Anda di halaman 1dari 112

BAB I

PENDAHULUAN

Peran Sistem Informasi Kesehatan sangat penting dalam pelaksanaan


pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan akan berhasil dengan
baik apabila didukung oleh tersedianya data dan informasi yang akurat dan
disajikan secara cepat dan tepat waktu. Atau dengan kata lain, pencapaian
pembangunan kesehatan

memerlukan dukungan informasi yang dapat

diandalkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan di semua


tingkatan administrasi pelayanan kesehatan.
Salah satu bentuk output Sistem Informasi Kesehatan berupa
penyajian data dan informasi yang menggambarkan

hasil Pembangunan

Bidang Kesehatan di Kota Bandung yang dikemas dalam bentuk Profil


Kesehatan Kota Bandung yang dibuat satu tahun sekali.
Profil
masyarakat

Kesehatan
Kota

merupakan

Bandung

yang

gambaran

tercermin

dari

kondisi

kesehatan

indikator-indikator

pembangungan kesehatan. Indikator-indikator ini dipakai sebagai alat untuk


mengukur hasil pembangunan sektor kesehatan dalam mencapai visi
Bandung Kota Sehat yang Mandiri. Visi tersebut memiliki makna suatu
kondisi di mana masyarakat Bandung menyadari, mau dan mampu untuk
mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang
dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang
disebabkan karena penyakit maupun lingkungan dan perilaku yang
mendukung untuk hidup sehat.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 juga menggambarkan
kinerja institusi kesehatan maupun koordinasi dan kerjasama antar sektor
terkait yang mempunyai peran penting dalam pencapaian Visi Bandung
Kota Sehat yang Mandiri.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Bandung ini dapat dipergunakan dan


dimanfaatkan secara optimal oleh segenap pengguna data dan informasi
kesehaan sebagai bahan perencanaan, pelaksanaan dan sebagai alat
melakukan evaluasi program-program kesehatan.
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami profil ini maka kami
sajikan dengan sistematika berikut ini :

Bab I

: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan
Pembuatan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011
serta sistematika penyajiannya.

Bab II

: Gambaran Umum Kota Bandung


Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Bandung,
uraian tentang letak geografi, kependudukan, ekonomi dan
pendidikan serta informasi umum lainnya. Pada bab ini juga
diulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan
dan faktor berhubungan dengan kesehatan secara umum di
Kota Bandung.

Bab III

: Situasi Derajat Kesehatan Kota Bandung


Pada bab ini diuraikan tentang Derajat Kesehatan Kota
Bandung yang digambarkan

melalui indikator mengenai

angka kematian, angka kesakitan , dan angka status gizi


masyarakat Kota Bandung.

Bab IV

: Situasi Upaya Kesehatan di Kota Bandung


Bab ini menguraikan tentang pencapaian hasil pelayanan
kesehatan

dasar,

pelayanan

kesehatan

rujukan

dan

penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan


kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan,
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

pelayanan

kesehatan

dalam

situasi

bencana.

Upaya

pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan di Kota


Bandung.

Bab V

: Situasi Sumber Daya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan,tenaga
kesehatan,

pembiayaan

kesehatan

dan sumber

daya

kesehatan lainnya yang ada di Kota Bandung.

Bab VI

: Kesimpulan
Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting yang

perlu

ditindaklanjuti serta keberhasilan-keberhasilan yang perlu


dicatat serta mengemukakan hal-hal yang dianggap masih
kurang dalam upaya pencapaian Visi Bandung Kota Sehat
yang Mandiri.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

A. GEOGRAFI
Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak
diantara 107 36 Bujur Timur, 6 - 55 Lintang Selatan. Ketinggian tanah
791 m di atas permukaan laut, titik terendah + 675 m berada di sebelah
selatan dengan permukaan relatif datar dan titik tertinggi + 1,050 m berada di
sebelah utara dengan kontur yang berbukit-bukit.
Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang sejuk
tetapi beberapa tahun belakangan mengalami peningkatan suhu yang
disebabkan polusi dan pemanasan global.
Luas wilayah Kota Bandung 176,56 Km2 yang terdiri dari dataran
(145,52 Km), perbukitan (0,82 km), pesawahan (21,56 Km), dan sebanyak
8.791,35 Ha (52,55%) digunakan untuk daerah perumahan/pemukiman.
Kota Bandung dipimpin oleh Walikota dibantu oleh Wakil Walikota
dan Sekretaris Daerah yang membawahi 3 Asisten Sekretaris Daerah,
dengan 11 Kepala Bagian, 11 Kepala Dinas, 6 Kepala Badan dan 2 Kepala
Kantor, 1 Inspektorat serta 3 Rumah Sakit Daerah. Wilayah pemerintahan
terbagi dalam 30 kecamatan, 151 kelurahan yang terdiri dari 1.558 RW
(rukun warga), dan 9.678 RT (rukun tetangga).
Secara administratif Kota Bandung berbatasan dengan daerah
kabupaten/kota lainnya yaitu :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Bandung
Barat.
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten
Bandung Barat.
3. Sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung
dan
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan diperlukan kerjasama


dengan ketiga Kabupaten Kota diatas karena masalah-masalah kesehatan
tidak mengenal batas wilayah kerja.
Kota Bandung sebagai kota besar juga memiliki 6 fungsi kota yaitu
sebagai :
o

Pusat Pemerintahan Jawa Barat

Kota Ekonomi dan Perdagangan

Kota Pendidikan

Kota Budaya dan Wisata

Kota Industri

Etalase Jawa Barat

Sebagai kota besar tidak terlepas dari berbagai permasalahan akibat


urbanisasi, yang membentuk budaya masyarakat yang heterogen sehingga
pemerintah Kota Bandung perlu mengadakan penataan kota secara cermat
dan akurat.
GAMBAR II.1
PETA KOTA BANDUNG

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI
1. Pertumbuhan Penduduk
Kota Bandung memiliki Jumlah penduduk sebanyak 2.421.146 jiwa
dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 1.226.954 jiwa (50,67%)
dan penduduk perempuan sebanyak 1.194.192 jiwa (49,33%). Laju
pertumbuhan penduduk di tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 sebesar
1,10%. Grafik dibawah ini menunjukkan pertumbuhan penduduk Kota
Bandung selama 5 tahun terakhir.
GRAFIK II.1
PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2007 2011

2.450.000

2.421.146
2.414.704
2.390.441

2.400.000
2.350.000

2.329.928

2.300.000
2.250.000 2.232.848
2.200.000
2.150.000
2.100.000
2007

2008

2009

2010

2011

jml Pendududk

Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011

Grafik di atas menunjukkan penambahan jumlah penduduk dari tahun


2010 sebesar 30.705 orang. Pertambahan jumlah penduduk di Kota
Bandung dapat disebabkan oleh migrasi yang berarti pertambahan penduduk
ke Kota Bandung (urbanisasi) lebih besar dari penduduk yang keluar dari
Kota Bandung.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Selain itu juga pertambahan penduduk dikarenakan oleh fertilitas yang cukup
tinggi (pertumbuhan penduduk alami). Program untuk mengurangi tingkat
kepadatan penduduk adalah dengan program transmigrasi ke daerah luar
Jawa dan program Keluarga Berencana.

GAMBAR II.2
PETA KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

KEPADATAN PENDUDUK
PER KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Kepadatan Penduduk
(orang/KM2)
3.626 - 10.200
10.201 - 15.500
15.501 - 25.000
25.001 - 39.200

Cidadap
Sukasari

Cibeunying Kal er
Sukajadi

Coblong

Cibeunying Kidul
Cicendo

Mandalajati
Ujungberung

Bandung Wetan

Andi r
Sumurbandung

Bandung Kulon

Antapani
Batununggal
Kiaracondong

Arcamanik

Bojongloa Kaler
Astanaanyar

2 Kilometer

Cibiru
Cinambo

Panyileukan

Lengkong
Babakan Ciparay

Regol
Bojongloa Kidul
Buahbatu
Bandung Kidul

Gedebage
Rancasari

PEMERINTAH KOTA BANDUNG


DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Bila dilihat dari komposisi penduduk masyarakat Kota Bandung secara


umum, penduduk laki laki lebih banyak dari pada perempuan, sebanyak
50,67% dan perempuan sebanyak 49,33 %.
Komposisi penduduk menurut golongan umur dapat dilihat pada grafik
berikut ini

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK II.2
PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR DAN JENIS
KELAMIN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

Sumber : BPS Kota Bandung, Tahun 2011

Grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak di


Kota Bandung berada pada usia 20 29 tahun yaitu sebesar 20,68 % .
Komposisi penduduk Kota Bandung menurut kelompok umur menunjukkan
bahwa penduduk berusia muda yaitu 014 tahun 25,06 %, usia produktif
1564 tahun sebesar 70,73 % dan usia tua 65 tahun sebesar 4,21 %.
Pengelompokan penduduk berdasarkan

umur berguna bagi intervensi

program kesehatan yang akan dilakukan. Seperti kelompok umur balita dan
usia lanjut merupakan sasaran program kesehatan, karena kelompok
tersebut merupakan kelompok rentan terhadap

resiko

tertentu yang memerlukan penanganan kesehatan khusus.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

penyakit-penyakit

2. Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk


Persebaran penduduk di Kota Bandung terbanyak terdapat di
Kecamatan Babakan Ciparay (144.987 jiwa) disusul oleh Kecamatan
Bandung Kulon (140.422 jiwa) dan jumlah kecamatan dengan penduduk
yang paling sedikit adalah Kecamatan Cinambo (23.987 jiwa) .
Jumlah penduduk di Kota Bandung 2.421.146 jiwa maka rata-rata
kepadatan penduduk di Kota Bandung yaitu 14.471 jiwa/Km. Kecamatan
terpadat di Kota Bandung adalah

di Kecamatan Bojongloa Kaler

yaitu

39.182 jiwa / km serta Kecamatan Gede Bage merupakan kecamatan yang


terkecil kepadatan penduduknya yaitu 3.626 jiwa /Km. Hal ini menandakan
bahwa kepadatan penduduk di Kota Bandung tidak merata masih bertumpuk
pada daerah-daerah industri kecil / industri besar.

C. PENDUDUK MISKIN
Jumlah penduduk miskin dan hampir miskin di Kota Bandung, yang
bersumber dari kepemilikan Jamkesmas dan Jamkesda (Bawaku Sehat) di
Tahun 2011 adalah berjumlah 669.300 jiwa. Jumlah ini sebesar 27,64 % dari
jumlah penduduk Kota Bandung. Sedangkan jumlah warga miskin Kota
Bandung bersumber dari data BPS bersama dengan TNP2K (Tim Nasional
Program Penanggulangan Kemiskinan) yang menggunakan data unifikasi
garis kemiskinan hingga 40% berjumlah 505.435 jiwa.
Kemiskinan secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap
kesehatan,

terutama

berkaitan

dengan asupan

nilai

gizi

makanan,

lingkungan tempat tinggal serta biaya pengobatan bila menderita sakit dan
hal lain. Untuk itu, data kemiskinan dalam pembangunan kesehatan sangat
diperlukan sebagai bahan untuk menentukan kebijakankebijakan promosi
maupun jaminan kesehatan.
D. KEADAAN EKONOMI
Salah satu indikasi keberhasilan pembangunan yang ada adalah
melalui indikator pertumbuhan ekonomi, walaupun pertumbuhan ekonomi

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

bukanlah tujuan akhir dari pembangunan. Tujuan utama yang ingin dicapai
adalah

kesejahteraan

rakyat

seluas-luasnya.

Kondisi

perekonomian

masyarakat Kota Bandung dapat terlihat dari Indikator Laju Pertumbuhan


Ekonomi (LPE) yang setiap tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Hal
ini dapat dilihat dari grafik berikut ini.

GRAFIK II. 3
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BANDUNG
TAHUN 2007 - 2011

Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011

Grafik di atas menunjukkan bahwa LPE Kota Bandung meningkat dari


8,46 % pada Tahun 2010 menjadi 8,58 % pada Tahun 2011. Dengan
kenaikan 0,12 % hal ini disebabkan adanya peningkatan beberapa faktor
indikator makro yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Capaian Indeks Daya Beli Kota Bandung Tahun 2011 adalah sebesar 65,98
naik dari Tahun 2010 65,66. Indeks Daya Beli merupakan alat ukur untuk
mengetahui standar kehidupan yang layak.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

E. KEADAAN PENDIDIKAN
Manusia yang berkualitas, bermutu serta mampu bersaing dalam
menghadapi jaman merupakan hasil dari proses pendidikan baik pendidikan
formal maupun informal yang berkualitas. Penduduk yang bermutu akan
mampu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan termasuk
pembangunan kesehatan sehingga dapat secara mandiri meraih kehidupan
yang sehat. Tingkat pendidikan formal penduduk yang diselesaikan dapat
dijadikan dasar perencanaan program kesehatan.

GRAFIK II.4
PERSENTASE PENDUDUK BERUSIA 10 TAHUN KEATAS DIRINCI
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN DI KOTA
BANDUNG TAHUN 2011

Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011

Grafik diatas

menunjukkan jumlah penduduk dengan pendidikan

terbanyak yang ditamatkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SLTA)


sebesar 35,26%, Akademi/Diploma sebesar 5,35%, S1/S2 sebesar 9,62%.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia di Kota Bandung
cukup memadai.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Walaupun masih ditemukan penduduk yang

tamat SD sebesar

22,50% serta yang belum/tidak tamat SD sebesar 7,00% yang secara tidak
langsung dapat menjadi ancaman bagi pembangunan kesehatan di Kota
Bandung.
Capaian rata-rata Lama Sekolah di Kota Bandung Tahun 2010
berdasarlan LKPJ Kota Bandung adalah 10,68 tahun sedangkan di Tahun
2011 sebesar 10,70.

Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Kota

Bandung dalam lima tahun terakhir dapat dilihat dari grafik di bawah ini.
GRAFIK II.5
PERKEMBANGAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH
DI KOTA BANDUNG (DALAM TAHUN)
TAHUN 2007 2011

Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011

Dari grafik di atas dapat diartikan bahwa rata-rata warga Kota Bandung usia
718 tahun telah dapat menyelesaikan pendidikan hingga kelas 2 SMA.
Situasi pendidikan di suatu wilayah juga dapat digambarkan melalui
persentase angka melek huruf. Berikut grafik Angka Melek Huruf di Kota
Bandung dalam lima tahun terakhir .

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK II.6
PERKEMBANGAN PERSENTASE ANGKA MELEK HURUF
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2007 2011

Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011

Grafik di atas memperlihatkan indikator Angka Melek Huruf (AMH),


yang menggambarkan tingkat penduduk di atas 10 tahun yang dapat
membaca. AMH Kota Bandung di Tahun 2010 sebesar 99,54 % sedangkan
di Tahun 2011 sebesar 99,55%.
F.

PEMBANGUNAN MANUSIA
Indeks pembangunan manusia (IPM) adalah indikator untuk mengukur

kualitas manusia di wilayah setempat. Indikator ini adalah indikator komposit


yang kompleks yang mengikutsertakan banyak indikator dari berbagai bidang
strategis, seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. BPS menghitung
indikator ini setiap tahunnya untuk mengukur kualitas manusia di wilayah
setempat tersebut sekaligus mengukur evaluasi kinerja pemerintah. Berikut
grafik IPM di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir .

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK II.7
PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2007 2011

Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011

IPM Kota Bandung Tahun 2011 sebesar 79,15. Melalui IPM ini dapat
menjadi indikasi bahwa kesejahteran masyarakat Kota Bandung dari waktu
ke waktu mengalami peningkatan.
Indeks Kesehatan mengukur tingkat kesehatan manusia secara umum
di suatu wilayah tertentu. Indeks Kesehatan juga merupakan indikator
komposit yang kompleks yang perhitungannya memperhitungkan banyak
indikator lain dalam bidang kesehatan. Indeks Kesehatan Kota Bandung
Tahun 2011 sebesar 81,32 poin sedangkan di Tahun 2010 mencapai 81,22.
Di bawah ini grafik yang menggambarkan perkembangan Indeks Kesehatan
di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK II.8
PERKEMBANGAN INDEKS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2007 2011

Sumber BPS Kota Bandung Tahun 2011

Grafik di atas memperlihatkan bahwa Indeks Kesehatan di Kota Bandung


dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir.
Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Bandung di Tahun 2011
sebesar 73,79 tahun. Angka ini naik sebesar 0,06 tahun bila dibandingkan
dengan tahun lalu. Definisi AHH sendiri adalah perkiraan rata-rata lamanya
hidup sejak 0

tahun yang akan capai oleh sekelompok penduduk.

Peningkatan AHH adalah hasil komulatif dari berbagai kegiatan baik yang
bersifat preventif, promotif, maupun kuratif di berbagai tingkatan pelayanan
kesehatan. Di bawah ini grafik yang menggambarkan perkembangan Angka
Harapan Hidup Kesehatan di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK II.9
PERKEMBANGAN ANGKA HARAPAN HIDUP
DI KOTA BANDUNG (DALAM TAHUN)
TAHUN 2007 2011

Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011

Grafik di atas memperlihatkan bahwa Umur Harapan Hidup di Kota Bandung


meningkat tahun demi tahun meningkat dalam lima tahun terakhir. Capaian
Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Bandung di Tahun 2011 sebesar 73,79
tahun.

Ini berarti bayi penduduk Kota Bandung yang dilahirkan di Tahun

2011 akan memiliki kemungkinan hidup hingga usia 73,79 tahun.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A.

ANGKA KEMATIAN
Angka kematian di suatu wilayah merupakan indikator vital
dalam mengukur tingkat kesehatan di masyarakat, diluar kejadian
khusus misalnya bencana alam dan rawan keamanan.

Berbagai

penyebab kematian adalah langsung maupun tak langsung yang juga


terdapat interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat
kematian di masyarakat.
Faktor tersebut antara lain adalah tingkat sosial ekonomi,
kualitas lingkungan hidup, layanan kesehatan, dan lain-lain. Pada
umumnya pola kematian diklasifikasikan ke dalam kematian bayi,
kematian balita, dan kematian ibu. Pemaparan mengenai pola
kematian berdasarkan sumber data di fasilitas kesehatan dijabarkan
sebagai berikut :

1. Angka Kematian Bayi


Angka kematian bayi (AKB) atau lebih dikenal dengan infant
mortality rate (IMR). Angka kematian bayi merupakan salah satu
indikator sangat sensitif untuk mengetahui gambaran tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat. Faktor yang berkaitan
dengan penyebab kematian bayi

antara lain terutama tingkat

pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan


program KIA & KB, kondisi lingkungan, dan sosial Ekonomi.
Jumlah kematian bayi yang terlaporkan di Kota Bandung pada
Tahun 2011 sejumlah 235 bayi dan lahir mati sebanyak 116 bayi.
Melalui

pelacakan dan autopsi verbal oleh petugas puskesmas,

penyebab kematian tertinggi Tahun 2011 untuk neonatus adalah


Asfiksia 68 kasus, BBLR 35 kasus, sepsis 2 kasus. Sedangkan
untuk penyebab kematian bayi adalah Diare 13 kasus, Pneumonia
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

4 kasus, Kelainan Saraf 2 kasus, dan kelainan saluran cerna 1


kasus. Grafik perkembangan jumlah kematian bayi di Kota
Bandung dalam 5 tahun terakhir dapat di lihat di bawah ini.
GRAFIK III.1
JUMLAH KEMATIAN BAYI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 2011

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Kota Bandung Tahun 2011

Bila dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah kematian bayi


mengalami kenaikan kasus sebanyak 34 orang dan lahir mati
mengalami penurunan sebesar 133 kasus kematian dari tahun lalu.
Angka kematian bayi adalah kemungkinan kematian bayi
dalam 1.000 kelahiran hidup di suatu wilayah dalam periode
tertentu. BPS berwenang menghitung dan mengeluarkan angka ini
dalam periode tertentu melalui survey-survey bersama dengan
Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Bayi di Kota Bandung
berdasarkan sumber BPS Jabar terakhir yang ada di Tahun 2008
sebesar 34,46 / 1.000 kelahiran hidup.
2. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak
umur 12-59 bulan per 1.000 kelahiran hidup pada periode waktu

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

tertentu.
kesehatan

AKABA
serta

dapat menggambarkan tingkat permasalahan


faktor

lain

yang

mempengaruhi

terhadap

kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi lingkungan, tingkat


pelayanan KIA / Posyandu, penyakit infeksi, dan kecelakaan.
Kematian balita di Kota Bandung pada Tahun 2011 menurut
laporan bersumber fasilitas kesehatan sejumlah 5 anak, adapun
penyebab kematian terbanyaknya adalah karena penyakit ISPA
sebanyak 1 kasus, Diare 1 kasus, 1 kasus DBD dan lain lain.
Grafik berikut ini menunjukan jumlah kematian balita di Kota
Bandung selama 5 tahun terakhir. AKABA di Kota Bandung
berdasarkan sumber BPS Propinsi Jabar terakhir yang ada di
Tahun 2008 sebesar 8,8 / 1.000 kelahiran hidup.
GRAFIK III.2
JUMLAH KEMATIAN BALITA
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 2011

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung


Tahun 2011

Jumlah kematian balita disini yang dimaksud adalah jumlah


kematian seorang anak balita usia 12-59 bulan yang ditemukan di
Kota Bandung di Tahun 2011. Bila dibandingkan dengan angka
tahun lalu terdapat adanya penurunan sebesar 15 kasus kematian.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

3. Angka Kematian Ibu


Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang wanita
yang dikarenakan oleh kehamilan, persalinan, dan masa nifasnya.
Angka kematian Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu
selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh :
a. Keadaan sosial ekonomi dan kesehatan yang kurang baik
menjelang kehamilan.
b. Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran.
c. Tingkat tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan perinatal dan obstetri.
Grafik berikut ini menunjukan jumlah kematian balita di Kota
Bandung selama 5 tahun terakhir.
GRAFIK III.3
JUMLAH KEMATIAN IBU
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 2011

Sumber :

Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung


Tahun 2011

Kejadian kematian ibu di Kota Bandung pada Tahun 2011


yang terlaporkan melalui fasilitas kesehatan dan telah dilakukan
autopsi verbal sebanyak 20 kasus. Penyebab kematian ibu
terbanyak adalah Perdarahan 4 kasus, Hipertensi dalam kehamilan
5 kasus, Emboli air ketuban 1 kasus dan lain lain 9 kasus.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Angka Kematian Ibu (AKI), seperti halnya AKB, dihitung dan


dikeluarkan oleh BPS selaku lembaga yang berwenang melalui
survey-survey. Angka Kematian Ibu di Kota Bandung berdasarkan
sumber BPS Kota Bandung dan UNPA terakhir yang ada di Tahun
2004 sebesar 164,70 / 100.000 kelahiran hidup. Angka ini dihitung
menggunakan pola/metoda kematian dari hasil Susenas, yaitu asumsi
kematian ibu terhadap kematian wanita dewasa untuk daerah Jabar
sebesar 8,70%.

B.

ANGKA KESAKITAN
Data kesakitan di Kota Bandung didapat dari laporan rumah
sakit sebagai sarana kesehatan rujukan dan laporan puskesmas
sebagai sarana kesehatan dasar. Berdasarkan laporan yang masuk
dari puskesmas yang ada di Kota Bandung pada Tahun 2011 didapat
20 penyakit terbanyak sebagai berikut :
TABEL III.1
20 PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS
KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO
1.

JENIS PENYAKIT

Penyakit infeksi saluran pernafasan akut tidak


spesifik

14,26

2.

Hipertensi primer (esensial)

12,10

3.

Nasofaringitis Akuta (Common Cold)

11,95

4.

Myalgia

6,34

5.

Diare dan Gastroenteritis

4,16

6.

Penyakit Pulpa dan Jaringan Perpikal

3,90

7.

Gastroduodenitis tidak spesifik

3,33

8.

Tukak Lambung

2,99

9.

Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan


yang tidak terklasifikasi

2,75

10.

Faringitis Akuta

2,73

11.

Gejala dan tanda umum lainnya

2,51

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

NO

JENIS PENYAKIT

12.

Dermatitis lain tidak spesifik

2,25

13.

Karies Gigi

2,00

14.

Demam yang tak diketahui sebabnya

1.93

15.

Gangguan Gigi dan Jaringan Penunjang Lainnya

1,71

16.

Penyakit Gusi, Jaringan Periodental dan Tulang

1,52

Alveolar
17.

Konjungtivitis

1,42

18.

Asma

1,28

19.

Tonsillitis Akuta

1,12

20.

Diabetes Melitus Tidak Spesifik

1,05

21.

Penyakit Lain-lain

18,68

Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dari rekapitulasi SP3


Tahun 2011

Dibandingkan Tahun

2010, Penyakit infeksi saluran

pernafasan akut tidak spesifik masih tetap menjadi penyakit


terbesar rawat jalan di puskesmas di Kota Bandung, sedangkan
Hipertensi primer dan Nasofaringitis Akuta (Common Cold)
bertukar urutan satu dengan lainnya di Tahun 2011.
Selain data penyakit seperti diatas dapat disampaikan juga data
penyakit menular yang diamati sebagai berikut :

C.

PENYAKIT MENULAR YANG DIAMATI


1. Penyakit Acute Flaccid Paralysis ( AFP )
Cakupan penemuan penderita

penyakit Non Polio Acute

Flacid Paralysis (AFP) pada penduduk 100.000 di bawah 15 tahun


adalah

indikator

Standar

Pelayanan

Mnimal

(SPM)

yang

diamanatkan dalam Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX


Tahun

2008

untuk

diperhatikan

pencapaiannya.

Adapun

perkembangan cakupan penemuan penderita penyakit AFP dalam


5 Tahun Terakhir di Kota Bandung dapat dilihat dari grafik di
bawah ini.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK III.4
JUMLAH TEMUAN KASUS ACUTE FLACCID PARALYSE ( AFP )
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Penemuan kasus AFP dilaksanakan melalui monitoring ke rumah


sakit, klinik, dokter swasta maupun di puskesmas yang ada di
Kota Bandung dengan mengamati secara cermat berbagai gejala
penyakit yang termasuk AFP.
Pada tahun 2011 di Kota Bandung telah ditemukan AFP
sebanyak 14 kasus pada anak < 15 tahun, kasus ini ditemukan di
Kecamatan Sukajadi, Andir, Cidadap, Coblong, Bandung Wetan,
Sumur Bandung, Cibenying Kaler, Kiara Condong, Bandung
Kulon, Mandalajati, Arcamanik, dan Buah Batu. Bila dihitung
angka kesakitannya yaitu jumlah kasus AFP pada anak usia < 15
tahun dibandingkan dengan jumlah penduduk pada usia <15
tahun terdapat 2,31 per 100.000 penduduk, sedangkan target
SPM Nasional yang ada adalah 2 / 100.000 penduduk dibawah
15 tahun. Untuk pencapaian target SPM Kota Bandung Tahun
2011 adalah 100% terhadap kasus yang dilaporkan dengan yang
ditangani. Sebanyak 14 kasus tersebut diatas telah terlaporkan
dan ditangani (100%).
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

2. Penyakit Tuberculosis
Bersadarkan laporan dari puskesmas yang ada di Kota
Bandung

pada tahun 2011 ditemukan penderita Tuberculosis

secara klinis dan laboratoris

sebanyak 2.482 kasus. Bila

dibandingkan dengan tahun lalu, penemuan kasus Tuberculosis


sebesar

2.506

kasus,

sehingga

berarti

terjadi

penurunan

penemuan kasus sebesar 124 kasus.


Penderita Tuberculosis dengan TB BTA (+) sebanyak 1.137
bila dibandingkan dengan tahun lalu terdapat peningkatan yaitu
69 kasus. Penderita TB BTA (+) sebanyak 1.137 penderita
tersebut yang 1.075 (94,54 %) diantaranya telah diobati.
Penderita TB BTA (+) pada Tahun 2010 yang mendapatkan
pengobatan dan dinyatakan sembuh sebanyak 821 kasus atau
76,37%. Sedangkan persentase kesembuhan Tahun 2010 lalu
sebesar 82,59%.
3. Penyakit Pneumonia pada Balita
Penyakit Pnemonia yang diperkirakan diderita oleh balita
adalah

10 % dari jumlah populasi balita yang ada di suatu

wilayah.

Di Kota Bandung di Tahun 2011

terdapat populasi

balita sebesar 209.008 maka perkiraan balita dengan pneumonia


sebesar 10%-nya menjadi 20.909 balita. Namun kasus yang
ditemukan dan ditangani sebesar 21.190 kasus. Oleh karenanya,
kasus balita dengan Peneumonia yang ditemukan di Kota
Bandung melebihi dari perkiraan sebelumnya.
Dari jumlah tersebut,
Pneumonia

pada balita

bila melihat dari wilayahnya, kasus


terbesar

berturut-turut

terdapat di

Kecamatan Coblong, Batununggal, Regol, dan Lengkong. Bila


dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdapat peningkatan
sebesar kasus dari 13.914 pada Tahun 2010 menjadi 21.190 pada
Tahun 2011 atau sebesar 7.126 kasus.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Target SPM untuk penanganan penyakit Pneumonia yang


ditangani adalah 100,00% oleh karenanya Cakupan Pneumonia
pada balita di Tahun 2011 dapat mencapai target.
4. Penyakit HIV/AIDS
Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular
yang diakibatkan dari perilaku seks yang tidak sehat dan
penggunan alat suntik narkoba bersama.
Pada tahun 2011 di Kota Bandung terdapat kasus baru
HIV/AIDS sebanyak

442 kasus dan terjadi peningkatan dari

Tahun 2010 yaitu 370 kasus. Kasus HIV/AIDS dari tahun ketahun
terus meningkat hal ini dapat dilihat pada grafik berikut ini.

GRAFIK III.5
PERKEMBANGAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 - 2011

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit HIV/AIDS melalui


donor darah,

pada tahun 2011 PMI Kota Bandung telah

melakukan upaya dengan salah satunya adalah melakukan


skrining pada para pendonor darah. Terdapat 100.392 darah

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

orang pendonor

di Tahun 2011 di Kota Bandung. Persentase

angka tersebut sebesar 98,47% dari jumlah pendonor darah yaitu


sebanyak 98.885 darah orang pendonor dilakukan skrining Uji
Saring Anti-HIV.
HIV/AIDS

Dari hasil skrining tersebut ditemukan

positif

441 sampel orang pendonor (0,45 %). Mengingat

masih terdapat 1,53% pendonor yang tidak terskrining HIV/AIDS,


maka diharapkan kepada masyarakat Kota Bandung untuk lebih
berhati-hati bila memerlukan tranfusi darah.
Patofisiologi HIV/AIDS sering mengakibatkan kematian bagi
para pengidapnya.

Perkembangan jumlah penderita HIV/AIDS

meninggal di Kota Bandung Tahun 2007 hingga Tahun 2011


dapat diamati dari grafik berikut ini.

GRAFIK III.6
PERKEMBANGAN JUMLAH
PENDERITA HIV/AIDS MENINGGAL
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 2011

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan


Kota Bandung Tahun 2011

Kematian

HIV/AIDS

dibandingkan dengan

Tahun

2011

meningkat

bila

Tahun 2011 yaitu 37 kasus kematian,

sedangkan di Tahun 2010 terjadi kematian akibat HIV/AIDS


sebanyak 14 kasus.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Propinsi

Jawa

perkembangan

Barat

jumlah

menempati

penderita

urutan

HIV/AIDS

di

pertama
Indonesia,

sedangkan Kota Bandung memberikan jumlah terbesar penderita


HIV/AIDS di Jawa Barat. Sejak Tahun 2010 telah terjadi
pergesaran status pengidap HIV/AIDS dari penasun (pengguna
narkoba suntikan) ke heteroseksual. Kondisi saat in juga terjadi
fenomena peningkatan penderita HIV/AIDS yang signifikan di
kalangan ibu rumah tangga.

5. Penyakit Infeksi Menular Seksual


Kota Bandung merupakan kota besar

yang berpenduduk

sangat heterogen yang juga merupakan kota jasa dan kota wisata
sehingga menjadi objek

kunjungan penduduk

dari penjuru

Indonesia yang berdampak pada kehidupan sosial warganya.


Oleh karenanya, Kota Bandung tidak lepas dari permasalahn
penyebaran penyakit

infeksi menular seksual. Perkembangan

penyakit infeksi menular seksual di Kota Bandung Tahun 2007


hingga Tahun 2011 dapat diamati dari grafik berikut ini.
GRAFIK III.7
PERKEMBANGAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008 2011

Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit


Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Infeksi menular seksual di Kota Bandung pada Tahun 2011


terdapat 1.278 kasus dan semuanya telah ditangani. Meski
demikian,

bila

dibandingkan

dengan

tahun

lalu,

terjadi

peningkatan jumlah kasus dari 1.115 kasus.

6. Penyakit Diare
Penyakit Diare dapat mengakibatkan tubuh kehilangan
cairan tubuh (dehidrasi), dan apabila tidak ditangani dengan benar
akan mengakibatkan kematian. Penyakit ini bisa menyerang siapa
saja dan sangat dipengaruhi oleh perilaku hidup dan lingkungan
yang tak sehat terutama pada bayi dan balita. Perkembangan
penyakit Diare pada Balita di Kota Bandung Tahun 2009 hingga
Tahun 2011 dapat diamati dari grafik berikut ini.
GRAFIK III.8
PERKEMBANGAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009 2011

Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit


Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Di Kota Bandung

pada Tahun 2011 terlaporkan

77.829

kasus Diare. Kasus Diare, bila dilihat wilayahnya, terbanyak


terdapat di Kecamatan

Astanaanyar, Mandalajati, dan

Regol.

Akan tetapi, bila dilihat dari perkiraan kasus, yaitu persentase


Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

dengan perbandingan terhadap penduduk dikalikan dengan angka


kesakitan nasional Diare (43/1000 penduduk) didapat berturutturut wilayah Kecamatan Bandung Wetan (204%), Astanaanyar
(197%), dan Mandalajati (177%). Sedangkan jumlah kasus Diare
pada balita Tahun 2011 sebesar 39.295 kasus meningkat 5.868
kasus dari tahun sebelumnya sebesar 33.427 kasus.
7. Penyakit Kusta
Kasus penyakit Kusta di Kota Bandung pada Tahun 2011,
jenis MB atau Multi Basiler, berjumlah 4 kasus, yang terdiri dari 1
kasus penderita dibawah 14 tahun dan 3 kasus penderita
penderita 15 tahun keatas. Bila dibandingkan dengan Tahun
2010, jumlah kasus baru Penyakit Kusta di Kota Bandung terjadi
penurunan sebanyak 4 kasus. Pemerintah Kota Bandung terus
memperhatikan adanya kasus pindahan Penderita Kusta yang
sedang melanjutkan pengobatan dari kabupaten/kota sehingga
tidak menularkan penyakitnya

kepada masyarakat

Kota

Bandung.
Penderita Kusta yang ada di Kota Bandung terdapat di
Kecamatan Sukasari, Andir, Coblong, Arcamanik, Ujungberung,
dan Cibeunying Kaler.
Dari jumlah penderita kusta tersebut

semuanya sedang

dalam pengobatan, bahkan penderita kasus Kusta MB (Multi


Basiler) di Tahun 2009 sebanyak 7 kasus di Kota Bandung telah
sembuh (RFT MB) 100%.
New Case Detection Rate Kusta atau kasus baru Kusta, bila
dibandingkan dengan 100.000 penduduk didapat angka 0,17.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

8.

Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi


(PD3I)
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
penyakit

adalah

Diptheri, Pertusis, Tetanus ,Tetanus Neonatorum,

Campak, Polio, Hepatitis B. Penyakit menular yang dapat dicegah


dengan imunisasi yang muncul di Kota Bandung pada Tahun 2011
adalah penyakit Campak dengan 668 kasus dan 3 kasus Diptheri.
Sedangkan penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi lainnya tidak terjadi di Kota Bandung. Perkembangan
penyakit Campak pada Balita di Kota Bandung Tahun 2008
hingga Tahun 2011 dapat diamati dari grafik berikut ini.
GRAFIK III.9
PERKEMBANGAN PENYAKIT CAMPAK
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008 2011

Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit


Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Penyakit Campak meningkat cukup mencolok di kota


Bandung dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di
Tahun 2010 terjadi 374 kasus Penyakit Campak, sedangkan di
Tahun 2011 terjadi 668 kasus Campak (klinis). Kasus Penyakit

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Campak (klinis) sepanjang Tahun 2011 hanya tidak ditemukan


dua kecamatan di Kota Bandung, yaitu Kecamatan Buah Batu dan
Bandung Wetan.
9. Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD)
Cara penanggulangan penyakit Demam berdarah yang
paling efektif sejak dulu adalah dengan memberantas sarang
nyamuk (PSN) melalui 3M Plus (mengubur, menguras, menutup,
dan mencegah gigitan nyamuk serta memelihara tanaman/ikan
pemakan jentik).
Hal ini agar selalu disosialisasikan dan digalakkan di tengahtengah masyarakat untuk menekan jumlah kasus Demam
Berdarah Dengue yang meningkat di Kota Bandung. Jumlah
kasus DBD di Kota Bandung Tahun 2010 sebanyak 3.435 kasus,
sedangkan di Tahun 2011 di temukan 3.901 kasus dengan jumlah
penderita meninggal 11 orang. Perkembangan penyakit Demam
Berdarah Dengue di Kota Bandung Tahun 2007 hingga Tahun
2011 dapat diamati dari grafik berikut ini.

GRAFIK III.10
PERKEMBANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 2011

Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota


Bandung Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Kasus Penyakit Demam Berdarah Dengue paling banyak


terjadi di Kecamatan Buah Batu sebesar 396 kasus. Sedangkan
untuk jumlah kasus paling sedikit berada di Kecamatan Gedebage
sebesar 57 kasus. Dari sebanyak 3.901 kasus DBD selama Tahun
2011 di Kota Bandung semuanya telah ditangani sehingga angka
pencapaian penderita ditanganinya mencapai 100 %. Ini berarti
target pencapaian SPM Tahun 2011 untuk penderita DBD yang
ditangani telah terpenuhi yaitu 100%.

GAMBAR III.1
JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
JUMLAH PENDERITA
DBD
PER KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD)

27 - 100
101 - 200
201 - 300
301 - 400

Cidadap
Sukasari

Cibeunying Kaler
Coblong

Sukajadi

Mandalajati

Cibeunying Kidul
Cicendo

Ujungberung

Bandung Wetan

Andir

1
Sumurbandung

2 Kilometer

Antapani
Batununggal
Kiaracondong

Bandung Kulon

Arcamanik

Bojongloa Kaler
Astanaanyar

Cibiru
Cinambo

Panyileukan

Lengkong
Babakan Ciparay

Regol
Bojongloa Kidul
Buahbatu
Bandung Kidul

Gedebage
Rancasari

PEMERINTAH KOTA BANDUNG


DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

10. Penyakit Malaria


Penyakit Malaria di Kota Bandung pada Tahun 2011
ditemukan 15 kasus baru, meskipun demikian penderitia

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

penyakit

Malaria tersebut dari luar wilyah Kota Bandung, karena di wilayah


Kota Bandung tidak terdapat vektor penular penyakit Malaria.
11. Penyakit Filariasis
Total kasus filariasis yang ada di Kota Bandung adalah 11
kasus, terdiri dari 8 kasus warga luar Kota Bandung, dan 3 kasus
menimpa warga Kota Bandung. Kasus baru Filariasis pada tahun
2011 berjumlah 1 penderta . Sepuluh dari penderita Filariasis tersebut
telah dilakukan survey darah jari dengan hasil negatif.

D.

STATUS GIZI
Masalah gizi yang umum ditemui di Indonesia adalah
Kekurangan Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kurang Yodium
(GAKY), Anaemi Gizi, dan kekurangan Vitamin A. Permasalahan Gizi
banyak terjadi pada kelompok rawan, seperti ibu hamil, ibu menyusui,
bayi, balita , anak usia sekolah, wanita usia subur (WUS) dan
masyarakat dengan golongan ekonomi rendah.
Kondisi status gizi di Kota Bandung dapat dilihat dari uraian
berikut ini:
1. Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Semua ibu hamil mengharapkan bayi lahir sehat dengan
berat badan normal, karena bila bayi lahir dengan berat badan
rendah akan beresiko dalam pertumbuhan dan perkembangan
bayi selanjutnya. Perkembangan jumlah bayi dengan berat badan
lahir rendah di Kota Bandung Tahun 2008 hingga Tahun 2011
dapat diamati dari grafik berikut ini.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK III.11
JUMLAH BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008 - 2011

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan dasar Dinkes Kota Bandung


Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Bayi dengan berat badan lahir rendah di Kota Bandung pada


Tahun 2011 mencapai 666 bayi. Di Tahun 2011 terdapat 43.366
kelahiran dengan bayi lahir ditimbang sebanyak 41.866 bayi. Bila
dibandingkan dengan bayi lahir ditimbang, maka besar BBLR
adalah

3,19%.

Terdapat

kenaikan

dibandingkan tahun lalu, yaitu

yang

cukup

mencolok

sebesar 371 kasus bayi lahir

rendah. Hal ini merupakan penurunan yang berarti karena dengan


tingginya kasus BBLR menunjukkan rendahnya kualitas status
kesehatan ibu hamil yang dapat disebabkan oleh antara lain jarak
kelahiran yang terlalu rapat, asupan gizi yang tak cukup, hingga
pelayanan kesehatan kehamilan yang kurang memadai.
2.

Balita Gizi Kurang


Kondisi status gizi kurang balita

merupakan masalah gizi

yang harus segera diatasi, karena apa bila tak tertangani lebih
lama, maka akan jatuh pada kondisi rentan sakit dan penurunan
status gizi menjadi gizi buruk yang penanggulangan dan recoverynya lebih sulit.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Berdasarkan hasil Laporan Kegiatan Bulan Penimbangan


Balita di Tahun 2011, terdapat balita gizi kurang sebanyak 4.863
balita dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 131.337 balita
atau sebesar 3,69%. Bila melihat data tahun lalu, persentase
balita dengan status gizi kurang menurun 5,00 % dari 8,69 %
pada tahun 2010. Perkembangan jumlah balita gizi kurang di Kota
Bandung Tahun 2007 hingga Tahun 2011 dapat diamati dari grafik
berikut ini.
GRAFIK III.12
PERKEMBANGAN JUMLAH BALITA GIZI KURANG
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 - 2011

Sumber : Seksi Pelayanan kesehatan


Bandung Tahun 2011

Dasar

Dinas Kesehatan Kota

3. Balita Gizi Buruk


Masalah gizi buruk merupakan kelanjutan dari masalah gizi
kurang yang tak terangani. Gizi buruk perlu mendapat perawatan
yang sesuai dengan tatalaksana penanganan gizi buruk agar
mendapatkan hasil yang optimal. Data status balita gizi buruk
diperoleh dari hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) yang rutin
dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu bulan Pebruari dan Agustus
bersaman dengan Bulan Vitamin A.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Persentase gizi buruk di Kota Bandung pada Tahun 2011


meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 0,43 % pada
menjadi 0,49 % pada Tahun 2011 dengan jumlah 650 balita.
Jumlah balita gizi buruk terbanyak terdapat di Kecamatan Kiara
Condong dengan 192 kasus balita gizi buruk. Dari sebanyak 650
kasus gizi buruk yang ada di Tahun 2011 di Kota Bandung
semuanya telah mendapat perawatan, sehingga target SPM di
Tahun 2011 mengenai Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan
sebesar 100,00 % pada Tahun 2011 telah dapat dicapai.
Perkembangan jumlah balita gizi buruk di Kota Bandung Tahun
2007 hingga Tahun 2011 dapat diamati dari grafik berikut ini.
GRAFIK III.13
PERKEMBANGAN JUMLAH GIZI BURUK
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 - 2011

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota


Bandung Tahun 2011

Peran orang tua sangat dominan dalam menghadapi


permasalahan gizi buruk, terutama peningkatan pengetahuan
mengenai kesehatan dan tumbuh kembang balita. Selain itu para

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

kader,

tokoh masyarakat, aparat pemerintah, dan petugas

kesehatan

juga

merupakan

pihak

yang

berperan

dalam

penanggulangan gizi buruk melalui penyuluhan kesehatan dan


program pemberian makanan tambahan.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A.

PELAYANAN KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
a.

Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil K1


Salah satu upaya untuk memperkecil resiko kematian ibu
adalah dengan memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan.
Jumlah Ibu hamil di Kota Bandung tahun 2011 adalah 50.651
orang dan 50.547 diantaranya (94,92%) telah melakukan
pemeriksaan yang ke I kehamilannya dalam trimester pertama.
Pencapaian ini bila di bandingkan dengan tahun 2010
mengalami penurunan sebesar 5,08 %.

GRAFIK IV.1
PERKEMBANGAN CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 2011
100,00
100

84,72

91,77

94,92

78,96

80
60
%K1

40
20
0
2007

2008

2009

2010

2011

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung


Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

b. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil K4


Pemeriksaan minimal kehamilan yang dianjurkan oleh
tenaga kesehatan seorang ibu hamil adalah 4 kali selama
kehamilan. Dengan demikian diharapkan kesehatan ibu dan bayi
yang ada di dalam kandungannya dapat terus terpantau. Pada
Tahun 2011, ibu hamil yang mendapat pelayanan pemeriksaan
kehamilan sesuai standar yang ke 4 kali (K4) sebanyak 53.138
orang atau 98,78%.

GAMBAR IV.1
PETA CAKUPAN K4
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
CAKUPAN K4
PER KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

CAKUPAN K4 (%)
59.00 - 90.99
91.00- 100.00

Cidadap
Sukasari

Cibeunying Kaler
Sukajadi

Coblong

Cibeunying Kidul
Cicendo

Mandalajati
Ujungberung

Bandung Wetan

Andir
Sumurbandung

Antapani
Batununggal
Kiaracondong

Bandung Kulon

1
Arcamanik

Bojongloa Kaler
Astanaanyar

2 Kilometer

Cibiru
Cinambo

Panyileukan

Lengkong
Babakan Ciparay

Regol
Bojongloa Kidul
Buahbatu
Bandung Kidul

Gedebage
Rancasari

PEME RINTAH KOTA BANDUNG


DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Bila dibandingkan dengan tahun lalu, maka pencapaian


tersebut mengalami penurunan sebesar 0,88% meski demikian
pencapaian ini telah melampaui dari target SPM bidang kesehatan
Tahun 2011 sebesar 91,00%.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Berikut adalah grafik perkembangan cakupan kunjungan ibu hamil


K4 di Kota Bandung Tahun 2007 hingga Tahun 2011.
GRAFIK IV.2
PERKEMBANGAN CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 2011
99,66
100

98,78

90,60

89,33

80

69,14

60

%K4

40

20
2007

2008

2009

2010

2011

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung


Tahun 2011

c. Imunisasi TT Ibu Hamil


Unrtuk

mendapat

kekebalan

yang

sempurna

atau

kekebalan seumur hidup, Imunisasi Tetanus Toxoid dilaksanakan


sebanyak lima dosis dengan interval tertentu yang dimulai saat
atau sebelum kehamilan.
Pada

Tahun 2011 di Kota Bandung Ibu hamil yang

mendapat imunisasi TT 1 sebanyak 86,65 % dan TT 2 sebanyak


84,62 %. Untuk pelayanan TT 3 telah diberikan pada 151 orang
wanita, TT 4 sebanyak 125 orang wanita serta TT 5 sebanyak
501 orang wanita.
Dengan demikian masyarakat /wanita di Kota Bandung saat
ini yang mempunyai kekebalan dengan status TT2+ tentang
tetanus toxoid seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

TABEL IV .1
JUMLAH WANITA USIA SUBUR/IBU HAMIL DENGAN STATUS
IMUNISASI TT2+
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

NO

JUMLAH

1.

TT2

42.862

2.

TT3

151

3.

TT4

125

4.

TT5

501

Sumber

d.

JENIS IMUNISASI TT

Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Seksi Pencegahan dan


Penenggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe


Kasus anaemia pada ibu hamil sering terjadi, hal ini dapat
ditanggulangi dengan pemberian tablet besi (Fe) dalam 3
trimester selama kehamilan (Fe1 s/d Fe3). Fe diberikan sebanyak
90 tablet selama satu periode kehamilan.
Di Kota Bandung pada tahun 2011 terdapat ibu hamil dan
dari jumlah tersebut telah diberikan tablet Fe 1 kepada 43.201 ibu
hamil atau sebesar 85,29%-nya.

Pemberian tablet Fe3 kepada

ibu hamil tahun 2011 sejumlah 49.289 ibu hamil atau 97,31%-nya.
Dari pengertiannya, Cakupan Ibu Hamil Mendapat Fe1
adalah cakupan ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe selama
periode trimester pertama kehamilannya di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk pengetian

Fe3

adalah cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe hingga


periode trimester ke III di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Oleh karenanya, berdasarkan pengertian diatas maka
cakupan Fe3 tidak dapat lebih besar dari cakupan Fe1.
Pencatatan dan pelaporan di puskesmas baru sebatas
catatan yang bersifat rekapitulasi belum bersifat pencatatan

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Berdasarkan perjalanan individu/bumil. Selain itu juga kesamaan


sumber pelaporan antara Petugas Gizi dan Bidan sebagai
pemberi

pelayanan

KIA

perlu

terus

dikordinasikan

agar

mendapatkan kualitas informasi yang baik. Petugas kesehatan di


fasilitas kesehatan juga harus memahami definisi operasional
variabel pelaporan sehingga berdampak pada keseragaman dan
kualitas informasi yang baik.
TABEL IV.2
PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET FE
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

No

URAIAN

JUMLAH

1.

Jml Ibu Hamil

50.651

2.

Jml Ibu Hamil yg dapat Fe I

43.201

85,29

3.

Jml Ibu hamil yg dapat Fe 3

49.289

97,31

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota


Bandung Tahun 2011

e. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani


Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah
kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat
mengancam ibu dan / atau bayi .
Penanganan komplikasi kebidanan di Kota Bandung pada
Tahun 2011 sebanyak 10.060 dari 50.651 ibu hamil yang ada
atau sebesar 19,86%. Jumlah sasaran ibu hamil dengan
komplikasi di Tahun 2011 sebesar 10.130 ibu. Besaran cakupan
Penanganan Komplikasi Kebidanan terhadap sasaran ibu hamil
yang mengalami komplikasi tersebut sebesar 99,31%. Dengan
demikian dari data tersebut masih terdapat ibu hamil dengan
komplikasi yang belum tertangani di Kota Bandung. Meski
demikian,

Cakupan

Penanganan

Komplikasi

Kebidanan

mengalami peningkatan dari tahun lalu yang berkisar hanya


Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

41,91% dan juga telah memenuhi target SPM 2011 sebesar


74,00%. Berikut adalah grafik cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani di Kota Bandung Tahun 2011.
GRAFIK IV.3
CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
9,43

Ditangani

Belum tertangani

90,57

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas kesehatan Kota Bandung


Tahun 2011

f.

Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi
salah satu indikator

yang erat kaitannya dengan indikator

kematian ibu dan bayi, oleh karena itu semua ibu bersalin
diharapkan mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi kebidanan. Di Kota Bandung pada tahun
2011, dari sebanyak 48.348 ibu yang melahirkan, terdapat 45.771
ibu melahirkan (94,67%) yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
Dengan demikain dari angka tersebut masih terdapat 2.577 ibu
melahirkan (5,33%) yang mendapat pertolongan persalinan ke
dukun beranak dan lain lain. Kondisi ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun lalu yang ber ada di angka 95,58%. Meskipun
demikian angka tersebut telah memenuhi amanah SPM di Tahun
2011 yaitu sebesar 87,00%.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK IV.4
PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

5,33

94,67

nakes

lain-lain

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung


Tahun 2011

GAMBAR IV.2
PETA CAKUPAN LINAKES
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
CAKUPAN LINAKES
PER KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Cakupan Linakes (%)


41.00 - 86.99
87.00 - 100.00

Cidadap
Sukasari

Cibeunying Kaler
Sukajadi

Coblong

Cibeunying Kidul
Cicendo

Mandalajati
Ujungberung

Bandung Wetan

Andir
Sumurbandung

Bandung Kulon

Antapani
Batununggal
Kiaracondong

Arcamanik

Bojongloa Kaler
Astanaanyar

2 Kilometer

Cibiru
Cinambo

Panyileukan

Lengkong
Babakan Ciparay

Regol
Bojongloa Kidul
Buahbatu
Bandung Kidul

Gedebage
Rancasari

PEME RINTAH KOTA BANDUNG


DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung ahun 2011

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

g. Pelayanan Nifas
Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari
setelah melahirkan, dimana pada masa tersebut perlu minimal
mendapat 3 kali
kesehatan,

pengawasan / pelayanan

dari petugas

yaitu pada 6 jam - 3 hari dan pada minggu ke-2 dan

minggu ke-4. Cakupan pelayanan kesehatan pada ibu nifas di


Tahun 2011 sebesaar 82,61%. Besaran tersebut ada di atas
target SPM Tahun 2011 yaitu sebesar 70,00%.
Pemberian Vitamin A merupakan salah satu pelayanan
kesehatan pada ibu Nifas. Di Kota Bandung pada tahun 2011
kepada ibu nifas telah diberikan vitamin A sebanyak 48.348 orang
atau 76,05 %. Pemberian Vitamin A kepada ibu nifas ini
mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang mencapai
angka 88,09%.
2. Pelayanan Keluarga Berencana
a. Peserta Keluarga Berencana Baru
Cakupan Peserta KB baru adalah untuk mengetahui
partisipasi masyarakat dalam program Keluarga Berencana.
Peserta KB baru di Kota Bandung pada Tahun 2011 tercatat
54.369 orang atau 14,21%. Bila dibandingkan dengan tahun lalu
terjadi penurunan dari 14,37 % pada Tahun 2010.
Kecamatan

Coblong

merupakan

kecamatan

dengan

cakupan peserta KB baru terkecil pada Tahun 2011, yaitu sebesar


4,12

% sedangkan Kecamatan Bandung Wetan

merupakan

kecamatan dengan capaian peserta KB baru terbesar.

b. Peserta Keluarga Berencana Aktif


Persentase Peserta KB Aktif merupakan salah satu indikator
untuk melihat tingkat pemanfaatan alat kontrasepsi dari pasangan
usia subur.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Jumlah pasangan usia subur yang ada di Kota Bandung


pada tahun 2011 terdapat 382.627 pasangan dan yang aktif
memakai KB dengan berbagai jenis kontrasepsi sebanyak
310.548 orang atau 81,16%. Data tersebut bila diandingkan
dengan tahun lalu terdapat penurunan sebesar 2,63%. Angka ini
juga belum mencapai target SPM yang ditetapkan sebesar
93,00%. Kecamatan dengan cakupan KB Aktif terkecil ada di
Kecamatan Gedebage dengan capaian sebesar 66,03%.

c. Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi


Minat peserta KB baru di Kota Bandung pada Tahun 2011
dalam memilih jenis kontrasepsi terbanyak pada jenis kontrasepsi
suntik sebesar 57,92% dan terkecil pada jenis kontrasepsi MOW
(metode operasi wanita) sebesar 0,03% dan MOP (metode
operasi pria) 1,91%. Hal ini dapat dilihat bahwa keikutsertaan berKB mantap pada pria maupun wanita masih sangat kecil di Kota
Bandung.
GRAFIK IV.5
PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTASEPSI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
57,92
60
50

IUD

40
30

MOP
MOW

20,32
14,36

20
10

0,03 1,91 1,36

IMPLAN
4,10

0
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP-KB) Kota
Bandung Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

d. Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi


Partisipasi masyarakat dalam keikutsertaan ber-KB di Kota
Bandung pada Tahun 2011 banyak memakai jenis kontrasepsi
hormonal yaitu suntik sebesar

45,80 % dan jenis kontrasepsi

yang jarang dipakai, diluar MOP dan MOW adalah Implant


sebesar 1,57%, kondom

sebesar 1,09 % hal ini dapat dilihat

bahwa keikutsertaan ber-KB

pada pria masih sangat kecil di

Kota Bandung.

3. Pelayanan Kesehatan Bayi


a. Kunjungan Neonatus
Neonatus merupakan awal dari kehidupan seorang manusia.
Untuk itu, perlu perhatian khusus terutama dalam kesehatannya.
Pelayanan kesehatan pada neonatal dasar meliputi ASI Ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat pemberian
vitamin K, pemberian imunisasi hepatitis B1 dan manajemen
terpadu pada bayi muda. Pelayanan ini diberikan sesuai standar
sedikitnya tiga kali yaitu pada umur 6-24 jam setelah lahir, pada 3
7 hari, dan pada <28 hari yang dilakukan di fasilitas kesehatan
maupun kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.
Kunjungan Neonatus pertama kali (KN1) yang ada di Kota
Bandung pada Tahun 2011 sebesar 93,01%, sedangkan untuk
Kunjungan Neonatus lengkap (ketiga kali / KN3) sebesar 92,71%.
b. Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Neonatus dengan komplikasi adalah neonatus dengan
penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan,
kecacatan dan kematian. Jumlah sasaran Neonatus yang
berkomplikasi di Kota Bandung pada Tahun 2011

sebanyak

6.907 bayi dan 6.256 bayi (90,58%) diantaranya telah ditangani.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

c. Kunjungan Bayi
Setiap bayi berumur 29 hari 11 bulan

diharapkan

memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada


umur 29 hari 3 bulan,1 kali pada umur 3 6 bulan, 1 kali pada
umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9 -11 bulan, yang meliputi
pelayanan imunisasi dasar, stimulasi intervensi dini tumbuh
kembang bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.
Pada Tahun 2011 di Kota Bandung terdapat 46.046 bayi
dan 43.718 bayi atau 94,94% diantaranya telah mendapat
pelayanan kesehatan. Hal ini terdapat kenaikan dari tahun lalu
yang berada di angka 81,31%. Bila melihat angka tersebut, berarti
masih ada bayi di Kota Bandung yang belum mendapat
pemeriksaan pelayanan kesehatan sebanyak 5,06 %.
GRAFIK IV.6
PERKEMBANGAN KUNJUNGAN BAYI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011
100

94,94

85,55
75,02

80

81,31

54,52

60

Kunjungan Bayi

40
20
0
2007

2008

2009

2010

2011

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung


Tahun 2011

d. Imunisasi Bayi
Imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan/membentuk
sistem kekebalan tubuh dari beberapa jenis penyakit menular.
Program imunisasi dinilai sangat efektif untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit-penyakit yang dapat
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

dicegah olah imunisasi. Berikut adalah grafik perbandingan


persentase cakupan imunisasi bayi di Kota Bandung Tahun 2010
dan Tahun 2011.
GRAFIK IV.7
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2010 - 2011
97,94 96,86 96,38
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00

97,02

80,21
95,66

92,39

93,88
95,24
73,35

TAHUN 2011
TAHUN 2010

Sumber : Seksi Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Dinas Kesehatan


Bandung Tahun 2011

Kota

Cakupan imunisasi bayi di Kota Bandung di Tahun 2011 menurun


dibandingkan Tahun 2010 di semua jenis pemberian imunisasi
seperti tampak pada grafik di atas.
Semua kelurahan yang ada di Kota Bandung (151
kelurahan) telah mencapai 100,00 % Kelurahan UCI (Universal
Child Immunization). Hal ini dapat dilihat dari Cakupan Imunisasi
setiap kelurahan telah melebihi 80,00 % dan bila dibandingkan
dengan

dari

Standar

Pelayanan

Minimal

(SPM)

Program

Imunisasi Bayi Kelurahan UCI di Kota Bandung telah mencapai


target.
e. ASI Ekslusif
Air susu ibu merupakan anugrah dan karunia dari Allah SWT
yang tidak terhingga baik untuk ibu maupun untuk bayi. ASI
mengandung segala zat gizi yang diperlukan oleh bayi dan
antibodi yang dapat memperkuat daya tahan tubuh sang bayi dari
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

serangan penyakit. Belum lagi dalam permberian ASI dari seorang


ibu kepada bayinya terjalin kasih sayang dan komunikasi yang
erat, yang mana nilai-nilai tersebut tidak dimiliki oleh susu formula
apapun. Sehingga, oleh karenanya, pemberian ASI dari seorang
ibu harus diberikan secara optimal kepada bayinya. ASI Eksklusif
adalah pemberian hanya air susu ibu saja kepada bayinya di usia
0 6 bulan.
Bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kota Bandung pada
tahun 2011 sebanyak 4.889 orang (21,23%) dari 23.024 bayi yang
ada. Hal ini menunjukkan untuk perlu lebih memasyarakatkan lagi
pemberian ASI Eksklusif

melalui penyuluhanpenyuluhan di

berbagai media dan dalam berbagai kesempatan.

4. Pelayanan Kesehatan Anak Balita


Pelayanan kesehatan anak balita dilaksanakan

melalui

pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan


memberikan pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang minimal 8 kali dalam setahun.
Jumlah anak balita di Kota Bandung pada tahun 2011
sebanyak

209.088

orang

dan

telah

diberikan

pelayanan

kesehatan melalui deteksi dini tumbuh kembang sebanyak


185.382 orang atau 91,30%. Besaran tersebut ada di atas target
SPM Tahun 2011 yaitu sebesar 70,00%.
Pemberian Vitamin A pada setiap anak balita (termasuk bayi
usia 6-11 bulan) rutin diberikan 2 kali dalam setahun yaitu pada
bulan

Pebruari

dan

Agustus

bersamaan

dengan

bulan

penimbangan balita.
Di Kota Bandung terdapat balita sebanyak 213.738 anak,
dari jumlah tersebut yang telah diberi Vitamin A 2 kali sebanyak
163.441 anak atau 80,49%.

Pemberian vitamin A 2 kali pada

balita bila dibandingkan dengan tahun 2010 terdapat penurunan


sebesar 4,28%.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

5. Pelayanan Gizi
a.

Makanan Pendamping ASI / PMT-Pemulihan


Di Kota Bandung pada tahun 2011 terdapat 675 anak usia
6-59 bulan dari keluarga miskin dengan status gizi kurang yang
telah

diberikan

Pemberian

Makanan

Tambahan-Pemulihan.

Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan kepada keluarga


miskin dapat membantu orang tua balita dalam mepertahankan
status gizi dan proses tumbuh-kembang anak balitanya. Selain itu
kontak kader / tenaga kesehatan kepada orang tua dari keluarga
miskin dalam pemberian MP-ASI dapat dimanfaatkan untuk
menaympaikan penyuluhan / konsultasi kesehatan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan kesehatan.

b.

Anak Balita dengan Status Bawah Garis Merah (BGM)


Balita dengan status Bawah Garis Merah (BGM) adalah
balita yang berat badannya ketika ditimbang berada di bawah
garis merah pada kartu menuju sehat.
Di Kota Bandung pada Tahun 2011 terdapat 173 anak
(0,13%) yang berat badannya dibawah garis merah. Jumlah anak
dengan berat badan di bawah garis merah Tahun 2010 yaitu
sebanyak

567 anak (0,30%).

Dengan

demikian maka bila

dibandingkan dengan data Tahun 2011 terjadi penurunan jumlah


balita dengan status BGM.
Perlu ditindaklanjuti dengan penelusuran penyebab kondisi
BGM balita apakah karena faktor ekonomi atau karena rendahnya
tingkat pengetahuan akan masalah kesehatan.
meningkatkan

Oleh karenanya,

promosi kesehatan di setiap tempat dan dalam

berbagai kesempatan, termasuk di penimbangan posyandu,


merupakan peran utama tenaga kesehatan khususnya petugas
pelaksana gizi. Berikut adalah grafik persentase balita dengan
berat di bawah garis merah (BGM) di Kota Bandung Tahun 2011.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK IV.8
PERSENTASE BALITA DENGAN
BERAT BADAN DI BAWAH GARIS MERAH (BGM)
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 2011
10

8,75

8
6
%BGM

4
1,41

0,96

0,30

0,13

2010

2011

0
2007

2008

2009

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

c. Balita Ditimbang Berat Badannya


Untuk

mengetahui

pertumbuhan

balita

dilakukan

pemantauan berat badan setiap bulan, kegiatan ini bisa dilakukan


di posyandu maupun di fasilitas kesehatan baik oleh tenaga
kesehatan maupun oleh kader posyandu di wilayahnya.
Jumlah balita yang ada di Kota Bandung pada Tahun 2011
sebanyak 209.088 orang dan yang ditimbang baik di posyandu
maupun sarana pelayanan kesehatan lain

sebanyak 131.779

orang atau 63,03%. Dari hasil penimbangan tersebut terdapat


balita dengan berat badan naik sebanyak
57,69%, balita
0,49%.

Berikut

76.027 orang atau

dengan gizi buruk sebanyak 650 orang atau


adalah

grafik

perkembangan

pemantauan

pertumbuhan balita di Kota Bandung Tahun 2007 hingga Tahun


2011.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK IV.9
PERKEMBANGAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 2011

93,47

100,00
80,00

75,80

60,00

93,00
72,74

78,77
63,03

58,47

57,69

53,22

50,63

40,00
20,00

8,75
0,73

1,41

0,73

0,96

0,74
0,30

0,43

0,13

0,49

0,00
Ditimbang

2007
75,80

2008
93,47

2009
78,77

2010
93,00

2011
63,03

Naik Berat Badan

50,63

72,74

58,47

53,22

57,69

BGM

8,75

1,41

0,96

0,30

0,13

Gizi Buruk

0,73

0,73

0,74

0,43

0,49

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung


Tahun 2011

Hasil pemantauan pertumbuhan balita mengalami penurunan


yang cukup berarti. Untuk indikator balita yang ditimbang berat
badannya

(D/S)

yang

ditujukan

untuk

melihat

partisipasi

masyarakat, mengalami penurunan dari 93,00 % di Tahun 2010


menjadi 63,03% di Tahun 2011.
Wilayah rawan gizi adalah wilayah di mana persentase
jumlah balita dengan status gizi kurang dan sangat kurang
(BB/TB) lebih dari 10,00% dari keseluruhan jumlah balita
diwilayah tersebut.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Berikut adalah gambar wilayah rawan gizi di Kota Bandung Tahun


2011.
GAMBAR IV.3
PETA WILAYAH RAWAN GIZI
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
WILAYAH RAWAN GIZI
PER KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

WILAYAH
RAWAN GIZI
Cidadap
Sukasari

Tidak Rawan Gizi


Rawan Gizi
Cibeunying Kaler
Coblong

Sukajadi

Cibeunying Kidul
Cicendo

Mandalajati
Ujungberung

Bandung Wetan

Andir
Sumurbandung

Bojongloa Kaler
Bandung Kulon
Astanaanyar

Antapani
Batununggal
Kiaracondong

1
Arcamanik

2 Kilometer

Cibiru

Cinambo
Panyileukan

Lengkong
Babakan Ciparay

Regol
Bojongloa Kidul

Buahbatu
Bandung Kidul

Gedebage
Rancasari

PEMERINTAH KOTA BANDUNG


DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

d. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan


Status gizi buruk balita adalah kondisi gizi balita menurut berat
badan dan tinggi badan (BB/TB) berdasarkan standar WHO (2005)
dengan Z score < - 3 SD (standar deviasi) dan atau dengan
tanda-tanda

klinis

(Marasmus,

Kwashiorkor,

dan

Marasmus

Kwashiorkor).
Jumlah balita dengan gizi buruk di Kota Bandung pada Tahun
2011 sebanyak 650 anak dan dari jumlah tersebut semuanya telah
mendapat perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Besaran
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

tersebut telah memenuhi target SPM Tahun 2011 yaitu sebesar


100,00%.
Bila dibandingkan dengan tahun lalu, kondisi gizi buruk balita
di Kota Bandung mengalami penurunan dari 589 anak (0,43 %)
pada Tahun 2010.
6. Pelayanan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Penjaringan kesehatan siswa SD

dan setingkat dilakukan

melalui pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi, dan mulut


terhadap murid kelas I SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan
bersama guru dan dokter kecil.
Jumlah murid kelas 1 SD atau setingkat yang ada di Kota
Bandung pada tahun 2011 terdapat 48.490

murid, dari jumlah

tersebut dilakukan penjaringan pelayanan kesehatan melalui


pemeriksaan kesehatan umum dan kesehatan gigi mulut kepada
48.490 murid atau 100,00 % dari jumlah murid yang ada. Bila
melihat dari data tersebut semua murid kelas 1 SD atau setingkat
dapat diketahui kondisi kesehatan umumnya untuk mempersiapkan
diri melangkah masuk dalam lingkungan sekolah dasar.
Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat di
Kota Bandung Tahun 2011 mencapai 167.654 siswa (71,15%) dari
235.630 siswa yang ada.

7. Pelayanan Kesehatan Usia lanjut


Seiring meningkatnya Umur Harapan Hidup masyarakat Kota
Bandung setiap tahunnya, maka hal ini juga mengakibatkan
bertambahnya jumlah usia lanjut
berbagai

permasalahanya.

di Kota Bandung dengan


Pembangunan

kesehatan

mengharapkan meningkatnya umur harapan hidup dibarengi


dengan para usia lanjut yang mandiri dan sehat.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjadikan para usia
lanjut yang sehat dan mandiri salah satunya dengan dibentuknya
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

pos pembinaan terpadu (Posbindu) di tingkat RW. Berbagai


kegiatan dilaksanakan di Posbindu antara lain pemeriksaan
kesehatan, olah raga bersama, rekreasi, penyuluhan, pengajian
dan saling tukar pengalaman antar usila.
Di Kota Bandung pada Tahun

2011 terdapat posbindu

sebanyak 750 kelompok dengan jumlah usila (60 tahun+)


sebanyak 150.939 orang, dari jumlah tersebut 49.384 dilayani
kesehatan atau sebanyak 32,72 %. Dari data tersebut bila
dibandingkan dengan tahun lalu terdapat penurunan dari 33,02 %
pada Tahun 2011.
TABEL IV.3
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO

KELOMPOK USILA

JUMLAH

DIPERIKSA

1.

Pra Usila ( 45 59 Th )

418.694

93.681

22,37

2.

Usila ( > 60 Th )

150.939

49.384

32,72

3.

Pra Usila dan Usila

569.633

143.065

25,12

Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

8. Gawat Darurat
Yang dimaksud gawat darurat

level

1 adalah tempat

pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum berada ditempat


24 jam dengan kualifikasi general emergency life support dan atau
advance life support, advance cardiac life support serta memiliki alat
transportasi dan komunikasi.
Di Kota Bandung fasilitas kesehatan yang mempunyai
kelengkapan gawat darurat seperti itu terdapat

di 5 puskesmas

perawatan dan 27 rumah sakit dari 30 rumah sakit (90%).

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

9. Potensi Kejadian Luar Biasa (KLB)


a. Potensi Kasus dan Wilayah KLB
Potensi Kejadian luar biasa yang terjadi di Kota Bandung
Tahun 2011 terdiri dari kejadian penyakit Difteri, Campak, Avian
Influenza (H5N1), Leptospirosis, Filariasis, Keracunan Makanan, dan
Hepatitis A. Tahun 2010 terjadi 6 kasus KLB sedangkan Tahun 2011
terjadi 7 kasus. Berikut di bawah ini gambar peta wilayah kelurahan
berpotensi KLB di Kota Bandung Tahun 2011
GAMBAR IV. 4
PETA WILAYAH KELURAHAN BERPOTENSI KLB
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
WILAYAH KELURAHAN
YANG TERKENA
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Jenis KLB
Isola
Ledeng

Difteri
Campak
Avian Influenza (H5N1)
Leptospirosis
Filariasis
Keracunan Makanan
Hepatitis A

Ciumbuleuit

Gegerkalong
SarijadiSukarasa

Hegarmanah

Dago
Cigadung

Sekeloa
Cipedes
Sukawarna
Sukagalih
Lebaksiliwangi
Cipaganti
Sadangserang
Pasteur
Lebakgede
Sukaraja
Neglasari
Pasirimpun
Sukabungah
Sukaluyu
Sukapada
Jatihandap
Cempaka
Pasirlayung
Pasirwangi
Pajajaran
Sindanglaya
Cihaurgeulis
Tamansari
Cisurupan
Karangpamulang
Husein Sastranegara
Pamoyanan
CikutraPadasuka
Citarum
Pasirendah
Cihapit Cicadas
Pasirjati
Pasirkaliki
Sukamaju
Maleber
Cisaranten
Binaharapan
Cicaheum Antapani Wetan
Pasanggrahan
Arjuna
Cigending
Babakan Ciamis
Antapani Kulon
Garuda
Merdeka
Dunguscariang
Sukamiskin
Palasari
Kebonwaru
Ciroyom
Cijerah
Kacapiring
Babakan
Surabaya
Braga
Kebonjeruk
Kebonpisang
Wetan
Cipadung Kulon
Cibuntu
Babakansari Antapani Tengah Cisaranten
Samoja
Paledang
Jamika
Pakemitan
Cibadak
Warungmuncang
Antapani Kidul
Cibangkong
Balonggede
Pasir Biru
Cisaranten Kulon
Karanganyar
Maleer
Sukahaji
Cikawao Malabar
Warung Muncang PanjunanPungkur Burangrang
Cipadung
Lingkar Selatan Kebonjayant i
Caringin
Mek armulya
Cisaranten Endah
Nyengseret
Gempolsari
Cipadung Wetan
Babakan
Sukaasih
Sukapura Jatisari
Ciateul
Cigondewah Kaler
Babakan Penghulu
Gumuruh
Pelindung Hewan
Turangga Binong
Babakan Ciparay Situ Saeur
Kebonk angkung
Ancol
Cimencrang
Kopo
Cigondewah Kidul
Cigereleng
Cipadung Kidul
Cijagra
Rancabolang
Sekejati
Kebonlega
Cipamokolan
Margahayu Utara
Karasak Pasirluyu
Cigondewah Rahayu
Ciseureuh
Margasari
Batununggal
Cibaduyut
Cisaranten Kidul
Margasuk a
Mek arwangi
Cirangrang
Wates
Cibaduyut Wetan
Mengger
Rancamumpang
Cijaura
Cibaduyut Kidul
Manjahlega
Kujangsari
Derwati
Mek arjaya

N
1

2 Kilometer

PEMERINTAH KOTA BANDUNG


DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Adapun luasan kecamatan yang mengalami potensi KLB


adalah

Kecamatan

Cicendo,

Cidadap,

Kiaracondong,

Regol,

Bojongloa Kaler, Babakan Ciparay, Antapani, Mandalajati, Arcamanik,


Ujungberung , Rancasari, dan Bandung Kulon, atau 40,00 % dari
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

kecamatan yang ada. Sedangkan untuk luasan kelurahan yang


mengalami potensi KLB terdapat 17 kelurahan.
Tim Gerak Cepat Dinas Kesehatan Kota Bandung, yang
bertugas

menangani

kejadian

luar

biasa

setiap

saat,

telah

menangani/mengadakan penyelidikan epidemiologi KLB tersebut,


sehingga kejadian luar biasa yang terjadi dapat ditangani kurang dari
24 jam. Dalam SPM ditargetkan semua kelurahan yang mengalami
KLB dapat dilakukan penyelidikan epidemiologi kurang dari 24 jam.
Oleh karenanya pencapaian SPM untuk indikator ini sebesar 100%
telah dapat dicapai.
Dari data di atas penyebaran kejadian luar biasa Tahun 2011
lebih luas dibandingkan dengan tahun lalu yang mencakup 36,6%
wilayah kecamatan di Kota Bandung.

b. Jumlah Penderita
Jumlah penderita penyakit berpotensi KLB Tahun 2011 di Kota
Bandung sebanyak 550 orang, yang terdiri dari 3 penderita Difteri,
119 pendertia Campak diagnosa klinis, 4 penderta Avian Influenza
(H5N1), 4 penderita Leptospirosis, 3 Penderita Filariasis, 44
penderita

keracunan

makanan,

373

penderita

Hepatitis

A.

Terdapat 1 kematian akibat kasus Avian Influenza dgn CFR


25,00%. Dari semua kasus tersebut, dengan kesiapsiagaan Tim
Gerak Cepat Dinas Kesehatan Kota Bandung kejadian luar biasa
tersebut tidak meluas lebih lanjut.
10. Pelayanan Kesehatan Gigi
a. Ratio Tambal Cabut / Gigi Tetap
Pelayanan dasar kesehatan gigi di puskesmas dilakukan
untuk melihara gigi tetap

dengan dilakukan upaya untuk

menambal / tumpatan gigi bagi gigi tetap yang karies dan masih
bisa dipertahankan dipuskesmas, serta pencabutan bagi gigi

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

tetap yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.


Pada tahun 2011 di Puskesmas Kota Bandung telah
dilakukan tumpatan/penambalan gigi tetap sebanyak 17.109 gigi
dan pencabutan gigi tetap sebanyak 16.556

gigi dengan ratio

tambal /cabut 1,03. Dengan capaian tersebut maka tumpatan gigi


tetap terhadap pencabutan gigi tetap sudah baik karena rasio
tambalan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap yang ideal
adalah 1.
TABEL IV.4
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
DI PUSKESMAS KOTA BANDUNG
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

NO

URAIAN

JUMLAH

1.

Tumpatan Gigi tetap

17.109

2.

Pencabutan Gigi tetap

16.556

3.

Jumlah

33.665

4.

Ratio Tambal/ cabut

1,03

Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Rumah
Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung Tahun 2011

b.

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan


setingkat
Pelayanan kesehatan gigi juga dilakukan kepada anak SD
dan setingkat melalui kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
yang meliputi penyuluhan dan pemeriksaan gigi. Jumlah siswa
yang tercatat sebanyak

268.015 siswa dan yang diperiksa

kesehatan giginya sebanyak 70.658 siswa atau hanya 26,36%.


Dari hasil pemeriksaan tersebut

terdapat 18.394 siswa perlu

mendapat perawatan, dan hanya 7.542 diantaranya mendapat


perawatan atau 41,00 %. Di bawah ini tampak tabel pelayanan
kesehatan gigi dan mulut padaanak SD dan setingkat di Kota
Bandung Tahun 2011.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

TABEL IV.5
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA
ANAK SD DAN SETINGKAT
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

NO

URAIAN

JUMLAH

1.

Jumlah Murid SD dan setingkat

2.

Jumlah Murid yang diperiksa

70.658 26,36

3.

Jumlah Murid yang perlu perawatan

18.394

4.

Jumlah

Murid

yang

268.015

mendapat

7.542 41,00

perawatan
Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Bila dibandingkan dengan tahun lalu terdapat peningkatan


jumlah siswa yang mendapat perawatan dari 17,06% menjadi
26,36% pada Tahun 2011. Meskipun demikian, persentase
cakupan siswa yang mendapat perawatan gigi dan mulut terhadap
siswa yang perlu perawatan masih kecil yaitu 41,00%.
11. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan
baik di dalam gedung puskesmas maupun diluar gedung
Puskesmas. Penyuluhan kelompok adalah penyuluhan yang
dilakukan kepada sekelompok orang minmal 5 orang peserta.
Sedangkan
dilaksanakan

penyuluhan
secara

massa

massa

adalah

dengan

penyuluhan

yang

menggunakan

media

elektronik dan cetak yang berlangsung hanya 1 arah.

Dalam

periode Tahun 2011, terdapat 13.859 kali penyuluhan kelompok


dengan berbagai materi kesehatan dan berbagai sasaran. Dinas
Kesehatan Kota Bandung sebagai kantor pengkordinasi kegiatan
kerja di puskesmas melakukan 6 penyuluhan kelompok dan 38
penyuluhan massa. Tercatat 521 kali penyuluhan yang dilakukan
oleh 9 rumah sakit di Kota Bandung.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar adalah suatu
cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna
berdasarkan

azas

usaha

bersama

dan

kekeluargaan,

berkesinambungan dengan mutu yang terjamin dan biaya yang


terkendali. Grafik di bawah ini menjelaskan mengenai jaminan
kesehatan prabayar di Kota Bandung Tahun 2011.
GRAFIK IV.10
JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0

346.230

323.070

244.622

JAMINAN KESEHATAN
PRABAYAR

ASKES

JAMKESMAS

BAWAKU
SEHAT

Sumbe : Seksi Data dan Informas Kesehatan Tim Jamkesmas Dinas Kesehatan
Kota Bandung Tahun 2011

Jenis Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar di Kota


Bandung jenisnya antara lain ASKES, Jamsostek, Dana Sehat,
Jamkesmas, Bawaku Sehat, dan asuransi kesehatan lain. Namun
data yang ada menyatakan bahwa penduduk Kota Bandung yang
mempunyai jaminan kesehatan dari ASKES sebanyak 244.622
jiwa, yang mendapat jaminan kesehatan dari kartu Jamkeskas
sebanyak 346.230 jiwa, dan jaminan kesehatan daerah (Bawaku
Sehat) sebanyak 323.070 jiwa. Jaminan pemeliharaan kesehatan
prabayar dari penyedia layanan asuransi kesehatan lain selain di

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

atas, yang merunut pesertanya berdasarkan pada domisili/status


warga Kota Bandung, belum dapat diperoleh datanya. Hal
tersebut dikarenakan keterbatasan sistem informasi yang tidak
mendukung ketersediaan data hingga ke domisili/warga Kota
Bandung.

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin


Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin merupakan
tanggung jawab pemerintah baik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Propinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota.
Gambar

peta

di

bawah

ini

menjelaskan

jumlah

peserta

Jamkesmas dan Bawaku Sehat di Kota Bandung Tahun 2011.


GAMBAR IV. 5
PETA JUMLAH PESERTA JAMKESMAS
DAN BAWAKU SEHAT DI KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
JUMLAH PESERTA JAMKESMAS
DAN BAWAKU SEHAT
DI KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Jumlah Peserta Jamkesmas


dan Bawaku Sehat

4.824 - 10.084
10.085 - 18.707
18.708 - 33.144
33.145 - 53.414

Cidadap
Sukasari

Cibeunying Kaler
Sukajadi

Coblong

Cibeunying Kidul
Cicendo

Mandalajati
Ujungberung

Bandung Wet an

Andir
Sumurbandung

2 Kilometer

Antapani
Batununggal
Kiaracondong

Bandung Kulon

N
1

Arcamanik

Bojongloa Kaler
Astanaanyar

Cibiru
Cinambo

Panyileukan

Lengkong
Babakan Ciparay

Regol
Bojongloa Kidul
Buahbatu
Bandung Kidul

Gedebage
Rancasari

PEMERINTAH KOTA BANDUNG


DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat


miskin di Kota Bandung pada Tahun 2011

berupa pelayanan

kesehatan rawat jalan dan rawat inap di sarana kesehatan


pemerintah maupun swasta.
Pembiayaan pelayanan masyarakat miskin yang ada di Kota
Bandung bersumber dari Pemerintah Pusat berupa Jamkesmas,
Pemerintah Propinsi Jawa Barat berupa Bantuan Gubernur, dan
Pemerintah Kota Bandung berupa Program Bawaku Sehat.
Pelayanan kesehatan rawat jalan bagi masyarakat miskin di
Kota Bandung di berikan di Puskesmas, rumah sakit baik
pemerintah maupun rumah sakit swasta yang telah melakukan
kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam
pelayanan kesehatan masyarakat miskin.
Adapun

jumlah

kunjungan

masyarakat

miskin

untuk

mendapat pelayanan rawat jalan di puskesmas pada Tahun 2011


sebanyak 275.090 kunjungan, dan rawat jalan di rumah sakit
sebanyak 43.343 kunjungan.

3. Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di sarana Pelayanan


Kesehatan
Masyarakat

yang

berkunjung

untuk

mendapatkan

pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun di rumah sakit


terdiri dari kunjungan rawat jalan dan rawat inap.
Pada Tahun 2011 Kunjungan rawat jalan ke
puskesmas yang ada di Kota Bandung

73

sebanyak 1.913.231

kunjungan, dengan rata rata perhari satu puskesmas melayani 87


kunjungan. Kunjungan rawat inap

di 5 puskesmas perawatan

dengan tempat tidur (DTP) yang ada di Kota Bandung sebanyak


1.627 kunjungan.
Berdasarkan data yang ada, 27 rumah sakit dari 30 rumah

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

sakit di Kota Bandung,

terdapat 2.241.031 orang yang

mendapatkan pelayanan rawat jalan ke rumah sakit, terbanyak


datang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin dan yang paling sedikit
datang ke Rumah Sakit Ibu Anak Tedja. Dilihat dari masyarakat
yang meminta pelayanan rawat inap terdapat 199.534 orang,
terbanyak dirawat di RS Hasan sadikin dan paling sedikit di rawat
di RSK Ginjal Ainun Habibie.
4. Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Kota Bandung merupakan kota besar
menghadapi permasalahan yang
kota

besar

mengalami
harga

lainnya,

seperti

yang juga

sama seperti permasalahan

banyaknya

masyarakat

yang

permasalahan hidup diantaranya tingginya harga-

barang

kebutuhan

pokok,

menurunnya

daya

beli

masyarakat, hilangannya mata pencaharian, kebutuhan hidup


yang semakin meningkat, tingginya biaya pendidikan, tingginya
tingkat kualitas dan kuantitas kriminalitas, menurunnya hasil
pertanian akibat kekurangan lahan serta hubungan disharmonis
antar personal, menjadi pemicu meningkatnya penyakit-penyakit
kejiwaan baik skala ringan sampai dengan berat.
Dari laporan rumah sakit yang masuk, kunjungan rawat
jalan

yang mengalami gangguan jiwa

sebanyak 10.783

kunjungan. Namun demikian kunjungan rawat jalan gangguan jiwa


tersebut belum tentu semuanya

berasal dari masyarakat Kota

Bandung.
Penderita gangguan jiwa bukan saja ditemukan di Rumah
Sakit namun ada juga penderita gangguan jiwa yang datang ke
puskesmas, terutama yang skala ringan. Laporan bulanan
penyakit bersumber puskesmas yang ada di Kota Bandung pada
Tahun 2011 ditemukan kunjungan kasus baru sebanyak 10.456
kasus yang terdiri Psikosis 620 kunjungan, Neurosa 3.555

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

kunjungan, penyalahgunaan obat napza 178 kunjungan, Retardasi


Mental 102 kunjungan, Epilepsi 738 kunjungan, gangguan jiwa
lainnya 2.702 kunjungan. Jumlah kunjungan kasus baru penderita
jiwa tahun sebelumnya sebesar 4.928 kunjungan.
Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Kota
Bandung sudah harus memprioritaskan upaya peningkatan
pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat

baik di

puskesmas maupun di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

5. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit


Kematian pasien di rumah sakit dapat dibedakan dari
kematian pasien kurang dari 48 jam setelah masuk rumah sakit
dan lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit.
Dari laporan rumah sakit yang ada, jumlah pasien yang
meninggal lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit sebanyak
2.759 kasus. Jumlah terbanyak terjadi di RSU Dr Hasan sadikin
yaitu sebanyak 916 kasus. Total kematian pasien yang terjadi di
Rumah Sakit di Kota Bandung sebanyak 4.579 kasus kematian
dengan kematian pasien terbesar ada di RSU Dr. Hasan Sadikin
sebanyak 1.123 kasus kematian.
6. Indikator kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Indikator Kinerja Rumah Sakit dapat dilihat dari persentase
pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Rate), rata-rata pasien
dirawat (Length of Stay), interval penggunaan tempat tidur (Turn
Over Interval), frekuensi penggunaan tempat tidur (Bed Turn
Over), jumlah kematian di rumah sakit (Gross Death Rate), dan
angka kematian neto (Net Death Rate).
Jumlah rumah sakit di Kota Bandung pada Tahun 2011
terdapat 30 rumah sakit yang terdiri dari rumah sakit umum 17
buah, rumah sakit khusus 11 buah, dan rumah rakit bersalin 2

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

buah. Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit di Kota Bandung


dapat dirinci sebagai berikut, kepemilikan pemerintah pusat
maupun daerah terdapat 6 buah, rumah sakit milik TNI 3 buah, 1
rumah sakit milik universitas, dan rumah sakit swasta 20 buah.
Dari 30 rumah sakit yang ada di Kota Bandung, data yang
tersedia hanya ada dari 27 rumah sakit. Indikator kinerja rumah
sakit dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL IV.6
INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO

INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT


DI KOTA BANDUNG
KOTA BANDUNG

GDR

NDR

24,00

15,00

BOR

LOS

60,00

3,89

Sumber : Seksi Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT


Perilaku

hidup masyarakat

sangat

berpengaruh

terhadap terwujudnya derajat kesehatan masyarakat. Untuk


mengetahui sejauh mana perilaku hidup masyarakat untuk
menunjang kesehatan dapat dipakai parameter tentang PHBS
(Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) di tatanan rumah tangga,
institusi, tempat-tempat umum dan lain-lain.
Rumah tangga yang ber-PHBS adalah seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator
yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi
ASI Ekslkusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air
bersih, mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk di
rumah sekali seminggu, makan

sayur dan buah setiap hari,

melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam


rumah.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

TOI
2,29

Gambar peta di bawah ini menjelaskan mengenai cakupan


persentase rumah tangga ber-PHBS di Kecamatan di Kota
Bandung Tahun 2011.
GAMBAR IV.6
PETA CAKUPAN PHBS
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
PERSENTASE PHBS
PER KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

PHBS (%)
26.00 - 48.22
48.23 - 100.00

Cidadap
Sukasari

Cibeunying Kaler
Sukajadi

Coblong

Cibeunying Kidul
Cicendo

Mandalajati
Ujungberung

Bandung Wetan

Andir
Sumurbandung

2 Kilometer

Antapani
Batununggal
Kiaracondong

Bandung Kulon

N
1

Arcamanik

Bojongloa Kaler
Astanaanyar

Cibiru
Cinambo

Panyileukan

Lengkong
Babakan Ciparay

Regol
Bojongloa Kidul
Buahbatu
Bandung Kidul

Gedebage
Rancasari

PEMERINTAH KOTA BANDUNG


DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Pemantauan

PHBS

dilaksanakan

oleh

petugas

puskesmas bekerja sama dengan Dasa Wisma dan Tim


Penggerak PKK di tingkat kelurahan dan kecamatan. Berikut di
bawah ini grafik yang menjelaskan mengenai persentase rumah
tangga ber-PHBS di Kota Bandung Tahun 2011.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK IV.11
JUMLAH RUMAH TANGGA BER PHBS
DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2011

34,36

65,64

RUMAH TANGGA BER PHBS

RUMAH TANGGA BELUM BER PHBS

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan kota Bandung Tahun 2011

Pada Tahun 2011 Di Kota Bandung telah dilakukan


pemantauan sebanyak 415.757 rumah tangga, dari jumlah rumah
tangga

tersebut

didapat

melaksanakan PHBS

272.886

rumah

tangga

telah

atau 65,64%. Hasil akhir tersebut

manggambarkan juga besarnya rumah tangga yang masih


merokok dalam rumah/bangunan. Bila dibandingkan dengan
tahun lalu, jumlah rumah tangga ber-PHBS juga berada di posisi
65,64 %.
Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dapat melalui
penyuluhan yang melibatkan tokoh masyarakat dan peran serta
kader. Pemanfaatkan berbagai media maupun muatan kurikulum
dalam pendidikan di sekolah mengenai pengetahuan kesehatan
dan kebersihan kepada masyarakat di usia sedini mungkin juga
dapat merubah positif perilaku hidup dan bersih dan sehat di
masyarakat. Berikut ini grafik yang menjelaskan mengenai
persentase rumah tangga ber-PHBS di Kecamatan di Kota
Bandung Tahun 2011.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

GRAFIK IV.12
PERSENTASE PHBS DI KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2011
95,72
89,42
82,4882,98
80,4180,51
74,7775,3876,38
70,83
65,9567,12
62,2662,4662,8563,58
56,1056,16
53,4054,2855,0655,33
47,5647,6948,40
42,15
40,00
32,3033,78
26,47

Batununggal
Andir
Bojongloa Kidul
Astanaanyar
Lengkong
Sukasari
Babakan Ciparay
Mandalajati
Kiaracondong
Cicendo
Ujungberung
Cidadap
Sumurbandung
Cibiru
Cibeunying Kidul
Bandung Kidul
Bandung Wetan
Arcamanik
Cinambo
Antapani
Coblong
Regol
Buahbatu
Bojongloa Kaler
Bandung Kulon
Cibeunying Kaler
Panyileukan
Gedebage
Rancasari
Sukajadi

100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00

PERSENTASE PHBS (%)


Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan kota Bandung Tahun 2011

D. KEADAAN LINGKUNGAN
Keadaan lingkungan sangat berpengaruh pada kondisi
derajat kesehatan masyarakat.

Masyarakat yang hidup dalam

kualitas lingkungan yang baik dan bersih dapat hidup dengan


sehat. Untuk melihat kondisi kesehatan lingkungan di Kota
Bandung dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Rumah Sehat
Petugas sanitarian puskesmas secara rutin langsung
melihat dan mendata rumah sehat melalui kegiatan kunjungan
diluar gedung. Adapun dari hasil pendataan pada Tahun 2011,
terdapat 421.231 rumah yang ada di Kota Bandung, dari jumlah
tersebut telah diperiksa sebanyak 339.226 rumah atau sebesar
80,53%.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Dari hasil pemeriksaan didapat rumah yang dikategorikan


sehat sebanyak 236.115 rumah atau 69,30 %. Jumlah Rumah
Sehat Tahun 2011 bila dibandingkan dengan tahun lalu
mengalami peningkatan sebesar 0,30%. persentase rumah
sehat paling sedikit terdapat di Kecamatan Kiaracondong
(persentase rumah sehat hanya 42,55%).
Berikut ini grafik yang menjelaskan mengenai persentase
rumah sehat di Kota Bandung Tahun 2011.
GRAFIK IV.13
PERSENTASE RUMAH SEHAT
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

30,70

69,30

Persen Rumah Sehat

Persen Rumah Tak Sehat

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung


Tahun 2011

Masih rendahnya jumlah rumah sehat di Kota Bandung


disebabkan berbagai faktor seperti kepadatan penduduk,
banyaknya kantong daerah kumuh, dan angka migrasi/mobilitas
yang tinggi. Adapun kriteria untuk pemantauan kualitas
lingkungan rumah sehat, lingkup penilaian rumah dilakukan
terhadap :
1. Higiene fisik rumah yang meliputi; langit-langit, dinding,
lantai, jendela, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur,
dan pencahayaan.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

2. Kondisi sarana sanitasi rumah yang meliputi; sarana air


bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana pembuangan
air limbah, dan sarana pembuangan sampah
3. Perilaku penghuni rumah yang mendukung terhadap kondisi
rumah

sehat

yang

meliputi;

membuka

jendela,

membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi


dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempatnya.
2. Rumah/bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes
Aegypti
Dalam melakukan upaya pemberantasan sarang Nyamuk
Demam Berdarah, diawali dengan kegiatan salah satunya
adalah pemeriksaan jentik Nyamuk Demam Berdarah di
rumah/bangunan

untuk memantau tempattempat yang

menjadi sasaran kegiatan PSN.


Di Kota Bandung, pada tahun 2011, petugas kesehatan
bersama kader kesehatan telah memeriksa jentik nyamuk pada
93.346 bangunan / rumah. Kegiatan pemeriksaan bangunan
bebas jentik nyamuk demam berdarah menemukan sebanyak
87.166 bangunan/rumah yang bebas Jentik (93,38%).
Namun bila dilihat dari data tersebut masih ada 6,62%
lagi bangunan/rumah yang tidak bebas jentik Aedes Aegypti
yang berpotensi menularkan penyakit demam berdarah di Kota
Bandung. Untuk itu perlu adanya gerakan masyarakat yang
terus menerus menjadi budaya dalam kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk

di semua tempat kegiatan masyarakat,

sehingga dapat menekan angka kejadian kasus demam


berdarah di Kota Bandung.
3. Penggunaan Air Bersih
Air bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

yang harus dipenuhi dan tidak bisa diganti dengan yang lain. Air
bersih bisa didapat dari ledeng, sumur pompa tangan, sumur gali,
penampungan air hujan, air kemasan dan lainnya.
Dari 527.520 keluarga, 63,52% dari keluarga tersebut
telah diperiksa mengenai penggunaan air bersihnya. Dari keluarga
yang diperiksa akses air bersihnya, sebesar 76,52 % telah
mengakses air bersih dari berbagai sumber. Jenis akses air bersih
terbanyak yang diakses oleh keluarga yang ada di Kota Bandung
adalah dari ledeng yaitu sebanyak 34,81% dan paling sedikit jenis
akses air bersih keluarga adalah sarana air bersih lainnya
sebanyak 10,41%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel
berikut ini.

4. Sarana Sanitasi Dasar


Untuk

menjaga

kesehatan

anggota

keluarga,

maka

keluarga mengupayakan agar memiliki sarana sanitasi dasar


seperti jamban, tempat sampah, saluran pembuangan air limbah.
Di Kota Bandung pada tahun 2011 terdapat 527.520
keluarga, dari jumlah tersebut keluarga yang telah diperiksa
kepemilikan sarana sanitasi dasarnya sebanyak 307.215 keluarga
(54,39%).
Dari hasil pemeriksaan tersebut terdapat keluarga memiliki
jamban 72,97%, memiliki tempat sampah 70,30%, dan 72,93%
keluarga memiliki saluran pembuangan air limbah. Dari jumlah
tersebut, kategori sehat terhadap keluarga yang memiliki jamban
hanya 70,99%, kategori sehat terhadap keluarga dengan tempat
sampah sebesar 71,92%, dan saluran pembuangan air limbah
yang sehat sebesar 64,02%.
Masih rendahnya kondisi jamban yang memenuhi syarat
dikarenakan masih banyak jamban dengan kondisi fisiknya bagus
akan tetapi limbah domestiknya dibuang ke sungai begitu saja

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

tanpa melalui saluran atau penampungan pembuangan yang


seharusnya.
Hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian sehubungan
dengan masalah pembuangan limbah menjadi satu indikator
dalam Millenium Development Goals (MDGs), juga menjadi
indikator penting dalam RPJMN bidang kesehatan melalui
program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Point
pertama dalam STBM adalah ODF (open defection free) atau
bebas dari BAB sembarangan. Gerakan Cikapundung Bersih di
tingkat

kota

sebagai

upaya

yang

sungguh-sungguh

dari

Pemerintah Kota Bandung untuk membersihkan sungai-sungai di


Kota Bandung dari bahan pencemar termasuk limbah domestik.
Berikut ini tabel yang menjelaskan mengenai keluaraga dengan
kepemilikan sarana sanitasi dasar di Kota Bandung Tahun 2011.
TABEL IV.7
KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

NO

JENIS SARANA

JUMLAH KK YANG
MEMILIKI

JUMLAH KK
YANG
DIPERIKSA

JUMLAH YANG
SEHAT

1.

Jamban

384.745 (72,93%)

303.800

215.676 (70,99%)

2.

Tempat sampah

370.849 (70,30%)

287.891

207.057(71,92%)

384.745 (72,93%)

292.125

187.024(64,02%)

3.

Saluran Pembuangan
Air Limbah

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan kota Bandung


Tahun 2011

Kota Bandung mempunyai system pembuangan air kotor


yang dikelola bagian air kotor PDAM dan menampung limbah
domestik dari rumah tangga, tetapi cakupannya masih rendah.
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Selebihnya limbah domestik dibuang ke septik tank atau cubluk di


tiap rumah bahkan sebagian besar lagi keluarga membuangnya
ke sungai. Bila melihat dari kewilayahan, Kecamatan Bojong Loa
Kidul Ciparay memiliki persentase keluarga yang mempunyai
jamban paling sedikit (52,78%), Kecamatan Sumur Bandung
mempunyai persentase paling sedikit keluarga dengan tempat
sampah (47,11%), dan Kecamatan Bojongloa Kidul mempunyai
persentase paling sedikit (52,63%) terhadap keluarga dengan
saluran pembuangan air limbah.

5. Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)


Sehat
Tempattempat umum dan pengelolaan makanan seperti
hotel, restoran, rumah makan, pasar dan lainnya perlu diawasi
dan dibina tentang kesehatannya secara terus menerus oleh
tenaga kesehatan, hal ini disebabkan karena tempat tempat
umum dan pengelola makanan
tempat tersebarnya

berpeluang menjadi sumber

wabah penyakit. Di Kota Bandung pada

Tahun 2011 terdata 13.862 TUPM dan 10.546 diantaranya telah


diperiksa (76,08%). Dari hasil pemeriksaan terdapat 8.615 TUPM
yang tergolong sehat (81,69%). Berikut ini tabel yang menjelaskan
mengenai persentase tempat-tempat umum di Kota Bandung
Tahun 2011.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

TABEL IV.8
PERSENTASE TEMPAT TEMPAT UMUM DAN PENGOLAHAN
MAKANAN (TUPM) SEHAT
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO

JENIS SARANA

JUMLAH

JUMLAH

YANG

YANG

ADA

DIPERIKSA

JUMLAH
SEHAT

%
SEHAT

Hotel

246

231

217

83,94%

Restoran/ Rumah makan

753

633

535

84,52%

Pasar

77

66

56

84,85%

TUPM Lain

12.786

12.245

7.807

63,76%

Jumlah

13.862

10.546

8.615

81,69%

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan kota Bandung Tahun 2011

6. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan


Berbagai institusi yang ada, mulai dari sarana kesehatan,
sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran, dan sarana lain,
merupakan tugas dari petugas kesehatan lingkungan
membina

kesehatan

Pembinaan
pemeriksaan

dilakukan

lingkungan
melalui

dalam

instistusi

untuk
tersebut.

penyuluhanpenyuluhan

dan

terhadap kebersihan, sarana air bersih, sirkulasi

udara, pencahayaan jamban, dan lain lain.


Di Kota Bandung pada tahun 2011 terdapat 5.819 institusi
dan yang telah mendapat pembinaan dari petugas kesehatan
lingkungan puskesmas sebanyak 5.222 institusi atau 89,74%.
Kegiatan pembinaan ini bila dibandingkan dengan tahun lalu
terdapat kenaikan sebesar 2,54 %. Hal ini meningkat seiring
dengan meningkatnya perkembangan dunia usaha pariwisata di
Kota Bandung yang cukup pesat.
Salah satu indikator pembinaan adalah penerbitan serifikat
laik sehat hotel, restoran, dan jasaboga. Akan tetapi, tempat
umum pengelola makanan (TUPM) lainnya berbentuk makanan

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

jajanan kaki lima, warung makan, toko makanan belum terbina


dan terawasi sepenuhnya. Kegiatan pembinaan/inpeksi sanitasi
tempat pengelola makanan (TPM)

belum berjalan dengan

optimal, hambatan yang ditemui antara lain : sanitarian di


puskesmas kesulitan dalam melaksanakan pengawasan terhadap
TPM jenis jajanan yang tak bersentra atau pedagang makanan
kaki lima, karena jarak dan rute edar pedagang jenis ini sangat
tinggi

dan

tak

menentu,

sehingga

menyulitkan

dalam

melaksanakan pengawasan. Berikut ini tabel yang menjelaskan


mengenai persentase institusi dibina kesehatan lingkungannya di
Kota Bandung Tahun 2011.
TABEL IV.9
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

NO

JENIS SARANA

1.

JUMLAH

JUMLAH

YANG

YANG

ADA

DIBINA

Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit

103

103

100,00

di Kota Bandung)
2.

Sarana Pendidikan

1.644

1.428

86,86

3.

Sarana Ibadah

2.988

2.803

93,81

4.

Sarana Perkantoran

1.013

820

80,95

5.

Sarana lain

71

68

96,77

5.819

5.222

89,74

Jumlah

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

BAB V
SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN

A.

SARANA KESEHATAN
1. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
Obat-obatan merupakan salah satu sarana untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama pada proses
kuratif.
Ketersediaan obat di Dinas kesehatan Kota Bandung pada
tahun 2011 dapat dibagi menurut golongan sebagai berikut:
-

Obat

Bahan obat

Alat kesehatan habis pakai

Kebutuhan obat pada Tahun 2011 di Dinas kesehatan Kota


Bandung membutuhkan 189 jenis, dari jumlah tersebut

dapat

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.


2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut
Kepemilikan/Pengelola
Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kota Bandung banyak sekali
baik dilihat dari jumlah, jenis, maupun kepemilikannya.
Jenis sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kota Bandung
terdiri dari rumah sakit sebanyak 30 rumah sakit, puskesmas 73
buah, praktek dokter umum perorangan 2.803 orang, balai
pengobatan/ klinik 267 buah, laboratorium klinik 56 buah, apotik
599 buah dan toko obat 127 buah.
Kepemilikan rumah sakit tersebut terdiri dari 3 rumah sakit
milik Pemerintah Pusat, 3 rumah sakit milik Pemerintah Kota

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Bandung, 3 rumah sakit milik TNI/POLRI, 1 rumah sakit khusus gigi


milik institusi pendidikan, 20 rumah sakit milik swasta.
Dari data tersebut, sarana pelayanan kesehatan di Kota
Bandung berdasarkan dari kepemilikannya banyak di miliki oleh
swasta dan perorangan.

GAMBAR V.1
PETA SEBARAN UPT PUSKESMAS DAN PUSKESMAS
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011
PETA SEBARAN
PUSKESMAS DI KECAMATAN
DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

CIPAKU

UPT Puskesmas
dan Puskesmas

LEDENG
UPT SU KARASA

Kecamatan

CIDADAP

SUKAS ARI

DAGO

KARANG SETRA

UPT CIUMBU
LEUIT

SARIJAD I

SUKAJADI
SUKAWARNA

CIBEUNYING KALER

CIKUTRA LAMA
SEKELOA

COB LONG

UPT SU KAJADI

TAMAN SARI

UPT NEGLASARI

PASIRLAYUNG

BANDUNG WETAN

CICENDO

UPT PASIR KALIKI

BALAI KOTA

GIRIMANDE

UPT PU TER

UPT PADASUKA
UPT LAB KESEHATAN

UPT SALAM

MANDALA MEKAR

MANDALAJATI

PAMULANG UPT SIN DANGJAYA


CILENGKRAN G


UPT UJU NG BERUNG
IN DAH

CIBEUNYING KIDUL

CIBIRU

ANTAPANI LAMA
UJUNG BERUNG
UPT AR CAMANIK
BABAKAN
CIPADUNG

ANDIR
BABAT AN SUMUR BANDUNG

SURABAYA
UPT TAMBLONG

UPT
GRIYA
AN
TAPANI

CIJERAH

SUKAPAKIR
BATUNUNGGA
L
CEMPAKA ARUM
RUSU NAW A UPT CINAMBO
UPT CIBUNTU UPT PAGARSIH SURYALAYA
UPT IBR AHIM AJI
ANTAPANI

UPT BABAKAN JAJAWAY


BOJONGLO A KALER
UPT TALAGABODAS
UPT PANGHEGAR
SAR I

LIOGENTENG UPT PASUNDAN


CINAMBO

SUKAHAJI
GEMURUH

ARCAMANIK
BANDUNG KULON
PANYILEUKAN
UPT CIBIRU
ASTANA
ANYAR

KIARACONDONG
LENGK ONG
MOH RAMDAN

CIGONDEWAH UPT CITARIP


CIJAGR A LAMA

UPT CIPAMOKALAN
REG OL

UPT CARINGIN UPT KOPO PELINDUNG HEWAN

PANYILEUKAN
CIJAGR A BARU
SEKEJATI
UPT RIUNG BANDUNG

CIBOLERANG

PASIRLUYU
BUAHBATU
BOJONGLO A KIDUL

MENGGER UPT KU JANGSARI UPT MARGAHAYU RAYA


PASAW AHAN
BABAKAN CIPA RAY

GEDEBAGE

UPT GARUDA

AHMAD YAN I

BANDUNG KIDUL

2 Kilometer

DARW ATI

RANCASARI

PEME RINTAH KOTA BANDUNG


DINKES KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

3. Sarana Pelayanan kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan


Memiliki 4 Spesialis Dasar
Laboratorium Kesehatan merupakan sarana penunjang untuk
menegakkan diagnosa seorang pasien.
kesehatan dengan kemampuan
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Fasilitas pelayanan

laboratorium kesehatan di Kota

Bandung pada tahun 2011 terdapat di 28 rumah sakit, yang terdiri


17 rumah sakit umum dan 11 rumah sakit khusus.
Sarana pelayanan kesehatan dengan kemampuan 4 spesialis
dasar

yaitu pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis

penyakit dalam, pelayanan spesialis anak dan pelayanan spesialis


kandungan dan kebidanan. Kota Bandung mempunyai 17 rumah
sakit umum yang melayani 4 spesialis dasar dari 30 Rumah sakit
yang ada di Kota Bandung (56,66%).
.
4. Posyandu Menurut Strata
Posyandu merupakan salah satu wahana yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan serta menjadi salah satu tempat
untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak melalui
peran serta masyarakat. Posyandu berdasarkan perkembangannya
dibagi dalam beberapa strata yang terdiri dari pratama, madya,
purnama, dan mandiri.
Posyandu yang ada di Kota Bandung

pada tahun 2011

berjumlah 1.945 buah yang terdiri dari Pratama sebanyak 52 buah


atau 2,67 %, Madya 1.331 buah (68,43%), Purnama

512 buah

(26,32 %), Mandiri 50 buah ( 2,57 % ).


Bila melihat dari data tersebut di Kota Bandung masih terdapat
posyandu pratama yang perlu ditingkatkan kegiatannya serta perlu
mengembangakan strata posyandu madya ke mandiri.

Kondisi ini

disebabkan

masih

kurangnya

masyarakat

yang

mengikuti dana sehat, sebagai salah satu persyaratan untuk


meningkatkan strata posyandu menjadi posayandu strata madiri.
Upaya yang harus dilakukan salah satunya adalah dengan
mengadakan advokasi kepada pemangku kewilayahan agar dapat
mengumpulkan dana dari masyarakat (digabung dengan iuran

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

bulanan RT), sehingga dana tersebut dapat diolah menjadi dana


sehat.

GRAFIK V.1
POSYANDU MENURUT STRATA
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

2,57
2,67

26,32

68,43
PRATAMA

MADYA

PURNAMA

MANDIRI

Sumber : Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kota Bandung


Tahun 2011

5. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)


Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat adalah salah
satu upaya peningkatan derajat kesehatan yang dilakukan oleh
masyarakat, dari masyarakat, untuk masyarakat berupa posyandu,
pos obat desa, pos kesehatan pesantren, Saka Bhakti Husada,
usaha kesehatan kerja, dana sehat, kelurahan/RW Siaga dan
lain lain. Jumlah Posyandu di Kota Bandung pada tahun 2011
sebanyak 1.945 buah.
Jumlah kelurahan di Kota bandung sebanyak 151 kelurahan
dan semuanya telah menjadi kelurahan Siaga semenjak tahun
2007,

semenjak

diluncurkan Program Desa Siaga berdasarkan

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Kepmenkes No. 564 tahun 2006.

Kelurahan Siaga berdasarkan

Kepmenkes tersebut adalah kelurahan yang sudah memiliki :


1. Forum masyarakat kelurahan
2. Sarana yankesdas dan rujukannya
3. UKBM
4. Upaya menciptakan terwujudnya lingkungan sehat
5. Sistem pengamatan

penyakit

dan

factor

risiko

berbasis

masyarakat
6. Sistem kesiapsiagaan penaggulangan kegawat-daruratan dan
bencana berbasis masyarakat
7. Upaya menciptakan dan terwujudnya PHBS
8. Upaya menciptakan dan terwujudnya kadarzi
Dengan 8 indikator diatas, Kelurahan Siaga di Kota Bandung
dapat mencapai strata Madya dengan 123 kelurahan, Utama 12
kelurahan, dan Siaga Pratama 16 kelurahan.
Kategori kelurahan aktif

di kelurahan siaga adalah apabila

memiliki sistem kesiapsiagaan penagulangan kegawatdaruratan dan


bencana berbasis masyarakat dalam bentuk Tagana (Taruna Siaga
Bencana).
Sedangkan berdasarkan Kepmenkes 828 tahun 2008 dan
Kepmenkes 1529 tahun 2010 yang disebut Kelurahan Siaga Aktif
adalah yang sudah memenuhi 8 kriteria sebagai berikut :
1. Forum Desa / kelurahan
2. KPM/Kader Kesehatan
3. Kemudahanan akses pelayanan kesehatan dasar
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
5. Dukungan dana kegiatan kesehatan di desa : pemerintah
desa, masyarakat, dan dunia usaha
6. Peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
7. Peraturan kepala desa atau peraturan bupati/walikota
8. Pembinaan PHBS rumah rtangga dan tatanan lain
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Bila merujuk pada 2 Kepmenkes tersebut diatas, kondisi


Keluahan Siaga di Kota Bandung belum ada yang memenuhi kriteria
no.5 untuk menjadi Kelurahan Siga Aktif Mandiri. Pada awalnya
pembagian strata pada Kelurahan Siaga adalah Pratama, Madya, dan
Utama. Akan tetapi, berdasarkan 2 Kepmenkes terakhir pembagian
strata seperti strata Posyandu : Pratama, Madya, Purnama, dan
Mandiri. Upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan Kelurahan
Siaga Aktif Mandiri adalah melakukan advokasi kepada pemimpin
daerah untuk memberi dukungan dana kegiatan kesehatan di kelurahan
pemerintah desa, masyarakat, dan dunia usaha.
B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan di Kota Bandung tersebar di berbagai sarana
pelayanan kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta.
Dibawah ini disajikan tabel tenaga kesehatan yang ada di Kota
Bandung pada tahun 2011 menurut jenis tenaga kesehatan yang
bersumber dari 73 UPT Puskesmas, puskesmas jejaring, 20 Rumah sakit
(dari 30 rumah sakit), UPT Labkes, UPT Yankesmob,
Kesehatan Kota Bandung sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

dan Dinas

TABEL V.1
JUMLAH TENAGA KESEHATAN
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO
JENIS TENAGA
1 Tenaga Medis (dr. Umum, dr. spesialis, dr.
gigi)
2 Tenaga Keperawatan (Perawat , Bidan)
3 Tenaga Kefarmasian
4 Tenaga Gizi
5 Tenaga Kesehatan masyarakat dan
Sanitasi
6 Tenaga Keteknisan Medis
7 Fisioterapis

JUMLAH
1.119
5.107
558
205
103
410
99

Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehatan
Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011

1. Jumlah Dan Ratio Tenaga Medis (Dokter Umum, Dokter


Spesialis, Dokter Gigi) di Sarana Kesehatan
Jumlah Dokter Umum, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi yang
ada di Kota Bandung pada tahun 2011 sebanyak 1.119 orang, bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk

yang ada didapat ratio

46,22/100.000 penduduk yang berarti 100.000 penduduk dilayani oleh


46,22 orang tenaga medis. Bila dibandingkan dengan indikator
Indonesia Sehat

2010

ratio ini sudah mencapai target yaitu

40/100.000 penduduk. Jumlah dan ratio tenaga medis dapat dilihat dari
tabel berikut ini.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

TABEL V.2
JUMLAH DAN RATIO TENAGA MEDIS
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO
1
2
3
4
5

UNIT KERJA
Dinas Kesehatan Kota Bandung
UPT Puskesmas dan Jejaring
Rumah Sakit (20 RS)
UPT Mobilitas Kesehatan
UPT Labkes
Total
Ratio per 100.000 Penduduki

JUMLAH
13
155
946
2
3
1.119
46,22

Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehatan
Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011

Jika dirinci per tenaga medis, dari fasilitas kesehatan di atas


dan Dinas Kesehatan, maka dapat diketahui bahwa Ratio Dokter
Umum di Kota Bandung

berkisar 16,56/100.000 penduduk, yang

berarti dalam 100.000 penduduk dilayani oleh 16 orang dokter. Ratio


Dokter Spesialis di Kota Bandung pada tahun 2011 terdapat 22,96/
100.000 penduduk yang berarti terdapat

22 orang Dokter Spesialis

dalam 100.000 penduduk Kota Bandung. Begitu juga ratio Dokter Gigi
di Kota Bandung sebesar 6,69/100.000 penduduk.
TABEL V.3
RATIO TENAGA DR UMUM, DR SPESIALIS, DAN DR GIGI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO

1
2
3
4
5

UNIT KERJA

Dinas Kesehatan Kota


Bandung
UPT Puskesmas dan
jejaring
UPT Mobilitas
Kesehatan
UPT Labkes
Rumah Sakit (20 RS)
Total
Ratio per 100.000
Penduduki

JML
DR UMUM

JML DR
SPESIALIS

JML
DR GIGI

11

95

57

1
401
401

2
551
556

0
103
162

22,96

16,56

6,69

Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan Kesehata
Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

2. Jumlah dan Ratio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat)


Sarana Kesehatan
Tenaga keperawatan adalah perawat dan bidan. Jumlah
perawat yang ada di fasilitas kesehatan di Kota Bandung dan Dinas
Kesehaan pada Tahun 2011 terdapat 4.433 orang dan jumlah bidan
sebanyak 674 orang.
Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk terdapat ratio
perawat sebesar 183,10/100.000 penduduk, yang berarti dalam
100.000 penduduk Kota Bandung terdapat oleh 183 orang perawat.
Sedangkan ratio tenaga Bidan 27,84/100.000 penduduk yang
berarti dalam 100.000 penduduk di Kota Bandung terdapat 27
bidan. Jika dibandingkan dengan ratio bidan dari target Indonesia
Sehat 2010, angka tersebut masih belum mencapai target yaitu
100/100.000 penduduk.
TABEL V.4
JUMLAH DAN RATIO TENAGA KEPERAWATAN
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

NO

UNIT KERJA

Dinas Kesehatan Kota


Bandung
UPT Puskesmas dan jejaring
UPT Mobilitas Kesehatan
UPT Labkes
Rumah Sakit

2
3
4
5

Total
Ratio per 100.000 Penduduki

JML
PERAWAT
12

284
0
0
4.137
4.433

193
0
0
478
674

183,10

27,84

Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan


Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

JML
BIDAN

3. Jumlah dan Ratio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan


Tenaga kefarmasian disini terdiri dari Apoteker, Sarjana
Farmasi, DIII Farmasi dan Asisten Apoteker dan lain-lain.
Jumlah tenaga kefarmasian yang ada di Kota Bandung pada Tahun
2011 terdapat 558 orang yang dalam hal ini yang tercatat di institusi
kesehatan Dinas Kesehatan, UPT Puskesmas dan jejaring, UPT
Labkes, UPT Mobilitas Kesehatan, dan 20 Rumah Sakit di Kota
Bandung. Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk, maka terdapat 23,05 orang tenaga kefarmasian dalam
100.000 penduduk Kota Bandung atau 23,05/100.000 penduduk.
Bila melihat tenaga kefarmasian yang ada di puskesmas di
Kota Bandung masih dirasakan kurang mengingat dari 73
puskesmas yang ada tenaga kefarmasian hanya 40 Puskesmas.

TABEL V.5
JUMLAH DAN RATIO TENAGA KEFARMASIAN
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO
1
2
4
5
6

UNIT KERJA
Dinas Kesehatan Kota Bandung
UPT Puskesmas dan jejaring
UPT Mobilitas Kesehatan
UPT Labkes
Rumah Sakit
Total
Ratio per 100.000 Penduduki

JUMLAH
12
40
0
0
506
23,05/100.000

Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan


Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011

4. Jumlah dan Ratio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan


Tenaga gizi yang dimaksud disini adalah sarjana gizi, DIV
Gizi, DIII dan DI gizi. Di Kota Bandung pada Tahun 2011 terdapat
205 tenaga gizi yang tersebar di berbagai institusi. Jika tenaga gizi
dibandingkan dengan jumlah penduduk,

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

maka ratio didapat 8

orang tenaga gizi yang ada dalam 100.000 penduduk atau


8,47/100.000 penduduk.
TABEL V.6
RATIO DAN JUMLAH TENAGA GIZI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO
1
2
3
4
5

UNIT KERJA
Dinas Kesehatan Kota Bandung
UPT Puskesmas dan jejaring
UPT Mobilitas Kesehatan
UPT Labkes
Rumah Sakit
Total
Ratio per 100.000 Penduduki

JUMLAH
3
65
0
0
137
205
8,47

Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan


Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011

5. Jumlah dan Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi


di Sarana Kesehatan
Pada Tahun 2011, di Kota Bandung tenaga kesehatan
masyarakat yang terdiri dari tenaga sanitasi lIngkungan dan
tenaga kesehatan masyarakat hanya berjumlah 74 orang.
Rincian tenaga kesehatan masyarakat di Kota Bandung Tahun
2011 dapat diamati melalui tabel berikut ini.
TABEL V.7
JUMLAH DAN RATIO TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO

1
2
3
4
5

UNIT KERJA
Dinas Kesehatan Kota Bandung
UPT Puskesmas dan jejaring
UPT Moobilitas Kesehatan
UPT Labkes
Rumah Sakit
Total
Ratio per 100.000 Penduduki

JUMLAH

Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan


Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

22
3
0
0
49
74
3,06

Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, terdapat 3 orang


tenaga kesehatan masyarakat dalam 100.000 penduduk atau
3,06/100.000 penduduk. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah
puskesmas dan jumlah tenaga kesehatan masyarat, maka hanya
ada 3 puskesmas yang mempunyai tenaga kesehatan masyarakat
dari 73 puskesmas di Kota Bandung. Tenaga kesehatan
masyarakat yang ada masih terkonsentrasi di Dinas Kesehatan
Kota Bandung.
Pada

Tahun

2011

terdapat

103

tenaga

sanitasi

(kesehatan lingkungan) di Kota Bandung menurut fasilitas


kesehatannya

yaitu

Rumah

Sakit,

UPT

Puskesmas

dan

Puskesmas jejaring, UPT Labkes, dan UPT Mobilitas kesehatan.


TABEL V.8
JUMLAH DAN RATIO TENAGA SANITASI
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO
1
2
4
5
6

UNIT KERJA
Dinas Kesehatan Kota Bandung
UPT Puskesmas dan jejaring
UPT Mobiitas Kesahatan
UPT Labkes
Rumah Sakit
Total
Ratio per 100.000 Penduduki

JUMLAH
5
61
0
0
37
103
4,25

Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dan Seksi Pelayanan


Kesehatan Rujukan Dinkes Kota Bandung Tahun 2011

Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, terdapat 4


orang tenaga sanitasi dalam 100.000 penduduk atau 4,25 /
100.000 penduduk.
Untuk

mendapatkan

data

tenaga

kesehatan

dan

kegiatan lainnya dari fasilitas pelayanan kesehatan swasta dari


berbagai level, perlu adanya proses pembinaan dan standarisasi
pencatatan dan pelaporannya, bila di kalangan rumah sakit
dikenal dengan SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit). Rancangan
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

sebuah sistem informasi kesehatan yang terpadu dan menyeluruh


yang

didukung

oleh

perwal

SKKB

menjadi

kunci

untuk

mendapatkan data dan informnasi kesehatan yang lengkap,valid,


dan tepat waktu.
C.

PEMBIAYAAN KESEHATAN
Anggaran kesehatan di Kota Bandung berasal dari berbagai
sumber antara lain berasal dari Pemerintah Pusat (APBN), APBD
Propinsi, APBD Kota Bandung serta pinjaman/hibah luar negeri
yang berjumlah Rp. 3.312.196.925.814,00
Dari Jumlah Anggaran kesehatan dengan

berbagai sumber

bila dihitung perkapita terdapat Rp.107.560,82,-/jiwa.


Anggaran

kesehatan

yang

bersumber

APBD

Kota

bila

dibandingkan dengan anggaran keseluruhan APBD Kota Bandung


hanya mencapai 7,86%. Berikut ini adalah tabel anggaran
kesehatan dengan berbagai sumber anggaran di Kota Bandung
Tahun 2011.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

TABEL V.9
ANGGARAN KESEHATAN DENGAN BERBAGAI SUMBER
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
NO
A
1.
2

SUMBER ANGGARAN
APBN
Dinas Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Kota


Bandung
Rumah Sakit Khusus Ibu Kota
Bandung
Rumah Sakit Gigi dan Mulut
APBD PROPINSI
Dinas Kesehatan
Bangub
Rumah Sakit Ujung Berung
Rumah Sakit Ibu Anak Astana Anyar
Rumah Sakit Gigi dan Mulut
APBD KOTA
Dinas Kesehatan
Bawaku Sehat
Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bandung
Rumah Sakit Ibu Anak Astana Anyar

Rumah Sakit Gigi dan Mulut

D
1.
2
3
4

BLN
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Ujung Berung
Rumah Sakit Ibu Anak Astana Anyar
Rumah Sakit Gigi dan Mulut

3
4
B
1.
2
3
4
C
1.
2

JUMLAH
19.467.340.000,00
5.591.765.000,00
1.931.439.245,00
5.345.090.000,00
110.589.157.464,00
59.682.000.000,00
23.006.760.094,00
13.132.521.336,00
8.428.313.639,00

1.246.054.927,00
-

Sumber : RSUD Kota Bandung, RSKIA Kota Bandung, RSKGM Kota Bandung,
Dan Seksi Evaluasi Program Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
Bandung Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.

KESIMPULAN
Pembangunan kesehatan merupakan bidang pembangunan strategis

pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang juga kebutuhan


utama masyarakat sesuai dengan perkembangan pembangunan.
Kesehatan

Kota

Bandung

merupakan

gambaran

situasi

Profil

kesehatan

masyarakat di Kota Bandung. Sejauh mana keberhasilan pembangunan


kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 dan kaitannya dalam mewujudkan
Visi Pembangunan Kesehatan Kota Bandung yaitu Bandung Kota Sehat
yang Mandiri dapat diamati dari indikator pencapaian derajat kesehatan di
dalam Profil Kesehatan Kota Bandung bawah ini:
1.

Indeks

Kesehatan,

Angka

Harapan

Hidup,

dan

Indeks

Pembangunan Manusia
Kualitas kesehatan masyarakat di wilayah tertentu dalam waktu
tertentu dapat diukur dengan menggunakan indikator komposit yaitu
Indeks Kesehatan, Angka Harapan Hidup, dan Indeks Pembangunan
Manusia. Tahun 2011 di Kota Bandung ketiga indikator tersebut
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Indeks
Kesehatan di Tahun 2010 sebesar 81,22 di Tahun 2011 menjadi
81,32***. Angka Harapan Hidup di Tahun 2010 mencapai 73,73 tahun
menjadi 73,79*** tahun di Tahun 2011. Sedangkan Untuk Indeks
Pembangunan Manusia, di Tahun 2010 sebesar 78,99 menjadi
79,15*** di Tahun 2011.

2.

Angka Kematian atau Mortalitas


Jumlah kematian bayi menurut data yang ada dalam Tahun

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

2011 di Kota Bandung menurun dibandingkan Tahun 2010. Tahun


2011 terjadi 235 kematian bayi, sedangkan di Tahun 2010 terjadi
kemaitan bayi sebanyak 227. Jumlah kematian ibu di Tahun 2011
menurun dibandingkan jumlah di tahun sebelumnya. Jumlah kematian
ibu di Tahun 20s 11 sebanyak 37 kasus kematian dan di Tahun 2010
adalah 37 kasus kematian. Adapun untuk kematian balita (12-59
bulan), di Tahun 2011 tercatat 5 kematian balita, sedangkan di Tahun
2010 tercatat 20 kasus kematian balita.

3.

Angka Kesakitan atau Morbiditas


Dari gugus pelaporan penyakit dari puskesmas ke dinas
kesehatan, didapat

Penyakit

terbanyak yang diderita masyarakat

Kota Bandung Tahun 2011 masih berkisar pada penyakit infeksi


terutama Infeksi Saluran Napas Atas.
Beberapa situasi penyakit dalam Tahun 2011 perlu menjadi
perhatian mendalam. Infeksi Menular Seksual, Pneumonia pada balita
Diare pada balta, HIV/AIDS, dan Demam Berdarah Dengue adalah
penyakit-penyakit

yang

mengalami

kenaikan

jumlah

kasus

dibandingkan dengan tahun yang telah lalu.


Penyakitpenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
terutama Campak yang jumlahnya meningkat apa bila dibandingkan
tahun lalu, dan Diptheri yang masih terjadi, perlu mendapat perhatian.

4.

Status Gizi
Persentase gizi buruk di Tahun 2011 mengalami kenaikan
terhadap tahun sebelumnya, yaitu dari 0,43 % pada pada tahun 2010
menjadi 0,49 %. Begitu pula adanya kenaikan jumlah berat badan bayi
lahir rendah. Namun, meski demikian, terdapat penurunan jumlah
kecamatan di Kota Bandung yang termasuk rawan gizi terhadap
Tahun 2010, yaitu sebanyak 9 kecamatan menjadi 6 kecamatan.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

5.

Keadaan Lingkungan
Kondisi Kesehatan lingkungan di Kota Bandung Tahun 2011
dapat diwakili dari cakupan indikator rumah sehat, akses masyarakat
terhadap air bersih, kepemilikan jamban sehat oleh masyarakat,
kepemilikan keluarga terhadap tempat sampah sehat serta, SPAL
sehat di masyarakat, TUPM sehat di masyarakat, dan persentase
institusi yang dibina. Ada dua indikator kesling di atas yang
mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yaitu akses/keluarga
dengan sarana air bersih yang digunakan dan SPAL sehat. Akan
tetapi, persentase keluarga dengan saluran pembuangan air limbah
sehat (SPAL) menurun cukup besar bila dibandingkan dengan tahun
lalu yaitu 81,24% di Tahun 2010 menjadi 64,02% di Tahun 2011.

6.

Perilaku Sehat Masyarakat


Perilaku sehat masyarakat di Kota Bandung Tahun 2011 dalam
tatanan Rumah Tangga (PHBS) yaitu sebesar 65,64 %. Cakupan ini
tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yang menandakan
kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat di Kota
Bandung juga tidak berubah. Padahal kunci pokok perubahan
kesehatan untuk menuju kepada Visi Pembangunan Kesehatan di
Kota Bandung, Bandung Kota Sehat yang Mandiri, adalah
kemandirian masyarakat dalam ber-PHBS.

7.

Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Ketersediaan pelayanan kesehatan dasar di Kota Bandung,
berdasarkan jumlah fasilitas pelayanan kesehatannya, seperti Rumah
Sakit, Klinik Pratama (BP), Rumah Bersalin, dan lain-lain termasuk
fasilitas penunjang kesehatan sudah cukup. Fasilitas Pelayanan
kesehatan tersebut diatas merupakan kontribusi pihak swasta maupun

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

pemerintah. Masyarakat Kota Bandung lebih banyak memanfaatkan


sarana pelayanan kesehatan swasta. Akan tetapi, bila diamati dari
perbandingan jumlah puskesmas dengan jumlah penduduk belum
memadai.

B.

SARAN
1. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum di
Kota Bandung sanga diperlukan peningkatan peran serta berbagai
sektor terkait baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Terutama
dalam melakukan upaya-upaya yang strategis dalam memadukan
peran masing-masing sektor, dimulai dari perencanaan sampai
dengan penilaian hasil.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menjadi prioritas utama untuk


meningkatkan derajat kesehatan individu terutama di tatanan rumah
tangga

di

masyarakat,

sekaligus

untuk

mewujudkan

Visi

Pembangunan Kesehatan Kota Bandung yaitu Bandung Kota Sehat


yang Mandiri. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dapat
melalui

penyuluhan yang melibatkan tokoh masyarakat dan peran

serta kader. Pemanfaatkan berbagai media maupun muatan kurikulum


dalam pendidikan di sekolah mengenai pengetahuan kesehatan dan
kebersihan kepada masyarakat di usia sedini mungkin juga dapat
merubah positif perilaku hidup dan bersih dan sehat di masyarakat.
3. Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
perlu difokuskan pada mutu pelayanan, serta perlu pula adanya
sinergisitas peran oleh semua insan kesehatan dan

fasilitas

pelayanan kesehatan yang ada di Kota Bandung.

4. Pencatatan dan pelaporan di berbagai instansi dan level kesehatan


agar selalu dibina dan distandarkan. Rancangan sebuah sistem

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

informasi kesehatan yang terpadu dan menyeluruh yang didukung


oleh perwal SKKB (Sistem Kesehatan Kota Bandung) menjadi kunci
untuk mendapatkan data dan informasi kesehatan yang lengkap,valid,
dan tepat waktu.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

DAFTAR DAN TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011


NO

NAMA TABEL

NO TABEL HALAMAN

LUAS WILAYAH , JUMLAH DESA/KELURAHAN , JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA
BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 1

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RATIO BEBAN TANGGUNGAN, RATIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 3

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 4

PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN
KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 5

JUMLAH KELAHIRAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 6

JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 7

TABEL 8

TABEL 9

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

10

JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 10

10

11

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 11

12

12

JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT PRESENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 12

14

13

PENEMUAN KASUS PENEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 13

15

14

JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 14

16

15

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 15

17

16

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 16

18

17

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 17

19

18

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 18

20

19

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 19

21

20

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 20

22

21

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

TABEL 21

23

22

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

TABEL 22

24

23

JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 23

25

24

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 24

26

25

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 25

27

26

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 26

28

27

STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS (BB/TB(PB)) KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 27

29

28

STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS (BB/U) KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 27A

30

29

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 28

31

30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 29

32

31

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 30

33

32

JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 31

34

DAFTAR DAN TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011


NO

NAMA TABEL

NO TABEL HALAMAN

33

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

TABEL 32

35

34

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 33

36

35

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 34

37

36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 35

38

37

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 36

39

38

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 37

40

39

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 38

41

40

CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 39

42

41

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 40

43

42

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 41

44

43

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA
BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 42

45

44

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN ANAK USIA 6-59 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA
BANDUNG TAHUN 2012

TABEL 42A

46

45

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 43

47

46

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 44

48

47

CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 45

49

48

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 46

50

49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 47

51

50

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 48

52

51

PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 49

53

52

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KEJADIAN POTENSI KLB MENURUT JENIS KLB KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 50

54

53

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 51

55

54

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 52

56

55

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

TABEL 53

58

56

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 54

59

57

CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG
TAHUN 2011

TABEL 55

61

58

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN,
DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 56

62

59

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 57

63

60

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 58

64

61

ANGKA KEMATIAN DI RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 59

68

62

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 60

69

63

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 61

70

64

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 62

71

DAFTAR DAN TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011


NO

NAMA TABEL

NO TABEL HALAMAN

65

PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 63

72

66

PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 64

73

67

PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 65

74

68

PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 66

75

69

PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 67

76

70

PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 68

77

71

KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 69

78

72

JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 70

87

73

SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 71

88

74

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 72

89

75

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 73

90

76

JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2008

TABEL 74

91

77

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 75

94

78

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 76

97

79

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 77

100

80

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 78

103

81

ANGGARAN KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 79

106

82

POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 0 - 28 HARI DAN 29 HARI - TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 80AB

107

83

POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 1 - 4 TAHUN DAN 5 - 44 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 80CD

108

84

POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 45 - 69 TAHUN DAN UMUR > 70 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 80EF

109

85

POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 0 - 28 HARI DAN 29 HARI - 1 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 81AB

110

86

POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 1 - 4 TAHUN DAN 5 - 14 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 81CD

111

87

POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 15 - 24 TAHUN DAN 25 - 44 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 81EF

112

88

POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 45-64 TAHUN DAN >65 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 81EF

113

89

POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT INAP DI PUSKESMAS UMUR 0 - 28 HARI DAN 29 HARI - 1 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2010

TABEL 82AB

114

90

POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT INAP DI PUSKESMAS UMUR1 - 4 TAHUN DAN 5 - 14 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 82CD

115

91

POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT INAP DI PUSKESMAS UMUR 15 - 24 TAHUN DAN 25 - 44 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

TABEL 82EF

116

92

POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT INAP DI PUSKESMAS UMUR 45 - 64 TAHUN DAN >65 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2020

TABEL 82GH

117

KATA PENGANTAR
Buku Profil Kesehatan Kota Bandung merupakan salah satu output
dari Sistem Informasi Kesehatan Kota Bandung yang dapat digunakan
sebagai sajian data dan informasi dalam memantau dan mengevaluasi
indikator kesehatan yang menjadi tolak ukur bagi tercapainya Visi
Bandung Bandung Kota Sehat yang Mandiri.
Kesehatan Kota ini

Kota

Selain itu, Profil

diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah Kota

sebagai masukan dalam proses penyusunan program pembangunan


kesehatan di Kota Bandung.
Berbagai data dan informasi yang dimuat dalam buku ini adalah
gambaran kondisi kesehatan dan lingkungan masyarakat serta kegiatan dan
program kesehatan termasuk yang bersumber dari lintas sektor yang
berkaitan dengan bidang kesehatan yang di lakukan oleh pemerintah,
swasta, maupun yang bersumber daya masyarakat di Tahun 2011. Di
dalamnya juga memuat perbandingan

variabel dan indikator kesehatan

tersebut terhadap amanah pencapaian SPM dan terhadap tahun-tahun


sebelumnya. Gambaran kesehatan dalam kewilayahan dan rinciannya di
Kota Bandung juga di tampilkan dalam profil ini melalui lampiran yang
terdapat dalam tabel profil kesehatan.
Buku ini disusun dengan format baru sesuai dari Petunjuk Teknis
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 dari Kemenkes RI. Format
tersebut, meski belum seluruhnya, menyajikan data kesehatan yang terpilah
menurut jenis kelamin. Dengan tersedianya data kesehatan yang responsif
gender, diharapkan pembaca dapat mengidentifikasi ada-tidaknya serta
besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan,

dan manfaat dalam

pembangunan bidang kesehatan.


Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Profil
Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 ini. Untuk itu kami sangat
mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan penyusunan Profil
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

Kesehatan Kota Bandung tahun-tahun berikutnya sehingga penyusunan


profil yang akan datang akan lebih baik lagi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan buku profil ini.
Harapan kami semoga buku Profil Kesehatan Kota Bandung ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung,

Juli 2012

KEPALA DINAS KESEHATAN


KOTA BANDUNG

dr. Hj.Ahyani Raksanagara, M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19620713198803 2 006

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii


DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

........................................................................

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG


A. Geografi

.............................................................................

B. Kependudukan / Demografi

...............................................

C. Penduduk Miskin

..............................................................

D. Keadaan Ekonomi

............................................................

E. Keadaan Pendidikan

...........................................................

11

F. Pembangunan Manusia

13

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN KOTA BANDUNG


A.

ANGKA KEMATIAN
1. Angka Kematian Bayi
2. Angka Kematian Balita
3. Angka Kematian Ibu

............................................

17

..........................................

18

...............................................

20

B. ANGKA KESAKITAN
C. PENYAKIT MENULAR YANG DIAMATI
1.

Penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP) ........................

22

2. Penyakit Tuberculosis ..................................................

24

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

iii

3. Penyakit Penumonia pada Balita .................................

24

4. Penyakit HIV/AIDS ........................................................

25

5. Penyakit Infeksi Menular Seksual .................................

27

6. Penyakit Diare ...............................................................

28

7. Penyakit Kusta ............................................................

29

8. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah


dengan Imunisasi (PD3I) ..............................................

30

9. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ...............

31

10. Penyakit Malaria .........................................................

32

11. Penyakit Filariasis ......................................................

33

D. STATUS GIZI
1. Berat Bayi Lahir Rendah ............................................

33

2. Balita Gizi Kurang ......................................................

34

3. Balita Gizi Buruk .........................................................

35

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG


A.

PELAYANAN KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
a. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil K1 ...................

38

b. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil K4 ..................

39

c. Imunisasi TT Ibu Hamil ...........................................

40

d. Persentase Ibu Hamil Dapat Fe

41

.............................

e. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani ..................

42

f.

43

Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan ...

g. Pelayanan Nifas .....................................................

45

2. Pelayanan Keluarga Berencana


a. Peserta Keluarga Berencana Baru .........................
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

45
iv

b. Peserta Keluarga Berencana Aktif .........................

45

c. Peserrta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi .......

46

d. Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kotrasepsi ...........

47

3. Pelayanan Kesehatan Bayi


a. Kunjungan Neonatus ...............................................

47

b. Neonatus dengan Komplikasi yang Ditandatangani

47

c. Kunjungan Bayi ........................................................

48

d. Imunisasi Bayi ..........................................................

48

e. ASI Eksklusif ............................................................

49

4. Pelayanan Kesehatan Anak Balita .................................

50

5. Pelayanan Gizi ...............................................................

51

a. Makanan Pendamping ASI ......................................

51

b. Anak Balita dengan Status Bawah Garis Merah (BGM) 51


c.

Balita Ditimbang Berat Badannya .

d. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ...................

52
54

6. Pelayanan Penjaringan Kesehatan Siswa SD


atau Setingkatnya ..........................................................

55

7. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut ................................

55

8. Gawat Darurat ................................................................ 56


9. Potensi Kejadian Luar Biasa (KLB)
a. Potensi Kasus dan Wilayah KLB ............................
b. Jumlah Penderita

57

.................................................... 58

10. Pelayanan Kesehatan Gigi


a. Ratio Tambal Cabut / Gigi Tetap ............................. 58
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
pada Anak SD dan Setingkat .................................. 59
11. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan ................................ 60

B.

AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar .............

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

61
v

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin

62

3. Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana


Pelayanan Kesehatan ........................................................ 63
4. Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana
Pelayanan Kesehatan ........................................................ 64
5. Angka Kematian Pasen di Rumah Sakit ............................ 65
6. Indikator kinerja Pelayanan di Rumah Sakit ..................... 65

C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 66

D. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Rumah Sehat .................................................................... 69
2. Rumah/bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk
Aedes Aegypti ................................................................... 71
3. Penggunaan Air Bersih ................................................ 71
4. Sarana Sanitasi Dasar ...................................................... 72
5. Tempat-tempat umum dan Pengelolaan Makanan
(TUPM) Sehat ................................................................... 74
6. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan ............................ 75

BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG


A.

SARANA KESEHATAN
1. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat ........................... 77
2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut
Kepemilikan/Pengelola ..................................................... 77
3. Sarana Pelayanan kesehatan dengan Kemampuan
Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar ............................ 78
4. Posyandu Menurut Strata ................................................ 79
5. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

80

vi

B.

TENAGA KESEHATAN
1. Jumlah Dan Ratio Tenaga Medis (Dokter Umum,
Dokter Spesialis, Dokter Gigi) di Sarana Kesehatan .....

83

2. Jumlah dan Ratio Tenaga Keperawatan


(Bidan dan Perawat) Sarana Kesehatan ........................

85

3. Jumlah dan Ratio Tenaga Kefarmasian di


Sarana Kesehatan .................................................

86

4. Jumlah dan Ratio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan ..

86

5. Jumlah dan Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat


dan Sanitasi di Sarana Kesehatan ..................................
C.

PEMBIAYAAN KESEHATAN

87
89

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


A.

KESIMPULAN ...........................................................................

91

B.

SARAN ......................................................................................

94

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

vii

DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Dua Puluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas
di Kota Bandung Tahun 2011 ...........................................

21

Tabel IV.1 Jumlah Wanita Usia Subur/Ibu Hamil dengan Status


Imunisasi TT+ di Kota Bandung .........................................

32

Tabel IV.2 Persentase Ibu hamil yang Mendapat Tablet Fe di


di Kota Bandung Tahun 2011 ..........................................

42

Tabel IV.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut


Di Kota Bandung Tahun 2011 ..........................................

56

Tabel IV.4 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas


dan RSKGM di Kota Bandung Tahun 2011 .....................

59

Tabel IV.5 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD


dan Setingkat di Kota Bandung Tahun 2011 .................

60

Tabel IV.6 Indikator Kinerja Rumah Sakit di Kota Bandung


Tahun 2011 .....................................................................

66

Tabel IV.7 Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar


di Kota Bandung Tahun 2011 .........................................

73

Tabel IV.8 Persentase Tempat-tempat Umum dan Pengolahan


Makanan (TUPM) Sehat di Kota Bandung Tahun 2011

75

Tabel IV.9

Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya


Di Kota Bandung Tahun 2011 ......................................

76

Tabel V.1

Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Bandung Tahun 2011

83

Tabel V.2

Jumlah dan Ratio Tenaga Medis di Kota Bandung


Tahun 2011 .......................................................................

Tabel V.3

Ratio Tenga Dokter Umum, Dokter Spesialis, dan Dokter


Gigi di Kota Bandung Tahun2011 .....................................

Tabel V.4

84

84

Jumlah dan Ratio Tenaga Keperawatan di Kota Bandung

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

viii

Tahun 2011 .......................................................................


Tabel V.5

Jumlah dan Ratio Tenaga Kefarmasian di Kota Bandung


Tahun 2011 .......................................................................

Tabel V.6

87

Jumlah dan Ratio Tenaga Sanitasi Masyarakat


Di Kota Bandung Tahun 2011 ...........................................

Tabel V.9

87

Jumlah dan Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat


Di Kota Bandung Tahun 2011 ...........................................

Tabel V.8

86

Ratio dan Jumlah Tenaga Gizi di Kota Bandung


Tahun 2011 .......................................................................

Tabel V.7

85

88

Anggaran Kesehatan dengan Berbagai Sumber


di Kota Bandung Tahun 2011 ............................................

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

90

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1

Peta Kota Bandung ..............................

Gambar II.2

Peta Kepadatan Penduduk di Kota Bandung Tahun 2011 .

Gambar III.1 Peta Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue di


Kota Bandung Tahun 2011 .. 32
Gambar IV.1 Peta Cakupan K4 di Kota Bandung Tahun 2011 . 39
Gambar IV.2 Peta Cakupan Linakes di Kota Bandung Tahun 2011 44
Gambar IV.3 Peta Wilayah Rawan Gizi di Kota Bandung Tahun 2011 ... 54
Gambar IV.4 Peta Wilayah Kelurahan Berpotensi KLB di
Kota Bandung Tahun 2011 .. 57
Gambar IV.5 Peta Jumlah Peserta Jamkesmas dan Bawaku Sehat di
Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2011 62
Gambar IV.6 Peta Cakupan PHBS di Kota Bandung Tahun 2011 ...

67

Gambar V.1 Peta Sebaran UPT Puskesmas dan Puskesmas di


Kota Bandung Tahun 2011 78

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

DAFTAR GRAFIK

Grafik II.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bandung Tahun


2007 2011 .......................................................................

Grafik II.2 Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di


Kota Bandung Tahun 2011 ................................................

Grafik II.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung Tahun 2007


-2011 ....................................................................................

10

Grafik II.4 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Dirinci


Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan di
Kota Bandung Tahun 2011 .................................................

11

Grafik II.5 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Bandung


Tahun 2011 ...

12

Grafik II.6 Perkembangan Persentase Angka Melek Huruf di Kota


Bandung Tahun 2007 - 2011 .

13

Grafik II.7 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di


Kota Bandung Tahun 2007 2011 .

14

Grafik II.8 Perkembangan Indeks Kesehatan di Kota Bandung


di Kota Bandung Tahun 2007 2011

15

Grafik II.9 Perkembangan Angka Harapan Hidup (AHH)


di Kota Bandung Tahun 2011 .

16

Grafik III.1 Jumlah Kematian Bayi di Kota Bandung Tahun 2007 - 2011

18

Grafik III.2 Jumlah Kematian Balita di Kota Bandung Tahun 2007-2011

19

Grafik III.3 Jumlah Kematian Ibu di Kota Bandung Tahun 2007-2011 ...

20

Grafik III.4 Jumlah Temuan Kasus Acute Faccid Paralyse (AFP)


di Kota Bandung Tahun 2007 2011 ..................................

23

Grafik III.5 Perkembangan Jumlah Penderita HIV/AIDS


di Kota Bandung Tahun 2007 - 2011 ..................................

25

Grafik III.6 Perkembangan Jumlah Penderita HIV/AIDS Meninggal


di Kota Bandung Tahun 2007 - 2011 ..................................
Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

26
xi

Grafik III.7

Perkembangan Penyakit Infeksi Menular Seksual di Kota


Bandung Tahun 2007-2011 ................................................. 27

Grafik III.8

Perkembangan Penyakit Diare pada Balita di


Kota BandungTahun 2007-2011 ......................................... 28

Grafik III.9

Perkembangan Penyakit Campak di Kota Bandung


Tahun 2007-2011 ............................................................... 30

Grafik III.10 Perkembangan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota


Bandung Tahun 2007-2011 ................................................ 30
Grafik III.11 Jumlah Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
di Kota Bandung Tahun 2008-2011 ................................... 34
Grafik III.12 Perkembangan Jumlah Balita Gizi Kurang
di Kota Bandung Tahun 2007-2011 ..................................
Grafik III.13

Perkembangan Jumlah Gizi Buruk


di Kota Bandung Tahun 2007-2011 .................................

Grafik IV.1

48

Persentase Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi d Kota


Bandung Tahun 2010 2011 .

Grafik IV.8

46

Perkembangan Kunjungan Bayi di Kota Bandung


Tahun 2007-2011 .............................................................

Grafik IV.7

44

Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi


di Kota Bandung Tahun 2011 ...........................................

Grafik IV.6

43

Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


di Kota Bandung Tahun 2011 ..........................................

Grafik IV.5

40

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani


di Kota Bandung Tahun 2011 ..........................................

Grafik IV.4

38

Perkembangan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4


di Kota Bandung Tahun 2007-2011 .................................

Grafik IV.3

36

Perkembangan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1


di Kota Bandung Tahun 2007-2011 .................................

Grafik IV.2

35

49

Jumlah Balita Berat Badannya di bawah Garis Merah


di Kota Bandung Tahun 2007-2011 ..................................

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

52
xii

Grafik IV.9

Perkembangan Pemantauan Pertumbuhan Balita


di Kota Bandung Tahun 2007-2011 ..................................

53

Grafik IV.10 Jaminan Kesehatan Prabayar di Kota Bandung


Tahun 2011

....................................................................... 61

Grafik IV.11 Jumlah Rumah Tangga Ber-PHBS di Kota Bandung


Tahun 2011

....................................................................... 58

Grafik IV.12 Persentase PHBS di Kecamatan di Kota Bandung


Tahun 2011

69

Grafik IV.14 Persentase Rumah Sehat di Kota Bandung Tahun 2011 ..

70

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011

xiii

Anda mungkin juga menyukai