Anda di halaman 1dari 12

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan


(Studi Kasus Pembangunan Perumahan Baturaja Permai)
Oleh: Ferry Desromi

Abstract
The housing development is closely related to the performance of traffic on the surrounding
road network. This occurs due to the movement of the traffic flow in and out of the housing.
Occupants of residential mobility proficiency level will affect the level of service the
surrounding road network (Level of Service/LOS), it is necessary to do traffic impact analysis
(AMDALALIN) regional development efforts peyeimbangan traffic volume road capacity, so
as not to decrease LOS. From the analysis of traffic conditions following the Balfour Permai
housing development, that on the morning value Degrees of Saturation (DS) of 0.396, while in
the afternoon at 0.290 and in the afternoon have a degree of saturation (DS) of 0.482, which
means that the current density traffic going in the afternoon with the saturation level of 0.482.
Keywords: Level of service, degree of saturation, the capacity of the road
Pendahuluan
Pembangunan Perumahan Baturaja Permai Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan
Komering Ulu berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas di jaringan jalan sekitarnya. Hal ini
terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas keluar masuk perumahan tersebut.
Mobilitas penghuni perumahan tesebut akan berpengaruh pada tingkat pelayanan jaringan jalan
sekitarnya.
Jalan Kemiling adalah jalan lokal yang menghubungkan antara daerah sekitar wilayah
Kecamatan Baturaja Timur. Pemilihan rute perjalanan masyarakat dari ke perumahan Baturaja
permai ke Kota Baturaja sebagian besar melewati jalan tersebut, sehingga pada jam-jam
puncak baik pagi maupun sore tampak dipadati oleh arus lalu lintas yang sebagian besar adalah
sepeda motor.
Memperhatikan fungsi jalan, penggunaan lahan dan kepadatan arus lalu lintas
sebagaimana diuraikan di atas, adalah wajar bila timbul pertanyaan mengenai kondisi lalu
lintas jika Perumahan Baturaja Permai Kecamatan Baturaja Timur selesai di bangun dan
dihuni secara tetap. Sebagai gambaran logis tentunya adalah penurunan LOS. Berdasarkan
kondisi tersebut, penting untuk dilakukan analisa dampak lalu lintas (AMDALALIN)
pembangunan kawasan upaya peyeimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan, agar
tidak terjadi penurunan LOS sebagaimana dimaksud di atas.

Dosen Tetap Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Baturaja

Ferry Desromi, Hal; 25-36

25

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengidentifikasi kinerja lalu lintas di sekitar lokasi
sebelum pembangunan; 2) Memprediksi besarnya tarikan dan bangkitan akibat pembangunan
Perumahan; 3) Memprediksi permasalahan yang akan timbul setelah pembangunan, dan; 4)
Menganalisis besaran dampak yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut yang
mempengaruhi kinerja lalu lintas di sekitar ruas jalan dan persimpangan Jalan Kemiling di
Perumahan Baturaja Permai Kecamatan Baturaja Permai Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Adapun batasan wilayah penelitian (studi) adalah Amdalalin Pembangunan Perumahan
Baturaja Permai Kabupaten Ogan Komering Ulu mencakup titik-titik akses yang digunakan
untuk menuju dan meninggalkan lokasi. Titik-titik akses tersebut terdiri dari ruas jalan dan
persimpangan yang diperkirakan akan terpengaruh atau terkena dampak yang signifikan
akibat adanya pembangunan Perumahan tersebut.

Tinjauan Pustaka
Kapasitas jalan didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik dijalan yang
dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu .
Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut :
C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
Di mana:
C
: kapasitas sesunguhnya (smp/jam)
Co
: kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi ( ideal ) tertentu (smp/jam)
FCW : penyesuaian lebar jalan
FCSP : faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF : faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan / kereb
FCCS : faktor penyesuaian ukuran kota
Kapasitas Persimpangan
C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
Di mana
Co
:
FW
:
FM
:
FCS :
FRSU :
FLT
FRT
FMI

:
kapasitas dasar (smp/jam)
faktor penyesuaian lebar pendekat
faktor penyesuaian median jalan utama
faktor penyesuaian ukuran kota
faktor penyesuaian type lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan
tak bermotor
: faktor penyesuaian belok kiri
: faktor penyesuaian belok kanan
: faktor penyesuaian rasio arus jalan simpang

Ferry Desromi, Hal; 25-36

26

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai
faktor kunci dalam penentuan perilaku lalu lintas pada suatu simpang atau segmen jalan.
Nilai derajat kejenuhan menunjukkan segmen jalan akan mempunyai masalah atau tidak.
Perumusan derajat kejenuhan menurut MKJI 1997 seperti sebagai berikut :
Di mana:
DS = Q / C
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus total kendaraan (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)

Teori dan Model Transportasi


Model Kebutuhan Transportasi
Bangkitan perjalanan (trip generation): Merupakan tahap perhitungan jumlah
perjalanan yang dibangkitkan oleh suatu zona atau kawasan. Distribusi perjalanan (trip
distribution): Besarnya volume kendaraan yang dapat di distribusikan pada masing-masing
ruas jalan yang ada.

Kecepatan Arus Bebas


Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai kecepatan pada saat tingkatan arus nol,
sesuai dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya mengendarai kendaraan
bermotor tanpa halangan kendaraan bermotor lain di jalan. Persamaan untuk penentuan
kecepatan arus bebas menurut MKJI 1997 mempunyai bentuk umum berikut:
FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVRC
Di mana:
FV
=
FVO =
FVW =
FFVSF =
FFVRC =

Kecepatan arus bebas kendaraan ringan sesungguhnya (km/jam)


Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (tabel 3.6)
Penyesuaian kecepatan arus bebas akibat lebar jalur lalu lintas
Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat hambatan ing
Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat kelas fungsional jalan dan tata guna
lahan

Ferry Desromi, Hal; 25-36

27

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Analisa dan Pembahasan


Nilai nilai variabel bebas ditentukan berdasarkan tabel dalam Manual Kapasitas Jalan
Indonesia.
Tabel 1.
Penghitungan Kapasitas J alan
No.

Notasi

1.

Co

2.

Nilai
Ruas JL.1

Ruas JL.2

Ruas JL.3

Ruas JL.4

Ruas JL.5

Ruas JL.6

5,800.00

5,800.00

5,800.00

5,800.00

5,800.00

4,950.00

FCw

0.92

0.92

0.92

0.92

0.92

1.25

3.

FCsp

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

4.

FCsf

0.94

0.94

0.94

0.94

0.94

0.92

5.

FCcs

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

6.

5,015.84

5,015.84

5,015.84

5,015.84

5,015.84

5,692.50

Penghitungan Kapasitas Persimpangan


Jumlah simpangan tidak bersinyal didalam daerah penelitian ada tiga Perhitungan
kapasitasnya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Lebar Pendekat dan Tipe Simpang A

Jumlah
Lengan

Lebar Pendekatan ( m )
Jalan
Simpang
Wc

2.5

Rata

Jumlah lajur

Jalan Utama
B
WAB
3

Jalan
Simpang

Jalan
Utama

2.75

Type
Simpang

322

Tabel 3.
Lebar Pendekat dan Tipe Simpang B

Jumlah
Lengan

Lebar Pendekatan ( m )
Jalan
Simpang

Ferry Desromi, Hal; 25-36

Jumlah lajur

Jalan Utama

Wc
3

Rata

A
3

B
3

Jalan
Simpang

WAB
9.5

Tipe
Simpang

Jalan
Utama
2

322

28

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Tabel 4.
Lebar Pendekat dan Tipe Simpang C

Jumlah
Lengan

Lebar Pendekatan ( m )
Jalan
Simpang
Wc
3

Rata

Jalan Utama
A
9

B
9

WAB
9

Jumlah lajur
Jalan
Simpang

Jalan
Utama

Tipe
Simpang

324

Tabel 5.
Faktor Penyesuaian Kapasitas Persimpangan A
Kapasitas
D as ar
2700

Faktor Penyesuaian Kapsitas


Fw

Fm

Fcs

Frs u

Flt

Frt

Fmi

0.917

1.2

1.000

0.920

0.855

1.09

1.311

Kapasitas persimpangan tersebut adalah: 2700x 0,917 x 1,2 x 1 x 0,92 x 0,855 x 1,09 x 1,311
= 3.340 smp/jam
Tabel 6.
Faktor Penyesuaian Kapasitas Persimpangan B
Kapasitas
D as ar
2700

Faktor Penyesuaian Kapsitas


Fw

Fm

Fcs

Frs u

Flt

Frt

Fmi

0.917

1.2

1.000

0.920

0.855

1.09

1.311

Kapasitas persimpangan tersebut adalah: 2700 x 0,917 x 1,2 x 1 x 0,92 x 0,855 x 1,09 x 1,311
= 3.340 smp/jam
Tabel 7.
Faktor Penyesuaian Kapasitas Persimpangan C
Kapasitas
Dasar

Fw

Fm

2900

0.917

1.200

Faktor Penyesuasian Kapasitas


Fcs
Frsu
Flt
Frt
1.000

0.920

0.855

1.090

Fmi
1.311

Kapasitas persimpangan tersebut adalah: 2900 x 0,917 x 1,2 x 1 x 0,92 x 0,855 x 1,09 x 1,311
= 3.587 smp/jam Derajat Kejenuhan Simpang tak bersinyal. Berdasarkan hasil survei
penghitungan lalu lintas dan analisis kapasitas persimpangan tak bersinyal, dapat diketahui
derajat kejenuhan (DS) simpang tak bersinyal sebagaiman tabel. berikut ini.

Ferry Desromi, Hal; 25-36

29

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Tabel 8.
Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal (SIMPANG A)
Periode

Jam Puncak

Volume

Kapasi tas

DS

Pagi

06,00 - 07,00

5,264.000

3,340.000

1.576

Siang

13,00 - 14,00

3,732.000

3,340.000

1.117

Sore

16,15 - 17,15

6,507.000

3,340.000

1.948

Sumser: Hasil analisis data

Tabel 9.
Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal (SIMPANG B)
Periode

Jam Puncak

Pagi
Siang
Sore

Volume

06,00 - 07,00
13,00 - 14,00
16,15 - 17,15

5,742.000
4,072.000
7,099.000

Kapasitas

DS

3,340.000
3,340.000
3,340.000

1.719
1.219
2.125

Sumber: Hasil analisis data

Tabel 10.
Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal (SIMPANG C)
Periode
Pagi
Siang
Sore

Jam Puncak

Volume

Kapasitas

DS

06,00 - 07,00
13,00 - 14,00
16,15 - 17,15

4,064.000
2,884.000
5,028.000

3,587.000
3,587.000
3,587.000

1.133
0.804
1.402

Sumber: Hasil analisis data

Tingkat Pelayanan Ruas Jalan


Tabel 11.
Karakteristik Tingkat Pelayanan/Level of Service (LOS)
Tingkat Pelayanan

Karakterisik

Batas Lingkup ( V/C )

Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi,


pengemudi dapat memilih kecepatan yang
diinginkan tanpa hambatan

0,00 - 0,20

Ferry Desromi, Hal; 25-36

Arus stabil, tatapi kecepatan operasi mulai


dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi
memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih
kecepatan
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak
kendaraan dikendalikan, pengemudi dibatasi
dalam memilih kecepatan.

0,21 - 0,44

0,45 - 0,74

30

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih


dikendalikan, V/C masih dapat ditolelir.
Volume lalu lintas mendekati / berada pada
E
kapasitas arus tidak stabil, kecepatan terkadang
berhenti.
Arus yang dipaksakan/macet, kecepatan rendah,
F
volume dibawah kapasitas, antrian panjang dan
terjadi hambatan - hambatan yang besar.
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No.14 tahun 2005
D

0,75 - 0,84
0,85 - 1,00

> 1,00

Analisa Peramalan Lalu-Lintas sebelum Pembangunan Volume Lalu Lintas Jam Puncak
Pertumbuhan lalu lintas dianggap sebanding dengan pertumbuhan kendaraan, dengan
demikian dapat diartikan bahwa peramalan lalu lintas dapat diestimasi dengan pertumbuhan
kendaraan. Peramalan pertumbuhan regional sangat dibutuhkan khususnya mengenai
transportasi pada masa yang akan datang. Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan lalu
lintas meningkat ratarata per tahun sebesar 5% dan dihitung dengan menggunakan formula
Pt=Po*(1 + i )n, maka dapat diprediksi bahwa volume lalu lintas di ruas jalan untuk 5
tahun yang akan datang ( tahun 2017 ) dengan mengabaikan faktor kawasan.
Peramalan Analisis V/C Tahun 2017
Berdasarkan asumsi bahwa pertumbuhan lalu lintas meningkat rata-rata pertahun
sebesar 5% ,maka dapat ditentukan perbandingan V/C untuk 5 tahun yang akan datang (tahun
2017) dengan mengabaikan faktor kawasan dan tanpa adanya peningkatan kapasitas jalan
itu sendiri.
Tabel 12.
Perbandingan V/C Jaringan Jalan
Periode

V/ C tiapRuas Jalan
Ruas JL. 3
Ruas JL. 4

Ruas JL. 1

Ruas JL. 2

Ruas JL. 5

Ruas JL. 6

Pagi

0.426

0.446

0.467

0.487

0.507

0.465

Siang

0.302

0.317

0.331

0.345

0.360

0.330

Sore

0.527

0.552

0.577

0.602

0.627

0.575

Sumber: Hasil analisis data

Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal Tahun 2015


Dengan memperhatikan tingkat pertumbuhan lalu lintas pertahun sebesar 5% dan
analisis kapasitas persimpangan tak bersinyal, maka dapat diketahui derajat kejenuhan (DS)
simpang tak bersinyal berikut ini.

Ferry Desromi, Hal; 25-36

31

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Tabel 13.
Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal (SIMPANG A)
Jam Puncak

Volume

Kapasitas

DS

Pagi

Periode

06,00 - 07,00

6,717.000

3,340.000

2.011

Siang

13,00 - 14,00

4,764.000

3,340.000

1.426

Sore

16,15 - 17,15

8,304.000

3,340.000

2.486

Sumber: Hasil analisis data

Tabel 14.
Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal (SIMPANG B )
Periode

Jam Puncak

Volume

Kapasitas

DS

Pagi
06,00 - 07,00
Siang
13,00 - 14,00
Sore
16,15 - 17,15
Sumber: Hasil analisis data

7,329.000
5,196.000
9,060.000

3,340.000
3,340.000
3,340.000

2.194
1.556
2.712

Tabel 15.
Derajat Kejenuhan Simpang Tak Bersinyal (SIMPANG C )
Jam Puncak

Volume

Kapasitas

DS

Pagi
06,00 - 07,00
Siang
13,00 - 14,00
Sore
16,15 - 17,15
Sumber: Hasil analisis data

Periode

5,191.000
3,680.000
6,418.000

3,587.000
3,587.000
3,587.000

1.446
1.026
1.783

Tingkat Pelayanan Ruas Jalan


Tabel 16.
Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Jl. Imam Bonjol (Tahun 2017)
Periode V/C
No.

Ruas Jalan

1.

LOS

Pagi

Siang

Sore

0.426

0.302

0.527

2.

0.446

0.317

0.552

3.

0.467

0.331

0.577

4.

0.487

0.345

0.602

5.

0.507

0.360

0.627

6.

