Anda di halaman 1dari 18

Spesifikasi Teknis

Hal |1

SPESIFIKASI TEKNIS
1.

URAIAN

1.1. Keterangan Umum.


a.
Pekerjaan : REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125 1 (satu)
Unit,
b.
Lokasi Pekerjaan : Kompleks MAKO POLSEK NANUSA, Desa Karatung
Kecamatan Nanusa Kabupaten Kepulauan Talaud
1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
Sesuai dengan BQ ( Bill of Quantity) yang terlampir
1.3. Pada
akhir
kerja,
Penyedia
Jasa
Pemborongan
diharuskan
membersihkan sisa bahan dari
segala
kotoran
akibat
kegiatan
pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan serta gundukan
tanah, bekas tanah dan lain sebagainya.
1.4. Menyediakan Direksi Keet yang berupa Ruang Rapat dengan
kapasitas 6 (enam) orang, ruang kerja Penyedia Jasa Konsultan Pengawas
dan Los Kerja untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang akan
digunakan.
1.5. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga
mendatangkan bahan-bahan bangunan dan peralatan dalam jumlah yang
cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.

2.

PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN

2.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain :


a.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
b.
Gambar Kerja/Gambar Rencana (Bestek)
c.
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvoelling)
d.
Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada) yang telah
disahkan oleh Pembuat Komitmen dan instansi yang Berwenang terkait.
2.2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a.
PUBI 1982:Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
b.
NI 8:Peraturan Semen Portland Indonesia
c.
PPI 1983:Peraturan pembebanan Indonesia
d.
ASTM:American Society for Testing & Materials
e.
NI 10:Bata Merah Sebagai bahan bangunan
f.
PBI 1971:Peraturan Beton Bertulang Indonesia
g.
SII:Standar Industri Indonesia
h.
PPBBI:Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
i.
AV 1941:Algemene Voorwarden
j.
AISC:American Institute of Steel Construcion
k.
AWS:American Welding Society
l.
Peraturan Nasional Pembangunan Indonesia
m.
Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5/1961).
n.
Peraturan
Direktorat Jendral Perawatan Depnaker
tentang
penggunaan Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.
o.
Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia
disingkat DTPI 1980.
p.
Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara
oleh Departemen Pekerjaan Umum.
Menurut
peraturan
setempat
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan pembangunan dari instansi yang berwenang.
Apabila ternyata terdapat revisi terakhir dari peraturanperaturan tersebut diatas, maka revisi terakhir yang menjadi
q.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

Hal |2

acuan
dalam
pelaksanaannya.
Demikian
pula
apabila
bertentangan dengan Spesifikasi Teknik berikut ini maka yang
berlaku adalah Spesifikasi atau berdasarkan keputusan Direksi
Pengawas.
2.3. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pembuat Komitmen dalam
keadaan selesai 100% (seratus Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pemborongan dan Berita Acara Perubahan
Pekerjaan (bila ada) yang telah disahkan oleh Pembuat Komitmen.

3. KUASA PENYEDIA JASA PEMBORONGAN DAN KEAMANAN


DILAPANGAN
3.1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib menunjuk
seorang kuasa Penyedia Jasa Pemborongan atau biasa disebut Pelaksana
Kepala yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dan
mendapat
kuasa
penuh
dari Penyedia Jasa Pemborongan,
berpendidikan minimum :
a.
Tenaga Pelaksana Lapangan, pengalaman 5 th, pendidikan
STM/D3/S1, 1 orang
b.
Tenaga Administrasi, pendidikan D3 pengalaman 3 tahun atau
pendidikan SMK pengalaman 5 tahun, 1 orang
3.2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia
Jasa Pemborongan.
3.3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap
dalam memimpin jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa
Konsultan Pengawas dan Tim Pengawas Teknik Proyek ( PTP ) berhak
mengusulkan untuk disediakan penggantinya.
3.4. Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas
keamanan di lokasi pekerjaan yang antara lain kehilangan, kebakaran,
kecelakaan (baik barang maupun jiwa).
3.5. Peralatan yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :
No.
1.
2.
3.
4.

4.

Jenis Alat / Type

Peralatan Tuk. Batu


PickUP
Waterpass
Peralatan Tuk. Kayu

Kapasitas Kondisi
Minimal (%)

Jumlah
1
1
1
1

5 m3

JAMINAN KESELAMATAN KERJA

30
m3/Hr

Status
Kepimilikan
Milik
/
Sewa
Milik
/
Sewa
Milik
/
Sewa
Milik
/
Sewa

4.1. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan obat-obatan sesuai


dengan ketentuan dan syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk
musibah yang terjadi.
4.2. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan air minum yang
bersih dan memenuhi syarat kesehatan bagi semua petugas yang terkait
dan pekerja yang ada dibawah tanggung jawabnya.
4.3. Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengasuransikan semua petugas
yang terkait dan pekerja pada Asuransi Tenaga Kerja.

5.

TIMBANGAN DUGA (PEILHOOTGE)

5.1. Timbangan Duga (Peilhootge) ditentukan sesuai gambar rencana


atau pada saat peninjauan ke lokasi pekerjaan (dalam rangka uitzet).
5.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat patok duga, letak
patok ditentukan kemudian.
REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

6.

UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA

7.

PEKERJAAN PERSIAPAN

Hal |3

6.1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran yang


belum tercantum dalam gambar bestek dapat ditanyakan pada Penyedia
Jasa Konsultan Perencana dan atau Penyedia Jasa Konsultan Pengawas.
6.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus memeriksa kecocokan semua
ukuran di dalam gambar, apabila terjadi ketidakcocokan wajib segera
memberitahukan kepada Penyedia Jasa Konsultan Pengawas atau Penyedia
Jasa Konsultan Perencana untuk minta pertimbangan. Apabila terjadi
kesalahan pelaksanaan di luar ijin atau pertimbangan Penyedia Jasa
Konsultan Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan Perencana, maka menjadi
tanggungjawab Penyedia Jasa Pemborongan.
6.3. Apabila
dalam
gambar
Bestek
tergambar,
sedang
pada
SDP/Spesifikasi Teknis dan BQ tidak tertulis,maka Gambar Bestek yang
mengikat.
6.4. Apabila dalam SDP dan Spesifikasi Teknis tertulis sedangkan didalam
Gambar Bestek dan BQ tidak tergambar/tidak tertulis,maka SDP/Spesifikasi
Teknis yang mengikat.
6.5. Apabila dalam BQ tertulis sedangkan didalam Gambar Bestek dan
SDP/Spesifikasi Teknis tidak tergambar/tidak tertulis,maka BQ yang
mengikat.
6.6. Jika ada perbedaan pada Gambar Bestek maka gambar detail
(gambar besar) yang mengikat.
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
7.1. Direksi Keet, Gudang Bahan dan Bangsal Kerja
a.
Penyedia Jasa wajib menyediakan bangsal Direksi secukupnya dengan
memakai bahan sederhana, dapat dikunci dengan baik, dilengkapi peralatan
kerja sederhana.
b.
Penyedia Jasa harus menyediakan ruang (gudang) untuk menyimpan
barang-barang atau alat-alat lainnya, dan untuk kantor pelaksana.
c.
Cara-cara menimbun bahan-bahan dilapangan maupun digudang
harus memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggungjawabkan.
d.
Penyedia Jasa harus membuat papan informasi proyek yang ukuran
dan modelnya ditentukan oleh Direksi.
e.
Persyaratan penyediaan Bangsal Direksi, bangsal Kerja dan Gudang
bahan dikonsultasikan / dikordinasikan serta atas persetujuan Direksi Teknis.
7.2. Pekerjaan Pembongkaran
a.
Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan
harus memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK)
dan pihak terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin
pelaksanaan pekerjaan.
b.
Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai
pekerjaan.
7.3. Pemeriksaan Tempat Kerja.
Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan
dan segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses
pelaksanaan pekerjaan pembongkaran.
Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah
dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Konsultan
Pengawas (MK), Perencana dan Pemberi Tugas.
7.4. Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi.
REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

Hal |4

Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi
lain dengan menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh
Konsultan Pengawas, Pemilik bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan.
7.5. Pembongkaran
a.
Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna
dan aman.
Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan
getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.
b.
Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk
bangunan yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
c.
Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tanggung jawab pelaksana
pembongkaran/kontaktor.
d.
Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi
pekerjaan (proyek).
e.
Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll)
dan dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi
Tugas
dengan diketahui oleh Konsultan Pengawas dengan disertai
daftra/list item barang- barang tersebut.
7.6. Pekerjaan Pengamanan.
a.
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang
kantor/peralatan
di lokasi
proyek,
maka
kontraktor
wajib
mengamankan/melindungi barang-barang tersebut dari akibat pekerjaan
bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah berupa plastik
lembaran atau karton kardus atau material lain yang disetujui Konsultan
Pengawas.
b.
Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus
dipasang secara hati-hati.
c.
Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar
atau panel partisi pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang
diizinkan/disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7.7. Pemindahan Barang-barang.
Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan
disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
7.8. Marking.
Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk
menyamakan persepsi ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan
antara gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya di lokasi,
perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan ukuranukuran yang akan dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di
lokasi proyek. Hasil marking
tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
a.
Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan
sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering,
diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board
hilang.
b.
Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh
material lain, diberi corner bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
c.
Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi
harus rata, lurus dan siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak
terlihat bergelombang dan sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain, misal
: permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
a.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

Hal |5

Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan


dengan menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama
Konsultan Pengawas.
d.

