Anda di halaman 1dari 14

PERANAN EPIDEMIOLOGI

Dari uraian terdahulu, pengertian epidemiologi menjadi lebih luas dan bukan
hanya menganalis penyakit serta sebab terjadinya penyakit, melainkan dapat
pada diterapkan dalam berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
Dalam bidang kesehatan masyarakat , epidemiologi mempunyai 3 fungsi
utama , yaitu :
1. Menerangkan tentang besarnya masalah dan gangguan kesehatan
( termasuk penyakit ) serta penyebarannya dalam suatu pnduduk
tertentu.
2. Menyiapkan data dan informasi yang essensial untuk keperluan
perencanaan, pelaksanaan program, dan evaluasi berbagai kegiatan
pelayanan (kesehatan) pada masyarakat, baik yang bersifat pencegahan
dan penanggulangan penyakit maupun bentuk lainnya serta menentukan
skala prioritas terhadap kegiatan tersebut.
3. Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah atau
faktor yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, para ahli epidemiologi lebih
memusatkan perhatiannya pada berbagai sifat karakteristik individu dalam suatu
populasi tertentu seperti sifat karakteristik biologis, sosio-ekonomis demografis,
kebiasaan individu dan sifat kaakteristik genetis. Pada berbagai sifat karakteristik
tersebut, akan memberi gambaran tentang sifat permasalahan yang ada dalam
masyarakat dan kemungkinan faktor faktor yang mempengaruhinya. Dalam
penerapannya, kegiatan epidemiologi dapat dibagi dalam 2 bentuk utama .
A. Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif terutama menganalisis masalah yang ada dalam
suatu populasi tertentu serta menerangkan keadaan dan sifat masalah tersebut,
termasuk berbagai faktor yang erat hubungannya dengan timbulnya masalah.
Bentuk kegiatan ini dapat memberikan gambaran tentang adanya masalah
dalam populasi tertentu. Dengan membandingkan populasi tersebut terhadap
populasi lainnya, atau dengan populasi yang sama pada waktu yang berbeda.
Bentuk ini banyak digunakan dalam mencari keterangan tentang keadaan
derajat kesehatan maupun masalah kesehatan dalam suatu populasi tertentu
pada waktu dan tempat yang tertentu pula. Disamping itu, epidemiologi
deskriptif dapat pula memberikan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi

timbulnya peyakit atau gangguan kesehatan pada suatu populasi tertentu


dengan menggunakan analisis data epidemiologi dan data informasi lain yang
bersumber dari berbagai disiplin seperti : data genetika, biokimia, lingkungan
hidup, mikrobiologi, social-ekonomi dan sumber keterangan lainnya.
Sebagai contoh penggunaan epiemiologi deskriptif antara lain pada usaha
penanggulangan berbagai wabah penyakit menular yang timbul pada
masyarakat. Selain itu, penggunaan epidemiologi deskriptif lebih sering kita lihat
pada analisis masalah kesehatan, penyusunan program kesehatan masyarakat
dan penilaian hasil usaha dibdang kesehatan masyarakat, serta bidang lain yang
berkaitan erat dengan kesehatan seperti bidang kependudukan , keluarga
berencana dan gizi.
B. Penelitian Epidemiologi
Penelitian epidemiologi (epidemiologic studies) merupakan bagian dari tugas
pokok disiplin ilmu epidemiologi dalam mencari faktor penyebab maupun
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit serta gangguan kesehatan lainnya
dalam masyarakat. Pada dasarnya penelitian epidemiologi dapat dibagi dalam 2
bagian utama, yaitu :
1. Penelitian berdasarkan percobaan/ perlakuan khusus ( experimental
studies )
2. Penelitian yang berdasarkan pengamatan langsung terhadap berbagai
kejadian dalam suatu populasi tertentu ( observasional studies )
Perbedaan utama dari kedua bentuk penelitian ini adalah pada bentuk
eksperimental, peneliti dapat mengatur / memanipulasi kondisi populasi yang
diteliti melalui perlakuan khusus, seangkan pada bentuk observasi hal ini tidak
dapat dilakukan.
1. Peneltian Eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang dimana peneliti
melakukan kegiatan intervensi atau perlakuan khusus pada objek atau
sasaran yang diteliti. Dengan demikian , pada penelitian eksperimental
peneliti dapat mengatur perlakuan sesuai dengan keinginannya dan dapat
mengamati proses kejadian secara langsung, baik pada individu atapun
pada kelompok. Secara garis besar, dikenal 2 macam penelitian
eksperimental yaitu : (1) penelitian eksperimental murni (dengan
randomisasi) dan (2) eksperimental semu ( tanpa randomisasi ).

a. Eksperimental murni
Penelitian eksperimental murni merupakan penelitian eksperimental
yang sering dilakukan di laboratorium maupun klinik dengan
menggunakan randomisasi yaitu setiap individu dalam penelitian
tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih dalam
kelompok kasus atau kontrol. Yang termasuk dalam kelompok ini antara
lain : penelitian laboratorium untuk uji hipotesis tentang penyebab dan
faktor resiko, percobaan klinis ( clinical trial ) termasuk uji coba
pengobatan, dan pencegahan dan intervensi klinis. Disamping itu,
dapat pula dilakukan untuk intervensi pada kelompok komunits
tertentu dalam menentukan resiko tinggio ( high risk group ) dan untuk
menilai berbagai kegiatan klinis dalam komunitas tertentu.
b. Eksperiental semu
Eksperiental semu ( quasy experimental ) merup[akan penelitian
eksperimental tanpa menggunakan randomisasi. Bila pada penelitian
eksperimental murni kita lebih banyak menggunakan binatang
percobaan maka pada eksperimental semu dapat dilakukan terhadap
kelompok populasi tertentu yang merupakan satu kesatuan unit yang
tidak terpisahkan. Bentuk penelitian ini antara lain adalah : intervensi
komunitas, uji coba sistem kesehatan terpadu bagi masyarakat,
analisis biaya pelaksanaan usaha kesehatan pada kelompok penduduk
tertentu dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, hasil yang diperoleh
dapat dibandingkan dengan keadaan pada kelompok penduduk lainnya
atau dengan kelompok penduduk yang sama sebelum percobaan
dilakukan.
2. Penelitian Observasi
Penelitian observasi ( pengamatan ) ini didasarkan pada kejadian /
peristiwa secara alami tanpa suatu perlakuan khusus terhadap kelompok
yang diteliti. Secara garis besarnya penelitian ini dapat dibagi dalam 2
bentuk utama, yakni : (1) penelitian deskriptif ,dan (2) penelitian analitis
( etiologic ).
a. Penelitian deskriptif

Bentuk ini lebih sering disebut analisis deskriptif untuk mengetahui


keadaan prevalensi kejadian penyakit atau masalah kesehatan lainnya
dan untuk mengetahui sifat kejadian tersebut dalam masyarakat serta
kecendrungannya untuk masa mendatang. Tergolong juga didalamnya
penilitian prevalensi atau cross sectional studies. Bentuk penilitian ini
sangat membantu dalam menganalisis status kesehatan penduduk
tertentu serta dapat memberikan keterangan tentang berbagai faktor
yang berkaitan erat dengan kejadian penyakit untuk digunakan dalam
menyusun hipotesis penelitian selanjutnya. Pada dasarnya, bentuk
penelitian ini tidak dapat memberikan jawaban pasti tentang faktor
penyebab dan hubungan sebab akibat yang jelas.
b. Penelitian analitis
Penelitian analitis ( epidemiologi anlitik ) merupakan bentuk
penelitian epidemiologi yang paling sering digunakandalam mencari
faktor penyebab dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit
maupun gangguan kesehatan lainnya. Penggunaan bentuk ini bukan
hanya terbatas pada kejadian penyakit pada individu, melainkan juga
pada kelompok penduduk tertentu. Bentuk penelitian ini pada dasarnya
dapat dibagi dalam 2 bentuk utama, yakni : (1) penelitian retrospektif,
dan (2) penelitan prospektif. Penelitian retrospektif didasarkan pada
kejadian kasus yang sudah ada pada saat penelitian dan dibandingkan
dengan mereka yang tidak menderita sehingga sering juga disebut
penelitian kasus-kelola. Sedangkan penelitian prospektif adalah
penelitian yang didasarkan pada pengamatan terhadap kelompok
terpapar dengan yang tidak terpapar pada awal penelitian kemudian
diamati sampai timbul penyakit, dan juga sering disebut penelitian
kohort. Disamping itu juga dapat dikembangkan gabungan keduanya
yakni retrospektif kohort.
Dari sejarah dan latar belakang perkembangannya, epidemiologi
sebenarnya sudah mulai berkembang sejak dahulu sep[erti halnya
dengan berbagai ilmu dasar lainnya. Perkembangan secara filosofis
dimulai dengan menghubungkan berbagai kejadian terhadap
lingkungan yang ada kemudian beralih ke hubungan intyeraksi antara
manusia dan lingkungan yang akhirnya menjadi lebih terarah lagi,
menjadi hubungan manusia, penyebab, dan lingkungan.

