Definisi
Osteomyelitis merupakan infeksi
sumsum tulang belakang
Proses inflamasi pada osteomyelitis
terjadi pada sumsum tulang (cavitas
medullaris) dan dapat menyebar
hingga ke cortex dan periosteum
Etiologi
Paling sering diakibatkan oleh
Staphylococcus aureus
Pada anak dibawah usia 4 tahun,
paling sering diakibatkan oleh
Haemophilus influenzae
Klasifikasi
Osteomyelitis dikelompokkan
menjadi :
Akut
Subakut
Kronis
Osteomyelitis Akut
Sering ditemukan pada anak-anak
Merupakan infeksi sumsum tulang
belakang yang diakibatkan oleh
bakteri piogenik
Patologi
Patogen reaksi inflamasi proses
supurasi nekrosis new bone
formation resolusi
Manifestasi Klinis
Nyeri hebat
Malaiase
Demam
Cenderung tidak ingin menggerakan
daerah yang sakit
Diagnosis
Anamanesa :
Penyakit infeksi lainnya sebelum
timbulnya gejala
Pemeriksaan Fisik :
Demam
Nyeri pada daerah sendi yang sakit
Keterbatasan gerakan pada sendi
Tampak adanya tanda-tanda inflamasi
lokal pada daerah sendi yang sakit
Pemeriksaan penunjang :
Imaging :
X-ray (tampak normal pada awal terjadinya osteomyelitis
faint extra-cortical outline penebalan periosteal)
USG (ditemukan adanya peningkatan cairan subperiosteal
MRI (paling sensitif!! dapat membedakan infeksi jaringan
lunak / ostemyelitis)
Laboratorium :
Biopsi
Leukositosis
Peningkatan LED
Pemeriksaan titer antibodi anti-stafilokokus
Kultur darah
Differential Diagnosis
Selulitis
Streptococcal necrotizing myositis
Artritis supuratif akut
Tatalaksana
Analgetik
Antibiotik
Drainase
Ostemyelitis Hematogen
Subakut
Gejala osteomielitis subakut lebih
ringan jika dibandingkan dengan
osteomyelitis hematogen akut akibat
lebih rendahnya virulensi dan lebih
resistennya penderita
Paling sering terjadi pada bagian
distal femur serta proksimal dan
distal tibia
Manifestasi Klinis
Lemas
Sedikit pembengkakkan
Atrofi otot
Nyeri lokal
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang :
X-ray (ditemukan adanya kavitas
berdiameter 1-2cm terutama pada
daerah metafisis tibia atau femur
maupun daerah diafisis tulang panjang)
Biopsi
Tatalaksana
Imobilisasi
Antibiotik
Garres Sclerosing
Osteomyelitis
Merupakan osteomyelitis non
supuratif
Ditandai dengan adanya sklerosis
dan penebalan kortikal
Ditemukan adanya perbesaran yang
difus pada tulang yang terinfeksi
(biasanya pada diafisis)
Diagnosis
X-ray (peningkatan densitas tulang
dan penebalan kortikal)
Biopsi
Tatalaksana
Operasi :
Eksisi
Bone grafts / bone transport / free bone
transfer
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium :
Peningkatan LED
Imaging :
X-ray (lesi litik pada metafisis, penebalan
pada klavikula)
Biopsi
Tatalaksana
Paliatif
Sterno-Costo-Clavicular
Hyperostosis
Lebih sering terjadi pada pria dan
orang dengan usia 40-50an
Berhubungan dengan cutaneus
pustulosis
Manifestasi Klinis
Nyeri
Bengkak
Nyeri tekan
Demam
Pada daerah
sendi
sternoclavicula
r
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
Peningkatan LED
Imaging :
X-ray
Hyperostosis pada medial ends klavikula, daerah
sternum, dan anterior ends dari iga bagian atas
Perubahan vertebra (sklerosis pada badan
vertebra, osifikasi pada ligamen longitudinal
anterior, anterior intervertebral bridging, erosi
pada end-plate penyempitan pada ruang diskus,
dan kolaps pada vertebra
Tatalaksana
Paliatif
Pemeriksaan penunjang :
X-ray (tampak adaya periosteal new-bone formation
penebalan tulang yang menderita)
Tatalaksana :
Paliatif
Post-Traumatic
Osteomyelitis
Kombinasi dari kerusakan jaringan,
vaskular, edema, hematoma,
fragmen tulang yang sudah mati dan
saluran terbuka yang
menghubungkan dengan udara
bebas
Paling sering diakibatkan oleh
Staphylococcus aureus dan dapat
disertai dengan bakteri anaerob
(Clostridia, Streptococci anaerob)
Manifestasi Klinis
Demam
Nyeri dan bengkak pada daerah yang
mengalami fraktur
Inflamasi pada luka dan terdapat
discharge seropurulent
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
Leukositosis
Peningkatan LED
Kultur bakteri
Imaging :
X-ray (fraktur)
Tatalaksana
Profilaksis :
Debridement pada fraktur terbuka
Drainase
Imobilisasi
Antibiotik
Postoperative Osteomyelitis
Dapat terjadi pada seetiap operasi terutama operasi
pada fraktur terbuka dengan menggunakan implant
Biasanya diakibatkan oleh gabungan dari
(Staphylococcus aureus, Proteus, E. Coli, Pseudomonas)
Dibedakan menjadi :
Early infection (dalam waktu 1 bulan)
Superficial
Deep
Superficial and deep
Late infection
Following early infection
Covert infection appearing later
Following a long period of normality
Diagnosis
Early operative infection :
Pemeriksaan fisik :
Nyeri persisten
Demam
Tanda-tanda inflamasi pada daerah sekitar kulit
Adanya discharge purulent pada luka
Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium :
Peningkatan leukosit dan LED
Kultur darah
Intermediate postoperative
infection :
Timbul pada 1 bulan hingga 1 tahun
Laboratorium :
Kultur bakteri
Tatalaksana
Operasi tanpa menggunakan implant
Antibiotik
Osteomyelitis Kronis
Diakibatkan oleh Staphylococcus
aureus, E. coli, S. pyogenes, Proteus,
dan Pseudomonas
Manifestasi Klinis
Nyeri persisten
Demam
Kemerahan
Fistel / sikatriks bekas operasi
dengan nyeri tekan (+)
Pemeriksaan Penunjang
Imaging :
X-ray (tampak adanya penurunan densitas)
CT-scan dan MRI (melihat adanya destruksi
tulang dan edema yang reaktif, serta abses
dan sequestra yang tersembunyi
Laboratorium :
Meningkatya LED dan leukosit
Meningkatnya titer antibodi
antistaphylococcal
Kultur organisme
Tatalaksana
Antibiotik
Operasi
Terima Kasih