P E K E R J A A N A R S I T E KT U RA L
8. PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)

8.1. Pekerjaan Galian.


a.
Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam,
pemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya
atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
b.
Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai
lapisan permukaan atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu
untuk penggunaan tersebut di atas.
c.
Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke
luar dari halaman. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan
tanggung jawab Penyedia Jasa atau bilamana perlu memindahkan tanahtanah atau bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang
digunakan untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh
Pengawas.
8.2. Persiapan Untuk Urugan
a.
Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan atasnya, harus digilas
sehingga kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan maksimum sampai
kedalaman 15 cm.
b.
Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat
dilakukan pengurugan tanah.
8.3. Pengurugan
a.
Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan
kembali dengan sirtu harus dengan persetujuan Pengawas.
b.
Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang
dikehendaki, sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang
tertera dalam gambar kerja.
8.4. Pemadatan
a.
Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesarbesarnya 20 cm.
b.
Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya
dilakukan dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper
dengan
menambahkan air dan disetujui Pengawas.
8.5. Pemiringan tanah
Penyedia Jasa diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan
pemiringan-pemiringan tanah yang ada dan bertanggung jawab
atas segala stabilitas dari tanggul-tanggul ini sampai batas periode
kestabilan dan harus mempersiapkan segala sesuatunya atas
tanggungan sendiri untuk menjaga terhadap hal tersebut di atas.
8.6. Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugan
a.
Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Konsultan
Pengawas sebelum memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal
pengurugan, Konsultan Pengawas akan segera menunjukkan bagian-bagian
tanah mana yang dipadatkan yang harus siap dilaksanakan pengujian
pemadatannya.
b.
Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau
tersembunyi oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan
pemeriksaan oleh Pengawas.
REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

9.

Hal |6

PEKERJAAN PONDASI BATU KALI/BELAH/GUNUNG

9.1. Lingkup pekerjaan


Pekerjaan
pondasi
batu
merupakan
pasangan
batu
Kali/Belah/Gunung meliputi pekerjaan pemasangan pondasi batu
kali/belah/gunung sesuai dengan ukuran dan profil pada gambar
rencana hingga pekerjaan selanjutnya bisa dilaksanakan.
9.2. Pekerjaan pasangan batu kali/belah/gunung
Pelaksanaan pekerjaan :
a.
Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pondasi batu
kali/belah/gunung meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai disertai hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b.
Pekerjaan pasangan harus dimulai dengan membuat profil-frofil
pondasi dari kayu/bambu pada ujung galian dengan bentuk dan ukuran
sesuai dengan penampang pondasi.
c.
Permukaan dasar pondasi harus ditimbun dengan pasir setebal 5
cm dan dipadatkan.
d.
Spesi pasangan batu belah hitam menggunakan campuran dengan
perbandingan 1 PC : 4 pasir.
e.
Pasangan batu dipasang lurus mengikuti benang yang diikatkan pada
profil yang sudah dibuat, sehingga menghasilkan pasangan batu yang
lurus dan rapi.
f.
Untuk pembesian sloof, dibuat stek-stek per jarak 1M sedalam 30
cm ke dalam pasangan pondasi batu kali untuk memberikan ikatan pada
sloof dan pasangan batu kali.
9.3. Material :
a.
Semen :
1)
Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC)
sekualitas Tiga Roda/Bosowa/Tonasa.
2)
Harus dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3)
Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4)
Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5)
Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin
mutu semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap
air dan tetutup rapat.
6)
Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu
diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b.
Batu kali/belah/gunung
1)
Batu kali/belah/gunung yang digunakan adalah tidak retak
2)
Ukuran batu kali/belah/gunung belah maksimal 20 cm.
c.
Agregat halus
1)
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2)
Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak
mengandung garam.
3)
Mempunyai variasi besar butir (gradasi ) yang baik
ditunjukan dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4)
Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.

10. PASANGAN BATAKO


10.1. Lingkup Pekerjaan :

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

dengan

Spesifikasi Teknis

Hal |7

Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan


untuk semua pasangan bata seperti yang tertera pada gambar,
pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garisgaris ketinggian, siku dan bentuk-bentuk yang terlihat pada
gambar dan disebutkan dalam spesifikasi ini.
10.2. Referensi :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai
pekerjaan
ini
tertera pada PUBI N-3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 17281989;
SKBI 1.3.53.1989, tentang Tata Cara Pelaksanaan
Mendirikan Bangunan Gedung.
10.3.

Material :
Batu bata yang digunakan harus baru, dengan pembakaran
yang cukup sehingga masak, keras, kering dan tidak mudah
patah. Jika diketuk menimbulkan suara nyaring. Ukuran yang
dianjurkan adalah 5 cm x 11 cm x 23 cm dengan toleransi 0,5
cm.

a.

b.

Adukan yang digunakan untuk pasangan dinding biasa adalah


campuran 1 PC : 5 Pasir. Untuk daerah kedap air (transram)
pada KM/WC setinggi 150 cm, untuk seluruh dinding setinggi 30
cm dari lantai menggunakan spesi transram campuran 1 PC : 2
Pasir.

c.

10.4.

Pengerjaan dan Penyimpanan.

Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan


dengan cara-cara yang disetujui Direksi, untuk menghindari dari
segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahanbahan tersebut.
10.5.

Contoh-contoh.

Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan


kepada Direksi dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut
sudah ada sebelum bahan yang dimaksud dipergunakan.
Pengambilan contoh atas bahan yang telah ada dilapangan akan
diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi guna
keperluan pengujian.
a.

Pelaksanaan :
1) Pasangan dinding bata cetak umumnya adalah bata, kecuali
direksi memberi petunjuk lain.
2) Pemasangan Bata cetak harus lurus dan tegak, lajur penaikkannya
diukur tepat dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan
dalam gambar maka setiap lajur bata cetak harus putus dengan
sambungan lajur di bawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan
harus harus terjaga baik dis seluruh pekerjaan.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

Hal |8

3) Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat


dengan kolom praktis (beton bertulang) dengan dimensi,
penulangan dan penempatan sesuai gambar.
4) Segera setelah pasangan bata cetak selesai, siar-siarnya dikeruk
sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan baik.
5) Pemsangan harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik.
Bata cetak potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada
pertemuan-pertemuan dengan kusen atau kolom.

11. PEKERJAAN BETON BERTULANG

11.1. Lingkup Pekerjaan :


Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari
semua
macam
beton
biasa,
beton
bertulang
dengan
penulangannya termasuk bekisting, finishing dan pekerjaanpekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.
Pekerjaan beton bertulang dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
dilaksanakan untuk:
a.
Balok, Plat Lantai, Sloof, kolom dan Ringbalk.
b.
Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.
11.2. Material :
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a.
Agregat :
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai
kasar, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuanketentuan beton. Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian
rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan
yang dapat merusak.
b.
Semen:
1)
Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu,
seperti disyaratkan dalam NI-8 Bab 3-2;
2)
Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan
standard dari pabrik dan terlindung.
3)
Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus
mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.
c.
Besi Tulangan :
1)
Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari
kontaminasi langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak)
dan gemuk.
2)
Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.
d.
Air :
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, dalam arti tidak
mengadung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat
mempengaruhi kekuatan beton.
e.
Bekisting :
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III,
kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain.
11.3. Pelaksanaan :
a.
Proporsi :
Kecuali gambar menentukan lain, maka adukan beton harus
mencapai Kekuatan Tekan Beton karakteristik K-175
untuk
REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

Hal |9

semua struktur beton.


b.
Pengecoran Beton :
1)
Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari
kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton
molen) dan alat pembawa juga harus
bersih. Penulangan harus
dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.
2)
Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan
detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran Kontraktor diwajibkan
untuk minta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.
3)
Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan
dalam gambar. Jika
4)
suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan
membicarakan terlebih dahulu dengan Direksi
5)
Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang
tidak tercantum dalam SPESIFIKASI TEKNIS INI ini, dipakai peraturan
yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.
c.
Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium
guna
mendapatkan
hasil
yang
baik
dan
disetujui
Direksi/Pengawas.
Bahan
additive
ini
harus
memenuhi
persyaratan ASTM atau JIS.
d.
Bekesting :
1)
Seluruh bahan pekerjaan bekisting menggunakan papan terentang
(kayu klas III) dan balok 5/10
cm, kecuali Direksi/Pengawas
menegaskan lain,
dan
untuk
mendapatkan
hasil cetakan yang
menenuhi syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang
ahli.
2)
Bekesting boleh harus dibongkar setelah bagian struktur beton
vertikal setelah 7 (tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnya cukup
keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.
11.4. Contoh-contoh :
Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor
harus memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai
guna mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.
11.5. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :
Sebelum
pengecoran
dimulai,
Kontraktor
harus
sudah
mengkoordinasikan pemasangan dan letak-letak intstalasi listrik,
plumbing dan lain-lainnya.

12. PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG


12.1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan,
pemasangan dan semua pekerjaan beton tak bertulang dan
campuran yang dipergunakan adalah 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, dan
dilaksanakan untuk neut-neut kosen, neut-neut kolom kayu,
lantai kerja, lantai cor beton, rabat beton dan lainnya yang
ditentukan dalam gambar.
12.2. Material :
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

H a l | 10

Agregat :
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai
kasar, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuanketentuan beton. Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian
rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan
yang dapat merusak.
b.
Semen:
1)
Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu,
seperti disyaratkan dalam NI-8 Bab 3-2;
2)
Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan
standard dari pabrik dan terlindung.
3)
Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus
mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.
c.
Air :
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, dalam arti tidak
mengadung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat
mempengaruhi kekuatan beton.
d.
Bekisting :
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III,
kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain.
a.

