Anda di halaman 1dari 38

SEORANG BAYI PEREMPUAN BERUSIA 9 BULAN

DENGAN BRONKOPNEUMONIA, VENTRICLE


SEPTAL DEFECT, MALNUTRISI KRONIS, DAN
DELAYED SEKTOR MOTORIK KASAR

Disusun Oleh :
Anggita Dewati Putri
220113210052
Pembimbing :
Dr. dr. Mexitalia Setiawati, Sp.A (K)

Laporan Kasus Besar


Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi
Semarang, April 2015

Latar Belakang

Infeksi Virus Dengue


Penyakit menular
Morbiditas dan
mortalitas tinggi

Daerah tropis dan


subtropis, daerah
urban maupun
semiurban
INDONESIA: insiden
rate tertinggi di
dunia

Upaya
pengendalian
Virus Dengue
(promotif,
preventif,
deteksi dini,
tatalaksana)

Manifestasi Infeksi
Virus Dengue
Demam Dengue
(DD), Demam
Berdarah Dengue
(DBD), Dengue
Syok Syndrome
(DSS)

500.000 kasus tiap tahun 90% penderita anak-anak usia <5 tahun.
Daerah tropis dan subtropis
Kemampuan terbang max 100m

Epidemolog
i

WHO 97 = DBD Derajat I-IV


Pembagian
WHO 2011 = Demam Dengue, Demam berdarah dengue, Sindrom Syok
Dengue
WHO 2012 = Dengue tanpa tanda bahaya, Dengue dengan tanda bahaya,
Dengue Berat

Demam yang timbul mendadak, terus menerus 2-7 hari, sadle back
fever
Nyeri kepala, Mual, muntah, Nyeri Otot, Perdarahan, ruam
Lab = Trombositopeni, Hemokonsentrasi, Tanda Kebocoran Plasma

Vektor = Aedes aegepti


4 serotipe = Den 1, Den 2, Den 3, Den 4.

Gejala
Klinis

Virus
Dengue

Infeksi Virus Dengue

Pendahuluan

Tujuan
Mempelajari lebih dalam tentang cara
mendiagnosis,mengelola secara komprehensif
dan holistik, dan mengetahui prognosis dari
pasien yang terinfeksi virus Dengue.

Manfaat
Membantu mahasiswa kedokteran belajar
menegakkan diagnosis, melakukan
pengelolaan, dan mengetahui prognosis pasien
infeksi virus dengue, serta menangani pasien
secara komprehensif dan holistik.

Laporan Kasus
Nama : An. S
Umur
: 5 tahun 7 bulan / 14 Agustus 2009
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat
: Kuningan, Semarang
Agama
: Islam
Bangsal
: C1L2 Kelas III
Masuk RS
: 19 Maret 2015
No CM
: C41716

Demam tinggi (+), tidak


di ukur temometer.
Nyeri kepala (+)
memberat, lemas (+)
sehingga anak tidak
masuk sekolah
Mual (-), muntah (-),
nafsu makan menurun
(+).

Anak masih demam


tinggi (+), tampak
semakin lemas (+),
nyeri kepala (+), mual
(+) sehingga susah
makan dan minum,
muntah (-), kaki tangan
dingin (-), kencing
berkurang (-) RSDK

3 Hari SMRS

1 Hari SMRS

Di IGD RSDK, hasil


Rumple leed (+), Anak
di diagnosis tersangka
virus dengue, diberi
terapi cairan infus dan
diperiksa lab. Anak
dirawat di C1L1.

4 Hari SMRS
Demam tinggi
mendadak, terus
menerus, suhu tak
diukur.
Nyeri kepala (+), lemas
(+), nyeri otot (-), mual
muntah (-), mimisan (-),
gusi berdarah (-), bintik
merah seperti di gigit
nyamuk (-), BAB hitam
(-), BAK tak ada
keluhan.
Diberikan Paracetamol,
demam sempat turun
namun naik kembali.

Anamnesis

Pasien anak pertama


Ayah bekerja sebagai supir bus. Ibu tidak bekerja
(IRT)
Pasien tinggal bersama orang tua, nenek dan
kakek.
Biaya pengobatan ditanggung BPJS PBI

Riwayat
Sosek

Kesan = Sosial ekonomi kurang

Tidak ada anggota keluarga yang menderita demam


berdarah
Terdapat teman tetangga jarak 3 rumah dari rumah
pasien sakit demam berdarah di rawat di RS.
Tidak ada teman sekolah TK pasien yang sakit
demam berdarah
Diare saat pasien berusia 2 tahun, >1x. Tidak di
rawat di RS
Morbili, pertusis, varisela, difteri, malaria, tetanus,
pneumonia, disentri, cacingan disangkal
Anak tidak pernah sakit hingga dirawat dirumah
sakit sebelumnya

Riwayat
Penyakit
Keluarga

Riwayat
Penyakit
Dahulu

DATA DASAR

Riwayat Perinatal
Prenatal
Periksa kehamilan di puskesmas&gt; 4x, TT (+)
1x, perdarahan selama kehamilan (-), penyakit
selama kehamilan: hipertensi (-),kencing manis (-),
preeklamsia/ eklamsia (-), kejang (-), demam(-).
Mengkonsumsi vitamin dan tablet Fe rutin,
mengkonsumsi jamu (-), mengkonsumsi obat diluar
resep dokter (-)
Natal
Anak 1 : Lahir anak perempuan dari ibu G1P0A0, 21
tahun , umur kehamilan aterm, ditolong bidan,
lahir secara spontan, langsung menangis, berat
badan 2900 gram, panjang badan saat lahir 43 cm.
Postnatal
anak rutin dibawa kepuskesmas, dikatakan sehat

Riwayat Imunisasi

Kesan : imunisasi dasar lengkap sesuai


usia, booster belum lengkap

Riwayat makan dan


minum

0-6 bulan : ASI ad libitum + terkadang di beri


pisang yang dilumatkan dari usia 4 bulan.
6-10 bulan : ASI ad libitum + bubur susu @
mangkok kecil 3x sehari dan dimakan habis
10-18 bulan: ASI ad libitum + nasi tim dengan sayur,
tahu, tempe, telur, hati @ 1 mangkok kecil 2x sehari
dan dimakan habis
1,5- 3 tahun: Makanan keluarga terdiri dari nasi,
tempe, tahu, sayur sop/bayam, telur, daging ayam
ikan3x/hari @ 1 piring kecil, habis. Susu dancow
2x/hari, @ 4 sendok takar dalam 120 cc air (habis).
3 sekarang: Makanan keluarga terdiri dari nasi,
tempe, tahu, sayursop / bayam, ikan, daging ayam,
3x/hari @ 1 piring, habis, makan buah jarang.susu
dancow, 2x/hari, @ 4 sendok takar dalam air 1 gelas
belimbing (habis)

Kesan

: ASI tidak eksklusif

Grafik berat badan


menurut umur (WAZ =
-0,9SD)
Kesan: BB normal

Badan normal
Perawakan normal
Gizi Baik

Grafik Indeks Massa


Tubuh menurut usia
(BMI for Age = 0,46SD)
Kesan: gizi baik

Grafik tinggi badan


menurut umur (HAZ =
-0.95 SD)
Kesan: perawakan

Riwayat
Pertumbuhan
Kesan :
- Longitudinal: Arah garis
pertumbuhan: T3 (loss of growth)
- Cross sectional
Berat badan
normal
Perawakan normal
Gizi baik

BB sekarang=
17 kg
BB bulan lalu
= 18 kg
Berat badan
lahir
= 2,89kg
Panjang badan
lahir = 43 cm
Tinggi badan
= 108 cm

Saat ini anak berusia 5 tahun 7 bulan, sudah


bersekolah, duduk di bangkuTK kelas nol kecil.
Kegiatan belajar mengajar diikuti dengan baik. Prestasi
baik, sudah bisa membaca bebrapa kata. Pasien
mempunyai banyak teman sebaya di sekolah dan
lingkungan sekitar rumah. Anak dapat menggambar,
mandi sendiri, berlari, mengancingi baju sendiri.
Kesan :perkembangan anak sesuai usia

Riwayat
Perkemb
angan
Kesan:
Perkembangan
sesuai usia

Hasil Pemeriksaan Fisik

Tgl 19 April 2015 Pukul 20.00 WIB di bangsal Infeksi C1L1


Seorang anak perempuan, usia 5 tahun 7 bulan, BB 17 Kg, PB
108 cm
mesosefal,
ubun-ubun
besar telah
menutup.

KU : Sadar, Kurang aktif,


Lemas, nafas spontan

Tanda Vital
HR : 118x/menit
Nadi : Reguler, isi
tegangan cukup
RR : 24x/menit Reguler
Suhu
: 38,5 C Axilla

Nafas cuping
(-), discharge (-)

tidak kering, sianosis


(-), lidah kotor (-),gusi
berdarah (-)

Rambut: hitam,
tidak mudah
dicabut

Edema
palpebra (+/
+), Cowong
(-/-) sklera
ikterik (-),
pupil isokor
2mm/2mm,

Nyeri tekan tragus -/-,


discharge -/simetris, pembesaran
nnll (-), kaku kuduk (-)

Perempuan,
Oue
hiperemis (-). Tenggorok: T1-1, faring hiperemis

(-), detritus (-)

EKSTREMITA
S

Kebutuhan Cairan,
Kalori dan Protein
24 jam
Cairan (cc)

Kalori
(100 kkal)

Protein
(1,23 gr)

Kebutuhan
24 Jam

1350

1360

17

Infus RL

480

81,6

3x1 Piring
Nasi

300

1100

42

600

390

26,4

Total

1380

1571,6

68,4

AKG (%)

102 %

115%

402,3 %

3x 200 cc
susu

Pemeriksaan
Laboratorium

DATA KHUSUS
DAFTAR MASALAH

Rencana Pemecahan
Masalah
Tersangka Infeksi Virus Dengue

DD/

DHF Grade I
Demam Dengue
Dx :
S :O :Darah rutin serial
Dengue blot (IgG dan IgM Dengue)
X-Foto Thoraks AP-RLD
Rx :
Paracetamol sirup 240mg / 4-6 jam bila t38oC
p.o
Infus RL 480/20/5 tpm makro
Mx : KU, TV, tanda-tanda kegawatan / warning sign
(muntah, nyeri perut, perdarahan, kencing sedikit, akral
dingin, kesadaran menurun, kejang), tanda perdarahan
spontan, tanda syok, dieresis.
Ex : -Menjelaskan kepada orang tua mengenai penyakit
yang diderita anak, kemungkinan besar ialah demam
berdarah dengue
Menjelaskan kepada orang tua mengenai grade Demam
berdarah dengue saat ini, serta memberi informasi
mengenai fase perjalanan penyakitnya.

Rencana Pemecahan
Masalah
Ex : -Menjelaskan kepada orang tua bahwa anak perlu

untuk pemeriksaan darah serial untuk pemantauan


anak.
Menjelaskan kepada orangtua bahwa mungkin akan
dilaksanakan pemeriksaan tambahan untuk mencari
kemungkinan lain, misal urin rutin.
Menjelaskan kepada orang tua, apabila anak tampak
gelisah, rewel, kaki tangan dingin, pucat, lemas,
perdarahan segera melapor ke petugas kesehatan
Mengedukasi orang tua pasien untuk menjaga
kebersihan lingkungan rumah,dengan membuang
sampah pada tempatnya, menguras bak mandi secara
teratur, mengubur barang bekas dan menutup tempat
penampungan air untuk mencegah munculnya jentikjentik nyamuk.

Gizi baik, perawakan normal


Ip Dx : S : (-)
O : (-)
Ip Rx : Diet 3 x 1 Porsi nasi
3 x 200 cc susu
Ip Mx : evaluasi kenaikan tinggi dan berat badan
setiap bulan, pantau akseptabilitas diet
Ip Ex :
-Menjelaskan kepada orang tua tentang status
gizi anak bahwa gizi anak saat ini baik sehingga
harus dipertahankan.
Menjelaskan kepada orang tua untuk
memberikan makanan yang bergizi, kaya energi
(nasi), protein (daging, tahu, tempe, telur, hati),
lemak, vitamin dan mineral (sayur dan buah),
serta susu setiap hari.
Menyarankan kepada ibu untuk memberikan
variasi terhadap masakannya sehingga disukai
oleh anaknya.
Mengingatkan orang tua agar terus memantau

PEMBAHASAN

Teori

Pada Pasien

Epidemiolo
gi

Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota


Semarang pada tahun 2008 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu
dari 2.924 kasus menjadi 5.249 kasus.
Kota Semarang merupakan salah satu dari
sepuluh kabupaten dan kota dengan
kejadian tertinggi di Jawa Tengah tahun
2009, sehingga dalam kata lain, Semarang
merupakan daerah endemis Demam
Berdarah Dengue.

Anak tinggal di Semarang,


Jawa Tengah, yang
merupakan daerah endemik
demam berdarah

Patogenesi
s

1. Kompleks virus-antibodi sistem


komplemen anafilatoksin
permeabilitas kapiler meningkat
2. Agregasi trombosit ADP kerusakan
metamorfosis trombosit
dimusnahkan oleh RES
3. Aktivasi faktor Hageman sistem kinin
permeabilitas kapiler meningkat

Trombositopeni yang
menjelaskan adanya proses
pemusnahan trombosit yang
rusak oleh sistem
retikuloendotelial

Faktor
Risiko

1. Urbanisasi
2. Penampungan air kurang bersih
3. Manajemen pengelolaan limbah padat
kurang baik
4. Lingkungan kurang baik
5. Kekurangan infrastruktur pengendalian
nyamuk
6. Budaya konsumtif barang bekas
7. Meningkatnya mobilitas jalur udara
8. Mikroevolusi virus

pasien tinggal di Semarang yang


merupakan daerah urban, suplai
air bersih tersedia karena
mendapatkan aliran dari PAM.
Sehari-hari pasien makan dan
minum menggunakan air galon
isi ulang namun pembuangan
limbah disekitar lingkungan
rumah pasien belum terkendali
dengan baik, masih banyak
tumpukan sampah disekitar
rumah dan banyak genangan air
hujan didalam kaleng sampah

Perjalanan
Penyakit
Terjadi hingga hari
sakit keempat.
Gejala berupa demam
tinggi tiba-tiba selama
4 hari, nyeri kepala,
mual, muntah, dan
lemas.
Uji torniquet (+) dan
leukopeni (3300/mm3).
Trombositopeni =
116.400
Hematokrit = 30,3%

Penurunan suhu
tubuh menjadi
36,5oC pada hari
sakit keenam
Peningkatan
hematokrit (dari 30,3
34,6 40%) pada
hari sakit kelima dan
keenam.
Tanda leakage (+)
(PEI15,6)
Pada hari sakit
ketujuh
KU membaik, aktif,
hemodinamik stabil.
Peningkatan leukosit
dari sebelumnya
(11.600/mm3),
peningkatan
trombosit

Klasifikasi (WHO 2011)

Prinsip
Penang
anan

Cairan awal
RL/NaCl 0,9%/RA
5-7 cc / kg / jam (1 2jam)
3-5 cc / kg / jam (2 4jam)
2-3 cc / kg / jam atau kurang (evaluasi
baik, ganti cairan rumatan)

Prognosis

Pengelolaan Komprehensif
dan Holistik

Kuratif

Suportif dan Medikamentosa


Kecukupan kebutuhan cairan dan elektrolit
infus RL 480/20/5 tpm makro perbaikan klinis dan lab
3 cc/kgbb/jam
Atasi demam
Parasetamol sirup 240 mg / 4-6 jam (bila t 38 0C)

Dietetik
Kebutuhan cairan 24 jam adalah 1350 cc. Digunakan
Infus RL 480/20/5 tpm makro setara 480 cc
Anak juga diberi asupan 3x nasi dan 3x 200 cc susu
dalam sehari. Pemberian 3x nasi dan 3x 200 cc susu
mengandung cairan 900 cc, energi 1490 kkal, dan
protein 68,4 gram.

Preventif

Promotif

Edukasikan kepada orangtua mengenai tanda bahaya


(warning sign) demam berdarah dengue, yaitu:
Muntah hebat
Nyeri perut hebat
Perdarahan spontan
Buang air kecil berkurang
Akral dingin
Penurunan kesadaran / kejang

Pengetahuan mengenai penyakit infeksi Dengue dan


pencegahnnya
Penjelasan penyakit DBD
Perlindungan perorangan untuk mencegah gigitan
nyamuk
Pemberantasan vektor jangka panjang atau
pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
Pemberantasan vektor dengan menggunakan
bahan kimia
Mencukupi kebutuhan dasar anak unuk tumbuh
kembang optimal
Asuh
Asih

Rehabilitatif
Membantu anak terhadap
ketidakmampuannya dengan
berbagai usaha agar anak
tersebut sedapat mungkin
kembali pada lingkungannya
baik lingkungan sosial maupun
keluarga
Menjaga kualitas dan
kuantitas gizi

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai