Anda di halaman 1dari 10

Pekerjaan

REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM

BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
Peserta pelaksanaan konstruksi harus membaca dan mempelajari seluruh Gambar Kerja, Rencana
Anggaran Biaya, serta Rencana dan Syarat ini dengan seksama, dan memahami benar-benar
maksud dan isi dokumen ini tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada
gugatan yang disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak memahami, tidak memenuhi
petunjuk, ketentuan dalam gambar atau pernyataan kesalahpahaman apapun mengenai isi dari
dokumen ini.
KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS
PASAL 1. PENJELASAN UMUM
1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Rehabilitasi Aula Barakat dan
Mahligai Sultan Adam. Merupakan bagian dari kegiatan yang dilaksanakan oleh
Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Banjar dan dianggarkan
pada tahun anggaran 2009.
1.2. Kegiatan tersebut di atas akan dilaksanakan sesuai dengan:
Gambar Bestek dan detail.
Uraian Kerja (Berita Acara) dan syarat-syarat dan pasal-pasal berikutnya.
Risalah rapat penjelasan (Aanwijzing).
Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Direksi Lapangan.
Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dengan kontrak, bestek dengan gambar
bestek, dan gambar-gambar detail, Pelaksana/Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Direksi.
1.3. Pelaksanaan pekerjaan tersebut disesuaikan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku saat ini sebagai berikut:
Algemene Voor Waarden (AV) Persyaratan Pelaksanaan Pembangunan di
Indonesia yang disyahkan oleh pemerintah.
Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Negara yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Dirjen Cipta Karya).
Persyaratan umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia D.P.T.I
1970.
Pemeriksaan umum untuk Pemerikasaan Bahan-bahan Bangunan, NI-3,
P.U.B.B.-1956, NI - 3, P.U.B.B. 1966.
Peraturan Beton Indonesia, P.B.I NI 2 1955, P.B.I NI 1971.
Peraturan Muatan Indonesia, P.M.I NI, 18 1969.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang diterbitkan oleh Perusahaan
Umum Milik Negara.
Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan pembangunan yang
berlaku di seluruh Indonesia.
PASAL 2. IZIN BANGUNAN
2.1. Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dikeluarkan maka izin bangunan
dan izin lainnya akan diurus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan
pembiayaannya akan ditanggung oleh Pelaksana/Kontraktor.
2.2. Untuk memulai pekerjaan maka Pelaksana/kontraktor harus dapat menunjukan
kepada Konsultan Pengawas yakni Surat Izin Bangunan atau minimal bukti
bahwa izin bangunan tersebut sedang diproses.

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM

PASAL 3. JADWAL PELAKSANAAN


3.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Pelaksana/Kontraktor wajib
membuat jadwal pelaksanaan (Time schedule) yang memuat uraian pekerjaan,
bobot pekerjaan, dan grafik hasil pekerjaan, jadwal penggunaan bahan bangunan
serta tenaga kerja secara terperinci.
3.2. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana/Kontraktor harus membuat:

Rencana Kerja Harian, Mingguan, dan Bulanan yang diketahui/disetujui oleh


Konsultan Pengawas Lapangan.

Gambar Kerja, untuk pegangan/pedoman Kepala Tukang yang harus


diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.

Daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang dibutuhkan dalam


pelaksanaan bangunan dalam Pasal 1.
3.3. Rencana Kerja (Time Schedule) di atas harus mendapat persetujuan dari
Konsultan pengawas dan Pemberi Tugas.
3.4. Rencana Kerja (Time Schedule) harus sudah selesai dibuat oleh
Pelaksana/Kontraktor paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Perintah
Kerja diterima.
3.5. Pelaksana/Kontraktor harus memberikan Rencana Kerja (Time Schedule)
sebanyak 4 (empat) lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus
dipasang pada dinding bangsal kerja.
3.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Pelaksana/Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja (Time Schedule) yang ada.
PASAL 4. LOKASI BANGUNAN
Pekerjaan yang dilaksanakan berada di 3 (tiga) lokasi, yakni; Aula Barakat di Kantor
Bupati Banjar, kemudian Ruang Utama Mahligai Sultan Adam lantai 2 serta Ruang
Rapat Mahligai Sultan Adam Lantai 1.
PASAL 5. BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN
5.1. Untuk kelancaran pekerjaan, Pelaksana/Kontraktor diwajibkan mendatangkan
bahan-bahan keperluan untuk pembangunan tersebut tepat pada waktunya dengan
kualitas yang dapat di terima Direksi.
5.2. Bahan-bahan tersebut harus didatangkan dalam keadaan baru sama sekali, kecuali
ditentukan lain dalam persyaratan kontrak
5.3. Menyediakan peralatan bantu dan pekerja/tenaga yang diperlukan.
5.4. Alat-alat yang disediakan harus betul-betul dapat dimanfaatkan sesuai dengan
fungsi alat tersebut.
5.5. Membuat rencana kerja/jadual kegiatan pekerjaan sesuai waktu dan jumlah
kegiatan yang telah ditetapkan.
PASAL 6. PEKERJAAN PENDAHULUAN
6.1. Sebelum pekerjaan dimulai, maka Kontraktor harus membuat dan memasang
papan nama proyek dengan ukuran minimal 80 x 120 cm dengan warna dasar
kuning dan tulisan hitam yang cukup jelas terbaca serta memuat informasi
tentang kegiatan yang dilaksanakan.
6.2. Untuk keperluan di lapangan, Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan
gudang untuk penyimpanan material. Lokasi penempatan atas persetujuan
Direksi.
6.3. Pelaksana/Kontraktor harus melakukan pemeriksaan situasi tempat pekerjaan
guna menentukan bagian posisi bangunan, kantor direksi, dan gudang.
6.4. Seluruh biaya pembuatan bangsal kerja/gudang material dan papan nama proyek

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM

6.5.

6.6.

6.7.
6.8.
6.9.
6.10.
6.11.
6.12.

merupakan tanggung jawab Kontraktor sebagai biaya persiapan dan volume


pekerjaan tidak termasuk dalam kontrak.
Bongkaran, kotoran, dan lain-lain yang tidak berguna dan mengganggu
pembangunan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan, sesuai dengan petunjuk
Pengawas Lapangan.
Bila Pengawas/Direksi memandang bahwa pekerjaan pembersihan belum selesai,
maka Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan yang ditunjukan oleh
Pengawas/Direksi tersebut.
Pada setiap jarak 1,00 m dipasang tiang/patok kasau atau kayu bulat minimum
7 cm.
Pada patok tersebut harus dijelaskan (diberi tanda) semua garis tengah (as sumbu)
rencana bangunan
Tanda-tanda tersebut harus tetap, tidak boleh berubah sampai penyerahan
pertama pekerjaan.
Pemasangan titik ukur harus lurus dan rata air (waterpass), dan harus kuat.
Jarak antara letak titik ukur dengan bagian pekerjaan paling luar minimum 1,5 2,0 m atau disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada.
Pengukuran dilaksanakan bersama-sama dengan Konsultan Perencana/Pengawas.

