penelitian
elektrofisiologis,
farmakologis,
dan
molekuler.
Mereka
tingkat
cyclic
adenosine
monophosphate
(cAMP),
yang
faktor mempengaruhi saluran Ca tipe L yang disebut di atas disajikan pada Tabel
1.
L
Inhibisi
mungkin ada
Kemungkinan
yang
peningkatan
Aktivasi -AR
Pembukaan
klinis
Ekspresi
bentuk
kurang sensitif
3. Efikasi CCB untuk Melawan PTB
yang Kemungkinan
penurunan
mayoritas kehamilan dengan kontraksi uterus dini (32 dari 41 pasien) tanpa efek
samping yang signifikan.
Telah terdapat laporan mengenai rendahnya kerja nifedipine pada kontraksi
prematur. Percobaan randomisasi dengan kontrol placebo menunjukkan bahwa
nifedipine 20 mg yang diberikan setiap 4-6 jam sekali tidak mempertahankan
kehamilan atau menunda persalinan bila dibandingkan dengan kelompok placebo.
Pada percobaan terkini, tokolisis yang dikelola dengan nifedipine (80 mg/hari
peroral selama 12 hari) tak menghasilkan reduksi signifikan terhadap ancaman
PTB, walaupun angka keluaran perinatal yang buruk lebih rendah bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa
penggunaan nifedipine tak secara signifikan menunda persalinan.
Pada kehamilan kembar dimana nifedipine diberikan untuk tokolisis sebagai
pengganti tarbutaline subkutan setelah rawat inap untuk gejala rekuren PTB
memiliki dampak positif untuk memperpanjang kehamilan dan perbaikan keluaran
neonatal.
Pada penelitian lain, nifedipine ditemukan lebih efektif daripada indomethacin
dalam menginhibisi kontraksi uterus selama 2 jam pertama; walau demikian, tak
ada perbedaan antara indomethacin dan nifedipine dalam menunda persalinan
hingga 7 hari.
Atosiban dan nifedipine telah menunjukkan tak ada perbedaan signifikan dalam
menunda persalinan. Bukti terbatas ini menunjukkan tak ada perbedaan esensial
dalam efikasi tokolitik dari kedua obat. Pemberian per oral, harga yang lebih
murah dan kemungkinan morbiditas neonatal yang lebih baik, mendorong
penggunaan nifedipine.
Nicardipine memiliki fitur unggulan di atas nifedipine yakni dapat diberikan
secara intravena, dan ini adalah pilihan pertama untuk beberapa ahli obstetri pada
pengelolaan PTB. Walau demikian, nicardipine intravena tak meningkatkan durasi
kehamilan bila dibandingkan dengan nifedipine oral. Median durasi antara terapi
untuk PTB dan persalinan secara signifikan lebih panjang bila nifedipine
digunakan pula. Nicardipine oral juga merupakan obat tokolitik yang efektif dapat
ditoleransi dengan baik. Obat ini dapat menghentikan PTB lebih cepat daripada
magnesium sulfat parenteral.
Nicardipine lebih dahulu ditemukan efektif sebagaimana salbutamol dalam terapi
PTB, dan diperkirakan memiliki keunggulan pada kasus khusus kehamilan dengan
hipertensi, diabetes, atau kardiopati ibu. Suatu pembandingan kecil antara
nicardipine dengan salbutamol pada penelitian kecil di Tunisia menguak tak ada
perbedaan signifikan pada efikasi kedua senyawa dalam hal rerata waktu hingga
hilangnya kontraksi uterus. Walau demikian, efek simpang sekunder yang lebih
sedikit ditemukan pada nicardipine, yang mana membuatnya menjadi tokolitik lini
pertama.
pada
tikus
hamil.
Efek
tokolitik
kombinasi
17-alfa-
hidroksiprogesterone caproate dan nifedipine tak lebih baik dari pada nifedipine
saja dalam suatu percobaan klinis dengan randomisasi. Hasil ini menunjukkan
bahwa terapi P4 mungkin tak memperburuk efikasi tokolitik CCB pada manusia.
Modifikasi efek tokolitik nifedipine oleh senyawa lain dan risiko potensial dari
kombinasinya dituliskan pada Tabel 3.
Perubahan
Nifedipine+ritodrine
miometrial
Meningkat
pada
(baik
paru,
infark
in vivo
Meningkat
Nifedipine+celecoxib
manusia in vitro)
Menurun
Nifedipine+progesterone
(pada
(pada
manusia in vitro)
Menurun
(pada
hewan in vivo)
dengan
monoterapi nifedipine
6. Kesimpulan
CCB semakin digunakan untuk tokolisis, walaupun resminya tak dilisensikan
untuk tujuan ini. Efikasinya setidaknya ekuivalen dengan obat yang digunakan
secara tradisional, tapi efek simpangnya terlihat lebih ringan dan ditoleransi lebih
baik daripada agonis beta adrenergik dan tak lebih parah dari pada antagonis
oksitosin. Sayangnya, CCB dalam monoterapi tak lebih baik daripada tokolitik
lain dalam usaha tokolisis jangka panjang (mempertahankan kehamilan).
Efek nifedipine dalam terapi tokolitik mungkin lebih diperkuat dengan kombinasi
bersama senyawa lain. Efikasinya dapat meningkat dengan Beta2-mimetik
konsentrasi rendah. Walau demikian, pemberian agonis Beta2-adrenergik tak
dapat mendahului pemberian nifedipine. Terdapat sejumlah temuan klinis yang
memperingatkan kombinasi penggunaan dua golongan obat ini dalam kehamilan
multipel dan pada gangguan kardiovaskuler ibu hamil. Di sisi lain, kombinasinya
dapat diteliti dalam kehamilan tunggal yang memerlukan tokolisis. Dengan
memperhatikan terbatasnya informasi sifat yang tersedia dari penelitian preklinik,
suatu percobaan untuk mengevaluasi efek kombinasi tokolitik CCB dan atosiban
mungkin dapat dilakukan di masa depan.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa CCB DHP harus menjadi salah satu
golongan paling penting dari obat untuk inhibisi cepat segera kontraksi uterus
prematur. Terdapat kebutuhan penting untuk tinjauan sistematik yang lebih baru
(misal menurut prinsip tinjauan Cochrane) pada aplikasi klinis CCB pada
persalinan prematur. Selain itu, penelitian klinis lebih lanjut diperlukan untuk
menginvestigasi bagaimana meningkatkan efikasi kombinasi dengan obat lain.