Peranan dan ruangan lingkup epidemiologi yang pada mulanya


hanya terbatas pada penyakit menular, perkembangan menjadi lebih
luas meliputi berbagai masalah kesehatan dalam masyarakat. Dewasa
ini, epidemiologi sebagai ilmu dan metode sudah berkembang lebih
maju lagi dan hampir meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Dengan kemajuan dan pergeseran ruang lingkup dan bidang sasaran
epidemiologi, penimbulan pula pergeseran nilai peranan, dari orientasi
medis ke masalah kesehatan serta masalah sosial masyarakat,
menyebabkan minat ilmuwan pada epidemiologi bukan hanya terbatas
pada klinisi saja, melainkan juga para ahli sosial dan ahli lainnya
sehingga pada negara yang sudah maju tidak jarang sudah dijumpai
ahli epidemiologi dengan latar belakang sosial non medis.
Peranan Epidemiologi
Dari kemampuan Epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan
factor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi
yang diperlukan maka Epidemiologi diharapkan mempunyai peranan
dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
1. Mengidentifikasi factor-faktor yang berperanandalam kejadian penyakit
atau masalah kesehatan dalam masyarakat
2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan
pengambilan keputusan
3. Membantu melakukan efaluasi terhadap program kesehatan yang
sedang ata telah dilakukan
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu
penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya
5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi
masalah yang perlu dipecahkan.
Dalam melakukan peranannya, epidemiologi tidak dapat melepaskan
diri dalam keterkaitannya dengan bidang-bidang disiplin kesehatan
masyarakat lainnya seperti adminstrasi kesehatan masyarakat,
biostatistik, kesehatan lingkungan dan pendidikan kesehatan / ilmu
prilaku. Misalnya peranan Epidemiologi dalam proses perencanaan
kesehatan. Tampak bahwa epidemiologi dapat dipergunakan dalam proses
perencanaan yang meliputi identifikasi masalah memilih perioritas,
menyusun objektif, menerangkan kegiatan koordinasi dan evaluasi.
Selain itu dalam mempersiapkan suatu intervensi pendidikan
kesehatan, Epidemiologi dapat digunakan dalam membuat suatu
Diagnosis Epidemiologi dari masalah yang memerlukan intrvensi itu

(Green;15). Disini Epidemiologi berperan dalam menentukan masalah


kesehatan ( health problem ) berdasarkan indicator vital seperti
normalitas, morbiditas, fertilitas dan disabilitas. Juga dapat dipakai dalam
menghitung frekuensi penyakit dalam bentuk insiden, prevalensi,
distribusi, intensitas dan berlangsung (duration) suatu penyakit.
Sebagai contoh peranannya alat diagnosis keadaan kesehatan
masyarakat , epidemiologi dapat memberikan gambaran/ diagnosis
tentang masalah yang berkaitan dengan kemiskinan ( poverty) berupa
malnutrisi ,overpopulasi ,kesakitan ibu ,rendahnya kesehatan infant
,alcoholism ,anemia ,penyakit penyakit parasite dan kesehatan mental .

Epidemiologi dengan disiplin ilmu lainnya


Dunia ilmu pengetahuan secara garis besar terdiri dari dunia ilmu
social ( sosiologi ), dunia kesehatan ( public health ) dan dunia kedokteran
( medicine ) , masing masing ilmu ini berkembang dari waktu ke waktu
sehingga lama kelamaan batas masing-masing ilmu semakin tidak jelas
dan sebaliknya hubungan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya semakin
erat .Epidemiologi pada dasarnya bernaung dibawah dunia kesehatan
sebagai salah satu cabang ilmu kesehatan masyarakat .
Dalam epidemiologi dipelajari distribusi penyakit dan factor-faktor yang
mempengaruhinya .Dalam kaitan ini epidemiologi tidak dapat berdiri
sendiri karena timbulnya penyakit berhubungan dengan factor-faktor yang
ada dalam host ,agent dan environment.Untuk memperdalam
pengetahuan terhadap ketiga faktor ini epidemiologi perlu bantuan
kerjasama berbagai disiplin ilmu lainnya.
Misalnya :
Dalam faktor host ,perlu pengetahuan tentang tubuh manusia ( fisik
dan mental ) di mana :
- Keadaan fisiologi akan berhubungan dengan ilmu fisiologi
- Keadaan organ tubuh patologi
- Keadaan fisik biologi

Dalam faktor agent perlu pengetahuan tentang sifat sifat agent


penyebab terjadinya penyakit :
- Sifat fisik ilmu fisik
- Sifat biologis mikrobiologi ,parasitologi

Dalam faktor lingkungan

- Lingkungan fisik geologi ,geografi ,fisik


- Lingkungan social ilmu social politik
- Lingkungan ekonomi ilmu ekonomi
Dengan demikian Nampak bahwa epidemiologi tidak dapat
melepaskan diri dengan bidang ilmu lainnya .Dalam bidang kedokteran
,epidemiologi berhubungan erat dengan ilmu ilmu mikrobiologi
,parasitologi ,patologi ,virology dan ilmu ilmu laboratorium /preklinik
lainnya .Dan tidak terkecuali hubungannya dengan ilmu-ilmu
penyakitnya /klinik seperti ilmu penyakit dalam ilmu bedah dan lain lain.
Epidemiologi sebagai suatu metode ilmiah berperan dalam
penelitian sehingga tidak dapat melepaskan diri dalam kaitannya dengan
statistik matematika . Dan untuk menganalisis masalah masalah yang
berkaitan dengan penerapan strategi pencegahan dan pemberantasan
penyakit , epidemiologi memerlukan masukan dari ilmu-ilmu social ,
antropologi dan ilmu ekonomi . Dengan demikian tampak bahwa sebagai
ilmu yang berkembang epidemiologi sangat terbuka untuk menerima
masukan dari disiplin ilmu lainnya .Akibatnya ,epidemiologi dapat
bergandengan tangan dengan berbagai disiplin bahkan dalam aplikasinya.
Epidemiologi lebih merasa sempurna bila bersama dengan ilmu lainnya .
Misalnya dalam penerapan epidemiologi di klinik dikenal adanya
epidemiologi klinik. Dan dengan epidemiologi klinik tampak epidemiologi
turut berkembang kemampuan metodelogiknya dengan mendapat
masukan dari berbagai ilmu-ilmu klinik dalam dunia kedokteran .
Epidemiologi diharapkan dapat berperan dalam membangun
kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan melalui
kemampuan epidemiologi dalam mengetahui distribusi dan faktor-faktor
penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang
diperlukan. Bentuk peran tersebut dapat dijabarkan dalam 7 peran utama
menurut valanis yaitu:
1. Investigasi etiologic penyakit
Hal ini menggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan
untuk mencari penyebab pasti terjadinya suatu masalah
kesehatan.
2. Identifikasi faktor resiko
Hal ini menggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin menjadi
penyebab terjadinya masalah kesehatan
3. Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit

Hal ini menggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan


untuk mengidentifikasi kumpulan gejala dari masalah kesehatan
yang akhirnya dimasukan kedalam golongan penyakit tertentu
4. Mel
akukan diagnose banding dan perencanaan
pengobatan
Hal ini menggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan
untuk membandingkan 2 masalah kesehatan dengan gejala
yang sama sehingga dapat ditentukan diagnose pastinya untuk
dapat meakukan rencana pengobatan yang tepat.
5. Surveilan status kesehatan penduduk
Surveilans adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan secara
terus menerus dan sistematik dalam bentuk pengumpulan data,
analisis data, interpretasi data dan diseminasi informasi hasil
interpretasi data bagi mereka yang membutuhkan. Secara
sederhana, surveilan dalam epidemiologi adalah memantau
dengan berhati-hati dan memberikan tanggapan yang relevan
tentang frekuensi, distribusi dan determinan masalah kesehatan
yang terjadi di masyarakat.
6. Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan
Karena elemen epidemiologi adalah komunitas atau
masyarakat maka epidemiologi memiliki peranan dalam
menentukan masalah kesehatan komunitas bukan masalah
kesehatan individu. Setelah ditentukan masalah kesehatan
komunitas dilanjutkan dengan membuat rencana pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif ( peningkatan kesehatan ),
preventif ( pemecahan penyakit ), kuratif ( pengobatan ) dan
rehabilitative ( pemulihan ).
7. Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan
masyarakat
Epidemiologi memiliki peran dalam menilai secara
keseluruhan hasil dari tindakan kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang diberikan pada masyarakat.

