Anda di halaman 1dari 31

ANATOMI DAN HISTOLOGI LENSA

Lensa merupakan struktur yang transparan, bikonveks, dan kristalin terletak


di antara iris dan badan kaca. Lensa memiliki ukuran diameter 9-10 mm
dengan ketebalan 3,5 mm 5 mm. Di belakang iris, lensa terfiksasi pada serat
zonula yang berasal dari badan siliar

Struktur lensa dapat diurai menjadi :

Kapsul lensa

Epitel anterior

Serat lensa

Ligamentum suspensorium (Zonulla zinnii)

FISIOLOGI LENSA
Akomodasi lensa

Akomodasi lensa merupakan mekanisme yang dilakukan oleh mata untuk


mengubah fokus dari benda jauh ke benda dekat yang bertujuan untuk
menempatkan bayangan yang terbentuk tepat jatuh di retina.

Akomodasi terjadi akibat perubahan lensa oleh badan silluar terhadap serat
zonula. Saat m. cilliaris berkontraksi, serat zonular akan mengalami relaksasi
sehingga lensa menjadi lebih cembung dan mengakibatkan daya akomodasi
semakin kuat.

Katarak

Berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, Latin Cataracta yang


berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut blur dimana seperti
tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa

Etiologi
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif tetapi dapat pula memiliki
penyebab lainnya meliputi:

Faktor keturunan

Cacat bawaan sejak lahir

Masalah esehatan, misalnya diabetes

Pengguanaan obat tertentu, khususnya steroid

Gangguan pertumbuhan

Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama

Asap rokok

Operasi mata sebelumnya

Trauma (kecelakaan) pada mata

Faktor-faktor lainnya yang belum diketahui

PATOFISIOLOGI
Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi dan
sklerosis.

Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa yang
berada di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapatdikeluarkan dari
lensa. Air yang banyak ini akan menimbulkanbertambahnya tekanan osmotik
yangmenyebabkan kekeruhan lensa.

Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabutkolagen
terus bertambahsehinggaterjadi pemadatan serabutkolagendi tengah. Makin
lama serabut tersebut semakin bertambah banyaksehingga terjadilah
sklerosis nukleus lensa.

PATOFISIOLOGI
Kapsula

Epitel

Menebal dan kurang elastic


(1/4dibanding anak)

Sel epitel (germinatif pada


ekuatorbertambah besar dan berat)

Mulai presbiopia

Bentuk lamel kapsul berkurang atau


kabur

Bengkak dan vakuolisasimitokondria


yang nyata

Terlihat bahan granular

PATOFISIOLOGI
Serat lensa

Serat irregular

Pada korteks jelas kerusakan serat sel

Brown sclerotic nucleu, sinar UV lama kelamaan merubah proteinnukelus


lensa, sedang warna coklat protein lensa nucleusmengandung histidin dan
triptofan disbanding normal.

Korteks tidak berwarnakarenai kadar asam askorbattinggi dan menghalangi


foto oksidasi.

KLASIFIKASI KATARAK
Menurut kejadian

Katarak Developmental
Katara Degeneratif

Menurut Umur

Katarak kongenital
katarak juvenil
katarak senil

Menurut Konsistensi

Katarak cair

Katarak lunak

Katarak keras

Menurut lokasi kekeruhannya

Katarak nukleus

Katarak kortikal

Katarak subskapular

Menurut warna

Katarak nigra ( Hitam)

Katarak rubra (Merah)

Katarak Brusnesecent (coklat)

Menurut bentuk kekeruhan

Katarak pungtata

Katarak stelata

Katarak linier

Katarak Kongenital

Katarak ditemukan pada bayi ketika lahir dan berkembang pada tahun pertama
hidupnya. Katarak kongenital bisa merupakan penyakit keturunan atau bisa disebabkan
oleh infeksi kongenital, seperti campak Jerman, berhubungan dengan penyakit anabolik,
seperti galaktosemia

Kekeruhan pada katarak kongenital dijumpai dalam berbagai bentuk, antara lain :

Katarak Hialoidea yang persisten

Katarak Polaris Anterior

Katarak Polaris Posterior

Katarak Aksialis

Katarak Zonularis

Katarak Stelat

Katarak kongenital membranasea

Katarak kongenital total

Katarak Juvenil

Katarak juvenil terjadi pada anak-anak sesudah lahir, termasuk kedalam


katarak Developmental, karena terjadi pada waktu masih terjadinya
perkembangan serat-serat lensa. Konsistensinya lembek seperi bubur disebut
juga soft cataract . katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak
kongenital.

Pada katarak kongenital bilateral yang lengkap, operasi harus dikerjakan pada
bulan pertama, sejarak katarak itu diketahui pada kedua mata. Katarak
unilateral lengkap biasanya akibat trauma. Tindakan pembedahan harus
dilakukan jangan melebihi 6 bulan setelah katarak itu diketahui, untuk
menghindari ambliopia dan terjadinya strabismus.

Katarak Senilis Kortikal

Katarak senilis semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
diatas usia 50 tahun keatas

Katarak senilis merupakan katarak yang sering dijumapai. Satu-satunya gejala


adalah distorsi penglihatan dan pengihatan yang semakin kabur. Katarak ini
biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, dan pasien mungkin
meninggal sebelum timbul indikasi pembedahan

Katarak Senilis Nuklear

Terjadi proses sklerotik dari nukleus lensa, dimana maturasi mengakibatkan


dimana lensa kehilangan daya elastisitas dan keras, yang mengakibatkan
menurunnya kemampuan akomodasi lensa, dan terjadi obtruksi sinar cahaya
yang melewati

Maturasi dimulai dari sentral menuju perifer. Perubahan warna terjadi akibat
adanya deposit pigmen. Sering terlihat gambaran nukleus berwarna coklat
(katarak brunesens) atau hitam (katarak nigra) akibat deposit pigmen dan
jarang berwarna merah (katarak rubra).

