A.

IDENTITAS PENDERITA
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Alamat
:
Masuk RSDK
:
No. CM / Bangsal
:

An. TA
1 bulan 26 hari
Laki-laki
Thamrin, Semarang
18 Maret 2015
C526245 / C1L1

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah
: Tn. P
Umur
: 38 tahun
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pedagang
Alamat
: Thamrin, Semarang
Nama Ibu
Umur
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
Alamat

:
:
:
:
:
:

Ny. N
36 tahun
SMP
Islam
Ibu rumah tangga
Thamrin, Semarang

B. DATA DASAR
ANAMNESA
Alloanamnesa dengan Ibu penderita pada tanggal 18 Maret 2015.
Keluhan Utama : Muntah
Riwayat Penyakit Sekarang :
1 hari sebelum masuk rumah sakit anak muntah > 5 kali / hari, sekali muntah gelas
belimbing. Muntah berisi susu (seperti yang diminum anak), lendir (-), darah (-). Mata
cekung (-). Pasien muntah setelah batuk. Dahak (-), grok-grok (-), tarikan dinding dada
(-), nafas terlihat lebih cepat daripada biasanya. Pilek (+). Anak tampak lemah, demam
nglemeng (+). Keluar cairan dari telinga (-/-), menangis saat kencing (-). BAK dan BAB
dalam batas normal.
4 jam sebelum masuk rumah sakit anak muntah 1 kali sebanyak gelas belimbing
setelah batuk, berisi susu bercampur lendir. Anak tampak rewel. Nafas cepat (+), tarikan
dinding dada (-). Anak dibawa ke Puskesmas Pandanaran lalu dirujuk ke RSDK. Di IGD
anak didiagnosa observasi muntah tanpa tanda dehidrasi. Anak diberi infuse maintenance
lalu dirawat di Bangsal C1L1.
Di C1L1 didapatkan nafas cepat, tarikan dinding dada (+), gerak tangis melemah.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Morbili
Pertusis
Varisela
Difteri
Malaria
Tetanus
Angina
Pneumoni
Bronchitis
Demam berdarah dengue

Umur
-

Diare
Disentri Basiler
Disentri Amuba
Tifus Abdominalis
Cacingan
Operasi
Gegar otak
Patah tulang
Reaksi obat

Umur
-

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini
Riwayat alergi pada keluarga (-)
Riwayat Sosial Ekonomi :
Ayah pasien bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan per bulan Rp 1.500.000,00.
Ibu tidak bekerja. Anak tinggal di rumah bersama ayah ibu dan 3 orang kakak yang masih
bersekolah.
Kesan: Sosial ekonomi kurang