atau air).
Aspek mengemudi : tidak diperbolehkan mengendarai kendaraan sendirian
dalam waktu 6 bulan setelah operasi.
Laboratorium
Darah lengkap :
Hb : 14,4 g/dl (N) GDS : 67 mg/dl ()
LED : 15 mm/jam (N) Na : 138mmol/l(N)
Leukosit : 9.100/ul (N) K : 4 mmol/l (N)
Trombosit : 257.000/ul (N)Cl : 102mmol/l(N)
U/C : 17/1,1 mg/dl (N)
X. ANJURAN
EEG
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam
= Dubia ad bonam
Quo ad functionam = Dubia ad bonam
Quo ad sanationam = Dubia ad bonam
EPILEPSI
DEFINISI
Sindrom elektro klinik yang ditandai oleh
dua atau lebih epileptic seizure akibat
kelainan primer di otak
EPILEPTIC SEIZURE
Manifestasi klinik dari disfungsi cerebral
akibat imbalance sistem eksitasi dan
inhibisi pada sel-sel neuron di otak yang
menyebabkan terlepasnya muatan listrik
paroksimal, hypersinkron, intermiten
dengan manifestasi klinik berupa:
gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi,
fungsi motorik, persepsi, sensasi, bisa
tunggal atau kombinasi
Prevalensi :
0,5 % - 2 % 1 4 juta penderita
KLASIFIKASI
ILAE 1981
Generalized Seizures
Absence Seizures
Myoclonic Seizures : myoclonic Jerks (simple or
multiple)
Clonic Seizures
Tonic Seizures
Tonic-clonic Seizures
Atonic Seizures (astatic)
Partial Seizures
Simple Partial Seizures
Complex Partial Seizures
Partial Seizures evolving to
secondarily Generalized Seizures
ETIOLOGI
Idiopatik
Simptomatik, lesi di otak dan selaput
otak yang disebabkan oleh :
1. Trauma
2. Infeksi
3. Kongenital
4. Lesi desak ruang
5. Gangguan peredaran darah
6. Toksik dan Metabolik
Patogenesis
Kejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi
dan eksitatori pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :
Kurangnya transmisi inhibitori
Contoh: setelah pemberian antagonis
GABA, atau selama penghentian
pemberian agonis GABA (alkohol,
benzodiazepin)
Meningkatnya aksi eksitatori
meningkatnya aksi glutamat atau aspartat
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
Migren, Sinkop, Meniere, Serangan
Psikogenik
Pada anak : Gg Ekstrapiramidal, Breath
holding spell, Pallid infantile syncope,
Prolong QT syndrome
Pada dewasa : TIA, TGA, Narkolepsi
Pada neonatus dan bayi : Jitteriness,
Apneu, Refluks gastro-esofagus
PENATALAKSANAAN
Kejang
parsial
Drug of
choice
Karbamaze
pin
Fenitoin
Valproat
Abscense
Myoclonic,
atonic
Valproat
Karbamaz
epin
Fenitoin
Etosuksim
id
Valproat
Valproat
PROGNOSIS
Umumnya baik
70%-80% pasien biasanya
sembuh
TERIMA
KASIH