PASAL 7. PENENTUAN PEIL


7.1 Sebagai peil + 0.000 diambil permukaan lantai ditentukan dalam gambar (cm)
dijelaskan semua garis sumbu (as) bagian pekerjaan rencana bangunan dengan
memakai tanda yang mudah dimengerti dan tidak berubah kedudukannya, pasangan
titik ukur harus betul- betul kuat.
7.2 Ukuran tinggi lainnya berpedoman pada 7.1. tersebut diatas.
7.3 Pekerjaan Uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti, agar sudut betul- betul
siku, dengan memasang titik ukur yang dibuat dari kayu bermutu baik yang sisi
atasnya diserut rata.
7.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut di atas akan ditentukan
oleh Direksi.
PASAL 8. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PENGAMANAN
8.1. Sebelum pekerjaan dimulai maka lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari segala
kotoran dan lain sebagainya yang dianggap mengganggu menghalangi
peelaksanaan, terutama dalam batas pelaksanaan.
8.2. Bongkaran yang tidak dibutuh untuk peninggian tanah / halaman atau untuk urugan
lainnya, harus diangkut keluar dari halaman.
8.3. Segala sesuatu yang tidak lepas dari keadaaan area pekerjaan menurut pentunjuk /
keputusan Direksi.
8.4. Pada sekeliling area lokasi kegiatan bila perlu ditutup dengan pagar pengaman,
struktur pagar harus bersifat menutup, kuat dan kokoh, serta tidak mudah bagi orang
yang di luar kepentingan untuk masuk ke dalam area lokasi kegiatan.
PASAL 9. PEKERJAAN BETON
9.1 Semen yang dipakai portland semen satu merk yang telah disyahkan/disetujui oleh
yang berwenang, dan memenuhi syarat sebagaimana dalam PBI 1971.
9.2 Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan, harus diterimakan dalam
kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
9.3 Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek serta semen yang
sebagian atau seluruhnya membatu dalam kantong tidak diperkenankana untuk
digunakan.

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM

9.4 Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organik maupun
lumpur, tanah, karang, garam, dan sebagainya sesuai dengan PBI 1971.
9.5 Pasir yang digunakan ialah pasir beton, pasir laut sama sekali tidak diperbolehkan
untuk digunakan.
9.6 Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
9.7 Kualitas besi beton yang digunakan ialah U 24
9.8 Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin,
besi beton harus bebas dari segala kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
9.9 Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran serta setelahnya tidak berubah tempat.
9.10 Basa tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9.11 Kawat beton digunakan yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton/tulangan
ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama pelaksanaan
pengecoran.
9.12 Untuk seluruh pekerjaan bekisting dipergunakan kayu kelas II yang baik atau
plywood tebal 3,6 mm dan tidak boleh dipergunakan untuk dua kali pekerjaan
bekisting.
9.13 Untuk menunjang dipergunakan kayu galam (sejenis)
9.14 Sebelum pengecoran dimulai maka bekisting harus dibersihkan dari segala
kotoran/serbuk gergaji, kemudian disiram air.
PASAL 10. PEKERJAAN DINDING BATA
10.1 Pasangan batu bata dilaksanakan sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar
rencana. Batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik, masak
pembakarannya, sama ukuran tebal, lebar dan panjangnya, ukuran bata sesuai
dengan ukuran normal.
10.2 Pasangan bata untuk dinding umumnya dilaksanakan dengan tebal 1/2 (setengah)
bata, pengikat bata digunakan campuran 1 semen : 4 pasir serta campuran 1 semen
: 2 pasir untuk pasangan bata trasraam dan pada bagian Kamar mandi / Wc.
10.3 Bahan-bahan yang akan digunakan, harus sesuai dengan contoh bahan yang telah
diperlihatkan dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
10.4 Pengambilan contoh atas batu bata yang telah berada di lapangan akan dilakukan
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan untuk keperluan pengujian. Apabila
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan,
maka Direksi/Pengawas Lapangan berhak untuk menolak bahan-bahan tersebut.
10.5 Pelaksanaan pemasangan bata harus benar-benar mengikuti ketentuan garis-garis
ketinggian, bentuk, besaran ukuran tembok/dinding yang akan dipasang.
10.6 Seluruh batu bata yang akan digunakan, sebelum dipasang harus direndam atau
disiram dengan air terlebih dahulu, sehingga tidak mengikat dari air campuran
plesteran.
10.7 Pemasangan batu bata harus dikerjakan dengan rapi, teguh dan pola ikatan
pemasangan harus terjalin baik diseluruh pekerjaan, sehingga terdapat siarsiar/voeg yang dikeruk untuk kemudian diplester.
10.8 Pemasangan harus benar-benar mengikuti ketentuan garis-garis ketinggian, bentuk,
besaran ukuran tembok/dinding yang akan dipasang.
10.9 Semua pekerjaan pasangan bata harus sesuai dengan ketentuan- ketentuan seperti
pada Standarisasi Nasional Indonesia yang berlaku.

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM

10.10Pasangan bata untuk dinding selanjutnya dilaksanakan campuran 1:4 tebal 1/2
(setengah) batu dengan ukuran sesuai gambar.
10.11Sebelum pekerjaan dinding/pasangan bata dilaksanakan, maka Kontraktor harus
terlebih dahulu memberikan contoh bahan-bahan yang akan digunakan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.
PASAL 11. PEKERJAAN PLESTERAN
11.1 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan plesteran dinding dengan tebal
plesteran 15 mm.
11.2 Pasir pasang yang digunakan untuk adukan plesteran harus disaring agar terhindar
dari bahan-bahan yang merusak plesteran yang akan dilaksanakan.
11.3 Apabila terjadi permukaan dinding yang kasar akibat bongkaran bekisting yang
tidak sempurna, maka permukaan tersebut harus dihaluskan dengan dengan
plesteran 1:3. Sebelum dilakukan plesteran maka permukaan dinding tersebut
harus dikasarkan terlebih dahulu, apabila pengasaran tidak dilakukan permukaan
dinding harus dilaburi dengan air semen, kemudian secepatnya diplester.
11.4 Sebelum pekerjaan plesteran pada permukaan dinding dilaksanakan, maka
permukaaan tersebut harus bersih dan bebas dari bahan-bahan seperti cat, minyak,
lemak, lumut dan sebagainya yang dapat mengurangi daya lekat plesteran tersebut.
11.5 Sebelum pekerjaan plesteran dinding dilakukan, semua dinding yang akan
diplester harus dibasahkan/disiram air terlebih dahulu.
11.6 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran yang
luas harus dibagi-bagi dengan dipasangi klos-klos sementara dari kayu.
11.7 Lindungilah tempat-tempat/bahan-bahan/alat-alat yang berada dibawah komponen
adukan dimana biasanya adukan dari plesteran tertimbun.
11.8 Tidak diizinkan memakai kembali adukan yang telah jatuh dan sudah mengeras.
11.9 Plesteran dan pemasangan pasangan batu alam harus dikerjakan oleh tenaga yang
benar-benar ahli, plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak,
tidak lurus dll, harus dibetulkan sampai sebaik dan sesempurna mungkin.
11.10Plesteran dan pemasangan batu alam yang tidak sesuai dengan etika estetika harus
diperbaiki sehingga didapat hasil yang sempurna.
11.11Setelah pekerjaan plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran
kemudian diaci dengan adukan semen dan air agar permukaannya menjadi halus.
11.12Perawatan dinding plesteran dilakukan dengan cara penyiraman air secukupnya
untuk melindungi plesteran dari penguapan yang berlebihan selama udara panas
dan kering.
PASAL 12. PEKERJAAN FINISHING DINDING
12.1 Pekerjaan finishing meliputi pemasangan dinding multipleks yang diakhiri dengan
cat ducco serta pemasangan dinding nyatoh.
12.2 Pemasangan finishing dinding sesuai dengan gambar kerja, dilaksanakan dengan
rapi, siku dan lurus, seluruh sambungan-sambungan terutup dengan sempurna
12.3 Kayu nyatoh yang digunakan dengan spesifikasi polish atau laminasi (mengkilat).
12.4 Warna, motif serta jenis kayu nyatoh dan finishing cat ducco diajukan dulu kepada
direksi ata konsultan pengawas untuk disetujui sebelum dipasang.
12.5 Kayu nyatoh menggunakan satu jenis merk dari pabrik/distributor yang sama