13.

PEKERJAAN PLESTERAN

13.1. Lingkup Pekerjaan :


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan
persyaratan adukan sebagai berikut :
a.
Untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1 Pc : 4 Ps.
b.
Plesteran kedap air (transram) menggunakan adukan 1 Pc : 3 Ps.
c.
Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan 1 Pc : 4
Ps.
13.2. Material :
a.
Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut
atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk
digunakan.
b.
Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang
membatu serta dalam kemasan standard pabrik dan terlindung.
13.3. Pelaksanaan :
a.
Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan
diplester harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk
sedalam lebih kurang 1 cm.
b.
Tebal plesteran dinding ditentukan ketebalannya 1 cm dikerjakan
dengan lurus dan rata dan bidang-bidang yang berombak/retak harus
dibongkar dan diperbaiki.
c.
Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan
adukan semen.

14. PEKERJAAN ATAP


14.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan
pemasangan kuda-kuda rangka atap, gording, penutup atap, dan
nok/bubungan pada tempat-tempat sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar rencana.
14.2. Material :
REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

H a l | 11

Kuda-kuda/Rangka atap adalah kayu lokal dengan ukuran 8/12


kelas kuat II dan kelas awet I termasuk gording menggunakan kayu
lokal dengan ukuran 5/7 kelas kuat II dan kelas awet I
b.
Bahan atap yang akan dipergunakan adalah Seng Gelombang
ALuminium (Zincalume) K-23
a.

14.3. Pemasangan :
a.
Penyambungan Kayu utk Kuda-kuda mengikuti kaidah-kaidah
sambungan kayu yang tertera dalam peraturan tentang penggunaan
kayu dalam konstruksi.
b.
Pemborong diharuskan mengajukan contoh-contoh Material (PCM)
untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.

15. PEKERJAAN PINTU/JENDELA KAYU


15.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kusen kayu dan daun pintu/jendela
meliputi
seluruh
detail
yang dinyatakan / ditunjukkan dalam
gambar.
15.2. Persyaratan Bahan
a.
Bahan kusen dari kayu Lokal (GEHE) yang telah dikeringkan / oven
mutu kelas A, kelas kuat I-II dan kelas awet II.
b.
Pengawetan kayu
Seluruh bahan kayu diawetkan dengan cara-cara yang diusulkan
oleh Kontraktor dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.
1)
Ukuran finish kusen sesuai detail gambar.
2)
Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat
lainnya.
3)
Bahan-bahan penutup daun pintu/jendela adalah :
(i)
Daun Pintu Panil Kayu Kls. II (GEHE) dgn ketebalan 3,5 cm dengan
mutu kelas A, kayu yang sudah kering (kadar air 0%) dan sudah diawetkan
atau bebas dari serangan serangga perusak kayu.
(ii)
Daun Pintu Rangka Kayu KLs. II (GEHE) dengan ketebalan 3 cm,
dengan mutu kelas A, kayu yang sudah kering (kadar air 0%) dan ditutup
dengan Teakwood 3 mm pada bagian dalam dan luar.
c.
Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas,
Perencana dan Pemberi Tugas.
d.
Accessories daun pintu/jendela lihat di pasal pekerjaan Hardware.
15.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

H a l | 12

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan
lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b.
Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c.
Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
d.
Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku
satu sama lain sisi- sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap
untuk penyetelan/pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e.
Semua ukuran harus sesuai ukuran gambar dan merupakan ukuran
jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar
tempat pekerjaan/ pemasangan.
a.

Kusen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan


diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kusen dan arah pembukaan
pintu/jendela.
g.
Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan
dengan type pintu/ jendela yang akan terpasang.
h.
Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kusen-kusen harus lurus
dan siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan
sempurna.
i.
Kusen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau
finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Konsultan Pengawas.
j.
Semua kusen yang melekat pada dinding beton / bata diberi
penguat angker diameter minimum 10 mm. Pada setiap sisi kusen pintu
yang tegak dipasang 3 angker dan untuk sisi kusen jendela 2 angker.
k.
Setelah kusen dan daun pintu/jendela dipasang, antara kusen dan
daun pintu/jendela tidak terjadi gap/jarak yang besar, maksimal toleransi
adalah 2mm.
l.
Pola serat decorative Teakwood adalah sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar kerja.
m.
Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan
pengotoran dari pelaksanaan pekerjaan lain.
n.
Penutup rangka panel pintu menggunakan Teakwood dengan
ketebalan yang diijinkan (6+3mm) pemasangan menggunakan lem
khusus serta bahan pembantu paku yang ditumpulkan ujungnya,
kemudian ditutup dengan dempul. Bahan penutup Teakwood yang sudah
dinyatakan kerataannya baru dilapis cat sesuai spesifikasi dan setelah
disetujui Konsultan Pengawas.
f.

16. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING & PLAFON

16.1. Lingkup Pekerjaan.


Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada
berbagai material untuk maksud-maksud perlindungan, pemberian
warna, pemberian teksture.
Penggunaan :

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

H a l | 13

Untuk Interior (Permukaan dinding, kolom-kolom, atau sesuai petunjuk


pada gambar kerja).
b.
Untuk Plafond dan plester/aci halus (skim coat) yang ditunjukkan
dalam gambar kerja.
c.
Untuk pengecatan kembali acoustic ceiling exisiting.
16.2. Persyaratan Bahan.
a.
Bahan yang digunakan adalah cat Emusion Paint water base ex
METROLITE.
b.
Tipe atau jenis yang dipilih ditentukan kemudian atau yang sudah
ditunjukkan pada gambar kerja.
c.
Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4
atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang digunakan.
d.
Standard dari bahan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat
dan kontrak tidak dibenarkan merubah standar dengan jalan mencampur
dan mencairkan yang tidak sesuai
e.
dengan instruksi pabrik atau tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.
f.
Kontraktor diwajibkan membuat mock-up cat yang akan dipakai pada
semua penggunaannya , yaitu pada bidang yang lebih besar di salah satu
ruangan proyek. Dan harus diajukan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.
16.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a.
Plamur yang digunakan adalah plamur tembok Danplamur wall
putty 550-1967 merk Danapaint.
b.
Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering,
tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan
Pengawas.
c.
Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja
tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata.
d.
Sesudah plamur kering, diamplas, kemudian dibersihkan dengan bulu
ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan
Roller.
e.
Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri-dari 3 (tiga) lapis
dengan kekentalan cat sebagai berikut :
1)
Lapisan I encer yaitu dengan tambahan 20% air bersih.
2)
Lapisan II dan III kental yaitu dengan tambahan 10% air bersih.
f.
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding dan plafond merupakan
bidang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang
dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
g.
Untuk pengecatan acoustic ceiling existing, kontraktor wajib
memperhatikan metode kerja yang akan digunakan dan sudah disetujui
oleh MK. Semua komponen/armatur di luar acoustic yang terdapat pada
permukaan/bidang ceiling harus terhindar dari akibat pekerjaan pengecatan
acoustic ceiling.
h.
Setelah pekerjaan pengecatan acoustic ceiling selesai, semua
komponen/armatur tesebut harus bersih dari hasil pekerjaan pengecatan.
Komponen/armatur tersebut adalah : rangka plafond (main tee dan cross
tee), komponen fire fighting (sprinkler, smoke detector, dsb), armatur
penerangan/lighting existing dan baru, grill/diffuser AC, komponen indoor
antenna, dsb.
a.

17. PEKERJAAN CAT DAN POLITUR

17.1.
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja
dan pengecatan kayu, tembok, plafond, atap dan residu kap.
17.2.
Material :
REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

H a l | 14

Jenis cat kayu yang digunakan adalah merek AVIAN/GLOTEX atau


setara.
b.
Thinner.
c.
Politur/teakoil digunakan pada permukaan teakwood, bingkai
jendela, jalusi ventilasi dan daun pintu panil
17.3.
Pelaksanaan :
a.
Pekerjaan Cat Kayu :
1) B i d a n g ya n g a k a n d i c a t h a r u s b e r s i h d a r i s e g
ala macamkotoran, sebelum pengecatan dil
aksanakan Kontraktorharus memperlihatka
n b a g ian ya ng a k a n d i c a t k e p a d a D i r e k s i u n t u
k diperiksa.
2) S e m u a p e r m u k a a n k a yu ya n g a k a n d i c a t / d i p o l
i t u r h a r u s d i a m p l a s , dan
lobang-lobangbeka
spakuharusdidempul dan diamplas kembali s
ampai rata.
3) P e n g e c e t a n k a yu d i l a k s a n a k a n s a t u k a l i m
e n i e , s a t u k a l i c a t d a s a r da n s a t u k a l i p l a m u
r, kemudian digosokdengan amplas, dan akh
i r n ya d u a k a l i c a t a k h i r .
a.

b.

4) W a r n a C a t k a yu y a n g d i g u n a k a n u n t u k k o s
en, daunpintu, bingkai jendela dan listpla
nk akan ditentukankemudian.
5) Untuk kap/kuda-kuda dan gording harus dicat dengan residu
sampai rata pada seluruh permukaannya s a m p a i r a t a d a n
halus.
6) S e m u a b i d a n g t e m b o k d a n p l a f o n d d i c a t t e m b o
k m i n i m a l 2 (d ua) k a l I sampai k e l i h a t a n r a t a d a n
cukuptebal.
Pekerjaan Politur/Teakoil :
Semua daun pintu teekwood dan dinding papan harus
dipolitur. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan
mengamplas
bagian/permukaan
yang
akan
dipolitur.
Selanjutnya dapat dipolitur dengan menggunakan Ultra Politur
P-01.

18. KUNCI DAN PENGGANTUNG

18.1. Lingkup Pekerjaan :


Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga
kerja dan pemasangan kunci serta alat-alat penggantung,
seperti : engsel, kunci, handle dan sebagainya.
18.2. Material :
a.
Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2
(dua) slaag kualitas baik, setara Yale.
b.
Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah untuk daun
pintu engsel Nylon Ring 4", untuk jendela engsel nylon ring 3".
c.
Grendel tanam lengkap untuk Pintu 2 daun, grendel biasa untuk
pintu tunggal dan jendela. Semua Grendel buatan dalam negeri dengan
kualitas baik.
d.
Semua daun jendela dilengkapi satu pasang Haq Angin buatan
dalam negeri.
e.
Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung harus
diperlihatkan contohnya kepada Direksi/Pengawas.
18.3. Pelaksanaan :
REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

H a l | 15

Semua daun pintu menggunakan engsel Stainless Steel Ring 4"


buatan dalam negeri masing-masing 3 (tiga) buah.
b.
Untuk pintu-pintu 2 (dua) daun harus dilengkapi dengan grendel
tanam yang dipasang pada bagian atas dan bawah.
c.
Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel nylon ring 3"
buatan dalam negeri masing-masing 2 (dua) buah, haq angin 2 (dua)
buah dan untuk pengunci dipasang grendel 1 (satu) buah.
d.
Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat diserahkan
anak kunci harus diserahkan lengkap dengan cadangannya.
a.

19. PEKERJAAN SALURAN PEMBUANGAN


19.1.
a.

b.

c.

d.

e.

19.2.
a.

b.

c.

Saluran Air Kotor :


Pipa pembuangan air kotor dari KM/WC menggunakan pipa PVC
diameter 2" yang untuk selanjutnya dihubungkan ke saluran air
hujan sedangkan pipa pembuangan dari WC menggunakan PVC
diameter 4" dan dihubungkan ke septictank.
Pemasangan pipa-pipa tersebut dibuat dengan kemiringan 2% dan
sambungan dilaksanakan dengan menggunakan sambungan pipa
serta lem PVC.
Pemasangan harus dilakukan dengan baik, tertutup/tidak
kelihatan. Dalam arah mendatar pipa-pipa tidak boleh membuat
siku-siku ditempat-tempat
percabangan
dan tiap jarak
maksimum 12 meter pada pipa- pipa dibawah tanah harus
dibuat bak kontrol.
Untuk menghindari adanya penyumbatan dikemudian hari,
pada tiap- tiap lobang pembuangan KM harus dipasang
floordrain.
Perletakan instalasi air kotor/air buangan disesuaikan dengan
gambar rencana/detail.
Saluran Air Hujan :
Saluran Air hujan dari atap diterima dan disalurkan melalui
saluran air hujan disekeliling bangunan, yang dibuat dari cor
beton 1 pc : 3 ps : 5 kr dengan ketinggian dan lebar disesuaikan
pada gambar kerja perencanaan dan diplester 1 pc : 3 ps.
Saluran air hujan dibuat dengan kemiringan 2 % dan pada tiap
jarak tertentu dibuat bak kontrol.
Air buangan dari saluran air
hujan, wastafel dan urinoir
disalurkan ke saluran utama.

20. PEKERJAAN INSTALASI AIR

20.1.
Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a.
Sistem Pemipaan Air Bersih : Sistem pemipaan air bersih
dari jaringan air bersih keseluruh bangunan, yang terdiri dari
: Kamar mandi/WC, kran-kran dalam ruangan dsbnya.
b.
Pengujian (test run) sistem plumbing air bersih secara
keseluruhan untuk mengetahui sistem itu bekerja baik, benar
dan aman.
c.
Pengadaan
dan
pemasangan
perlengkapan-perlengkapan
lainnya agar instalasi bekerja dengan baik, benar, aman
walaupun dalam gambar dan spesifikasi
tekniknya tidak
dicantumkan
secara
jelas,
misalnya
fitting-fitting
dan
accesoriesnya.
20.2.
Bahan yang dipakai :

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

H a l | 16

Semua instalasi air bersih menggunakan pipa PVC dari jenis


medium.
b.
Pipa PVC yang digunakan untuk air bersih harus menggunakan
yang memenuhi Standar Industri Indonesia (SII)
c.
Semua
kran
yang
terpasang
harus
menggunakan
kran
stainless
stell
yang
berkepala kristal, penempatan dan
ukurannya harus sesuai dengan gambar rencana/detail.
20.3.
Pemasangan :
a.
Pipa PVC penyambungannya dilakukan dengan sambungan (draad)
berulir dan lem pipa, dan pada bagian ulir jantannya dilapisi
dengan seal tape.
b.
Pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan baik dan
tertutup, terkecuali apabila menggunakan water moer harus
dipasang pada tempat yang mudah dicapai dan tidak tertutup
oleh dinding maupun lantai.
20.4.
Pengujian :
a.
Semua instalasi pipa yang terpasang sebelum ditutup harus
diuji terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kebocoran.
a.