Katarak Senilis Nuklear

MANIFESTASI KLINIK
Gejala pada penderita katarak adalah sebagai berikut:

Penurunan visus

Silau

Perubahan miopik

Diplopia monocular

Halo bewarna

Bintik hitam di depan mata

DIAGNOSA

Diagnosa katarak senilis dapat dibuat dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi
adanya penyakit-penyakit yang menyertai, seperti DM, hipertensi, dan
kelainan jantung.

Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk mengetahui


kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subcapsuler
posterior dapat membaik dengan dilatasi pupil. Pemeriksaan adneksa okuler
dan struktur intraokuler dapat memberikan petunjuk terhadap penyakit
pasien dan prognosis penglihatannya.

KOMPLIKASI

Bila katarak dibiarkan maka akan terjadi komplikasi berupa glaucoma dan
uveitis. Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokuler yang
menyebabkan atrofi saraf optik dan kebutaan bila tidak teratasi. Uveitis
adalah inflamasi salah satu struktur traktus uvea.

PENATALAKSANAAN
Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.


Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan
depindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang
metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan
dislokasi

PENATALAKSANAAN
Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE )

Dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa
anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan.

Dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,


implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder
lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan
prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah
mengalami prolap badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina, mata
dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit
pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.

Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya
katarak sekunder.

PENATALAKSANAAN
Phacoemulsification

Phakoemulsifikasi (phaco) adalah teknik untuk membongkar dan


memindahkan kristal lensa. Pada teknik ini diperlukan irisan yang sangat kecil
(sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk
menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa
katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang
dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut.

PENCEGAHAN

Ditujukan pada faktor risiko yang dapat dimodifikasi.

Pasien disarankan untuk berhenti merokok, menghindari paparan sinar


ultraviolet dengan menggunakan kacamata saat berada diluar ruangan, dan
menghindari trauma pada mata dengan cara menggunakan kacamata atau alat
pelindung mata pada pekerja industri.

Kemungkinan dari penggunaan antioksidan untuk memberikan efek proteksi


terhadap katarak telah diteliti, tetapi hasilnya tidak bersifat konklusif.

KATARAK SEKUNDER
Definisi

Katarak sekunder adalah katarak yang terjadi akibat terbentuknya jaringan


fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat
sesudah dua hari operasi EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler), dan
penanaman lensa di segmen posterior. Atau, katarak yang terjadi sesudah
suatu trauma yang memecah lensa.

Etiologi

Setelah operasi, 20% pasien akan timbul gambaran berkabut pada kapsul,
yang dikenal dengan Posterior Capsule Opacity (PCO), yang menimbulkan
gejala penglihatan kabur. Hal ini karena pertumbuhan epitelial sel dari
kapsul. Bila proses ini berkembang secara signifikan, penglihatan mungkin
dapat menjadi lebih buruk daripada sebelum dilakukan operasi katarak. 5

Patofisiologi

Epitel lensa subkapsuler yang tersisa mungkin mencoba melakukan regenerasi


serat-serat lensa (epitel subkapsuler berproliferasi dan membesar), sehingga
memberikan gambaran Busa Sabun atau Telur Kodok pada kapsul posterior,
disebut juga dengan Mutiara Elsching atau Elsching Pearl.

Lapisan epitel yang berproliferasi tersebut, mungkin menghasilkan banyak


lapisan, sehingga menimbulkan kekeruhan.

Kontraksi serat-serat ini menimbulkan banyak kerutan-kerutan kecil di kapsul


posterior, yang menimbulkan distorsi penglihatan.

Cincin Soemmering juga dapat timbul sebagai akibat kapsul anterior yang
pecah dan traksi kearah pinggir-pinggir melekat pada kapsul posterior,
meninggalkan daerah yang jernih ditengah, dan membentuk gambaran cincin.
Pada cincin ini tertimbun serabut lensa epitel yang berproliferasi.

Gejala Klinis

Penglihatan kabur (seperti berkabut atau berasap), mungkin dapat lebih


buruk daripada sebelum di operasi.

Fotofobia, yaitu rasa silau bila melihat cahaya.

Tajam penglihatan menurun

Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan pada pasien setelah menjalani operasi EKEK


ataupun setelah suatu trauma pada mata, yang mengakibatkan penglihatan
menjadi semakin kabur, juga rasa silau bila melihat cahaya. Dan jika
dilakukan pemeriksaan, melalui pupil yang didilatasikan dengan menggunakan
oftalmoskop, kaca pembesar, atau slit lamp, akan tampak gelembunggelembung kecil pada daerah belakang lensa, ataupun dapat ditemukan
gambaran mutiara Elsching maupun cincin Soemmering pada kapsul posterior
lensa. Pada tes tajam penglihatan didapatkan visus yang menurun. 7

Grading

PENATALAKSANAAN

laser Neodymium YAG telah populer sebagai metoda non-invasif untuk


melakukan disisi kapsul posterior. Denyut-denyut energi laser menyebabkan
ledakan-ledakan kecil di jaringan target, sehingga menimbulkan lubang
kecil di kapsul posterior di sumbu pupil sebagai prosedur klinis rawat jalan.

Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai