Anda di halaman 1dari 6

Hipotiroidisme

Hipotiroid merupakan keadaan dimana terjadi kekurangan hormon tiroid yang


dimanifestasikan oleh adanya metabolisme tubuh yang lambat karena menurunnya konsumsi
oksigen oleh jaringan dan adanya perubahan personaliti yang jelas. Pasien dengan hipotiroid
mempunyai sedikit jumlah hormon tiroid sehingga tidak mampu menjaga fungsi tubuh secara
normal. Penyebab umumnya adalah penyakit autoimun, operasi pengangkatan tiroid dan
terapi radiasi
Insiden
Hipotiroid lebih sering terjadi pada wanita dari pria, kira-kira dengan perbandingan 4 : 1
dan pada usia diantara 30 sampai 60 tahun. Lebih dari 95% penyebab hipotiroid adalah
karena kelainan kelenjar tiroid (penyakit primer).
Etiologi
Hipotiroid terjadi karena penyebab primer (ganggguan pada kelenjar tiroid), penyakit
sekunder (kelainan pada kelenjar hipofisis) dan penyebab tersier (kelainan pada
hipothalamus).
1. Penyebab primer atau hipotiroid primer
Beberapa penyebab primer dari hipotiroid adalah:
a. Penyakit autoimune
Penyakit autoimune yang paling sering terjadi hipotiroid adalah pada autoimun
limfositik tiroiditis atau yang lebih dikenal dengan hashimoto tiroiditis. Penyakit ini
disebabkan karena malfungsi dari sistem imun. Pada keadaan normal sistem imun
terjadi untuk melindungi tubuh dari benda asing atau mikroorganisme yang mengancam
tubuh, namun pada hashimoto tiroiditis justru merusak sel-sel dan jaringan tiroid
sehingga produksi hormon tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
b. Cacat kongenital tiroid (kreatinism)
Kongenital hipotiroid mempunyai insiden 1 diantara 4000 kelahiran. Bayi
premature yang terpapar antiseptik yodium dapat menimbulkan hipotiroid. Terapi
tiroksin secara progresif dapat menghasilkan perkembangan normal
c. Post terapi, misalnya pada terapi radioiodine, tiroidektomi

d. Obat-obatan seperti : thionamide, lithium, amiodarone, interferon alpha. Obat ini paling
mungkin memicu hipotiroidisme pada pasien yang memiliki kecenderungan genetik
untuk penyakit tiroid autoimun.
e. Asupan yodium yang kurang pada prenatal dan post natal.
f. Penyakit inflamasi kronis seperti amiloidosis, sarkoidosis.
2. Penyebab sekunder atau hipotiroid sekunder
Hipotiroid yang disebakan karena berkurangnya atau tidak adekuatnya stimulasi dari
hormon tiroid stimulating hormon (TSH) yang dihasilkan oleh hipofisis sedangkan
keadaan kelenjar tiroid normal sehingga pada penurunan kadar TSH. Pada keadaan ini
dapat menimbulkan resistensi perifer terhadap hormon tiroid.
3. Penyebab tersier atau hipotiroid tersier
Hipotiroid ini juga disebut sentral hipotiroid, karena kerusakan atau gangguan berasal
dari hipothalamus yang tidak mampu memproduksi thyroid releasing hormon (TRH)
sehingga tidak mampu menstimulasi hipofisis untuk memproduksi TSH. Penyebab tersier
misalnya pada tumor atau kerusakan pada hipothalamus.
Patofisiologi
Hipotiroidisme merupakan kondisi dimana produksi hormon kelenjartiroid berkuran,
baik T4, T3 maupun kalsitonin. Produksi atau sekresi hormon ini dipengaruhi oleh adanya
stimulasi dari hormon TRH yang dihasilkan dari hipothalamus dan TSH yanf dihasilkan oleh
hipofisis. Pada sisi lain pembentukan atau sintesis hormon tiroid membutuhkan yodium
dalam jumlah normal. Berkurangnya asupan yodium pada makanan sangat berpengaruh
terhadap pembentukan hormon tiroid walaupun stimulasi TRH dan TSH adekuat. Dengan
demikian sekresi dari hormon tiroid dipengaruhi oleh adekuatnya stimulasi hormon TSH dan
TRH serta bahan-bahan sintesis yang tersedia.
Pada keadaan dimana terjadi penurunan produksi hormon tiroid akan mengakibatkan
penurunan metabolisme rate, proses-proses tubuh termasuk penurunan sekresi asam klorida
yang dihasilkan di lambung (achlorhydria), menurunnya pergerakan gastrointestinal,
bradikardia, terganggunya fungsi neurologi dan menurunnya produksi panas. Disamping itu
pada hipotiroid juga terjadi gangguan metabolisme lemak yang mengakibatkan peningkatan
serum kolesterol dan trigliserida sehingga sangat beresiko terjadinya aterosklerosis dan
penyakit jantung koroner.