0.465

0.330

0.575

Sumber: Hasil analisis data

Ferry Desromi, Hal; 25-36

32

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Bangkitan Perjalanan
Bangkitan perjalanan (trip generation) selalu Merupakan Tahap awal untuk meramalkan
kebutuhan perjalanan, baik dalam wilayah kota atau antar kota sebagai wilayah studinya.
Bangkitan perjalanan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah perjalanan atau
pergerakan/lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona (kawasan) per satuan waktu (per
detik, menit, jam, hari, minggu, dll).
Dari pengertian tersebut, maka bengkitan perjalanan merupakan tahap pemodelan
transportasi yang bertugas untuk memperkirakan dan meramalkan jumlah (banyaknya)
perjalanan yang berasal (meninggalkan) dari suatu zona (kawasan/petak) lahan dan jumlah
(banyaknya) perjalanan yang datang/tertarik (menuju) ke suatu zona lahan pada masa yang
akan datang (tahun rencana) persatuan waktu.
Prediksi Bangkitan Lalu Lintas
Jumlah rumah yang akan dibangun di Perumahan tersebut adalah sebanyak 163 unit
Berdasarkan data rata-rata jumlah perjalanan dari kawasan pembanding sebagaimana
diuraikan di atas, prediksi jumlah perjalanan kawasan Perumahan Baturaja Permai pada jam
puncak pagi adalah 45,46 = (28% x 163) perjalanan dengan mengunakan kendaraan ringan
atau 45,46 smp dan 132,85 = (163% x163 x 0,5) perjalanan dengan mengunakan sepeda
motor atau 132,85 smp, sehingga total bangkitan lalu lintas pada jam puncak adalah 178,31
smp.
Analisis Peramalan Lalu Lintas setelah Pembangunan Volume Lalu Lintas Akibat
Faktor Kawasan
Besarnya pertumbuhan volume lalu lintas dengan melibatkan faktor kawasan dapat
dilihat pada table berikut ini, di mana bahwa prediksi besarnya bangkitan yang terjadi
setelah adanya pembangunan Perumahan Baturaja Permai sebesar 178.31 smp.
Tabel 17.
Volume LaluLintas Jam Puncak Melibatkan Faktor Kawasan (Tahun. 2012)
JAM
PUNCAK

VOLUMELALULINTAS TIAP RUAS JALAN


Ruas Jl. 1

Ruas Jl. 2 Ruas Jl. 3 Ruas Jl. 4

Ruas Jl. 5

Ruas Jl. 6

PAGI
SIANG

1,853
1,366

1,933
1,422

2,013
1,479

2,092
1,535

2,172
1,592

2,252
1,648

SORE

2,249

2,347

2,446

2,544

2,643

2,742

Sumber : Hasil analisis data

Dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas pertahun adalah sebesar 5%, maka besarnya
volume lalu lintas untuk 5 tahun yang akan datang (tahun 2017) adalah sebagai berikut:

Ferry Desromi, Hal; 25-36

33

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Tabel 18.
Volume Lalu Lintas Jam Puncak Melibatkan Faktor Kawasan (5 Tahun Mendatang)
JAM
PUNCAK

VOLUMELALULINTAS TIAP RUAS JALAN


Ruas Jl. 1

Ruas Jl. 2

Ruas Jl. 3

Ruas Jl. 4

Ruas Jl. 5 Ruas Jl. 6

PAGI

2,365

2,467

2,569

2,670

2,772

2,874

SIANG

1,743

1,815

1,887

1,960

2,032

2,104

SORE

2,870

2,996

3,122

3,247

3,373

3,499

Sumber : Hasil analisis data

Analisis V/C
Berdasarkan prediksi rata-rata jumlah perjalanan pada masing-masing jam puncak,
selanjutnya dibebankan pada jaringan jalan untuk mengetahui kinerja lalu lintas pada
setiap ruas jalan dengan melibatkan factor kawasan. Dari hasil analisis diketahui bahwa
pada jam puncak pada pagi hari V/C ratio mencapai 0,615 dengan tingkat pelayanan C
(bangkitan lalu lintas akibat keberadaan Perumahan baturaja permai masih dapat ditampung
pada setiap ruas jalan tersebut, tanpa adanya penambahan kapasitas jalan itu sendiri.
Tingkat Pelayanan Lalu Lintas (Level of Service/LOS)
Tingkat pelayanan lalu lintas padat pada setiap ruas jalan sekitar kawasan perumahan
dengan melibatkan factor kawasan pada tahun 2012 terjadi pada jam puncak pagi dengan
kategori C, artinya Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan,
pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan.
Tabel 19.
Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Jl. Lintas Garuda Melibatkan Faktor Kawasan

Sedangkan tingkat pelayanan lalu lintas Jl. Lintas Garuda 5 tahun yang akan datang
pada jam puncak pagi hari dengan adanya asumsi tanpa perubahan/penambahan kapasitas
jalan termasuk Kategori C. Selengkapnya lihat Tabel di atas.

Ferry Desromi, Hal; 25-36

34

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

Tabel. 20.
Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Jl. Lintas Garuda
Melibatkan Faktor Kawasan untuk 5 Tahun Mendatang (Tahun 2015)
RUAS

PERIODE V/C

LOS

Pagi

Siang

Sore

0.472

0.348

0.572

2
3

0.492
0.512

0.362
0.376

0.597
0.622

C
C

4
5
6

0.532
0.553
0.505

0.391
0.405
0.370

0.647
0.673
0.615

C
C
C

Sumber : Hasil analisis data

Kesimpulan
Dari hasil analisa kondisi lalu lintas setelah adanya pembangunan perumahan, bahwa
pada waktu pagi hari nilai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,396 sedangkan pada siang
hari sebesar 0,290 dan pada sore hari mempunyai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,482
yang berarti bahwa tingkat kepadatan arus lalu lintas terjadi pada sore hari dengan tingkat
kejenuhan sebesar 0,482.
Dengan hasil analisis tersebut, bahwa nilai derajat kejenuhan yang terjadi pada 5 tahun
mendatang ternyata masih di bawah nilai derajat kejenuhan yang disarankan yaitu di bawah
0,80 sehingga belum diperlukan adanya pelebaran penampang jalan. Dari hasil analisis
yang dilakukan pada kondisi jalan setelah terjadinya pembangunan perumahan bahwa jalan
menunjukkan tingkat kepadatan yang sedang atau menunjukkan karakteristik tingkat
pelayanan C.
Dalam analisis dengan memperhatikan faktor kawasan dan tingkat pertumbuhan lalu
lintas sebesar 5% per tahun, maka dapat diramalkan bahwa dalam jangka waktu 5 tahun
kedepan (tahun 2017) setiap ruas jalan di sekitar yang menuju kawasan perumahan masih
dapat menampung kapasitas lalu lintas yang terjadi dan masih stabil.
Dari hasil analisa perhitungan kinerja persimpangan setelah pembangunan
menunjukkan bahwa Derajat Kejenuhan simpang tak bersinyal mempunyai nilai tingkat
kejenuhan diatas angka 1 dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) F pada kondisi sekarang
(tahun 2012).
Sedangkan untuk jangka waktu 5 tahun yang akan datang (tahun 2017) menunjukkan
nilai tingkat kejenuhan masih tetap di atas angka 1, yang artinya jaug di atas tingkat derajat
kejenuhan yang disarankan yaitu 0,80 dan dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) D, ini
berarti bahwa kapasitas persimpangan jalan tidak dapat menampung pertumbuhan lalu
lintas yang akan terjadi tetapi arus lalu lintas mendekati tidak stabil dan kecepatan
kendaraan masih bisa dikendalikan.

Ferry Desromi, Hal; 25-36

35

Teknika; Vol: 1, No: 2, September 2011

ISSN: 2087 1902

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Alik Ansori. 2005. Rekayasa Lalu Lintas. Malang: UMM


Abubakar, Iskandar. 1996. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib. Jakarta:
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan RI
________________. 1999. Rekayasa Lalu Lintas Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian
Lalu Lintas Di Wilayah Perkotaan. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Departemen Perhubungan RI
Bina Marga. 1990. Panduan Survey dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas, No.
001/T/BNKT/1990. Jakarta: Dirjen Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota
Departemen Perhubungan RI
Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Dirjen Bina Marga Direktorat
Pembinaan Jalan Kota Departemen Perhubungan RI
Ofyar, Tamim. 2002. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung: Institut
Teknologi Bandung

Ferry Desromi, Hal; 25-36

36

Anda mungkin juga menyukai