GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH
Nama :
Rika Irena Dwiputri
NIM :
N 111 14 035
Pembimbing Klinik :
dr. Andi Soraya, M.Kes, Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Usia
: 67 tahun
Alamat
: Perumahan ABRI
Status pernikahan : Menikah
Pendidikan terakhir
: SD
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Tanggal pemeriksaan : 03 Maret 2015
RIWAYAT PENYAKIT
Anamnesis (Autoanamnesis)
Keluhan Utama : Tubuh terasa dingin
Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan dan gejala:
Pasien datang dengan keluhan tubuh terasa dingin
sejak 2 minggu yang lalu tepatnya pasca rawat inap di
RS. Ini dirasakan pasien mulai dari tulangnya. Perasaan
dingin disertai dengan berkeringat. Perasaan ini
dirasakan sepanjang hari. Pasien juga merasakan sulit
tidur. Kesulitan tidur dirasakan saat hendak mulai tidur.
Pasien juga mengeluhkan kondisi kulitnya yang terasa
gatal dan terkelupas. Kulitnya menjadi luka karena
sering digaruk akibat rasa gatalnya. Hal ini pasien
rasakan sejak 1 bulan yang lalu.
Hendaya/ disfungsi:
Pikiran
Proses pikir:
Produktivitas: normal
Kontinuitas: relevan dan koheren.
Hendaya berbahasa: tidak ada
Isi pikir:
Preokupasi: cemas
Gangguan isi pikir: tidak ada
Pengendalian Impuls
Selama wawancara, impuls pasien dapat ia kendalikan dengan
normal.
Daya Nilai
Norma sosial: baik
Uji daya nilai: baik
Penilaian realitas: normal
Tilikan: menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai
motivasi untuk mencapai perbaikan (derajat tilikan 6)
Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter
Hasil
Nilai Rujukan
WBC
7,8 x 103/ul
4,8-10,8 x 103/ul
RBC
4,8 x 106/ul
4,7-6,1 x 106/ul
HGB
12,9 g/dl
14-18 g/dL
HCT
36,3 %
42-52 %
MCH
31 pg
27-31 pg
MCV
87,7 fl
80-99 fl
MCHC
35,5 g/dL
33-37 g/dL
PLT
386 x 103/ul
150-450 x 103/ul
Glukosa Sewaktu
157 mg/dl
170 mg/dl
Kolesterol
167 mg/dl
<200 mg/dl
HDL kolesterol
47 mg/dl
LDL kolesterol
96 mg/dl
<130 mg/dl
Trigliserida
120 mg/dl
<200 mg/dl
SGOT
18 u/l
6-30 u/l
SGPT
12 u/l
7-32 u/l
Analisis
Diagnosis multiaxial:
Axis I
Pasien dalam kasus ini dapat didiagnosa sebagai F41.1
Gangguan Cemas Menyeluruh
Axis II
Tidak ada diagnosis Axis II (Z 03.2)
Axis III
Tinea corporis
Axis IV
Keluhannya biasa timbul ketika pasien bermasalah
dengan anaknya (Masalah dengan Primary Support
Group)
Aksis V
GAF Scale 70-61 beberapa kesulitan dalam bekerja,
namun secara umum dapat berfungsi cukup baik.
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik: Masalah pada neurotransmiter
GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan
kolesistokin.
Psikologik: cemas
Sosial: Pasien tidak lagi melakukan aktivitas
sebagai ibu bhayangkari.
PROGNOSIS
Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu
keadaan kronis yang mungkin berlangsung
seumur hidup. Sebanyak 25% penderita akhirnya
mengalami gangguan panik, juga dapat
mengalami gangguan depresi mayor.
Etiologi
Teori Biologi
Teori Genetik
Teori Psikoanalitik
Teori kognitif-perilaku
Epidemiologi
Gangguan cemas merupakan gangguan yang
sering dijumpai pada klinik psikiatri. Kondisi ini
terjadi sebagai akibat interaksi faktor-faktor
biopsikososial, termasuk kerentanan genetik
yang berinteraksi dengan kondisi tertentu,
stres atau trauma yang menimbulkan sindroma
klinis yang bermakna.
Angka prevalensi untuk gangguan cemas
menyeluruh 3-8% dan rasio antara perempuan
dan laki-laki sekitar 2:1. Pasien gangguan
cemas
menyeluruh
sering
memiliki
kormobiditas dengan gangguan mental lainnya
seperti Gangguan Panik, Gangguan Obsesif
Kompulsif, Gangguan Stres Pasca Trauma, dan
Gangguan Depresi Berat.
Gejala
Merasa kelelahan, mudah terganggu atau
kesulitan untuk berkonsentrasi
Mengalami nyeri kepala atau nyeri otot
Sering mengalami kesulitan menelan
Sering gemetar, berkeringat atau muka
kemerahan
Sering merasa kepala terasa ringan, melayang,
nyeri sampai ke perut atau kesulitan bernafas
Sering ke kamar mandi
Tidak dapat tenang
Memiliki kesulitan untuk tidur
Kriteria diagnostik
Merujuk pada kriteria diagnostif dari PPDGJ III diagnosa F41.1
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Benzodiazepin
Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiazepin
dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai
mencapai respons terapi. Penggunaan sediaan dengan waktu
paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah
terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama pengobatan ratarata adalah 2-6 minggu, dilanjutkan dengan masa tapering
off selama 1-2 minggu. Spektrum klinis benzodiazepin
meliputi efek anti-anxietas, antikonvulsan, anti-insomnia,
premedikasi tindakan operatif.
Diazepam/Chlordiazepoxide : broad spectrum. Dosis
anjuran, oral : 2-3 x 2-5 mg/hari, injeksi : 5-10 mg (im/iv),
rectal tube : anak <10 kg/bb : 5 mg, anak > 10 kg/bb : 10
mg
Nitrazepam/Flurazepam : dosis anti-anxietas dan antiinsomnia berdekatan (non dose related), lebih efektif
sebagai anti-insomnia.
Midazolam : onset cepat dan kerja singkat, sesuai
Buspiron
Psikoterapi
Terapi kognitif-perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali
distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik
secara langsung. Teknik utama yang digunakan pada pendekatan
behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
Terapi Suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensipotensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih
bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.
Psikoterapi berorientasi tilikan
Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik
bawah sadar, menilik egostrengh, relasi obyek, serta keutuhan self
pasien. Dari pemahaman akan komponen-komponen tersebut, kita
sebagai terapi dapat memperkirakan sejauh mana pasien dapat
diubah untuk menjadi lebih matur; bila tidak tercapat, minimal kita
memfasilitas agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial
dan pekerjaannya.
RENCANA MANAJEMEN
Farmakoterapi
Benzodiazepin : Clobazam, dosis : 2-3 x 10
mg/hari.
Konsul speasialis kulit
Psikoterapi
Terapi kognitif-perilaku
Terapi Suportif
Psikoterapi berorientasi tilikan
TERIMA KASIH