SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
Peserta pelaksanaan konstruksi harus membaca dan mempelajari seluruh Gambar Kerja, Rencana
Anggaran Biaya, serta Rencana dan Syarat ini dengan seksama, dan memahami benar-benar
maksud dan isi dokumen ini tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada
gugatan yang disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak memahami, tidak memenuhi
petunjuk, ketentuan dalam gambar atau pernyataan kesalahpahaman apapun mengenai isi dari
dokumen ini.
KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS
PASAL 1. PENJELASAN UMUM
1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Rehabilitasi Aula Barakat dan
Mahligai Sultan Adam. Merupakan bagian dari kegiatan yang dilaksanakan oleh
Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Banjar dan dianggarkan
pada tahun anggaran 2009.
1.2. Kegiatan tersebut di atas akan dilaksanakan sesuai dengan:
Gambar Bestek dan detail.
Uraian Kerja (Berita Acara) dan syarat-syarat dan pasal-pasal berikutnya.
Risalah rapat penjelasan (Aanwijzing).
Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Direksi Lapangan.
Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dengan kontrak, bestek dengan gambar
bestek, dan gambar-gambar detail, Pelaksana/Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Direksi.
1.3. Pelaksanaan pekerjaan tersebut disesuaikan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku saat ini sebagai berikut:
Algemene Voor Waarden (AV) Persyaratan Pelaksanaan Pembangunan di
Indonesia yang disyahkan oleh pemerintah.
Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Negara yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Dirjen Cipta Karya).
Persyaratan umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia D.P.T.I
1970.
Pemeriksaan umum untuk Pemerikasaan Bahan-bahan Bangunan, NI-3,
P.U.B.B.-1956, NI - 3, P.U.B.B. 1966.
Peraturan Beton Indonesia, P.B.I NI 2 1955, P.B.I NI 1971.
Peraturan Muatan Indonesia, P.M.I NI, 18 1969.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang diterbitkan oleh Perusahaan
Umum Milik Negara.
Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan pembangunan yang
berlaku di seluruh Indonesia.
PASAL 2. IZIN BANGUNAN
2.1. Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dikeluarkan maka izin bangunan
dan izin lainnya akan diurus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan
pembiayaannya akan ditanggung oleh Pelaksana/Kontraktor.
2.2. Untuk memulai pekerjaan maka Pelaksana/kontraktor harus dapat menunjukan
kepada Konsultan Pengawas yakni Surat Izin Bangunan atau minimal bukti
bahwa izin bangunan tersebut sedang diproses.
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM
6.5.
6.6.
6.7.
6.8.
6.9.
6.10.
6.11.
6.12.
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM
9.4 Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organik maupun
lumpur, tanah, karang, garam, dan sebagainya sesuai dengan PBI 1971.
9.5 Pasir yang digunakan ialah pasir beton, pasir laut sama sekali tidak diperbolehkan
untuk digunakan.
9.6 Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
9.7 Kualitas besi beton yang digunakan ialah U 24
9.8 Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin,
besi beton harus bebas dari segala kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
9.9 Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran serta setelahnya tidak berubah tempat.
9.10 Basa tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9.11 Kawat beton digunakan yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton/tulangan
ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama pelaksanaan
pengecoran.
9.12 Untuk seluruh pekerjaan bekisting dipergunakan kayu kelas II yang baik atau
plywood tebal 3,6 mm dan tidak boleh dipergunakan untuk dua kali pekerjaan
bekisting.
9.13 Untuk menunjang dipergunakan kayu galam (sejenis)
9.14 Sebelum pengecoran dimulai maka bekisting harus dibersihkan dari segala
kotoran/serbuk gergaji, kemudian disiram air.
PASAL 10. PEKERJAAN DINDING BATA
10.1 Pasangan batu bata dilaksanakan sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar
rencana. Batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik, masak
pembakarannya, sama ukuran tebal, lebar dan panjangnya, ukuran bata sesuai
dengan ukuran normal.
10.2 Pasangan bata untuk dinding umumnya dilaksanakan dengan tebal 1/2 (setengah)
bata, pengikat bata digunakan campuran 1 semen : 4 pasir serta campuran 1 semen
: 2 pasir untuk pasangan bata trasraam dan pada bagian Kamar mandi / Wc.