Dasar melakukan perannya, epidemiologi memiliki keterkaitan dengan


disiplin kesehatan masyarakat lainnya seperti administrasi kesehatan
masyarakat, biostatistik dan kesehatan lingkungan dan pendidikan kesehatan /
ilmu prilaku. Contohnya karena epidemiologi berperan dalam melakukan
diagnosis komunikasi, epidemiologi dapat memberikan gambaran tentang

masalah yang berkaitan dengan kemiskinan seperti malnutrisi, overpopulasi,


kesakitan ibu, rendahnya kesehatan bayi, alkoholisme, anemia, penyakit parasite
dan kesakitan mental.

TUJUAN EPIDEMIOLOGI
Dari berbagai bahan rujukan,paling tidak ada empat tujuan yang hendak
dicapai oleh disiplin ilmu epidemiologi .
1. Mengidentifikasi faktor etiologic atau berbagai penyakit dan masalah
kesehatan . Faktor-faktor yang meningkatkan risiko dan faktor pencegah
yang menurunkan risiko untuk mengalami penyakit atau masalah
kesehatan yang diamati . Hal ini dapat menjelaskan mekanisme penularan
dari seorang penderita ke orang sehat yang lain atau dari reservoar bukan
manusia ke populasi manusia . Tujuan ini bersumber pada pengembangan
upaya intervensi dalam upaya menurunkan tingkat kesakitan dan
kematian .Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah mengembangkan
basisi rasional bagi pengembangan program pencegahan .
2. Untuk menentukan tingkat kekerapan dan luas wilayah penemuan
penyakit didalam populasi .Pernyataan yang hendak dijawab apa
batasan penyakit di dalam masyarakat .pernyataan sperti itu penting
dalam upaya merencanakan fasilitas pelayanan kesehatan dan melatih
petugas kesehatan pada masa mendatang .
3. Mempelajari riwayat alami perjalanan penyakit dan prognonsis penyakit di
akhir perjalananya .Secara jelas ,dapat disaksikan bahwa beberapa
penyakit tampil lbih parah dari yang lain .Beberapa memperlihatkan
perjalanan yang cepat dan mematikan ,yang lain memperlihatkan durasi
survival yang lebih lama atau lebih singkat .
4. Untuk mengevaluasi upaya upaya pencegahan dan pengobatan baru dan
model pelayanan kesehatan yang baru .Sebagai contoh ,apakah lama
tinggal dirumah sakit berpengaruh terhadap kesehatan penderita yang
dirawat dan terhadap kualitas kehidupan setelah perawatan ? apakah
perkembangan penatalaksanaan perawatan dan pendekatan baru fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya berpengaruh terhadap kesehatan .
5. Menyediakan dasar hasil pengembangan kebijkan kesehatan dan berbagai
keputusan peraturan yang berhubungan dengan lingkungan .

Perubahan pola masalah kesehatan masyarakat


Peran utama epidemiologi adalah menyediakan petunjuk bagi perubahan
masalah kesehatan yang mucul didalam masyarakat sepanjang waktu .Kini
,penyakit malaria bukan merupakan masalah kesehatan di Amerika serikat
,tetapi dibanyak Negara didunia penyakit ini masih merupakan masalah serius
.Banyak Negara secara periodik melaporkan kejadian luar biasa penyakit kolera
yang ditandai dengan tingginya angka kematian .
Bandingkan penyebab utama kematian di Amerika serikat pada tahun
1900 dan 1990 .Pada tahun 1900 peneyabab kematian tertinggi adalah influenza
dan pneumonia ,tuberkulosis ,dan gas troenteritis .Pada tahun 1900 ,penyebab
utama kematian adalah penyakit jantung ,kanker ,stroke dan kecelakaan dan
cedera .Ternyata selama 90 tahun telah terjadi perubahan penyebab kematian
yang terjadi secara dramatis ,yaitu dari penyakit-penyakit infeksi menjadi
penyakit non infeksi .Akibatnya jenis penelitian ,intervensi ,pelayanan yang
dibutuhkan kini berbeda dengan yang ditemukan di Amerika pada tahun 1900
.Pola yang ditemukan di Negara tersebut berkembang menjadi Negara
industry .Pola terkini memperlihaktkan pola Negara maju dengan akibat penyakit
kronik menjadi tantangan utama .Akan tetapi ,di Negara industry yang
mengalami peningkatan kasus infeksi HIV dan AIDS,tuberculosis meningkat ,dan
penyakit menular kembali menjadi masalah kesehatan masyarakat .

