Anda di halaman 1dari 2

1

BAB IV
KESIMPULAN

A; Kesimpulan

Hukum Islam dalam permasalahan kafaah terdapat perbedaan


pendapat dikalangan ulama madzhab. Namun semua tetap mendasarkan pada
faktor agama yang diharuskan pada kesepadanan dalam perkawinan selain
faktor yang lain (nasab, kemerdekaan, pekerjaan, kekayaan). Namun dalam
konsep kafaah menurut Imam Syafii kafaah merupakan syarat kelaziman
artinya mengacu pada konteks sosial atau adat istiadat setempat. Imam Syafii
secara tegas tidak menetapkan kafaah sebagai syarat secara khusus, beliau
lebih cenderung terhadap unsur kerelaan atau penerimaan pihak wanita yang
akan dinikahkan. Pertimbangan Imam Syafii dalam hal ini lebih cenderung
terhadap konsep maslahah mursalah atau cara menemukan hukum sesuatu hal
yang tidak terdapat ketentuannya baik di dalam Al-Quran maupun dalam
kitab hadis, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan masyarakat atau
kepentingan umum adalah terkait kepentingan pihak wanita agar tidak
dirugikan . Menurut Beliau Menikahkan wanita dengan yang tidak sekufu
bukan perkara haram tapi sekedar merugikan wanita yang dinikahkan. Adapun
para penguasa, bila wanita telah ridha bersama walinya dengan kekurangan
yang ada, maka penguasa tidak berhak menolak pernikahan tersebut.

48

B; Saran

Mengacu dari kesimpulan yang telah dijelaskan bahwa kafaah merupakan


bagian Tasyriul Islam terlepas dari perbedaan pendapat ulama penulis
mencoba memberi saran dari pemahaman kafaah dalam perspektif Imam
Syafii, sebagai berikut:
1; Konsep kafaah (kesetaraan) dalam pernikahan hendaknya menjadi

pertimbangan Sebagai sebuah usaha untuk menambah khasanah


intelektual dalam bidang syariah Islam yang dapat dijadikan bahan
informasi bagi akademisi maupun aparatur negara yang konsen dalam
bidang Hukum Keluarga di Indonesia sebagai wacana pertimbangan dalam
pernikahan bagi masyarakat, guna menuju terciptanya keluarga Islam yang
sakinah, mawadah, wa rahmah.
2; Hendaknya umat Islam memahami secara mendasar pengertian kafaah

sehingga tidak terjadi kesalahfahaman menyangkut hukumnya. Sehingga


tidak terjadi salah pengertian mengenai substansi kafaah dalam Islam
sebagai agama universal.

Anda mungkin juga menyukai