Hormon tiroid juga berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah, sehingga jika
produksi berkurang dapat mengakibatkan gejala anemia dengan defisiensi vitamin B12 dan
asam folat.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada hipotiroidism tergantung pada berat dan ringannya hipotiroid,
terkadang tidak muncul tanda dan gejala pada hipotiroid ringan, tetapi dapat pula mengalami
gejala yang umum seperti tidak tahan dingin, kulit kering, depresi, peningkatan berat badan.
Lebih spesifik tanda dan gejala hipotiroidism adalah:
1. sitem kardiovaskuler : menurunnya heart rate, stroke volume, kardiak output,
menurunnya kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan resisten vaskuler perifer,
kemungkinan hipertensi, hiperlipidemia, hiperkolesterolemia.
2. Sistem hematologi ; normositik, normokromik anemia, makrositik anemia (pernicious).
3. Sistem pernapasan ; penurunan jumlah pernapasan, hiperkapnia ventilasi, kelemahan otot
pernapasan, retensi CO2 pada hasil AGD, kesulitan bernapas.
4. Sistem perkemihan ; retensi cairan, menurunnya output urin, meningkatnya total bodi
water, dilusi hiponatremia, menurunnya produksi eritropoitin.
5. Sistem Gastrointestinal ; menurunnya peristaltic usus, anoreksia, peningkatan berat
badan,

konstipasi,

penurunan

metabolisme

protein,

peningkatan

serum

lipid,

keterlambatan glukosa uptake, penurunan absorpsi glukosa.


6. Sistem muskuloskeletal ; transient pain, kram otot, menurunnya pergerakan,
meningkatnya densitas tulang, menurunnya formasi tulang dan reabsorpsi.
7. Sistem integumen ; kulit kering, bersisik, kasar, rambut rontok, kuku rapuh, edema
periorbital dan tidak tahan dingin.
8. Sistem endokrin ; normal atau pembesaran kelenjar tiroid.
9. Sistem saraf ; menurunnya refleks tendon dalam, kelemahan, somnolen, bicara lambat,
apatis, depresi, paranoid, gangguan memori.
10. Sistem reproduksi ; menoragia, anovulasi, mens tidak teratur, menurunnya libido,
impoten.
11. Myxedema ; yaitu keadaan dimana terjadi pembengkakan atau edema pada muka karena
penumpukan mucin pada kulit dan jaringan lain.
Diagnosis
1. Data demografi

Data demografi yang penting dikaji adalah usia dan jenis kelamin, karena
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipotiroid
2. Keluhan utama pasien
- Kelelahan, paralisis
- Peningkatan waktu tidur menjadi 14-16 jam/hari
- Peningkatan berat badan
- Wajah bengkak
- Tidak toleran terhadap cuaca dingin
- Nyeri sendi dan otot
- Konstipasi atau sembelit
- Kulit kering, rambut yang mulai menipis
- Menurun berkeringat
- Menstruasi tidak teratur periode menstruasi dan gangguan kesuburan/infertil, penurunan
libido, impoten
- Depresi, paranoid, apatis, bingung
- Denyut jantung lambat
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang ; riwayat penyakit tiroid yang dialami, adanya tumor, riwayat
trauma kepala, infeksi, riwayat penggunaan obat-obatan seperti thionamide, lithium,
amiodarone, interferon alpha.
b. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker.
c. Riwayat sosial ekonomi ; kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi dan pola makan,
porsi makanan.
4. Pemeriksaan fisik
a. inspeksi
-

Penampilan umum, berat badan dan tinggi badan, kadar dan distribusi lemak,
massa otot

Keadaan wajah; ekspresi wajah, posisi mata, dahi, rahang

Leher; kesimetrisan, pembesaran, distensi vena jugularis

Perubahan warna kulit; hipopigmentasi, hiperpigmentasi, adanya peteki, distribusi


rambut, perubahan tekstur dan kerontokan

Jari dan kuku; adanya malformasi, thickness

Dada; bentuk dada dan retraksi interkosta

b. Palpasi

Palpasi keadaan trachea, kelenjar tiroid, adakah pembesaran


c. Auskultasi
-

Bunyi jantung, adakah kelainan

Paru-paru, adakah ronkhi, roles

Bising usus, penurunan jumlah dan intensitas

Tes Diagnostik
1. Test darah
Tes darah yang penting untuk menentukan adanya hipotiroidisme adalah TSH test, T4 test.
a. Tiroid Stimulating Hormon (TSH) test, merupakan test yang paling sensitive terhadap
indikasi hipotiroidisme. Test TSH didasarkan pada cara kerja hormon TSH dan tiroid
bersama-sama. Kelenjar hipofisis meningkatkan produksi TSH ketika tiroid tidak cukup
membuat hormon tiroid. Tiroid biasanya merespon dengan membuat hormon TSH lebih
banyak. Kemudian, ketika tubuh memiliki cukup hormon tiroid yang beredar dalam
darah , maka akan menurunkan output TSH. Pada orang yang memproduksi hormon
tiroid terlalu sedikit, hipofisis membuat TSH terus menerus, berusaha untuk
mendapatkan tiroid menghasilkan hormon lebih banyak.
Dengan demikian apabila seseorang memiliki hipotiroidisme maka TSH nya akan
meningkat. Pada pemeriksaan TRH juga meningkat.
b. Serum T4 dan T3, merupakan produk dari hormon tiroid yang memberikan gambaran
dibawah normal atau normal. Pemeriksaan T4 bebas menunjukkan adanya penurunan.
c. Free T4 indeks menurun.
d. T3 resin uptake menurun
e. Thyroid antibodi titer meningkat
f. Pemeriksaan lain, mungkin ditemukan:
-

Anemia

Meningkatnya kadar kolesterol

Peningkatan enzim hati

Peningkatan prolaktin

Rendah sodium

2. Radioactive iodine uptake test


Pemeriksaan ini untuk mengukur afinitas dari kelenjar tiroid terhadap radioaktif
iodine. Jika serapan tinggi menunjukkan produksi dari hormon tiroid banyak, demikian
sebaliknya.

3. Test radiologi, thyroid scan test, thyroid ultrasound, MRI, untuk melihat dan
mengidentifikasikan kelenjar tiroid, ukuran, ketajaman, posisi kelenjar.
Komplikasi
1. Koma myxedema
Komplikasi yang sering terjadi pada hipotiroid adalah terjadinya koma myxedema.
Koma myxedema merupakan keadaan kegawatan pada hipotiroid dimana penurunan kadar
T4 yang rendah. Faktor presdiposisi keadaan ini adalah adanya hipotiroid disertai keadaan
akut seperti miokardiak infark, terpapar dingin atau penggunaan obat-obatan penenang
seprti opium. Gejala dan tanda-tanda koma myxedema meliputi: suhu tubuh rendah,
tekanan darah menurun, gula darah turun serta adanya penurunan kesadaran. Pada keadaan
ini pasien harus dilakukan perawatan intensive.
2. Kreatinisme
Terjadi akibat kegagalan sintesis hormon tiroid karena kekurangan yodium pada ibu
hamil. Pada keadaan ini bayi beresiko terjadinya kreatinisme yaitu terjadinya gangguan
pertumbuhan dan perkembangan mental.
3. Goiter, yaitu pembesaran atau hiperplasia kelenjar tiroid akibat stimulasi yang berlebihan
kelenjar tiroid oleh hormon TSH.
Penatalaksanaan
Tujuan

penatalaksanaan

dari

hipotiroid

adalah

pemenuhan

hormon

tiroksin,

menghilangkan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi.


1. Obat-obatan : pemberian obat hipotiroid diantaranya:
-

Sodium levothroxine (synthroid), terapi pengganti T4

Sodium liothyronine (cytomel), terapi pengganti T3

2. Suport nutrisi, makanan yang banyak mengandung yodium seperti ikan laut, sayuran hijau.

Ref. : Tartowo, NS. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Trans
Info Media (hal.72-79)

Anda mungkin juga menyukai