PASAL 13. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND


13.1 Pemasangan atap khusus dilakukan di Mahligai Sultan Adam pada area anjung kiri
dan kanan bangunan.

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM

13.2 Penutup atap exsisting dilakukan pembongkaran.


13.3 Atap dan pumuung genteng metal tebal 0,3 mm setara sakura roof.
13.4 Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
13.5 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkannya kepada pengawas.
13.6 Untuk mencegar kebocoran maka pada sambungan atap dengan dinding serta pada
bagian-bagian rangka atap lainnya yang berpotensi terjadi kebocoran/rembesan air
harus di tutupi dengan cat waterproofing khusus ant air untuk mencegah
kebocoran.
13.7 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
13.8 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.
13.9 Atap genteng metal yang cacat dan berlubang tidak diperkenankan untuk dipasang
sebagai penutup kap dan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
13.10 Apabila pemasangan atap telah selesai dan masih terdapat kebocoran, maka atap
tersebut harus diperbaiki hingga sempurna tanpa ada kebocoran-kebocoran dengan
biaya ditanggung Kontraktor sendiri.
13.11 Pemasangan plafond menggunakan bahan gypsumboard, multipleks finishing cat
ducco, dan kayu nyatoh sesuai dengan gambar kerja.
13.12 Rangka plafond menggunakan material exsisting khusus untuk penambahan
elemen-elemen dekoratif pada bagian plafond tertentu dapat menggunakan kayu
sejenis lanan ukuran 5/7 dan 5/5. Pemasangan plafond menggunakan nat dan pada
bagian tepi ditutup dengan list gypsumboard yang sama. Pemasangan rangka dan
daun plafond dilakukan menurut petunjuk Direksi/Pengawas Lapangan.
PASAL 14. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
14.1. Khusus untuk bagian toilet di Aula Barakat dilakukan pemasangan lantai dan
dinding keramik baru.
14.2. Pemasangan keramik pada lantai dan dinding harus rapi siku dan datar.
14.3. Semua bahan-bahan tersebut sebelum didatangkan ke lokasi pekerjaan harus
diperlihatkan contoh untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
14.4. Seluruh permukaan cor-coran harus diratakan terlebih dahulu dan tidak
bergelombang serta memiliki ketebalan yang merata di setiap permukaan lantai.
14.5. Seluruh lantai kamar mandi/wc (Toilet) menggunakan keramik 30x30.
14.6. Sebelum bahan-bahan keramik didatangkan ke lokasi pekerjaan, maka
Pelaksana/Kontraktor terlebih dahulu memberikan contoh-contoh bahan yang
dipakai kepada Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
14.7. Sebelum pemasangan keramik, maka permukaan lantai/cor-coran beton diberi
spesi pengikat dengan adukan samen pasir 1:4 dengan ketebalan menurut petunjuk
Direksi/Pengawas Lapangan.
14.8. Keramik dipasang dengan nat maksimum 4 mm dan nat-nat tersebut harus
merupakan satu garis lurus dan sejajar satu dengan lainnya.
14.9. Pemasangan keramik harus dilaksanakan oleh tenaga yang benar-benar
berpengalaman sehingga alur nat pasangan keramik tersebut betul-betul rata dan
lurus serta permukaan lantai tidak bergelombang.
14.10.Keramik yang tidak rata dan warnanya tidak sama serta sisi dan sudutnya kurang
baik atau tidak siku, retak atau cacat, tidak diperkenankan untuk dipasang.