Epidemiologi dan pencegahan


Tujuan utama dari epidemiologi adalah mengidentifikasi sub-kelompok di
dalam populasi yang berisiko tinggi untuk mengidap penyakit .Hal ini dilakukan
dengan alasan penting .
1. Pemahaman pada kelompok risiko tinggi memungkinkan kita mengenali
faktor-faktor atau karakteristik khusus yang membuat mereka berada
dalam risiko
2. Dengan mengenali kelompok risiko tinggi ,kita dapat mengarahkan upaya
upaya pencegahan ,pada populasi yang paling diuntungkan oleh setiap
intervensi tersebut .
Upaya pencegahan penyakit dibedakan atas pencegahan primer dan
pencegahan sekunder

Pencegahan primer adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk mencegah


terjangkitnya penyakit pada individu sehat yang belum terjangkit penyakit yang
diamati . Contohnya adalah imunisasi yang diberikan seseorang yang menderita
penyakit, sehingga terlindung penyakit tersebut . Untuk penyakit yang
diakibatkan oleh oleh lingkungan ,kita dapat mencegah kejadian penyakit
tersebut . Pencegahan tingkat primer merupakan sasaran utama upaya
pengendalian penyakit . Contoh : jika kita dapat menghentikan kebisaan
merokok didalam masyarakat , maka kita dapat mencegah sekitar 70-80 %
kejadian kanker paru-paru pada manusia .Namun banyak penyakit belum
diketahui metode pencegahan primernya yang efektif .Kita sering tidak memiliki
data biologic ,klinik dan epidemiologi yang diperlukan untuk mengembangkan
program pencegahan primer .
Pencegahan sekunder adalah uapaya kesehatan yang dilakukan pada orang
sakit dan dapat menghentikan perjalanan penyakit .Upaya pencegahan sekunder
dialkukan dengan cara mengidentifikasi kelompok populasi yang telah menderita
penyakit ,berdasarkan riwayat alami penyakit melalui skrining dan intervensi
.Berbagai obat anti biotik dan kemoterapeutik dapat menghentikan perjalanan
penyakit menular sehingga dapat digunakan sebagai upaya pencegahan
sekunder .Namun obat-obat penyakit tidak menular umumnya digunakan
sebagai upaya pencegahan sekunder .Contohnya upaya pencegahan sekunder
pada penyakit tidak menular adalah srining dengan pemeriksaan pap smear
.Pemeriksaan darah tersamar tinja secara rutin dapat mendeteksi kanker kolon
yang dapat diobati . Mungkin kita dapat mencegah kematian atau komplikasi dan
melakukan tindakan yang bersifat kurang invasit atau yang lebih murah .
Dua pendekatan yang mungkin dilakukan adalah pendekatan yang
berbasiskan populasi dan risiko tinggi . Pada pendekatan berbasiskan populasi ,
upaya pencegahan secara luas dapat diaplikasikan pada populasi . Sebagai
contoh , kebijakan penyuluhan diet bagi penderita penyakit jantung koroner atau
saran menghentikan kebiasaan merokok dapat dilakukan pada seluruh anggota
masyarakat . Pendekatan alternative adalah upaya pencegahan yang dilakukan
pada kelompok risiko tinggi . Contohnya skrining kadar kolsterol pada anak
anak dibatasi pada anak yang berasal dari kelompok keluarga berisiko tinggi
misalnya tingkat social ekonomi tinggi ,pola makan tidak seimbang ( tinggi
lemak dan karbohidrat ) , salah satu atau dua orangtua kegemukan . Upaya yang
diaplikasikan pada kelompok risiko tinggi seharusnya relative kurang invasif ,

lebih murah dan lebih menyenangkan . Pendekatan berbasiskan populasi dapat


dipertimbangkan pada upaya kesehatan masyarakat . Sebaliknya ,pendekatan
risiko tinggi lebih sering memerlukan tindakan klinik untuk mengidentifikasi
kelompok risiko tinggi untuk dijadikan target . Pada kebanyakn situasi ,
kombinasi dari kedua pendekatan adalah yang ideal .

