Disusunoleh :
FAKULTAS TEKNIK
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Bagi pabrik, kilang minyak atau sektor industri lain yang mempunyaikontribusi pada
pencemaran udara dari cerobong asapnya, pohon-pohon tinggidapat membantu
memperkecil polusi di luar lingkungan.
6. Taman sebagai Peredam Suara
Taman juga berfungsi sebagai peredam suara, baik dalam lingkungan ke luaratau
sebaliknya dapat dibantu dengan menggunakan bukitan kecil yang ditanamidengan
tanaman semak atau perdu sehingga getaran suara dapat diredam secaraalamiah.
7. Taman sebagai Peneduh
Penataan taman dengan menggunakan pohon-pohon rindang akan bermanfaatsebagai
peneduh untuk areal terbuka seperti tempat parkir, koridor tempatrekreasi, tempat
istirahat dan sebagainya.
8. Taman sebagai Pelestari Ekosistem
Dengan hadirnya taman di sekitar bangunan yang terdiri dari berbagai tanamandan
pepohonan akan mengundang serangga atau burung sebagai penyebar bibit,penyilang
jenis tanaman, penyerbuk dan sebagainya yang akan berperan sebagaipelestari
lingkungan.
9. Taman sebagai Pencegah Erosi
Materi taman berupa tanaman, terutama tanaman penutup tanah sepertirerumputan
dapat mencegah pengikisan tanah atau erosi.
2.3. SEJARAH TAMAN KOTA DI BANDUNG
Ketika para perencana taman membangun "mini-botanical garden" di Kota Bandung
hampir 80 tahun yang lalu, mereka membangunnya dengan konsep yang jelas. Taman
haruslah menjadi sarana efektif mengakrabkan warga kota dengan alam, tempat rekreasi,
tempat penelitian, dan tempat belajar mengenai siklus alam. Oleh karena itu, pemilihan
jenis anaman pun disesuaikan dengan kondisi ekologi dan iklim kota Bandung. "Kota
Taman" atau Tuinstad itulah konsep pembangunan yang diterapkan Pemerintah Hindia
Belanda di Kota Bandung pada masa penjajahan. Pemerintah kolonial saat itu ingin
menjadikan Bandung sebagai salah satu kota khusus bagi masyarakat Eropa sehingga
pada awalnya, pembangunan yang dilaksanakan di Kota Bandoeng (Bandung) saat itu
sangat berbau Eropa, seperti memindahkan Paris atau Amsterdam ke Pulau Jawa.
Namun, usaha ini kemudian mendapat tentangan dari maestro arsitek Belanda, Hendrik
Petrus Berlage, yang datang ke kota Bandung tahun 1923. Ia mengkritik bentuk
bangunan di Nusantara yang tidak menonjolkan ciri aksen tropis. Kritik Berlage
mendapat sambutan dari perkumpulan Bandoeng Vooruit yang awalnya lahir dari
organisasi Vereeniging tot Nut van Bandoeng en Omstreken, yang merupakan wadah
bagi masyarakat Belanda yang ada di Bandung untuk bermusyawarah.
Ahli-ahli taman perkumpulan Bandoeng Vooruit yang terdiri atas Dr. R. Teuscher, Dr.
W. Docters van Leeuwen, dan Dr. L. Van der Pijl, kemudian bersama-sama mencari
desain taman tropis untuk Kota Bandung. Konsep taman tropis yang digagas oleh
Bandoeng Vooruit saat itu adalah konsep taman terbuka yang bebas dikunjungi warga
3
kota. Taman kala itu harus bisa menjadi wahana efektif guna mengakrabkan kehidupan
warga kota dengan alam. Taman terbuka dapat digunakan untuk rekreasi, tempat
penelitian, pengenalan jenis flora tropis, maupun untuk studi tentang siklus alam.
Untuk maksud ini, perkumpulan Bandoeng Vooruit selama tahun 1930-1935 berusaha
mengubah taman-taman di Kota Bandung menjadi mini botanical garden. Sebagai sarana
untuk mengenal dan belajar mengenai tanaman, keterangan nama jenis tiap tumbuhan
dituliskan dalam bahasa Latin, Sunda, dan Melayu (Indonesia), pada pelat-pelat
alumunium.
Berdasarkan istilah Belanda saat itu, taman (park) dibedakan menjadi beberapa jenis,
antara lain park, plein, plantsoen, stadstuin, dan boulevard. Park adalah sebidang tanah
yang dipagari sekelilingnya, ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon lindung,
tanaman hias, rumput, dan berbagai jenis tanaman bunga. Selain itu, dilengkapi pula
jaringan jalan (lorong), bangku tempat duduk, dan lampu penerangan yang berseni.
Kadang kala taman dilengkapi kolam 8 ikan dengan tanaman teratainya, tempat berteduh
yang sering disebut "Gazebo"natau "Belvedere", kandang binatang atau unggas, dan
saluran air yang teratur.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa makna taman bagi kota Bandung tak hanya
sebagai paru-paru kota atau ruang terbuka hijau (RTH). Banyak catatan sejarah yang
dapat digali dari proses pembangunan dan perubahan yang terjadi di taman-taman di kota
Bandung. Beberapa taman yang merupakan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda dan
masih dapat kita lihat sampai saat ini adalah Ijzermanpark (Taman Ganeca),
Molukkenpark (Taman Maluku), Pieter Sijthoffpark (Taman Merdeka), Insulindepark
(Taman Nusantara/Taman Lalu Lintas), dan Jubileumpark (Taman Sari atau Kebon
Binatang). Sekitar tahun 1950-an, Presiden Soekarno melarang rakyat menggunakan
bahasa Belanda, maka taman-taman kota ini pun diubah namanya ke dalam Bahasa
Indonesia.
2.4. TAMAN TEMATIK
Taman Tematik adalah salah satu program Wali Kota Bandung untuk merevitalisasi
taman taman kota, seperti memperbaiki elemen elemen taman, memperbanyak
fasilitas untuk menunjang kegiatan kegiatan masyarakat dan memberikan tema
terhadap beberapa taman kota. Program Wali Kota ini berencana merevitalisasi 600
taman atau ruang terbuka di Kota Bandung dan 30 taman diantaranya akan diberikan
tema. Pemerintah Kota Bandung menyampaikan program revitalisasi taman dianggarkan
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Bandung. Selain dari dana
APBD, dana berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR). Saat ini sudah ada
empat taman tematik yang sudah di resmikan yaitu Taman Pasupati dengan nama tematik
"Taman Jomblo", lalu Taman Cempaka dengan nama tematik "Taman Fotografi", Taman
Centrum dengan nama tematik "Taman Musik", dan Taman Cilaki dengan nama tematik
"Taman Puspa".
Taman-taman tersebut sengaja dibuat untuk mewujudkan kembali kota Bandung yang
bersih, hijau dan berbunga. Selain itu, dengan banyaknya taman kota, pemerintah
berharap dapat menjadi tempat rekreasi
4
2.4.1.
Taman Fotografi
Taman Cempaka dijadikan taman tematik menjadi taman fotografi dan diresmikan
pada tanggal 21 September 2013, difungsikan sebagai Taman Fotografi yang terletak di
Jalan Taman Cempaka, Kelurahan Cihapit, Kecamatan Sumur Bandung. Taman yang
memiliki luas hingga 500 m2 itu, difungsikan sebagai tempat berfoto-foto, tempat
berkumpulnya para fotografer, dan pameran foto. Hal ini sengaja dilakukan agar pameran
foto atau event sejenisnya tidak selalu berada gedung (indoor), tetapi bisa juga dilakukan
di area terbuka (outdoor).
Taman Tematik tidak dirubah secara keseluruhan, tetap menjaga fungsi taman sebagai
Ruang Terbuka Hijau (RTH). Taman fotografi ini akan dibuatkan toilet umum,
perpustakaan dan dilengkapi dengan free wifi. Taman Fotografi ini berhasil terbentuk
sebagai salah satu CSR hasil kerjasama antara Bank Danamon dengan Pemkot Bandung.
orang. Kubus tersebut juga bisa digunakan sebagai tempat memajang karya seni sesuai
dengan tema taman tersebut yang untuk kalangan anak muda. Terdapat bangku panjang
yang melengkung dan bisa ditempati oleh banyak orang. Di bagian belakang Taman
Jomblo juga terdapat arena papan luncur (skateboard) yang kini menjadi lokasi favorit
untuk para pemain skateboard di Bandung. Arena papan luncur ini memiliki
kelengkapan dengan skala internasional.
sekolah menengah atas yang berada disana. Terdapat sebuah bundaran berada di pusat
taman. Di sana pula terletak batu peresmian Taman Centrum yang ditandatangani oleh
Walikota Daerah Tingkat II Bandung, Wahyu Hamijaya pada 7 April 1994. Diresmikan
kembali 1 maret 2014
Taman ini diresmikan sebagai Taman Tematik oleh Walikota Bandung pada tanggal 30
Desember 2013 yang lalu. Perpustakaan Bunga atau Taman Pustaka Bunga memiliki
beragam jenis bunga. Ada sekitar 100 ribu jenis bunga di tanam di Perpustakaan Bunga
atau Taman Pustaka Bunga yang berlokasi di kota Bandung tersebut. Dengan hadirnya
Perpustakaan Bunga atau Taman Pustaka Bunga ini, Kota Bandung menjadi lebih indah
dan menambah jumlah resapan yang ada di kota Bandung.Dengan adanya keberadaan
Perpustakaan Bunga atau Taman Pustaka Bunga ini, masyarakat bisa menjadikan
tempat ini sebagai tempat untuk berkumpul, berehat sejenak, merasakan suasana sejuk
di tengah kota, dan tujuan berwisata bersama keluarga.
brand dari Nutrifood yaitu Hi Lo. Taman ini mengambil konsep green and active dengan
berbagai fasilitas yang membuat warga makin gesit.
Brand Manager Hi Lo Ignatius Teddy menuturkan Bandung dipilih sebagai kota untuk
dibangun taman ini karena saat ini Bandung tengah giat memanfaatkan ruang terbuka
hijau. "Bandung juga sekarang banyak dikenal dengan taman-taman tematiknya sehingga
kami pun ingin ikut berkontribusi," ujar Teddy. Kunjungan ke Taman Gesit ini
merupakan rangkaian dari kegiatan Media Gathering #2ndHoMedia Nutrifood ke
Bandung. N
Saat ini pembangunan taman ini sudah mencapai 40 persen sejak mulai direnovasi
awal Maret. Nantinya di taman ini akan dibangun berbagai fasilitas yang akan membuat
warga untuk beraktivitas lebih aktif. "Di antaranya kami akan bangun pergola, monkey
bar, spider web, incline board, tree deck, vertical garden dan lainnya," katanya. Nama
Taman Gesit sendiri diambil dari tagline brand Hi Lo yaitu Gerak Lebih Gesit.
Area taman akan dibagi menjadi dua yaitu untuk kegiatan komunitas lingkungan
untuk berkumpul sementara di sisi lainnya digunakan untuk kegiatan aktif. "Rencananya
taman akan mulai diresmikan dan bisa digunakan warga pada bulan April mendatang,"
sebut Teddy. Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung Arif Prasetya
menyatakan senang Hi Lo yang telah menambah daftar taman tematik di Kota Bandung
yang saat ini berjumlah 15 taman. "Di seluruh Kota Bandung ada 604 taman, 34 di
antaranya yang sering dikunjungi oleh warga, seperti Taman Film, Taman Jomblo, Taman
Alun-alun dan Taman Musik. Kalau nanti sudah ada sign (nama taman) pasti taman ini
juga akan ramai. Apalagi lokasinya dekat dengan area CFD dan biasa ramai siang
malam," tutur Arif.
2.6. ANALISIS
2.6.1.
d.
Ruang terbuka
Ian C. Laurit mengelompokkan ruang terbuka sebagai berikut :
1. Ruang terbuka sebagai sumber produksi.
2. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam dan manusia
(cagar alam, daerah budaya dan sejarah).
3. Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan.
Ruang terbuka memiliki fungsi :
1. Menyediakan cahaya dan sirkulasi udara dalam bangunan terutama di pusat
kota.
2. Menghadirkan kesan perspektif dan visa pada pemandangan kota (urban scane)
terutama dikawasan pusat kota yang padat.
3. Menyediakan arena rekreasi dengan bentuk aktifitas khusus.
4. Melindungi fungsi ekologi kawasan.
5. Memberikan bentuk solid foid pada kawasan.
6. Sebagai area cadangan untuk penggunaan dimasa depan (cadangan area
pengembangan).
e.
ACTIVITY SUPPORT
Muncul oleh adanya keterkaitan antara fasilitas ruang-ruang umum kota
dengan seluruh kegiatan yang menyangkut penggunaan ruang kota yang
menunjang akan keberadaan ruang-ruang umum kota. Kegiatan-kegiatan dan
ruang-ruang umum bersifat saling mengisi dan melengkapi. Pada dasarnya
activity support adalah :
1. Aktifitas yang mengarahkan pada kepentingan pergerakan (importment of
movement).
2. Kehidupan kota dan kegembiraan (excitentent).
10
12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Dari penulisan artikel di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Perbaikan dan pembaharuan konsep taman kota temaik yang lebih tertata dan
modern di Bandung menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sehingga taman
di kota Bandung dapat berfungsi sesuai dengan funsinya.
2. Apabila dibandingkan dengan zaman dahulu, taman-taman kota di Bandung sudah
banyak mengalami proses penataan yang lebih serius serta fasilitas canggih dengan
konsep desain yang juga lebih modern sehingga dapat menjadi pendukung aktifitas
publik.
3.2. SARAN
1. Banyak diadakan sayembara tertentu untuk kaum muda/komunitas yang memiliki
program bagus untuk pelestarian lingkungan, mengingat kaum muda memiliki ide
segar, kreatif, dan kekinian.
2. Anggaran dana untuk pemeliharaan taman kota itu sendiri harus lebih ditingkatkan
agar fasilitasnya lebih baik lagi.
13
14