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM

14.11.Celah-celah atau nat antara ubin diisi dengan semen yang warnanya diusahakan
sama dengan warna ubin yang dipasang dan diratakan serta dibersihkan segera
setelah pengisian nat selesai.
14.12.Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan spesi pengikat tidak boleh
berongga-rongga (terisi penuh). Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut
pertemuan, pengakhiran harus dikerjakan serapih dan sempurna mungkin.
14.13.Selama pemasangan dan sebelum kering yang cukup lantai harus dihindarkan dari
injakan dan gangguan lain. Seluruh permukaan keramik yang telah selesai
dipasang harus diberi perlindungan agar terhindar dari benda-benda yang dapat
merusak permukaan ubin lantai tersebut.
14.14.Pada saat penyerahan pekerjaan, seluruh permukaan lantai harus bersih, tanpa ada
kotoran yang melekat.
14.15.Apabila setelah pekerjaan pemasangan keramik selesai dan terjadi retak/pecah
maka keramik tersebut harus dibongkar dan diganti dengan yang baru serta warna
yang sama atas tanggungan Pelaksana/Kontraktor.
14.16.Apabila ternyata pemasangan keramik lantai dianggap tidak sempurna, maka
Direksi/Pengawas Lapangan berhak memerintahkan kepada Pelaksana/Kontraktor
untuk memperbaikinya sampai pekerjaan dianggap baik dan dapat diterima
PASAL 15. PEKERJAAN KACA
15.1. Keperluan kaca untuk jendela dan lain-lainnya dipergunakan kaca reyben tebal 5
mm pada jendela dan pintu.
15.2. Pemasangan kaca sesuai dengan gambar kerja serta mendapat persetujuan dari
Direksi
PASAL 16. PEKERJAAN SANITAIR DAN PERLENGKAPAN
16.1 Semua keperluan untuk pekerjaan pemasangan instalasi sanitair khusus pada Aula
Barakat disesuaikan dengan keperluan/gambar rencana.
16.2 Sebelum bahan-bahan untuk perlengkapan sanitair didatangkan ke lokasi
pekerjaan, maka Kontraktor terlebih dahulu memberikan/memperlihatkan contohcontoh kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.
16.3 Pekerjaan sanitair yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan antara
lain:
Kloset jongkok porselin + Jet Washer
Wastafel keramik
Floor drain
Instalasi air kotor pipa PVC 4" dan 2
Instlasi air bersih pipa PVC 1 1/2 dan 2
16.4 Untuk pembuatan/pemasangan kloset jongkok porselin (standart) dengan
penempatan kloset pada pondasi yang mempunyai alas yang kuat dan kokoh.
Warna kloset akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
16.5 Floor drain yang digunakan harus terbuat dari bahan yang awet dan dapat dibuka
untuk pembersihan
16.6 Diameter lubang-lubang drain ini harus lebih kecil dari 2 mm.
16.7 Pembuatan septictank dan pipa hawa disesuaikan dengan kondisi lahan dan
menurut petunjuk dari Direksi/Pengwas.
16.8 Instalasi air kotor memakai pipa PVC jenis AW atau sederajat dengan ukuran
sesuai gambar.
16.9 Pembuangan air kotor dari closed ke septictank menggunakan pipa 4"

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM

16.10 Sambungan-sambungan pipa harus menggunakan fitting-fitting berdrat dan diberi


teplon tape, kecuali pada tempat yang membutuhkan sambungan flens dan
disetujui Direksi.
16.11 Pemasangan pipa-pipa instalasi air kotor harus betul-betul memperhatikan
kemiringannya
16.12 Sambungan pipa harus benar-benar sempurna sehingga tidak terjadi kebocoran
pada sambungan tersebut.
16.13 Setelah semua sistem perpipaan selesai dipasang seluruhnya, harus diadakan
pengujian yang disaksikan Direksi.
16.14 Apabila terdapat kebocoran, maka Kontraktor wajib memperbaiki sampai betulbetul baik dan menjamin instalasi pipa tersebut tidak terjadi kebocoran-kebocoran
lagi.
16.15 Sebelum pengujian dilaksanakan, sistem jaringan pipa harus di flushing terlebih
dahulu untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang mungkin ada dalam sistem
tersebut.
16.16 Apabila bahan-bahan/perlengkapan sanitair yang dipasang tidak sesuai dengan
contoh-contoh yang telah diperlihatkan, maka Direksi/Pengawas Lapangan
berhak memerintahkan untuk menggantinya sesuai yang disyaratkan atas
tanggungan biaya Kontraktor.
16.17 Semua bahan-bahan keperluan sanitair yang ditolak, harus segera disingkirikan
dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah penolakan secara tertulis
dikeluarkan.
16.18 Sebelum penyerahan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pengetesan seluruh
cara bekerjanya sistem secara tepat, dan apabila ada kerusakan harus segera
diperbaiki/dibetulkan, kemudian percobaan dilakukan sekali lagi sampai sistem
dapat dioperasikan secara normal.
PASAL 17. PEKERJAAN LISTRIK
17.1 Semua keperluan untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik disesuaikan
dengan keperluan.
17.2 Sebelum bahan-bahan perlengkapan listrik didatangkan ke lokasi pekerjaan,
maka Kontraktor terlebih dahulu memberikan/memperlihatkan contoh-contoh
kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis.
17.3 Untuk instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang disahkan oleh PLN
setempat.
17.4 Semua pekerjaan, perlengkapan/bahan yang akan dilaksanakan/digunakan harus
baru serta sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang berlaku.
17.5 Seluruh perlengkapan lampu-lampu dan accesories yang akan dipasang harus
berkualitas baik.
17.6 Pemasangan titik-titik lampu harus disesuaikan dengan petunjuk pada gambar
rencana atau menurut petunjuk dari Direksi/Pengawas.
17.7 Pipa yang menuju ke stop kontak, saklar dan sekering dan lain-lain harus ditanam
dalam tembok atau dinding. Pipa yang ditanam dalam tembok tidak boleh gepeng
atau kemasukan adukan semen atau kotoran lain yang dapat merusak kualitas
kabel instalasi.
17.8 Semua kabel yang digunakan untuk pekerjaan instalasi ini menggunakan kabel
jenis NYY dan NYM yang berkualitas baik atau menurut ketentuan PLN
setempat.
17.9 Sebelum penyerahan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pengetesan seluruh
sistem secara tepat cara bekerjanya, dan apabila ada kerusakan harus segera

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM

diperbaiki/dibetulkan, kemudian percobaan dilakukan sekali lagi sampai sistem


dapat dioperasikan secara normal.
PASAL 18. PEKERJAAN CAT-CATAN
18.1. Semua pekerjaan pengecatan menggunakan bahan cat sejenis/setara dengan
produksi "DANA PAINT".
18.2. Sebelum
pekerjaan
pengecatan
dilakukan
Kontraktor
harus
memberikan/memperlihatkan contoh-contoh warna yang akan digunakan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
18.3. Pada seluruh permukaan dinding plesteran dilaksanakan dengan menggunakan
cat tembok.
18.4. Umumnya permukaan plesteran hanya boleh dicat sesudah terjadi pengeringan di
udara terbuka.
18.5. Pengenceran cat dengan bahan pengencer harus mentaati petunjuk spesifikasi dari
pabrik atau petunjuk yang diberikan Direksi.
18.6. Cat dasar maupun cat lapis dan cat tembok harus dalam kaleng/kemasan yang
masih tertutup pateri, dan masih jelas menunjukan nama dagang, nomor formula,
spesifikasi teknis, nomor takaran pabrik, warna, tanggal, pembuatan pabrik dan
nama pabrik pembuatnya yang kesemuanya harus absah pada saat pemakaiannya.
18.7. Penentuan warna untuk pekerjaan cat ini ditentukan kemudian dengan
persetujuan Direksi.
18.8. Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan, penggemukan, keras dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
18.9. Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan dijaga agar seragam warnanya
serta konsisten selama pengecatan.
18.10. Pelaksanaan pengecatan harus disesuaikan dengan peraturan pabrik, cat dasar
harus satu merk dengan cat lapis.
18.11. Apabila ternyata pekerjaan pengecatan yang telah dilaksanakan dianggap masih
belum sempurna atau terdapat cacat-cacat, maka Direksi/Pengawas Lapangan
berhak menuntut Kontraktor untuk menyempurnakannya atas tanggungan biaya
sendiri.
PASAL 19. PERATURAN PENUTUP
19.1. Meskipun dalam Bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh Kontraktor dan tidak disebutkan
dalam penjelasan pekerjaan pembangunan pemborongan ini, perkataan tersebut di
atas tetap dianggap ada dan dimuat dalam Bestek ini.
19.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini, tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam Bestek ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan
oleh Kontraktor, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat
dalam Bestek ini, untuk menuju kepenyerahan yang lengkap dan sempurna
menurut pertimbangan Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS

Anda mungkin juga menyukai