Anda di halaman 1dari 19

DRAF SKRIPSI

Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
Judul Skripsi

:
:
:
:
:

Ibrahim Kaimudin
0501013015
Perbandingan Mazhab dan Hukum
Syariah
Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Simpan
Pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha Ambon

A. Latar Belakang
Manusia dalam berinteraksi dengan masyarakat, sering kali terbentur dengan
kemampuan dan kemauan yang terbatas. Kenyataan seperti ini menyebabkan
manusia kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, bila
sewaktu-waktu muncul kebutuhan yang mendesak dan sangat terpaksa, seseorang
harus berhutang pada orang lain, baik berupa barang maupun uang, dengan
memberi pertolongan pinjaman mempunyai nilai kebaikan dan berpahala di sisi
Allah.
Sebenarnya, sistem simpan pinjam pada saat ini sangat dibutuhkan terlebih bagi
mereka yang berada di desa atau sering disebut dengan penduduk pedesaan. Dengan
pentingnya sistem simpan pinjam ini, maka perlu adanya pelaksanaan simpan pinjam
yang benar-benar jauh dari hal riba dalam bentuk apapun. Menurut Basyir, hukum
Islam dalam memberikan aturan-aturan dalam bidang muamalat bersifat longgar,
guna memberikan kesempatan perkembangan-perkembangan hidup manusia dalam
bidang ini dikemudian hari. Hukum Islam memberikan ketentuan yang pada
dasarnya pintu perkembangan senantiasa terbuka, tetapi perlu diperhatikan per-

kembangan-perkembangan itu jangan sampai menimbulkan kesempitan pada satu


pihak, oleh karena adanya tekanan-tekanan pihak lain.1
Al-Quran menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, yang arti
harfiahnya adalah penambahan tapi tidak semua penambahan itu dilarang dalam
Islam. Al-Quran telah memperkenankan dari jual beli atau dagang tapi tidak dari
pinjaman yang diberikan kepada seorang pengutang. Pada umumnya para ulama
telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan riba ialah bunga. Sementara sebagian
orang masih berpendapat, bahwa yang dilarang oleh Islam itu adalah riba
bukannya bunga, tetapi ada juga pendapat lain yang mengatakan berapapun besar
tingkat pembungaan uang tetap termasuk riba.2
Salah satu bentuk perwujudan dari hubungan simpan pinjam di atas bisa
dalam bentuk pendirian Koperasi. Secara etimologi kata koperasi berasal dari
bahasa Inggris co-operation yang artinya kerja sama. Sedangkan dalam bahasa Arab,
koperasi disebut syirkah yang berarti al-ikhtilah, yaitu suatu perserikatan/
perkongsian.3 Adapun dilihat dari segi istilah, koperasi (syirkah) adalah suatu badan
usaha di bidang perekonomian yang memiliki keanggotaan suka rela atas dasar
persamaan hak, kerja sama dan tujuan memenuhi kebutuhan para anggotanya dan
masyarakat pada umumnya. Di Indonesia pengertian koperasi menurut ketentuan
yang termaktub dalam pasal I ayat (1) Undang-Undang tentang perkoperasian
(Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 116) adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
1

Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Riba,Utang Piutang, Gadai (Bandung : AlMaarif, 1983), hlm. 27.
2
Ibid, h.31
3
M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam (Bandung : Penerbit Angkasa
Bandung, 2003), h. 85

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip


koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azaz
kekeluargaan. Kondisi koperasi ini mengindikasikan bahwa di dalam azas
kekeluargan perlu adanya rasa tolong-menolong, tidak berbuat dzalim kepada sesama
anggota koperasi/sesama manusia, sehingga tujuan didirikannya Koperasi dapat
bermanfaat bagi manusia pada umumnya, khususnya bagi kesejahteraan anggotanya.
Uraian di atas bila dikaitkan dengan pandangan hukum Islam, maka pada
hakikatnya landasan koperasi bersumber dari Al-Quran, Al-Hadis dan Ijma, dimana:
1) Dalam Al-Quran, dijelaskan pada :
a) Surat Al-Maidah ayat 2:






