Anda di halaman 1dari 7

seperti yang kita ketahui multimeter adalah alat ukur untuk mengukur arus listrik, tegangan, dan

resistansi. Multimeter ada dua, yaitu multimeter analog dan digital. Tentu multimeter analog
dapat mengukur lebih akurat dan lebih mudah digunakan daripada muleti meter analog.Banyak
orang yang masih merasa bingung dalam menggunakan alat tersebut dikarenakan buku panduan
yang disertakan dalam pembelian terlalu simpel ataupun masih menggunakan bahasa inggris atau
bahasa cina. Berikut artikel yang saya ambil tentang bagaimana cara menggunakan alat
multimeter
Bentuk dari multimeter analog yang sering kita lihat adalah seperti yang ada disamping
Cara menggunakan Multimeter:
Mengukur tegangan DC

Atur Selektor pada posisi DCV.


Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada
posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe
warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
Baca hasil ukur pada multimeter.

Mengukur tegangan AC

Atur Selektor pada posisi ACV.


Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada
posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek.
Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
Baca hasil ukur pada multimeter.

Mengukur kuat arus DC

Atur Selektor pada posisi DCA.


Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus
yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter
karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan
multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC,
karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang
akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-)
pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.

Baca hasil ukur pada multimeter.

Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum
nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur
Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai
yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.

Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum
nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
Hubungkan kedua probe multimeter pada jedua ujung resistor boleh terbalik.
Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan
pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.

Mengecek hubung-singkat / koneksi

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek
koneksinya.
Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka
semakin baik konektivitasnya.
Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus.

Mengecek diode

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan
menyala.
Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik,
jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.
Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-)
pada katoda.
Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak
berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.

Mengecek transistor NPN

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor
baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada kolektor.
Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor
baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada emitor.
Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak
diperlukan.

Mengecek transistor PNP

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor
baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada kolektor.
Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor
baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada emitor.
Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak
diperlukan.

Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko
diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko
dibawah 10uF.
Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko)
lalu kembali ke posisi semula.
Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.

Description: Belajar Menggunakan Multimeter Rating: 3.5 Reviewer: SAMBORES


ItemReviewed: Belajar Menggunakan Multimeter
1. Multimeter Analog
Multi meter analog merupakan multi meter dengan penunjukan jarum ukur, multi meter
jenis ini pada saat ini banyak digunakan karena harganya lebih murah, namum pembacaan
hasil ukur lebih sulit karena sekala ukur pada display cukup banyak.
Bagian-bagian multi meter analog dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Cara Menggunakan Multi meter Analog


1. Mengukur Arus Listrik
Sebelum menggunakan Amper meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Pastikan bahwa arus yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, beberapa multi
meter mempunyai batas maksimal 500 mA atau 0,5 A.
b. Metode memasang amper meter pada rangkaian adalah secara seri, pengukuran secara
parallel dapat menyebabkan multimeter terbakar
c. Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.
Sekala ukur amper meter pada multi meter sangat beragam, diantara 250 mA dan 20 A.
Contoh melakukan pengukuran arus kurang dari 250 mA.
Langkah mengukur:
1. Putar selector ukur kearah 250 mA
2. Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah (+) ke beban atau lampu dan
colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kemudian hasilnya kalikan dengan 10.

2.
a.

1.
2.
3.
1.
2.
3.

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 3, maka besar arus yang mengalir
adalah 3 x 10 = 30 mA.
Mengukur Tegangan
Mengukur Tegangan DC
Baterai merupakan salah satu sumber listrik tegangan DC. Besar tegangan DC yang mampu
diukur adalah 0 500 Volt DC. Posisi pengukuran terdiri dari 2,5 V, 10 V, 25 V, 50 V dan
500 V.Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal
mengukur tegangan baterai 12V DC maka pilih skala 25V DC.
Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara seri
dapat menyebabkan multimeter terbakar.
Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.
Langkah mengukur tegangan baterai pada rangkaian
Putar selector ukur kearah 25 V DC.
Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur merah (+) ke positip baterai dan colok
ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai.
Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25.

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 12 V DC


b. Mengukur Tegangan AC
Multi meter mampu mengukur tegangan AC sebesar 0 1000 Volt. Posisi pengukuran terdiri
dari 10 V, 25 V, 250 V dan 1000 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus
listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal
mengukur tegangan listrik sebesar 220 V maka pilih skala 250V AC.
2. Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara seri
dapat menyebabkan multimeter terbakar
3. Pemasangan colok ukur (test lead) dapat dibolak-balik.
Langkah mengukur tegangan listrik yaitu:
1. Putar selector ukur kearah 250 V AC
2. Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan colok ukur merah (+)dan colok ukur
hitam (-) pada lubang sumber listrik.
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan hasil pengukuran dengan 10.

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 10, maka besar tegangan sumber
listrik adalah 10x 10 = 100 Volt AC. Bila tegangan jaringan seharusnya 220 V, maka terjadi
penurunan tegangan pada sumber listrik.
3. Mengukur tahanan
Sebelum menggunakan Ohm meter untuk mengukur tahanan perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:

1. Pastikan bahwa tahanan yang diukur dalam rentang pengukuran efektif tahanan yang diukur,
misal mengukur tahanan 220 maka pilih skala1 X, tahanan 800 menggunakan 10 X,
tahanan 8 K menggunakan 1 x 1K.
2. Kalibrasi alat ukur sebelum digunakan, dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan
mengatur jarum pada posisi 0 (nol).
3. Pengukuran tidak boleh pada rangkian uyang dialiri listrik, jadi matikan sumber dan lepas
komponen saat melakukan pengukuran.

1.
2.
3.
4.

Langkah mengukur tahanan


Putar selector ukur kearah 1X .
Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan mengatur jarum
pada posisi 0 (nol) dengan memutar Ohm calibration.
Hubungkan colok ukur ke tahanan yang diukur.
Baca hasil pengukuran.

Hasil pengukuran menunjukan besar tahanan adalah 9 . Bila posisi pengukuran pada 10 X,
maka hasil diatas dikalikan 10, sehingga 9 x 10 = 90 .

Anda mungkin juga menyukai