10.3 Bahan-bahan yang akan digunakan, harus sesuai dengan contoh bahan yang telah
diperlihatkan dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
10.4 Pengambilan contoh atas batu bata yang telah berada di lapangan akan dilakukan
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan untuk keperluan pengujian. Apabila
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan,
maka Direksi/Pengawas Lapangan berhak untuk menolak bahan-bahan tersebut.
10.5 Pelaksanaan pemasangan bata harus benar-benar mengikuti ketentuan garis-garis
ketinggian, bentuk, besaran ukuran tembok/dinding yang akan dipasang.
10.6 Seluruh batu bata yang akan digunakan, sebelum dipasang harus direndam atau
disiram dengan air terlebih dahulu, sehingga tidak mengikat dari air campuran
plesteran.
10.7 Pemasangan batu bata harus dikerjakan dengan rapi, teguh dan pola ikatan
pemasangan harus terjalin baik diseluruh pekerjaan, sehingga terdapat siarsiar/voeg yang dikeruk untuk kemudian diplester.
10.8 Pemasangan harus benar-benar mengikuti ketentuan garis-garis ketinggian, bentuk,
besaran ukuran tembok/dinding yang akan dipasang.
10.9 Semua pekerjaan pasangan bata harus sesuai dengan ketentuan- ketentuan seperti
pada Standarisasi Nasional Indonesia yang berlaku.
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM
10.10Pasangan bata untuk dinding selanjutnya dilaksanakan campuran 1:4 tebal 1/2
(setengah) batu dengan ukuran sesuai gambar.
10.11Sebelum pekerjaan dinding/pasangan bata dilaksanakan, maka Kontraktor harus
terlebih dahulu memberikan contoh bahan-bahan yang akan digunakan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.
PASAL 11. PEKERJAAN PLESTERAN
11.1 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan plesteran dinding dengan tebal
plesteran 15 mm.
11.2 Pasir pasang yang digunakan untuk adukan plesteran harus disaring agar terhindar
dari bahan-bahan yang merusak plesteran yang akan dilaksanakan.
11.3 Apabila terjadi permukaan dinding yang kasar akibat bongkaran bekisting yang
tidak sempurna, maka permukaan tersebut harus dihaluskan dengan dengan
plesteran 1:3. Sebelum dilakukan plesteran maka permukaan dinding tersebut
harus dikasarkan terlebih dahulu, apabila pengasaran tidak dilakukan permukaan
dinding harus dilaburi dengan air semen, kemudian secepatnya diplester.
11.4 Sebelum pekerjaan plesteran pada permukaan dinding dilaksanakan, maka
permukaaan tersebut harus bersih dan bebas dari bahan-bahan seperti cat, minyak,
lemak, lumut dan sebagainya yang dapat mengurangi daya lekat plesteran tersebut.
11.5 Sebelum pekerjaan plesteran dinding dilakukan, semua dinding yang akan
diplester harus dibasahkan/disiram air terlebih dahulu.
11.6 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran yang
luas harus dibagi-bagi dengan dipasangi klos-klos sementara dari kayu.
11.7 Lindungilah tempat-tempat/bahan-bahan/alat-alat yang berada dibawah komponen
adukan dimana biasanya adukan dari plesteran tertimbun.
11.8 Tidak diizinkan memakai kembali adukan yang telah jatuh dan sudah mengeras.
11.9 Plesteran dan pemasangan pasangan batu alam harus dikerjakan oleh tenaga yang
benar-benar ahli, plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak,
tidak lurus dll, harus dibetulkan sampai sebaik dan sesempurna mungkin.
11.10Plesteran dan pemasangan batu alam yang tidak sesuai dengan etika estetika harus
diperbaiki sehingga didapat hasil yang sempurna.
11.11Setelah pekerjaan plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran
kemudian diaci dengan adukan semen dan air agar permukaannya menjadi halus.
11.12Perawatan dinding plesteran dilakukan dengan cara penyiraman air secukupnya
untuk melindungi plesteran dari penguapan yang berlebihan selama udara panas
dan kering.