) :(
Artinya :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
(QS. Al-Maidah : 2)4
b) Surat Shad ayat 24:


Artinya:
Dan sesungguhnya kebanyakan dari oran-orang yang berserikat itu
sebagian mereka berbuat dzalim kepada sebagian lain kecuali orang yang
beriman dan mengerjakan amal shaleh. (QS. As-Shad : 24)
Ayat tersebut dengan jelas menegaskan bahwa di dalam berserikat kadangkadang terdapat niat atau keinginan yang tidak sesuai atau menyimpang dari

Departemen Agama RI, Al-Quran Al-Karim dan Terjemahnya (Jakarta : Yayasan


Penyelenggara/Penafsir Al-Quran, 1990), h. 156

aturan berserikat. Hal trsebut dapat menimbulkan salah satu pihak akan merasa
dirugikan atau terzolimi. Akan tetapi kalau niat dan komitmen yang di tanamkan
semata-mata karena lillahitaala atau berdasarkan pada sportifitas dalam
kerjasama, maka hal-hal yang negatip tidak akan terjadi.
2) Dalam Al-Hadis, yaitu :

Artinya :





:


) (

Dari Abi Hurairah ra. Bahwasanya Nabi Muhammad saw. bersabda,


sesungguhnya Allah swt. berfirman Aku adalah orang ketiga dari dua orang
yang berserikat selama salah seorang di antara keduanya tiada menghianati
yang lain, maka apabila berkhianat salah seorang di antara keduanya, saya
keluar dari perserikatan keduanya.5
Hadis di atas menyimpulkan agar di dalam melakukan syirkah atau
kerjasama, harus diperhatikan hak dan kewajiban masing masing. Dimana hak
dan kewajiban tersebut telah tertuang dalam sebuah perjanjian yang telah mereka
sepakati bersama. Oleh karena itu, hak dan kewajiban harus dipandang sebagai
suatu yang esensial dan harus dilakukan dengan cara yang adil.
3) Ijma
Menurut Ibnu Al-Mundzir, sebagaimana dikutip oleh SyafiI Antonio
dalam bukunya Bank Syariah dari Teori ke Praktek, bahwa pelaksanan syirkah
telah disepakati kebolehannya oleh para ulama.6 Sedangkan menurut Ibnu
Qudamah dalam kitabnya Al-Mughnii, sebagaimana juga telah di kutip oleh

Ahmad Sunarto, Terjemahan Shahih Bukhari, (Semarang : Asy-Syifa, 1993), h. 532


Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta : Gema Insani
Perss, 2001), h. 9
6

SyafiI Antonio bahwa telah berkata, Kaum muslimin telah berkonsensus


terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat pendapat dalam
beberapa elemen dirinya.
Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 yang selanjutnya
berkembang dari waktu ke waktu sampai sekarang. Perkembangan koperasi di
Indonesia mengalami pasang naik dan turun dengan titik berat lingkup kegiatan
usaha secara menyeluruh yang berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai dengan
iklim lingkungannya.7
Di Indonesia pada umumnya dan di Kota Ambon pada khususnya, keberadaan
koperasi simpan pinjam yang menjamur di kalangan masyarakat ternyata tidak
terbebas dari praktik rentenir. Dengan permodalan yang umumnya bersumber dari
bantuan pemerintah dan pemilik (umumnya adalah pemodal utama sekaligus Ketua
Koperasi), para pengelola koperasi menyalurkannya lagi ke masyarakat dengan
bunga tinggi. Kondisi seperti ini sebenarnya pernah beberapa kali dilaporkan ke
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Ambon, hanya saja, sejauh ini instansi terkait
sengaja membiarkan hal ini dengan alasan bahwa belum dapat membuktikannya di
lapangan.
Agar koperasi binaan pemerintah terhindar dari dugaan praktik rentenir, Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Ambon hanya meminta para pengelolannya tidak
membebani para anggota atau nasabahnya dengan bunga pinjaman sangat tinggi.
"Meski sebenarnya untuk pengaturan besaran bunga koperasi, secara undang-undang

Riazuddin Ahmed, Cooperative Movement in South East Asia Obstacles to Development.


dalam Dr. Mauritz Bonow (Ed). The Role of Cooperatives in Social and Economic Development.
(London : International Cooperative Alliance, 1964), h. 57

memang tidak mengatur hal tersebut. Namun, dikembalikan kepada Rapat Anggota
Koperasi (RAK) tersebut, artinya sesuai dengan kesepakatan mereka," kata Kepala
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Ambon. Meski demikian, Kepala Dinas Koperasi
dan UMKM Kota Ambon meminta agar koperasi yang ada di Kota Ambon bisa
menerapkan besaran bunga yang tidak bersifat mencekik dan merugikan bagi
anggota, calon anggota maupun nasabah koperasi tersebut. "Tetap harus diwaspadai
besaran bunga koperasi yang sifatnya mencekik, jangan sampai bukannya
terbantukan dengan pinjaman dari koperasi tersebut, tapi malah terjebak dengan
utang dengan bunga tinggi seperti rentenir," ucap Kepala Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Ambon. Untuk itu, lanjutnya, koperasi dan lembaga keuangan mikro
harus berani berbenah dan mengganti pola kerja mereka. Langkah tersebut
diharapkan mampu meminimalisasi pergerakan para rentenir yang menawarkan
pinjaman lunak dengan bunga mencekik. Pengelola koperasi harus merubah pola
kerja dan harus bisa menyaingi rentenir, yakni dengan sering jemput bola, dan
menawarkan pola yang mudah memberi pinjaman namun dengan tetap menggunakan
bunga koperasi yang terjangkau. Diakui Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Ambon, bunga tinggi para rentenir memang mencekik. Dari informasi yang
berkembang dalam setahun, bunganya bisa mencapai 60 persen bahkan kalau
dihitung ada yang mencapai 20% per bulannya. Namun, meski begitu tetap ada saja
orang yang mau menggunakan jasa peminjaman uang yang dilakukan rentenir.8
Koperasi Maloko Kie Raha merupakan salah satu koperasi simpan pinjam yang
mulai beroperasi di Kota Ambon sejak tahun 2008, dan dalam perkembangannya

Harian Ambon Ekspres tanggal 5 Mei 2011. Rentenir berkedok Koperasi Merajalela

hingga tahun 2012 telah memiliki 4 resort dengan total jumlah nasabah 350 orang
(kreditur).
Keberadaan Koperasi Maloko Kie Raha khususnya dalam pelaksanaan simpan
pinjamnya pada hakikatnya sangat membantu masyarakat, khususnya dalam
pengadaan dana kredit (pinjaman) kepada nasabah, karena disamping proses yang
dirasa masyarakat tidak terlalu berbelit-belit seperti pada perbankan, juga
persyaratan-persyaratan yang tidak terlalu sulit bagi nasabah. Sehingga bagi nasabah
yang perlu segera membutuhkan dana pinjaman, maka dengan membawa segala
persyaratan yang diminta oleh koperasi, ia dapat segera memperoleh dana pinjaman.
Walaupun di sisi lainnya, bunga pinjaman pada Koperasi pada umumnya tergolong
lebih besar dibandingkan jasa keuangan lainnya seperti Bank dan Perum Pegadaian,
namun bagi masyarakat hal tersebut tidaklah terlalu bermasalah, selama bunga yang
diterapkan koperasi

masih bisa ditolerir berdasarkan tingkat kemampuan

pengembalian pinjaman nasabah.


Di dalam pelaksanaan simpan pinjam khususnya dalam hal pinjaman, maka
pada Koperasi Maloko Kie Raha menerapkan sistem pinjaman harian, mingguan dan
bulanan. Masing-masing sistem pinjaman ini mempunyai nilai penambahan
(bunga) yang berbeda satu dengan lainnya. Untuk pinjaman harian maka
ditetapkan bunga sebesar 15 persen, pinjaman mingguan sebesar 12 persen dan
pinjaman bulanan sebesar 6 persen.
Berangkat dari fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut
dalam suatu rencana penulisan skripsi berjudul Tinjauan Hukum Islam terhadap
Pelaksanaan Simpan Pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha Ambon.

B. Rumusan dan Batasan Masalah


1. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok pikiran di atas, maka permasalahan pokok yang
diajukan adalah bagaimana tinjauan hukum Islam pelaksanaan simpan pinjam di
Koperasi Maloko Kie Raha Ambon ?
Pokok masalah tersebut dapat dijabarkan dalam dua sub masalah, yaitu :
a. Bagaimanakah pelaksanaan simpan pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha ?
b. Bagaimana tinjuan hukum Islam terhadap pelaksanaan simpan pinjam di
koperasi ?
2. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan dalam pembahasan nanti, maka
masalah yang dibahas dalam penulisan ini hanya berfokus pada pelaksanaan
simpan pinjam di Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha

(khususnya

pinjaman bulanan) dan tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan simpan


pinjam tersebut.
C. Pengertian Judul dan Defenisi Operaisonal
Di bawah ini diuraikan pengertian kata yang terdapat dalam draf skripsi yang
dianggap kurang jelas sehingga akan lebih mempermudah pemahaman dan dapat
memberikan gambaran tentang yang akan diuraikan pada pembahasan berikutnya :
-

Tinjauan menurut Kamus Bahasa Indonesia berarti hasil meninjau; pandangan;


pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari, dan sebagainya.9

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), h.1529.

Hukum Islam menurut Muhammad Ali At-Tahanawi dalam kitabnya Kisyaaf


Ishthilaahaat al-Funun memberikan pengertian hukum Islam (syariah)
mencakup seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah, akhlaq dan
muamallah (kemasyarakatan). Syariah disebut juga syara, millah dan diin.

10

Sedangkan menurut Zainuddin Ali, mengatakan Hukum Islam mencerminkan


seperangkat norma Ilahi yang mengatur tata hubungan manusia dengan Allah,
hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam kehidupan sosial hubungan
manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. Norma Illahi yang
mengatur tata hubungan tersebut adalah 1) kaidah-kaidah dalam arti khusus atau
kaidah ibadah murni, mengatur cara dan upacara hubungan langsung antara
manusia dengan sesamanya dan makhluk lain di lingkungannya.

11

Sedangkan

menurut Mahmud Syaltout, syariat adalah peraturan yang diciptakan oleh Allah
supaya manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan dengan
Tuhan dengan saudaranya sesama Muslim dengan saudaranya sesama manusia,
beserta hubungannya dengan alam seluruhnya dan hubungannya dengan
kehidupan. Sedangkan menurut Muhammad Ali At-Tahanawi dalam kitabnya
Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun memberikan pengertian syariah mencakup
seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah, akhlaq dan muamallah
(kemasyarakatan). Syariah disebut juga syara, millah dan diin. 12

10

Ahmad Azhar Basjir, Asas-asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta :
Perpustakaan Fakultas Hukum UII, 1990), h.1.
11
H. Zainuddin Ali, Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia (Cet.I, Jakarta :
Bumiaksara, 2006), 22
12
Ahmad Azhar Basjir, Op.Cit., h.1

10

Koperasi berasal secara etimologi dari bahasa Inggris co-operation yang artinya
kerja sama. Sedangkan dalam bahasa Arab, koperasi disebut syirkah yang berarti
al-ikhtilah, yaitu suatu perserikatan/ perkongsian.13
Sehingga dari pengertian judul Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan

Simpan Pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha Ambon, dapat diinterpretasikan


bahwa penelitian ini akan mengkaji/menganalisis pelaksanaan simpan pinjam pada
Koperasi Maloko Kie Raha dalam pandangan (perspektif) hukum Islam.
D. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah literer atau penelitian perpustakaan
(library research) artinya sebuah studi dengan mengkaji buku-buku yang ada
kaitannya dengan pembahasan skripsi ini yang diambil dari perpustakaan. Semua
sumber berasal pada bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian14 Pendekatan dilakukan dengan metode syari, sesuai dengan masalah
yang dikemukakan dalam skripsi ini. Maka penulis menggunakan pendekatan syari,
yakni pendekatan yang melihat dari segi hukum Islam
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Observasi, digunakan untuk mengamati keadaan dan perilaku objek yang
diteliti/diamati, yaitu pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Simpan Pinjam
Maloko Kie Raha.
13
14

M. Zaidi Abdad, Op.Cit. h. 85


Sugiono, Metode Penelitian, Cetakan Kedua, (Bandung : CV. Alfabeta, 2000), h.126

11

b. Teknik wawancara (interview), digunakan untuk memperoleh keterangan


karakteristik baik terkait keberadaan Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha,
pelaksanaan simpan pinjam dan penerapan bunga dalam simpan pinjam.
c. Dokumentasi, yang merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.15. Dokumen yang
diambil dari Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha meliputi

dokumen

profil Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha, pelaksanaan simpan pinjam,
perhitungan suku bunga simpan pinjam, dan lain-lain.
3. Metode Analisa Data
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode
deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah suatu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian diusahakan adanya analisis dan penafsiran
data.
Langkah-langkah dalam penelitian metode deskriptif analisis diantaranya adalah :
a. Membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil
bentuk studi komparatif.
b. Mengadakan penilaian
c. Menetapkan standar (normatif)
d. Menetapkan hubungan dan kedudukan (status) satu unsur dengan unsur yang lain
e. Menarik kesimpulan.16

15
16

Ibid, h.138
Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar (Bandung : Tarsito, 1985), h.139

12

Dalam metode analisis data ini menggunakan pola pikir ilmiah sebagai berikut :
a. Deduktif
Pola pikir deduktif yaitu pola berfikir dengan menggunakan analisa yang
berpijak dari pengertian-pengertian atau fakta-fakta yang bersifat umum,
kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan masalah khusus.17
b. Induktif
Pola pikir induktif yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus
kemudian diteliti dan akhirnya ditemukan pemecahan persoalan yang bersifat
umum.18
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan setelah proposal ini selesai diseminarkan, dan
tempat penelitian dikonsentrasikan di Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk memperoleh data yang jelas tentang latar belakang yang mendalam
tentang pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Simpan Pinjam Maloko
Kie Raha.
b. Untuk memperoleh penjelasan yang tepat tentang bagaimana pandangan
Islam terkait pelaksanaan simpan pinjam ?

17
18

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1975), h.3
Ibid., h.16

13

2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai upaya untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang
pandangan hukum Islam terkait keberadaan simpan pinjam pada Koperasi
Simpan Pinjam Maloko Kie Raha.
b. Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis tentang kasus diatas dalam
pandangan hukum Islam, sekaligus sebagai prasyarat penulisan skripsi.
F. Garis-Garis Besar Isi Skripsi
Dalam pembahasan skripsi ini terdapat beberapa bab yang diantara bab satu
dengan yang lainnya saling berhubungan. Diantara keterkaitannya ini merupakan
uraian gambaran keseluruhan dari isi skripsi ini.
Bab pertama merupakan bab pendahuluan dari penulisan skripsi ini, yang
membuat latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, pengertian judul,
kemudian tinjauan pustaka, metode penelitian, dilanjutkan dengan tujuan dan
kegunaan penelitian serta memuat garis-garis besar skripsi.
Pada bab kedua merupakan bah yang berisi landasan teori terkait permasalahan
yang akan dibahas, yaitu menyangkut konsep dasar simpan pinjam dalam hukum
Islam seperti pengertian simpan pinjam, dasar hukum simpan pinjam, bentuk-bentuk
simpan pinjam, serta ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan simpan pinjam
dalam hukum Islam
Pada bab ketiga penulis membahas tentang pelaksanaan simpan pinjam pada
Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha, meliputi gambaran umum KSP. Maloko
Kie Raha Ambon dan konsep pelaksanaan simpanan dan pinjaman.

14

Selanjutnya pada bab keempat, merupakan bab analisa tinjauan hukum Islam
terhadap pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie
Raha. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis prosedur pemungutan, analisis
penambahan dalam pengembalian pinjaman serta pemikiran para ulama tentan g
simpan pinjam.
Terakhir pada Bab V yang merupakan Bab Penutup berisi kesimpulan dan
saran.

15

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Azhar Basjir, Asas-asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam),


(Yogyakarta : Perpustakaan Fakultas Hukum UII, 1990)
-----------------, Hukum Islam Tentang Riba,Utang Piutang, Gadai (Bandung : AlMaarif, 1983)
Ahmad Sunarto, Terjemahan Shahih Bukhari, (Semarang : Asy-Syifa, 1993)
Departemen Agama RI, Al-Quran Al-Karim dan Terjemahnya (Jakarta : Yayasan
Penyelenggara/Penafsir Al-Quran, 1990)
Harian Ambon Ekspres tanggal 5 Mei 2011. Rentenir berkedok Koperasi
Merajalela
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta : Gema
Insani Perss, 2001)
M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam (Bandung : Penerbit
Angkasa Bandung, 2003)
Riazuddin Ahmed, Cooperative Movement in South East Asia Obstacles to
Development. dalam Dr. Mauritz Bonow (Ed). The Role of Cooperatives in
Social and Economic Development. (London : International Cooperative
Alliance, 1964)
Sugiono, 2000. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, (Bandung : CV. Alfabeta,
2000)
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1975)
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008)
Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar (Bandung : Tarsito, 1985)
Zainuddin Ali, Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia (Cet.I,
Jakarta : Bumiaksara, 2006)

16

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SIMPAN


PINJAM DI KOPERASI MALOKO KIE RAHA AMBON

DRAF SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Hukum Islam (S.Hi) Pada Fakultas Syariah
Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum

Oleh :
IBRAHIM KAIMUDIN
NIM : 0501013015

FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
AMBON
2012

17

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi Ibrahim Kaimudin, NIM. 0501013015, Mahasiswa


Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Ambon, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi
yang bersangkutan dengan judul : Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan
Simpan Pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha Ambon, memandang bahwa skripsi
ini telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat diajukan ke seminar draf.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses selanjutnya.

Ambon, 20 Oktober 2012

Pembimbing I,

Pembimbing II,

THALHAH, MA
NIP. 19710809 199803 2 006

HASAN, M.Ag
NIP. 19750320 200604 1 004

18

KOMPOSISI BAB

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Dan Batasan Masalah
C. Pengertian Judul
D. Tinjauan Pustaka
E. Metode Penelitian
F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
G. Garis-Garis Besar Isi Skripsi

BAB II .

KONSEP SIMPAN PINJAMLANDASAN TEORI


A. Konsep Dasar Simpan Pinjam
B. Konsep Dasar Koperasi
C. Dasar Hukum Simpan Pinjam dalam Hukum Islam

BAB III

PELAKSANAAN SIMPAN PINJAM PADA KSP. MALOKO KIE


RAHA
A. Gambaran Umum KSP. Maloko Kie Raha Ambon
B. Konsep Pelaksanaan Simpanan
C. Konsep Pelaksanaan Pinjaman

BAB IV.

ANALISA
TINJAUAN
HUKUM
ISLAM
TENTANG
PELAKSANAAN SIMPAN PINJAM PADA KSP. MALOKO KIE
RAHA
A. Analisis Prosedur Pemungutan
B. Analisis Penambahan dalam Pengembalian Pinjaman
C. Pemikiran Para Ulama tentang Simpan Pinjam

BAB V.

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

19

Email : thalhah1@yahoo.com
Email : thalhahi@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai