Anda di halaman 1dari 10

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar

Industri Perikanan daerah tertinggal Kabupaten Kayong Utara

Bab
Rencana Kerja

5.1. ORGANISASI PERSONIL


Organisasi yang baik memungkinkan pelaksanaan pekerjaan berlangsung lancar,
efisien, terintegrasi dan selesai secara tepat waktu dengan menghasilkan keluaran seperti
yang diharapkan. Semua itu berawal dari struktur organisasnya yang menggambarkan
hubungan antara satu bagian/jabatan dengan bagian/jabatan lainnya, dan antara fungsi
perintah dengan fungsi koordinasi. Penyusunan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan
dimaksudkan untuk menciptakan sistem koordinasi yang terkenali dan sebagai usaha untuk
melaksanakan pekerjaan seoptimal mungkin.
Organisasi pelaksanaan pekerjaan Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur
Dasar Industri Perikanan Daerah Tertinggal di Kabupaten Kayong Utara disusun
berdasarkan arahan yang terdapat dalam KAK khususnya pada ruang lingkup pekerjaan serta
memperhatikan metodologi dan pendekatan pekerjaan yang diusulkan.Pelaksanaan pekerjaan
ini dilakukan dalam satu struktur organisasi, baik secara internal maupun eksternal, yang
memperlihatkan keterkaitan antara Konsultan selaku pelaksana dengan Pemberi Tugas.
Sebagai pelaksana pekerjaan, Konsultan membentuk organisasi tim pelaksana
pekerjaan yang terdiri atas Direktur sebagai penanggung jawab keseluruhan pekerjaan, baik
yang bersifat administratif maupun subtantif. Direktur akan menunjuk salah seorang untuk
menjadi Ketua Tim yang akan bertindak atas nama Direktur dan memiliki wewenang serta
tanggung jawab untuk mewakili Direktur dalam seluruh pekerjaan dari tenaga-tenaga ahli
yang ditugasi. Tenaga ahli yang dipilih adalah sesuai dengan permintaan KAK yaitu yang
memiliki pengalaman yang cukup dan cakap dibidangnya.

5.1.1. Struktur Organisasi Pelaksanaan


Organisasi kerja merupakan sarana untuk mengatur koordinasi tim, baik secara
horizontal (antar tenaga ahli) meupun secara vertikal (tenaga ahli dengan Direksi Perusahaan.

Laporan Pendahuluan

5-1

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar


Industri Perikanan daerah tertinggal Kabupaten Kayong Utara

Di samping itu, organisasi kerja mengatur hubungan keluar yaitu dengan pihak Pengguna
Jasa.
Terlibatnya tenaga ahli dan tenaga pendukung maka pelaksanaan pekerjaan
memerlukan koordinasi yang baik, agar tujuan dan output (hasil) dari pekerjaan ini dapat
dicapai dengan optimal.Seluruh personil tersebut memiliki kualifikasi pendidikan, keahlian,
keterampilan, dan pengalaman sesuai dengan yang disyaratkan dalam KAK.
Tim pelaksana pekerjaan bertanggung jawab kepada Tim Teknis/Tim Supervisi
(Project Officer), baik langsung maupun melalui Direksi Perusahaan. Tanggung jawab yag
berkaitan dengan administrasi proyek dilakukan melalui Direksi Perusahaan, tetapi tanggung
jawab teknis pekerjaan dilaksanakan langsung oleh Tim Pelaksana di bawah pimpinan Ketua
Tim seperti tersaji pada gambar 5.1.
PA/KPA/PPK SATKER BP2DT PROP. KALBAR

PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL

Tin Supervisi / Teknis BP2DT KALBAR

AHLI PERENCANAAN WILAYAH (TEAM LEADER)