PASAL 12. PEKERJAAN FINISHING DINDING
12.1 Pekerjaan finishing meliputi pemasangan dinding multipleks yang diakhiri dengan
cat ducco serta pemasangan dinding nyatoh.
12.2 Pemasangan finishing dinding sesuai dengan gambar kerja, dilaksanakan dengan
rapi, siku dan lurus, seluruh sambungan-sambungan terutup dengan sempurna
12.3 Kayu nyatoh yang digunakan dengan spesifikasi polish atau laminasi (mengkilat).
12.4 Warna, motif serta jenis kayu nyatoh dan finishing cat ducco diajukan dulu kepada
direksi ata konsultan pengawas untuk disetujui sebelum dipasang.
12.5 Kayu nyatoh menggunakan satu jenis merk dari pabrik/distributor yang sama
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM
14.11.Celah-celah atau nat antara ubin diisi dengan semen yang warnanya diusahakan
sama dengan warna ubin yang dipasang dan diratakan serta dibersihkan segera
setelah pengisian nat selesai.
14.12.Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan spesi pengikat tidak boleh
berongga-rongga (terisi penuh). Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut
pertemuan, pengakhiran harus dikerjakan serapih dan sempurna mungkin.
14.13.Selama pemasangan dan sebelum kering yang cukup lantai harus dihindarkan dari
injakan dan gangguan lain. Seluruh permukaan keramik yang telah selesai
dipasang harus diberi perlindungan agar terhindar dari benda-benda yang dapat
merusak permukaan ubin lantai tersebut.
14.14.Pada saat penyerahan pekerjaan, seluruh permukaan lantai harus bersih, tanpa ada
kotoran yang melekat.
14.15.Apabila setelah pekerjaan pemasangan keramik selesai dan terjadi retak/pecah
maka keramik tersebut harus dibongkar dan diganti dengan yang baru serta warna
yang sama atas tanggungan Pelaksana/Kontraktor.
14.16.Apabila ternyata pemasangan keramik lantai dianggap tidak sempurna, maka
Direksi/Pengawas Lapangan berhak memerintahkan kepada Pelaksana/Kontraktor
untuk memperbaikinya sampai pekerjaan dianggap baik dan dapat diterima
PASAL 15. PEKERJAAN KACA
15.1. Keperluan kaca untuk jendela dan lain-lainnya dipergunakan kaca reyben tebal 5
mm pada jendela dan pintu.
15.2. Pemasangan kaca sesuai dengan gambar kerja serta mendapat persetujuan dari
Direksi
PASAL 16. PEKERJAAN SANITAIR DAN PERLENGKAPAN
16.1 Semua keperluan untuk pekerjaan pemasangan instalasi sanitair khusus pada Aula
Barakat disesuaikan dengan keperluan/gambar rencana.
16.2 Sebelum bahan-bahan untuk perlengkapan sanitair didatangkan ke lokasi
pekerjaan, maka Kontraktor terlebih dahulu memberikan/memperlihatkan contohcontoh kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.
16.3 Pekerjaan sanitair yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan antara
lain:
Kloset jongkok porselin + Jet Washer
Wastafel keramik
Floor drain
Instalasi air kotor pipa PVC 4" dan 2
Instlasi air bersih pipa PVC 1 1/2 dan 2
16.4 Untuk pembuatan/pemasangan kloset jongkok porselin (standart) dengan
penempatan kloset pada pondasi yang mempunyai alas yang kuat dan kokoh.
Warna kloset akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
16.5 Floor drain yang digunakan harus terbuat dari bahan yang awet dan dapat dibuka
untuk pembersihan
16.6 Diameter lubang-lubang drain ini harus lebih kecil dari 2 mm.
16.7 Pembuatan septictank dan pipa hawa disesuaikan dengan kondisi lahan dan
menurut petunjuk dari Direksi/Pengwas.
16.8 Instalasi air kotor memakai pipa PVC jenis AW atau sederajat dengan ukuran
sesuai gambar.
16.9 Pembuangan air kotor dari closed ke septictank menggunakan pipa 4"
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan
REHABILITASI AULA BARAKAT DAN MAHLIGAI SULTAN ADAM
SPESIFIKASI TEKNIS