Bab
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Sektor perikanan di Indonesia mempunyai peran yang cukup penting terutama dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan guna meningkatkan pendapatan dan
taraf hidup nelayan. Sektor perikanan memberikan kontribusi protein hewani untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan ekspor, menyediakan bahan baku
industri, memperluas lapangan kerja, dan kesempatan berusaha, serta mendukung
pembangunan wilayah sekaligus menjaga kelestarian dan fungsi lingkungan hidup. Untuk
mendukung peningkatan kuantitad dan kualitas sector perikanan memerlukan dukungan
infrastruktur dasar yang memadai.
Ketersediaan infrastruktur dasar memiliki keterkaitan kuat dengan tingkat
perkembangan wilayah, yang antara lain dicirikan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Daerah yang mempunyai sistem infrastruktur dasar yang lengkap,
mempunyai tingkat laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik
pula, dibanding dengan daerah yang mempunyai infrastruktur yang terbatas. Jadi, penyediaan
infrastruktur dasar di daerah-daerah merupakan faktor kunci dalam mendukung
pembangunan nasional.
Kegiatan ekonomi perikanan yang pada umumnya berada di daerah pedesaan lambat
berkembang karena kurangnya sarana, prasarana dan fasilitas pelayanan umum. Kualitas
sumberdaya manusia juga relatif rendah dibandingkan dengan sumberdaya manusia di daerah
perkotaan. Kawasan pedesaan lebih banyak berperan sebagai penyedia bahan baku,
sedangkan nilai tambah produknya lebih banyak dinikmati di daerah perkotaan.
Kegiatan sector perikanan sebagian besar berlokasi di daerah yang dikategorikan
tertinggal. Saat ini terdapat 183 kabupaten yang dikatagorikan sebagai Daerah tertinggal di
Indonesia. Daftar kabupaten tersebut telah dimasukkan dalam RPJMN 2010-2014 sebagai
target Pembangunan Daerah tertinggal. Penyebaran daerah tertinggal sebagian besar (70%)
daerah tertinggal saat ini terdapat di Kawasan Timur Indonesia.
Laporan Pendahuluan
1-1
Kabupaten Kayong Utara merupakan salah satu sentra produksi perikanan dan
termasuk
daerah
tertinggal.
Dengan
demikian
seharusnya
pembangunan
wilayah
1-2
Oleh sebab itu, pembangunan sub sektor perikanan perlu didukung oleh infrastruktur
yang memadai untuk memajukan tingkat perdagangan komoditas perikanan. Pemerintah
harus peningkatan infrastruktur dan konektivitas di sektor kelautan dan perikanan.
Infrastruktur dan konektivitas di bidang perikanan harus diperkuat untuk meningkatkan daya
saing. Infrastruktur secara signifikan sangat mempengaruhi investasi dan perdagangan. Selain
itu, pembangunan infrastruktur juga sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. World Bank, 2004 dan Sumedi 2005, dalam studinya menunjukkan bahwa
pembangunan proyek infrastruktur dapat mengurangi kemiskinan dan jumlah pengangguran.
Mengingat pentingnya pembangunan infrastruktur dasar tersebut, maka diperlukan
identifikasi infrastruktur dasar industri perikanan di Kabupaten Kayong Utara sehingga dapat
dilakukan pengembangan infrastruktur dasar untuk mendukung pembangunan industri
perikanan di Kabupaten Kayong Utara.
1.2.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan kegiatan Identifikasi dan
Pengembangan Infrastruktur Dasar Industri Perikanan Daerah Tertinggal Kabupaten Kayong
Utara dititikberatkan pada:
1. Identifikasi dan pengembangan infrastruktur dasar perikanan di Kecamatan Sukadana,
Pulau Maya, dan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara.
2. Perumusan prioritas pembangunan infrastuktur
dasar
perikanan di Kecamatan
Laporan Pendahuluan
1-3
Langkah persiapan, yaitu interpretasi, koordinasi konsultan dengan pihak proyek yang
berhubungan dengan kegiatan, agar diperoleh persepsi yang sama tentang pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
2.
3.
Survey dan pengumpulan data, baik primer maupun sekunder dan data-data
pendukung lainnya yang terkait.
4.
5.
6.
Laporan Pendahuluan
1-4
7.
8.
9.
1.5.KELUARAN
1. Identifikasi kondisi dan permasalahan infrastruktur dasar industri perikanan yang
dilengkapi dengan gambar-gambar terkait.
2. Prioritas kebutuhan aksesibilitas infrastruktur dasar industri perikanan di Kabupaten
Kayong Utara sebagai temuan dan rekomendasi bagi pengambil kebijakan
.
1.6.Sistematika Penyusunan Laporan
Sistematika
penyajian
laporan
pendahuluan
pekerjaan
Identifikasi
dan
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran
kegiatan, lingkup pekerjaan, keluaran pekerjaan dan sistematika penyajian
laporan pendahuluan.
BAB II
BAB III
Laporan Pendahuluan
1-5
BAB IV
BAB V
RENCANA KERJA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan kegiatan, jadwal pelaksanaan
kegiatan, organisasi pekerjaan dan personil (tenaga ahli) serta pelaporan.
Laporan Pendahuluan
1-6