Cushing Syndrome
Cushing Syndrome
Sindrom Cushing
Nur Hafizah Ainaa Abu Hassan
10 2008 307
ABSTRAK
Glukokortikoid yang berlebihan kronis, apa pun penyebabnya menyebabkan
terjadinya gejala-gejala dan gambaran fisik yang dikenal sebagai sindrom Cushing. Keadaan
tersering secara iatrogenik, diakibatkan oleh terapi glokokortikoid kronis. Sindrom Cushing
spontan disebabkan oleh kelainan hipofisis atau adrenal atau dapat terjadi sebagai
konsekuensi sekresi ACTH oleh tumor-tumor non-hipofisis (sindrom ACTH ektopik). Penyakit
Cushing didefinisikan sebagai bentik spesifik tumor hipofisis yang berhubungan sekresi
ACTH hipofisis berlebihan.
Metabolik Endokrin - 2
PENDAHULUAN
Sindrom Cushing adalah gangguan hormonal yang disebabkan kortisol plasma berlebihan
dalam tubuh (hiperkortisolisme), baik oleh pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam
dosis farmakologik (iatrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan akibat gangguan
aksis hipotalamus-hipofisisadrenal (spontan).
Nama sindrom Cushing diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang
pertama kali mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912. Penyakit ini ditandai dengan
obesitas badan (truncal obesity), hipertensi, mudah, lelah, amenorea, hirsutisme, striae
abdomen berwarna ungu, edema, glukosuria, osteoporosis, dan tumor basofilik hipofisis.
Sindrom Cushing relatif langka dan paling sering terjadi pada usia 20 hingga 50 tahun. Orang
yang menderita obesitas dan DM-tipe 2, disertai dengan hipertensi dan gula darah yang tidak
terkontrol, akan meningkatkan risiko terserang penyakit ini.
Sebagian
besar
kasus
sindrom
Cushing
disebabkan
iatrogenik
pemberian
Metabolik Endokrin - 2
RUMUSAN MASALAH
Bertambah gemuk, muka tampak bulat, abdomen membesar, tampak striae dan nyeri sendi
lutut 2 tahun yang lalu.
ANAMNESIS
Semasa anamnesis, soal jawab antara doktor dan pasien adalah sangat penting untuk
melakukan pemeriksaan lanjut untuk diagnosis penyakit yang dihidapi. Doktor perlulah
menanyakan riwayat sesorang pasien misalnya:
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
Metabolik Endokrin - 2
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK 10
Jenis
B1 (Breath)
Pemeriksaan
Inspeksi: Pernafasan cuping hidung kadang terlihat, pergerakan
dada simetris
Palpasi: Vocal premitus teraba, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi: Suara sonor
Auskultasi: Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar
Metabolik Endokrin - 2
dan
Metabolik Endokrin - 2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pada pemeriksaan laboratorium sederhana biasanya ditemukan leukositosis dengan
granulositosis dan limfopenia relatif. Jumlah netrofil antara 10.000 25.000/ mm3,
eosinofil 50/ mm3.
2. Hipokalemia, hipokloremi, dan alkalosis metabolik biasanya ditemukan pada kasus
ACTH ektopik. Hiperglikemi (DM terjadi pada 10% kasus) dan hipokalemia.
3. Pemeriksaan laboratorik diagnostik.
Pemeriksaan kadar kortisol dan overnight dexmethasone supression test yaitu dengan
memberikan 1 mg dexamethason pada jam 11 malam, esok harinya diperiksa lagi
kadar kortisol plasma. Pada keadaan normal kadar ini menurun. Pemeriksaan 17hidroksi kortikosteroid dalam urin 24 jam (hasil metabolisme kortisol), 17-ketosteroid
dalam urin 24 jam.
4. Tes tes khusus untuk membedakan hiperplasi-adenoma atau kadar karsinoma:
a. Urinary dexamethasone suppression test
Ukur kadar 17-hidroksi kortikosteroid dalam urin 24 jam, kemudian diberikan
dexamethasone 4 X 0,5 mg selama 2 hari, perikda lagi kadar 17-hidroksi
kortikosteroid bila tidak ada atau hanya sedikit menurun, mungkin ada
kelainan.
Berikan dexamethasone 4 X2 mg selama 2 hari, bila kadar 17-hidroksi
kortikosteroid menurun berarti ada supresi kelainan adrenal itu berupa
hiperplasi, bila tidak ada supresi kemungkinan adenoma atau karsinoma.
b. Short oral metyrapone test
Metirapone menghambat pembentukan kortisol sampai pada 17-hidroksi
kortikosteroid. Pada hiperplasi, kadar 17-hidroksi kortikosteroid akan naik
sampai 2 kali, pada adenoma dan karsinoma tidak terjadi kenaikan kadar 17hidroksi kortikosteroid dalam urin.
c. Pengukuran kadar ACTH plasma
d. Test stimulasi ACTH
Pada adenoma didapati kenaikan kadar sampai 2-3 kali, pada karsinoma tidak
terdapat kenaikan.
Pemeriksaan kadar ACTH plasma dapat digunakan untuk membedakan berbagai penyebab
Sindrom Cushing, terutama memisahkan penyebab dependen ACTH dan independen ACTH.
Pada sindrom ACTH ektopik, kadar ACTH bisa jadi meningkat > 110 pmol/L (500pg/mL),
dan pada kebanyakan pasien, kadar ACTH berada di atas 40 pmol/L (200pg/mL).
Pada sindrom Cushing sebagai akibat mikroadenoma atau disfungsi hopotalamik pituitari,
kadar ACTH berkisar 6-30pmol/L (30-150pg/mL) [normal : < 14 pmol/L (< 60pg/mL) ].
Metabolik Endokrin - 2
B. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologik untuk memeriksa adrenal adalah pencitraan tomografi komputer (CT
Scan) abdomen. CT Scan bernilai untuk menentukan lokalisasi tumor adrenal dan untuk
mendiagnosis hiperplasia bilateral. CT scan resolusi tinggi pada kelenjar hipofisis dapat
menunjukkan daerah-daerah dengan penurunan atau peningkatan densitas yang konsisten
dengan mikroadenoma pada sekitar 30% dari penderita-penderita ini. 9
CT scan kelenjar adrenal biasanya menunjukkan pembesaran adrenal pada pasien
dengan sindrom Cushing dependen ACTH dan massa adrenal pada pasien dengan adenoma
atau karsinoma adrenal.
Semua pasien yang mengalami hipersekresi ACTH hipofisis harus menjalani
pemeriksaan pancitraan MRI scan hipofisis dengan bahan kontras gadolinium. Dengan teknik
ini, mikroadenoma kecil bisa ditemukan. Pada pasien dengan produksi ACTH ektopik,
tomografi menjadi pilihan utama. 5
Penyebab
ACTH plasma
Supresi
CT scan
deksametason
Penyakit cushing
Meningkat
Ya
Adenoma adrenal
Rendah
Tidak
Neoplasma adrenal
Karsinoma adrenal
Rendah
Tidak
Sangat tinggi
Tidak
ACTH ektopik
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
Adanya sindrom Cushing dapat ditentukan berdasarkan anmnesis dan pemeriksaan jasmani
yang telah dijelaskan. Diagnosis umum sindrom Cushing bergantung pada kadar produksi
Metabolik Endokrin - 2
kortisol dan kegagalan menekan produksi kortisol secara normal bila diberikan dexamethason.
Ada juga tes tes spesifik yng dipakai untuk menentukan ada tidaknya irama srikadian normal
pelepasan hormon kortisol dan mekanisme pengaturan umpan balik yang sensitif. Tidak ada
irama srikandian dan berkurang atau berkurangnya kepekaan sistem pengaturan umpan balik
merupakan ciri sindrom cushing. 2
Pemeriksaan fisiologi dapat membantu membedakan Cushing hipofisis dari Cushing
ektopik atau Cushing korteks adrenal primer. Pada sindrom Cushing ektopik dan korteks
adrenal terdapat sekresi abnormal ACTH atau kortisol biadanya tidak berubah pada
perengsangan ataupun penekanan untuk menguji mekanisme kontrom umpan balik negatif
yang normal. 2
Pada pemeriksaan laboratorium jika uji kadar kortisol plasma > 5 g/dl pada sampel jam 8
pagi setelah pemberian deksametason pada tengah malam, uji urine 24 jam dengan kadar
kortisol bebas > 100 g/hari, supresi deksametason dosis rendah selama 2 hari dan kegagalan
menekan kortisol plasma hingga < 5 g/dl ini di diagnosiskan dengan sindrom Cushing.
Untuk mengetahui penyebab sindrom cushing dilakukan uji deksametason 2 hari dosis tinggi
dan uji ACTH plasma
CT Scan resolusi tinggi pada kelenjar hipofisis dapat menunjukan daerah-daerah
penurunan atau peningkatan densitas yang konsisten dengan mikroedema pada sekitar 30%
dari penderita-penderita ini. CT Scan kelenjar adrenal biadanya menunjukkan pembesaran
adrenal pada kasus sindrom Cushing tergantung ACTH dan massa adrenal pada pasien dengan
adenoma atau karsinoma adrenal. 2
Metabolik Endokrin - 2
DIAGNOSIS BANDING
Obesitas
Merupakan problem bandingan yang paling sering dijumpai pada sindroma Cushing. 17Hidroksikortikosteroid di urin sering meningkat; lebih lanjut, sekitar 15% pasien-pasien yang
gemuk, kadar kortisol dalam plasma tidak tersupresi secara adekuat sebagai respons terhadap
uji supresi deksametason 1 mg semalaman. Pada obesitas sederhana, ekskresi kortisol bebas
dalam urin normal, seperti juga suprebilitas yang normal dari kortikosteroid dalam urin pada
uji supresi dengan dosis rendah selama 2 hari. 5
Alkoholisme Kronik
Sejumlah pasien-pasien alkoholisme mempunyai gambaran klinis dan biokimia sindroma
Cushing (sindroma pseudo-Cushing yang diinduksi oleh adanya alkohol) disertai dengan
peningkatan kadar basal kortisol dalam plasma, variasi diurnal yang abnormal, peningkatan
jumlah produksi kortisol, peningkatan ekskresi kortikosteroid urin, dan supresibilitas dengan
deksametason yang abnormal. Abnormalitas-abnormalitas ini akan kembali normal bila
penggunaan alkohol dihentikan. 5
Depresi
Depresi endogen sering menyebabkan peningkatan sekresi kortisol disertai dengan
peningkatan kadarnya dalam plasma, tidak adanya variasi diurnal, peningkatan kortisol bebas
dalam urin, peningkatan 17-hidroksikortikosteroid urin dan gagalnya supresibilitas dengan
deksametason. Dinamika steroid yang abnormal akan pulih kembali bila keadaan psikologis
kembali normal. Pasien-pasien ini dapat dibedakan dengan sindroma Cushing sejati, karena
pasien-pasien yang hanya mengalami depresi akan tetap menunjukkan respons kortisol yang
normal terhadap hipoglikemia yang diinduksi oleh insulin, sedangkan pasien-pasien dengan
sindroma Cushing tidak. Di samping itu, pasien depresi biasanya mempertahankan respons
normal terhadap uji deksametason dosis rendah 2 hari. 5
Metabolik Endokrin - 2
ETIOLOGI
Sindrom Cushing dibagi menjadi dua jenis: 3
1. Dependan ACTH
i.
Hiperfungsi korteks adrenal tumor
ii.
Sindrom ACTH ektopik
2. Independan ACTH
i.
Hiperplasi korteks adrenal autonom
ii.
Hiperfungsi korteks adrenal tumor (adenoma dan karsinoma)
nefrologi.
Pasien yang telah mengalami transplantasi organ juga beresiko terkena sindrom
Cushing karena steroid eksogen diperlukan sebagai bagian dari rejimen obat
antipenolakan.
Metabolik Endokrin - 2
PATOFISIOLOGI
Korteks adrenal mensintesis dan mensekresi empat jenis hormon kortisol (glukokortikoid),
aldosterol (mineralokortikoid), androgen dan estrogen. Secara fisiologis hipotalamus berada
di otak dan kelenjar hipofisis berada tepat di bawahnya. 7 Inti paraventrikular (PVN) dari
hipotalamus melepaskan Corticotrophin-releasing hormone (CRH), yang merangsang
kelenjar hipofisis untuk melepaskan adrenocorticotropin (ACTH). ACTH bergerak melalui
darah ke kelenjar adrenal kemudian merangsang pelepasan kortisol. Kortisol disekresi oleh
korteks kelenjar adrenal dari daerah yang disebut zona fasciculata sebagai respons terhadap
ACTH. Peningkatan kadar kortisol menyebabkan umpan balik negatif (negative feedback)
pada hipofisis sehingga menurunkan jumlah ACTH yang dilepaskan dari kelenjar hipofisis. 6
Sindrom Cushing mengacu terhadap kelebihan kortisol berdasarkan etiologi apapun,
baik kelebihan kadar pemberian glukokortikoid eksogen ataupun overproduksi kortisol
endogen. Overproduksi glukokortikoid endogen atau hiperkortisolisme yang independen
ACTH biasanya disebabkan oleh neoplasma yang mensekresi kortisol dalam korteks kelenjar
adrenal (neoplasma adrenocortical primer). Biasanya merupakan sebuah adenoma dan jarang
karsinoma. Adenoma ini menyebabkan kadar kortisol dalam darah sangat tinggi, terjadinya
umpan balik negatif terhadap hipofisis dari tingkat kortisol yang tinggi akan menyebabkan
tingkat ACTH sangat rendah.5 Kelebihan glukokortikoid dapat menyebabkan keadan-keadaan
seperti dibawah ini:
1. Metabolisme protein dan karbohidrat 2
Glukokortikoid mempunyai efek katabolik dan anti-anabolik pada protein, menyebabkan
menurunnya kemampuan sel-sel pembentk protein untuk mensistesis protein, sebagai
Metabolik Endokrin - 2
akibatnya terjadi kehilangan protein pada jaringan seperti kulit, otot, pembuluh darah, dan
tulang. Secara klinis dapat ditemukan: Kulit mengalami atropi dan mudah rusak, luka-luka
sembuh dengan lambat. Ruptura serabut-serabut elastis pada kulit menyebabkan tanda
regang pada kulit berwarna ungu (striae). Otot-otot mengalami atropi dan menjadi lemah.
Penipisan dinding pembuluh darah dan melemahnya jaringan penyokong vaskule
menyebabkan mudah timbul luka memar. Matriks protein tulang menjadi rapuh dan
menyebabkan osteoporosis, sehingga dapat dengan mudah terjadi fraktur patologis.
Metabolisme karbohidrat dipengaruhi dengan merangsang glukoneogenesis dan
menganggu kerja insulin pada sel-sel perifer, sebagai akibatnya penderita dapat
mengalami hiperglikemia. Pada seseorang yang mempunyai kapasitas produksi insulin
yang normal, maka efek dari glukokortikoid akan dilawan dengan meningkatkan sekresi
insulin untuk meningkatkan toleransi glukosa. Sebaliknya penderita dengan kemampuan
sekresi insulin yang menurun tidak mampu untuk mengkompensasi keadaan tersebut, dan
menimbulkan manifestasi klinik DM.
2. Distribusi jaringan adiposa
Distribusi
jaringan
adiposa
terakumulasi
didaerah
sentral
tubuh
Obesitas
Wajah bulan (moon face). Memadatnya fossa supraklavikulare dan tonjolan servikodorsal
(punguk bison), Obesitas trunkus dengan ekstremitas atas dan bawag yang kurus akibat
atropi otot memberikan penampilan klasik perupa penampilan Chusingoid.
3. Elektrolit
Efek minimal pada elektrolit serum. Kalau diberikan dalam kadar yang terlalu besar dapat
menyebabkan retensi natrium dan pembuangan kalium. Menyebabkan edema,
hipokalemia dan alkalosis metabolik. 2
4. Sistem kekebalan
Ada dua respon utama sistem kekebalan; yang pertama adalah pembentukan antibody
humoral oleh sel-sel plasma dan limfosit B akibat ransangan antigen yang lainnya
tergantung pada reaksi-reaksi yang diperantarai oleh limfosit T yang tersensitasi.
Glukokortikoid mengganggu pembentukan antibody humoral dan menghambat pusat
germinal limpa dan jaringan limpoid pada respon primer terhadap anti gen. Gangguan
respon imunologik dapat terjadi pada setiap tingkatan berikut ini: 2
Metabolik Endokrin - 2
5. Sekresi lambung
Sekeresi asam lambubung dapat ditingkatkan sekresi asam hidroklorida dan pepsin dapat
meningkat. Faktor-faktor protekitif mukosa dirubah oleh steroid dan faktor-faktor ini
dapat mempermudah terjadinya tukak. 2
6. Fungsi otak
Perubahan psikologik terjadi karena kelebihan kortikosteroid, hal ini ditandai dengan oleh
ketidak stabilan emosional, euforia, insomnia, dan episode depresi singkat. 2
7. Eritropoesis
Involusi jaringan limfosit, ransangan pelepasan neutrofil dan peningkatan eritropoiesis.
Namun secara klinis efek farmakologis yang bermanfaat dari glukokortikoid adalah
kemampuannya untuk menekan reaksi peradangan. Dalam hal ini glukokortikoid dapat
menghambat hiperemia, ekstra vasasi sel, migrasi sel, dan permeabilitas kapiler,
menghambat pelapasan kiniin yang bersifat pasoaktif dan menekan fagositosis. Efeknya
pada sel mast; menghambat sintesis histamin dan menekan reaksi anafilaktik akut yang
berlandaskan hipersensitivitas yang dperantarai anti bodi. Penekanan peradangan sangat
deperlukan, akan tetapi terdapat efek anti inflamasi yang merugikan penderita. Pada
infeksi akut tubuh mungkin tidak mampu melindungi diri sebagai layaknya sementara
menerima dosis farmakologik. 2
Pada kasus lain dengan dependen ACTH, Penyakit Cushing hanya merujuk kepada
hiperkortisolisme sekunder akibat produksi berlebihan ACTH dari corticotrophic pituitary
adenoma. Hal ini menyebabkan kadar ACTH dalam darah meningkat bersamaan dengan
kortisol dari kelenjar adrenal. Kadar ACTH tetap tinggi karena tumor menyebabkan hipofisis
menjadi tidak responsif terhadap umpan balik negatif dari kadar kortisol yang tinggi. Pada
Cushing disease, hipersekresi ACTH terjadi secara episodik tidak beraturan sehingga ritme
sirkadian tidak dapat dideteksi. Glukokortikoid yang dihasilkan tidak mampu memberi efek
umpan balik negatif sehingga hipersekresi ACTH dapat terus berlangsung. Selain itu,
Metabolik Endokrin - 2
MANIFESTASI KLINIS
Banyak dari tanda dan gejala sindrom Cushing mengikuti secara logis dari aksi yang diketahui
akan aksi glukokortikoid. Respon katabolik dalam jaringan yang mendukung perifer
menyebabkan kelemahan otot dan lemas, osteoporosis & striae kulit yang lebar. Ostoporosis
dapat menyebabkan kolapsnya badan vertebral dan fraktur patologis dari tulang lain. Karena
kelemahan otot proksimal yang progresif, pasien mungkin mengalami kesulitan naik tangga,
keluar dari kursi yang rendah, dan mengangkat tangan mereka.
Metabolik Endokrin - 2
Metabolik Endokrin - 2
Persentase
94
84
82
76
72
58
58
52
40
40
36
22
18
16
14
10
6
Metabolik Endokrin - 2
PENATALAKSANAAN
Pengobatan sindrom cushing tergantung ACTH, apakah sumber ACTH adalah hiposis atau
ektopik. Beberapa pendekatan terapi dugunakan pada kasus dengan hipersekresi ACTH
hipofisis. Jika dijumpai tumor hipofisis sebaiknya diusahakan reseksi tumor transfenoidal.
Tetapi jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan maka
sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobalt pada kelenjar hipofise.
Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dengan adrenalektomi total dan diikuti
pemberian kortisol dosis fisiologik atau dengan kimia yang mampu menghambat atau
merusal sel-sel korteks adrenal yang mensekresi kortisol. Pengobatan sindrom ACTH ektopik
adalah dengan reseksi neoplasma yang mensekresi ACTH atau adrenalektomi atau supresi
kimia fungsi adrenal seperti dianjurkan pada penderita sindrom cushing jenis tergantung
ACTH hipofisis.
A. Penyakit Cushing 1
Mengangkat dan menghancurkan lesi dasar sehingga dapat mengkoreksi hipersekresi
hormon-hormon adrenal tanpa menyebabkan induksi terjadinya kerusakan adrenal atau
hipofisis ayang membutuhkan terapi pengganti permanen terhadap defisiensi hormonhormon yang timbul. Kini, terapi penyakit Cushing adalah untuk mengontrol hipersekresi
ACTH oleh hipofisis dengan cara pembedahan mikro, berbagai bentuk terapi radiasi dan
inhibisi sekresi ACTH secara farmakologis. Untuk terapi hiperkortisolisme sendiri dengan
adrenalektomi.
B. Sindrom ACTH Ektopik 1
Penyembuhan sindrom ACTH ektopik hanya dapat dilakukan pada tumor yang bersifat
benign seperti karsinoid-karsinoid bronkial atau timus atau feokromositoma. Terapi akan
dipersulit jika ada tumor metastase yang maligna dan disertai dengan hiperkortisolisme
yang berat. Terapi untuk tumor primer biasanya tidak berhasil dan tindakan lain harus
diambil untuk mengatasi kadar steroid yang berlebihan.
Hipokalemia berat mungkin membutuhkan penggantian kaliun dalam dosis besar serta
sipronolakton untuk memblokade efek mineralokortikoid.
Metabolik Endokrin - 2
Karsinoma Adrenal
Terapinya kurang memuaskan dan sebagian besar penderita telah mengalami
metastasis pada saat diagnosis dibuat, biasanya ke retroperitoneum, hepar dan paru-
paru.
Terapi Operatif
Jarang terjadi penyembuhan dengan tindakan pembedahan tetapi eksisi bermanfaat
untuk mengurangi massa tumor dan derajat hipersekresi steroid steroid. Sekresi steroid
yang menetap tidak dapat disupresi segera setelah periode operasi menunjukan adanya
sisa metastasis.
Terapi Medis
Mitotan merupakan obat pilihan. Dosisnya 6-12 g/hari peroral dibagi 3-4 dosis. Dosis
ini sering harus dikurangi karena timbulnya efek samping pada 80% penderita (diare,
nausea, muntah, somnolen, depresi). Sekitar 70% penderita berhasil mencapai reduksi
sekresi steroid tetapi hanya 35% yang berhasil dikecilkan ukuran tumornya. Karena
mitotan akan mengurangi 17-hidroksi kortikosteroid dalm urin dengan pengaruhnya
Metabolik Endokrin - 2
KOMPLIKASI
Sindrom Cushing, jika tidak diobati, menghasilkan morbiditas serius dan bahkan kematian.
Pasien mungkin menderita dari salah satu komplikasi hipertensi atau diabetes. Kerentanan
terhadap infeksi meningkat. Kompresi patah tulang belakang osteoporosis dan nekrosis
aseptik kepala femoral dapat menyebabkan kecacatan. 9 Nefrolisiasis dan psikosis dapat
terjadi. Setelah adrenalektomi bilateral, seorang dengan adenoma hipofisis dapat
memperbesar progresifitas, menyebabkan kerusakan lokal (misalnya, penurunan bidang
visual) dan hiperpigmentasi; komplikasi ini dikenal sebagai sindrom Nelson. 9
PROGNOSIS
1. Sindrom Cushing
Merupakan tipe sindroma Cushing yang paling sering ditemukan dan berjumlah kira-kira
70% dari kasus yang dilaporkan. Penyakit Cushing lebih sering pada wanita dari pada pria
(rasio wanita; pria kira-kira 8:1) dan umur saat diagnosis biasanya antara 20 dan 40 tahun.
Sindrom Cushing yang tidak diobat sering berakibat fatal dan kematian dapat disebabkan
oleh tumor-tumor yang mendasarinya, seperti pada sindrom ACTH ektopik dan karsinoma
adrenal. Pada sebagian besar kasus, kematian terjadi akibat hiperkortisolisme yang
menetap dan komplikasi-komplikasinya termasuk hipertensi, penyakit kardiovaskular,
stroke, tromboembolisme dan kerentanan terhadap infeksi. Pada penelitian, 50% penderita
meninggal dunia dalam waktu 5 tahun setelah awitan. 1
2. Penyakit Cushing
Dengan kemajuan teknik pembedahan mikro hipofisis dan iradiasi dengan partikel besar
sejumlah besar penderita puenyakit Cushing dapat berhasil diterapi dan angka morbiditas
serta mortalitas operasi yang terjadi dengan melakukan adrenalektomi bilateral tidak lagi
merupakan gambaran riwayat alamiah penyakit tersebut. Harapan hidup untuk pasien
diperkirakan lebih panjang pada penelitian terdahulu. Namun peningkatan angka
mortalitas iadalah karena kardiovaskular. Penderita penyakit Cushing yang mempunyai
tumor hipofisis berukuran besar pdaa saat didagnosis akan mempunyai prognosis yang
lebih buruk dan dapat menngal akibat invasi tumor atau hiperkortisolisme yang menetap. 1
3. Tumor-tumor Adrenal
Metabolik Endokrin - 2
EPIDEMIOLOGI
Sindrom Cushing iatrogenik (akibat pengobatan dengan kortikosteroid) adalah bentuk paling
umum dari sindrom Cushing. Insidensi tumor hipofisis mempunyai kadar kejadian lebih
tinggi, sebanyak satu dari lima orang, tetapi hanya sejumlah kecil yang aktif dan
memproduksi hormon berlebihan. Orang dewasa dengan penyakit ini juga mungkin
mengalami gejala berat badan ekstrim, pertumbuhan rambut berlebihan pada wanita, tekanan
darah tinggi, dan masalah kulit. Selain itu, mereka juga menunjukkan keadaan seperti: 9
Metabolik Endokrin - 2
Gangguan tidur
Hiperkolesterolemia
KESIMPULAN
Sindrom Cushing adalah gangguan hormonal yang disebabkan kortisol plasma berlebihan
dalam tubuh (hiperkortisolisme), baik oleh pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam
dosis farmakologik (iatrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan akibat gangguan
aksis hipotalamus-hipofisisadrenal (spontan). Sindrom cushing bisa diakibatkan oleh adenoma
adrenal, karsinoma adrenal, penyakit cushing, dan ACTH ektopik. Diagnosis penyakit dapat
dilakukan dengan mendapatkan data daripada anamnesa dan pemeriksaan yang benar.
Penatalaksanaan yang diberikan tergantung etiologinya, sebagai contoh bila diagnosis
adenoma atau karsinoma ditegakkan, maka dapat dilakukan eksplorasi adrenal dengan eksisi
tumor. Sindrom Cushing, jika tidak diobati, menghasilkan morbiditas serius dan bahkan
kematian. Pasien mungkin menderita dari salah satu komplikasi hipertensi atau diabetes.
Kerentanan terhadap infeksi meningkat. Kompresi patah tulang belakang osteoporosis dan
nekrosis aseptik kepala femoral dapat menyebabkan kecacatan.
Metabolik Endokrin - 2
DAFTAR PUSTAKA
1. Sindrom Cushing. Francis S. John D. Endokrinologi Dasar & Klinik. Ed. 4. Jakarta: ECG;
2004:430-45
2. Sylvia A. Price; Patofisiolgi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit Jakarta;ECG:2004
3. Schteingart D. Gangguan Hipersekresi Adrenal. In : Price SA, Wilson LM, editors.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Ed 6. Vol 2. Jakarta: EGC; 2003:1237-1244.
4. Adler GK. Cushing Syndrome. Harvard Medical School. USA 2009. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/117365.
5. Piliang S, Bahri C. Hiperkortisolisme. In : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV FKUI. 2006.halm .
1979-1983
6. Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.17th . Jakarta: EGC.
7. Guyton, AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.9th . Jakarta: EGC.
8. Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
9. Gordon H, et al. Disorders of the Adrenal Cortex-Cushing Syndrome. In: Kasper D, et al.
Editors. Harrison Principls of Internal Medicine Sicteenth Edition. McGraw-Hill. New
York. USA. 2005. 2134-8.
10. Principles and Practice of Endocrinology and Metabolism (December 2002): by Kenneth
L. Becker (Editor), C. Ronald Kahn (Editor), Robert W. Rebar (Editor) By Lippincott
Williams & Wilkins Publishers.