Bila dalam pengujian ditemukan adanya kerusakan, kebocoran


atau
penyumbatan,
Kontraktor
harus
segera
mengganti/memperbaiki kerusakan
tersebut, kemudian
dilakukan pengujuian/pemeriksaan kembali.
20.5.
Sumber Air Bersih :
Pengadaan dan sumber air bersih diambil dari sumber air
terdekat.
b.

21. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


21.1.
Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan instalsi listrik
ini adalah :
a.
pengadaan
kabel-kabel, stop kontak, sacklaar, fitting-fitting,
pipa, material bantu, termasuk pemasangannya
b.
Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Pemborong beserta
pembuatan gambar instalasi yang terpasang.
21.2.
Bahan yang dipakai :
a.
Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang
memenuhi standard PLN (SPLN) serta berinitial LMK.
b.
Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang
digunakan harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi
standard PLN.
c.
Untuk trafo neon yang digunakan harus setara merk Broco atau
Ballast, sedangkan balon
d.
pijar/TL harus sekualitas merk Phillips atau Tungsram.
e.
Penempatan zakering kast harus mengikuti petunjuk dalam
gambar, dan zakering kast yang dipakai adalah dari bahan
ebonit.
21.3.
Pemasangan :

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

H a l | 17

Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan


Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977 yang diterbitkan Yayasan
Normalisasi Indonesia.
b.
Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatir yang
telah mememiliki Surat
c.
Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin Kerja (SIKA) dari PLN
setempat.
d.
Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan
yang terpasang di area proyek.
21.4.
Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan
adalah jenis NYA diameter 2,5 mm dengan pelindung PVC diameter
5/8" dan dipasang inbouw.
21.5.
Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan terminal
box atau
ditutup
dengan las dop, serta ditempatkan pada
kedudukan yang aman.
21.6.
Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum
plafon ditutup dan pelesteran diding dikerjakan.
21.7.
Pada semua stop kontak dan zekering kast harus di beri arde
dengan menggunakan kawat
21.8.
BC, dan khusus pengetanahan pada zekering kast dibagian
yang tertanam kedalam tanah harus dikerjakan sampai
mendapatkan tahanan yang diisyaratkan, serta diberi pelindung
pipa PVC diameter 1/2".
a.

22. D O K U M E N T A S I

22.1.
Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat fotofoto dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan di mulai ( 0 % ),
tahap pelaksanaan hingga selesai ( 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % ),
foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama
untuk setiap kemajuan (tampak delapan, samping dan belakang)
dan setiap bagian yang penting antara lain penulangan, pondasi
dan lain- lain.
22.2.
Foto-foto
tersebut
dimasukan
kedalam
album
dan
diserahkan kepada bouwhoer sebanyak 2 (dua) set.

23. GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)

23.1.
Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor harus
membuat gambar terlaksana (as built drawing) dari seluruh
sistem, termasuk apabila terjadi perubahan letak, denah
maupun konstruksi.
23.2.
Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor
harus dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan keadaan yang
terpasang dan diserahkan kepada Pemberi Tugas pada saat Serah
Terima Pekerjaan.

24. P E N G A W A S A N

24.1.
Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan
akan dilakukan oleh Direksi/ Pengawas.
24.2.
Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus
dapat mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan,
bahan dan peralatan. Untuk itu pemborong harus mengadakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
24.3.
Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi
luput
dari
pengamatan Direksi/Pengawas adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan
harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk
REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Spesifikasi Teknis

H a l | 18

keperluan/ kepentingan pemeriksaan.


24.4.
Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian
jam kerja yang resmi, maka segala biaya yang diperlukan
hal tersebut menjadi beban Kontraktor. permohonan
mengadakaan pemeriksaan tersebut harus dengan surat
disampaikan kepada Direksi/pengawas.

diluar
untuk
untuk
yang

25. PEKERJAAN AKHIR

25.1.
Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding,
plafond, lantai dan sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen,
cat dan kotoran lainnya.
25.2.
Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahanbahan bangunan, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah
bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai
lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

26. P E N U T U P

26.1.
Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan
dalan SPESIFIKASI TEKNIS ini dapat dilihat pada gambar atau di
tanyakan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
26.2.
Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap SPESIFIKASI TEKNIS
ini pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat, dan merupakan satu
kesatuan dengan SPESIFIKASI TEKNIS ini.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Anda mungkin juga menyukai