AHLI SOSIAL BUDAYA


AHLI EKONOMI PERTANIAN

AHLI INFRASTRUKTUR

SEKRETARIS

SURVEYOR

DESAIN DRAFTER

OPERATOR KOMPUTER

: Garis Instruksi
: Garis Koordinasi

Laporan Pendahuluan

AHLI PERIKANAN

5-2

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar


Industri Perikanan daerah tertinggal Kabupaten Kayong Utara

Gambar 5.1 Stuktur Organisasi Pelaksana


5.1.2. Jadwal Penugasan Personil
Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan yang diusulkan berdasarkan pada pendekatan
dan metodologi sehingga mobilisasi dan demobilisasi tenaga ahli dilaksanaka dengan tidak
serentak. Semua personil yang terdiri dari tenaga ahli dan tenaga pendukung akan terlibat
pada seluruh rangkaian kegiatan mulai dari tahap persiapan hingga penyusunan laporan akhir.
Adapun jadwal penugasan personil dan Komposisi Tim dan Penugasan diperlihatkan pada
tabel 5.1.
Tabel 5.1. Jadwal Penugasan Personil
No

Bulan Ke

Posisi
I

1
2
3
4
5

II

Jml OB

III

Team Leader/Ahli Perencanaan Wilayah


Ahli Sosial budaya
Ahli Ekonomi Pertanian
Ahli Perikanan
Ahli Infrastruktur

3
3
3
3
3

5.1.3. Kebutuhan Tenaga Ahli


Tenaga ahli yang dibutuhkan pada Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur
Dasar Pertanian Daerah Tertinggal di Kabupaten Kayong Utara terdiri dari 5 (lima) orang
Tenaga Ahli. Seluruh tenaga ahli tersebut diusulkan oleh Konsultan karena telah memenuhi
persyaratan, kriteria, dan kualifikasi pendidikan, pengalaman dan keahlian yang diamanatkan
dalam KAK. Selain itu, seluruh tenaga ahli di atas telah berpengalaman dalam melakukan
Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar Industri Perikanan Daerah Tertinggal di
Kabupaten Kayong Utara khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Pelaksanaan kegiatan
tersebut membutuhkan tenaga ahli berbagai bidang keahlian dengan tugas dan tanggung
jawab yang berbeda.
5.1.3.1.

Ahli Perencanaan Wilayah

Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

Mengkoordinasikan anggota tim, sehingga pelaksanaan tugas dapat dikerjakan


dengan baik sesuai produk dan jadwal yang telah ditentukan;

Laporan Pendahuluan

5-3

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar


Industri Perikanan daerah tertinggal Kabupaten Kayong Utara

Bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian


dan penyelesaian seluruh pekerjaan;

Memantapkan metodologi dan menyusun rencana kerja;

Mengkoordinasikan, mengarahkan tugas dan materi teknis semua anggota tim


dalam pelaksanaan kegiatan;

Bertanggung jawab

untuk

keseluruhan manajemen dan

hasil

studi,

serta penyelesaian laporan yang harus disampaikan kepada pemberi tugas;

Memimpin penulisan laporan mulai dari Laporan Pendahuluan hingga


Laporan Akhir;

Sesuai dengan bidang keahliannya, dia bertanggung jawab dalam pelaksanaan


pekerjaan sejak awal penugasan hingga hasil pekerjaan diterima dengan baik oleh
pemberi pekerjaan;

Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan


bidang keahliannya;.

Membuat daftar data primer dan sekunder yang diperlukan;

Menginventarisir kebijakan-kebijakan keruangan/spasial dan sektor perikanan


tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di lokasi kegiatan;

Survey lapangan untuk pengenalan karakteristik struktur kawasan perencanaan


secara keseluruhan dan mengevaluasi kebijaksanaan struktur tata ruang yang telah ada;

Mencari data dan informasi yang berkaitan dengan daerah tertinggal perikanan
Kabupaten;

Melakukan konsultasi publik, dan survei penggunaan/pemanfaatan lahan;

Menganalisis kebijakan keruangan dan pengembangan wilayah perikanan


Kabupaten dan kebijakan nasional yang terkait;

Mengerjakan analisis pengelompokan/clustering wilayah perikanan;

Mengerjakan analisis pola pemanfaatan ruang existing;

Mengerjakan analisis pemanfaatan dan kesesuaian kawasan;

Mengerjakan analisis kapasitas dan kebutuhan pengembangan kawasan

Laporan Pendahuluan

5-4

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar


Industri Perikanan daerah tertinggal Kabupaten Kayong Utara

Merumuskan tujuan pengembangan kawasan

Merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan.

Merumuskan arahan pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

Bersama tenaga ahli lainnya, menyusun dan memaparkan laporan pekerjaan.


5.1.3.2.

Ahli Sosial Budaya

Bertanggung jawab kepada ketua Tim atas seluruh tugas yang diberikan sesuai dengan
keahlian yang dimiliki baik dari segi kualitas maupun target penyelesaian Kegiatan
Identifikasi dan Penataan Kawasan Budidaya Perikanan

Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan bidang
keahliannya;.

Membuat daftar data primer dan sekunder yang diperlukan;

Menginventarisir kebijakan-kebijakan keruangan/spasial dan sektoral tingkat Nasional,


Provinsi, dan Kabupaten/Kota di lokasi kegiatan;

Survey lapangan untuk pengenalan karakteristik struktur kawasan perencanaan secara


keseluruhan dan mengevaluasi kebijaksanaan struktur tata ruang yang telah ada;

Mencari data dan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan infrastrukt perikanan;

Melakukan konsultasi publik, dan survei penggunaan/pemanfaatan lahan;

Menganalisis kebijakan keruangan dan pengembangan wilayah Kabupaten dan kebijakan


nasional yang terkait;

Mengerjakan analisis pengelompokan/clustering wilayah industri perikanan;

Mengerjakan analisis kondisi sosial masyarakat existing;

Mengerjakan analisis sosial budaya;

Mengerjakan analisis sosial penduduk;

Merumuskan tujuan pengembangan kawasan berdasarkan kondisi social dan penduduk

Merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan.

Bersama tenaga ahli lainnya, menyusun dan memaparkan laporan pekerjaan

Laporan Pendahuluan

5-5

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar


Industri Perikanan daerah tertinggal Kabupaten Kayong Utara

5.1.3.3.

Ahli Ekonomi Pertanian


Bertanggung jawab kepada ketua Tim atas seluruh tugas yang diberikan sesuai

dengan keahlian yang dimiliki baik dari segi kualitas maupun target penyelesaian
kegiatan Identifikasi dan Penataan Sosial Ekonomi Pertanian;
Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan

bidang keahliannya;.

Membuat daftar data primer dan sekunder yang diperlukan;

Survey lapangan untuk pengenalan karakteristik struktur kawasan perencanaan


secara keseluruhan dan mengevaluasi kebijaksanaan struktur tata ruang yang telah ada;
Mencari data dan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan infrastruktur

perikanan;

Melakukan konsultasi publik, dan survei penggunaan/pemanfaatan lahan;

Menganalisis kebijakan keruangan dan pengembangan wilayah Kabupaten dan


kebijakan nasional yang terkait;

Mengerjakan analisis pengelompokan/clustering wilayah industri perikanan;

Mengerjakan analisis kondisi sosial masyarakat existing;

Mengerjakan analisis sosial budaya;

Mengerjakan analisis sosial penduduk;

Merumuskan tujuan pengembangan kawasan berdasarkan kondisi sosial dan


penduduk

Merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perikanan.

Bersama tenaga ahli lainnya, menyusun dan memaparkan laporan pekerjaan.


5.1.3.4.

Ahli Perikanan
Bertanggung jawab kepada ketua Tim atas seluruh tugas yang diberikan sesuai

dengan keahlian yang dimiliki baik dari segi kualitas maupun target penyelesaian
kegiatan Identifikasi dan Penataan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis;

Laporan Pendahuluan

5-6

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar


Industri Perikanan daerah tertinggal Kabupaten Kayong Utara

Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan

bidang keahliannya;.

Membuat daftar data primer dan sekunder yang diperlukan;

Menginventarisir kebijakan-kebijakan keruangan/spasial dan sektor perikanan


tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di lokasi kegiatan;
Survey lapangan untuk pengenalan karakteristik struktur kawasan perencanaan

secara keseluruhan dan mengevaluasi kebijaksanaan struktur tata ruang yang telah ada;
Menginventarisir kebijakan-kebijakan keruangan/spasial dan sektor perikanan

tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di lokasi kegiatan;


Mencari data dan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan infrastruktur

perikanan;

Melakukan konsultasi publik, dan survei penggunaan/pemanfaatan lahan;

Menganalisis kebijakan keruangan dan pengembangan wilayah Kabupaten dan


kebijakan nasional yang terkait;

Mengerjakan analisis pengelompokan/clustering wilayah industri perikanan;

Mengerjakan analisis kondisi sosial masyarakat existing;

Merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perikanan.

Bersama tenaga ahli lainnya, menyusun dan memaparkan laporan pekerjaan

5.1.3.5.

Ahli Infrastruktur
Bertanggung jawab kepada ketua Tim atas seluruh tugas yang diberikan sesuai

dengan keahlian yang dimiliki baik dari segi kualitas maupun target penyelesaian
Kegiatan Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar Industri Perikanan di
Daerah Tertinggal Kabupaten Kayong Utara yang telah disepakati.

Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan


bidang keahliannya;.

Membuat daftar data primer dan sekunder yang diperlukan;

Laporan Pendahuluan

5-7

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar


Industri Perikanan daerah tertinggal Kabupaten Kayong Utara

Menginventarisir kebijakan-kebijakan keruangan/spasial dan sektoral tingkat


Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di lokasi kegiatan;

Survey lapangan untuk pengenalan karakteristik struktur kawasan perencanaan


secara keseluruhan dan mengevaluasi kebijaksanaan struktur tata ruang yang telah ada;

Mencari data dan informasi yang berkaitan dengan kawasan nelayan


Kabupaten;

Melakukan konsultasi publik, dan survei penggunaan/pemanfaatan lahan;

Menganalisis kebijakan keruangan dan pengembangan wilayah Kabupaten dan


kebijakan nasional yang terkait;

Mengerjakan analisis pengelompokan/clustering wilayah;

Mengerjakan analisis kondisi infrastruktur existing;

Mengerjakan analisis infrastruktur kawasan;

Mengerjakan analisis infrastruktur kawasan;

Merumuskan tujuan pengembangan kawasan berdasarkan kondisi infrastruktur

Merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan.

Merumuskan arahan pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

Bersama tenaga ahli lainnya, menyusun dan memaparkan laporan pekerjaan.


Setiap tenaga ahli akan diperlakukan sebagai staf profesional yang menguasai

bidangnya. Oleh karena itu, substansi materi harus menjadi tanggung jawab tenaga ahli
masing-masing. Fungsi Ketua Tim lebih pada hal-hal yang sifatnya koordinasi dan fasilitasi
agar semua tenaga ahli dapat bekerja secara terarah dan menghasilkan produk yang menjamin
keterpaduan dan sesuai dengan yang diharapkan dalam KAK.
Pemahaman pekerjaan seperti yang termuat dalam KAK serta metodologi yang
dituangkan dalam Usulan Teknis harus menjadi prasyarat bagi tenaga ahli sebelum atau pada
saat awal memulai tugasnya. KAK dan metodologi yang tertuang dalam Usulan Teknis harus
menjadi rujukan bagi para tenaga ahli dalam bekerja. Dengan pemahaman tersebut, setiap
tenaga ahli dalam menjalankan tugasnya dapat menginisiasi kegiatan pada setiap tahapan
pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing yang kemudian dikoordinasikan
Laporan Pendahuluan

5-8

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar


Industri Perikanan daerah tertinggal Kabupaten Kayong Utara

oleh Ketua Tim dan tenaga ahli lainnya. Pada saat mengawali dan mengakhiri setiap
tahapan pekerjaan, Ketua Tim harus memfasilitasi forum koordinasi yang melibatkan
semua tenaga ahli agar terjamin adanya keterpaduan langkah dan sinergi di antara tenaga ahli
dalam melaksanakan pekerjaan.
Ketua Tim juga harus memfasilitasi bilamana dalam menjalankan tugasnya, tenaga
ahli dipandang perlu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pihak luar yang terkait dengan
pekerjaan ini.

5.2. WAKTU PELAKSANAAN


Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini selama sembilan (90) hari
kalender dan mekanisme pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan bantuan pihak ketiga
(jasa konsultan).

5.3. JADWAL PELAKSANAAN


Keseluruhan pelaksanaan Kegiatan Identifikasi Infrastruktur Dasar Industri
Perikanan Daerah Tertinggal di Kabupaten Kayong Utara akan dilaksanakan dalam waktu 3
(tiga) bulan atau 90 hari kalender. Dalam kurun waktu tersebut akan dibagi ke dalam setiap
tahapan sehingga akan terbentuk jadwal pelaksanaan penyusunan Identifikasi Infrastruktur
Dasar Industri Perikanan Daerah Tertinggal di Kabupaten Kayong Utara.

5.4. SISTEM PELAPORAN


Laporan kegiatan mencakup:
5.4.1. Laporan Pendahuluan:

Orientasi awal kondisi dan obeservasi Infrastruktur Dasar di Lokasi Prioritas,


yaitu 3 (tiga) Kecamatan sentra dan fasilitas perikanan dan penyiapan logical frame
work/alur pikir rencana pelaksanaan kegiatan.

Metodologi pelaksanaan pekerjaan analisis kajian termasuk identifikasi


struktur basis data dan informasi untuk mendukung analisis pada wilayah kegiatan.

Rencana jadwal dan tahapan pelaksanaan kegiatan pengembangan pengelolaan


kawasan pada wilayah kegiatan termasuk nama dan jadwal penugasan tenaga ahli dan
staf pendukung.

Laporan Pendahuluan

5-9

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar


Industri Perikanan daerah tertinggal Kabupaten Kayong Utara

5.4.2. Laporan Antara/Interim:


Hasil Identifikasi

potensi dan permasalahan terkait infrastruktur dasar

wilayah, sosial (kependudukan), ekonomi, institusi/kelembagaan;


Basis data dan informasi ketersediaan Infrastruktur Dasar pada Lokasi

Prioritas 3 (tiga) Kecamatan di wilayah sentra dan fasilitas perikanan, analisis dan
Identifikasi Infrastruktur Dasar Industri Perikanan di Kabupaten Kayong Utara.
Identifikasi kebutuhan infrastruktur Dasar di Lokasi Prioritas pada Kecamatan

Sukadana, Pulau Maya, dan Teluk Batang sebagai wilayah sentra perikanan.
5.4.3. Draft Laporan Akhir:
Berisi konsep pengembangan Identifikasi Infrastruktur Dasar Industri Perikanan
Daerah tertinggal di Kabupaten Kayong Utara berdasarkan hasil identifikasi sebelumnya.

5.4.4. Laporan Akhir:


(i)

Penyempurnaan dari draft laporan akhir setelah pembahasan


dan mendapat masukan dari pihak pemberi tugas termasuk Tim Teknis.

(ii)

Secara substantif bersifat komprehensif dan berisikan semua


output yang telah dihasilkan pada laporan-laporan sebelumnya.

(iii)

Laporan Akhir ini dilengkapi dengan Ringkasan Eksekutif


(Executive Summary) yang berisi ringkasan materi dan konsep secara kumulatif yang
telah dihasilkan pada laporan akhir. Laporan ini diserahkan bersamaan dengan laporan
akhir.

Laporan Pendahuluan

5-10

Anda mungkin juga menyukai