Tujuan dan manfaat Epidemiologi :


1. Mempelajari riwayat alamiah penyakit
Pengetahuan tentang riwayat alamiah suatu penyakit penting untuk
menggambarkan perjalanan penyakit, terutama yang berkaitan dengan orang
( man ), waktu ( time ) dan tempat ( place ). Dengan mengetahui riwayat
alamiah penyakittersebut dapat diupayakan tindakan pencegahan atau
penghentian perjalanan penyakit tersebut. Epidemiologi dapat digunakan
untuk memahami kecendrungan dan prediksi kejadian penyakit. Misalnya,
penyakit demam berdarah yang terjadinya antara peralihan musim hujan ke
musim kemarau. Di sini petugas kesehatan sudah dapat memahami siklus
alamiah penyakitnya dan dapat memotong rantai terjadinya penyakit
tersebut.
Selain itu, epidemiologi sangat bermanfaat untuk perencanaan dan
pelayanan kesehatan. Misalnya, membuat program perencanaan
kesehatan menjadi efisien dan akurat.
2. Menentukan masalah komunitas
Kejadian kejadian yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan
diantaranya penyakit, kondisi, kecelakaan, gangguan, kelainan atau
kecacatan apapun yang menyebabkan kesakitan, kematian dan masalah
kesehatan yang terjadi pada komunitas atau wilyah tertentu. Harus
ditelusuri mengapa masalah tersebut terjadi sehingga masalah dapat
dicegah di lain waktu. Dengan menjelaskan mengapa terjadi suatu
masalah kesehatan tersebut dan mengetahui penyebabnya, dapat disusun
langkah langkah pencegahannya dan penanggulangannya agar tidak
meluas dan dapat dilakukan tindakan preventif serta kuratif.
3. Melihat resiko dan pengaruhnya
Dengan menjelaskan masalah kesehatan yang terjadi, dapat pula
diketahui faktor resiko yang dapat mempengaruhi individu dana

pengaruhnya pada populasi yang ada. Hal ini dapat dilakukan melalui
kegiatan penilaian kesehatan, skrining kesehatan, pemeriksaan medis,
dan lain sebagainya.
4. Menilai dan meneliti
Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan dan
melihat perkembangan masalah tersebut melalui penilaian / evaluasi dan
penelitian. Dengan demikian tenaga kesehatan mengetahui seberapa
baiknya kesehatan masyarakat termasuk pelayanan kesehatannya
mengelola masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Selain itu dapat
diketahui kebutuhan masyarakat serta dapat mempelajari efektivitas,
efisiensi, kualitas, kuantitas, akses dan ketersediaan pelayanan untuk
menanggulangi masalah kesehatan.
5. Menyempurnakan gambaran penyakit
Epidemiologi dapat menerangkan keadaan suatu masalah
kesehatan / penyakit, terutama yang berkaitan dengan man, time dan
place. Salah satu kegiatannya adalah identifikasi dan proses diagnostik
untuk meyakinkan bahwa seseorang menderita penyakit tertentu,
misalnya penyakit infeksi saluran nafas atas ( ISPA ) oleh kuman
streptococcus yang sering menyebabkan demam rheumatik.
6. Identifikasi sindrom
Salah satu kegiatan epidemiologi juga dapat membantu memantapkan
dan menyusun kriteria untuk mendefinisikan sindrom tertentu. Misalnya :
AIDS. SARS, flu burung, dan lain-lain.
7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Pekerjaan epidemiologi dapat menjelaskan mengapa suatu masalah
kesehatan itiu terjadi. Temuan temuan epidemiologi memungkinkan
untuk digunakan dalam pengendalian, pencegahan, dan eliminasi
penyakit, kecelakaan, kecacatan dan kematian.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyudin Rajab, M.Epid (2009) Buku Ajar Epidemiologi untuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta : ECG
Prof. DR. Nur Nasry Noor, M.PH. (2008) EPIDEMIOLOGI . Jakarta : Rinek
Cipta

Anda mungkin juga menyukai