Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan pada sektor perumahan dirasakan semakin meningkat
seiring dengan jumlah dan laju perkembangan penduduk. Kebutuhan akan
perumahan dapat terpenuhi dengan menyediakan bahan bangunan yang
memenuhi persyaratan teknis, mudah didapat, dan harganya murah sehingga
dapat dijangkau oleh masyarakat luas

terutama bagi mereka

yang

berpenghasilan menengah ke bawah.


Bahan bangunan yaitu semua bahan olahan yang mempunyai bentuk
beraturan dan ukuran tertentu yang digunakan sebagai bahan untuk membuat
elemen bangunan. Elemen bangunan merupakan suatu bagian fungsional dari
suatu bangunan yang terbuat dari bahan bangunan dan atau komponen
bangunan yang merupakan bagian dari suatu bangunan, seperti lantai, atap,
maupun dinding.
Dinding merupakan salah satu struktur bangunan yang berfungsi untuk
melindungi penghuni dari serangan binatang buas, angin, maupun hujan.
Pembuatan dinding biasanya menggunakan batako , batu bata merah, papan,
atau triplek. Dinding pasangan batako adalah bahan yang paling banyak
digunakan sebagai dinding luar bangunan atau dinding pembatas antara
ruangan yang satu dengan lainnya. Batako adalah batu buatan yang terbuat dari
semen dengan campuran pasir, dipress dengan mesin press, dijemur beberapa
hari mengeras dan selanjutnya dijual.

Bagi suatu industri baik itu industri-industri kecil dan jasa akan selalu
dihadapkan dengan masalah persediaan. Hal ini disebabkan karena persediaan
merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi produksi,
dan cukup penting dalam menjaga kontinuitas produksi. Jadi dapat dikatakan
bahwa dalam menjalankan kegiatan produksi harus didukung dengan tingkat
persediaan yang memadai sehingga rencana produksi atau rencana penjualan
dapat tercapai. Sebaliknya apabila kegiatan produksi tidak didukung dengan
tingkat persediaan maka industri-industri tersebut akan terancam, dengan
terhentinya kegiatan produksi maka suatu industri akan kehilangan peluang
untuk memperoleh keuntungan.
Terutama industri-industri batako yang berada di Kecamatan Baguala,
yang memproduksi dan menjual batako sat ini sudah mencapai 5 usaha. Dalam
perkembangan industri ini mengalami kemajuan cukup baik. Hal ini dibuktikan
dengan semakin meningkatnya penjualan batako dari tahun ke tahun.
Secara umum kondisi ini terjadi karena permintaan masyarakat terus
meningkat guna membenahi bangunan rumah maupun perumahan yang sedang
dibangun walaupun kadang-kadang harga batako semakin meningkat. Dalam
pemasaran produk harga jual merupakan faktor yang paling mendasar dan
utama.
Terkait besarnya penjualan batako pada UD. Tiga Saudara di desa
Waiheru seperti tergambar diatas, maka hal ini tidak terlepas dari kualitas
produk batako yang dijaga sehingga batako Usaha UD. Tiga Saudara di desa
Waiheru dikenal luas oleh masyarakat Waiheru dan sekitarnya. Kondisi ini

menyebakan perkembangan usaha batako pada UD. Tiga Saudara semakin


meningkat dan dengan semakin tingginya produksi batako maka semakin besar
pula pendapatan yang diterima pengusaha batako.
Syarat-syarat batako yang baik meliputi : pandangan luar batako yang
mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya harus datar, tidak
menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan, tidak mudah
hancur atau patah, dan warnanya seragam.
Bertolak dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : Pengaruh Kualitas Produk Batako terhadap
Kepuasan Konsumen pada pada UD.

Tiga Saudara di Desa Waiheru

Kecamatn Baguala Kota Ambon.


1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi
masalah pokok adalah : apakah kualitas produk batako berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen

pada UD. Tiga Saudara di desa Waiheru Kecamatan

Baguala kota Ambon.


1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kualitas produk batako terhadap
kepuasan konsumen pada UD. Tiga Saudara di desa Waiheru Kecamatan
Baguala kota Ambon.

2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha batako (UD. Tiga Saudara) di
desa Waiheru.
b. Sebagai bahan referensi penelitian lanjutan.
1.4. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan tidak melebar jauh, maka sengaja penulis batasi pada
pengaruh kualitas produk batako terhadap kepuasan konsumen.
1.5. Tinjauan Teori
1. Produk
Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk
merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di
konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari
perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk
yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan,
garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan
membeli produk tersebut.
Pengertian produk (product) menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346)
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman
subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha
untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan

kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi


serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai
persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya.
Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian.
Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang
menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:
a. Merek (branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi

dari

semua

ini

yang

dimaksudkan

untuk

mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan
masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan
memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama
merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk
(Kotler & Armstrong, 2001:360
b.Pengemasan (packing)
Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah
atau pembungkus suatu produk.
c.Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk
untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,
ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai

lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat


menerapkan

program Total

Quality

Manajemen (TQM)".

Selain

mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk


meningkatkan nilai pelanggan.
2. Pengertian Diferensiasi Produk
Pengertian diferensiasi produk secara sederhana, dapat diartikan sebagai
pembedaan suatu produk dengan produk lainnya. Pengertian lain juga tentang
diferensiasi produk adalah pembedaan suatu produk dalam suatu perusahaan,
agar pihak konsumen dapat memilih produk yang mana, yang mereka inginkan.
Yang menjadi alternatif konsumen untuk memilih suatu produk didasari pada
warna, kualitas dan harga. Diferensiasi produk atau pembedaan produk
merupakan suatu strategi perusahaan untuk mempromosikan produk yang
diproduksinya

dengan

produk

perusahaan

pesaingnya.

Strategi

ini

didayagunakan sehingga perusahaan dapat menghindari persaingan harga.


Perusahaan meletakkan perbedaan dalam desain produk, merek, kemasan,
ukuran dan rasa.
a.Desain Produk
Desain produk adalah salah satu aspek pembentuk citra produk seperti
warna, kualitas jaminan dan pertanggung jawaban.
b. Merek
Merek merupakan nama istilah simbol atau desain khusus atau beberapa
kombinasi unsur-unsur yang direncanakan untuk mengidentifikasi barang
dan jasa.

c.Kemasan
Sebagai seluruh kegunaan merancang, memproduksi bungkus atas kemasan
suatu produk.
d. Ukuran dan rasa
Menunjukan kualitas produk suatu barang jika perusahaan dapat melakukan
diferensiasi produknya secara efektif, maka perusahaan dapat menetapkan
harga, diatas harga sebenarnya. Diferensiasi memungkinkan perusahaan
memperoleh keuntungan berdasarkan nilai tambah yang dirasakan dan
diberikan kepada pelanggan.
Kotler (2002:2) secara garis besar menyatakan diferensiasi produk adalah
penawaran produk perusahaan yang memiliki sesuatu yang lebih baik, lebih
cepat dan lebih murah yang akan menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi
pelanggan dibandingkan produk pesaing.
Menurut Kotler (2002:328), diferensiasi adalah tindakan merancang
serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan
dengan tawaran pesaing. Selanjutnya Kotler (2002:329) menyebutkan bahwa
perusahaan dapat mendiferensiasikan tawaran pasarnya menurut 5 dimensi,
yaitu: produk, pelayanan, personalia, saluran pemasaran atau citra.
Kotler (1999 : 364) mengemukakan suatu perbedaan atau diferensiasi
dapat dikembangkan jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Penting ; Perbedaan itu memberikan banyak manfaat bagi cukup banyak
pelanggan

- Jelas ; Perbedaan itu tidak dimiliki orang lain atau dapat dikemas dengan
lebih jelas.
- Unggul ; Perbedaan itu lebih baik dari cara lain untuk mendapatkan manfaat
yang sama.
- Dapat dikomunikasikan ; perbedaan itu dapat dimengerti dan di lihat oleh
pembeli.
- Mendahului ; perbedaan itu tidak mudah ditiru pesaing
- Terjangkau ; pembeli dapat menjangkau selisih harganya
- Menguntungkan ; perusahaan memperoleh laba dengan menonjolkan
perbedaan itu
3. Pengertian Keputusan Pembelian
Persaingan semakin ketat di mana semakin banyak produsen yang terlibat
dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap
perusahaan harus menempatkan orientasi pada keputusan pembelian dan
kepuasan pelanggan. Hal ini tercermin dan semakin banyaknya perusahaan
yang menyatakan komitmen nya terhadap kepuasan pelanggan dalam
pernyataan misinya, maupun public relations release. Dewasa ini semakin
diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah
memberikan nilai dan kepuasan pelanggan, melalui penyampaian produk dan
jasa dengan harga bersaing.
Tjiptono (2001:25) menjelaskan konsep kepuasan konsumen ini dapat
dilihat pada gambar 2.1

Gambar 1. Konsep Kepuasan Konsumen


Tujuan Perusahan

Produk

Kebutuhan dan
Keinginan Konsumen

Nilai Produk bagi


Konsumen

Harapan Konsumen
Terhadap Produk

Tingkat Kepuasan
Konsumen
Sumber : Tjiptono (2001 : 25)

Fandy Tjiptono (2001:102) mendefinisikan kepuasan pelanggan adalah


respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara
harapan dan kinerja aktual produk dalam pemakaiannya. Kepuasan pelanggan
merupakan evaluasi purna beli di mana alternatif yang dipilih sekurangkurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan
timbul apabila, hasil tidak memenuhi harapan.
Selanjutnya Kotler (2002 : 42) mendefinisikan kepuasan pelanggan
adalah perasaan senang atau kecewa seorang pelanggan yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan
harapan-harapannya.
Menurut A.W. Tunggal (2001 : 7) kepuasan pelanggan adalah sejauh
mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk

10

lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, pembelinya tidak puas. Bila sesuai
atau melebihi harapan, pembelinya merasa puas.
Grege dan Sehiffrin menyatakan bahwa organisasi yang berorientasi
pelanggan harus pelajari apa yang dihargai oleh konsumen dan kemudian
menyiapkan suatu tawaran yang melebihi mereka. Proses mi terdiri dan tiga
langkah (Kotler 2002:328) :
1. Mendefinisikan model nilai pelanggan : perusahaan pada awalnya
mendaftarkan semua faktor dan jasa yang mungkin mempengaruhi persepsi
pelanggan sasaran.
2. Membentuk hirarki nilai pelanggan : perusahaan sekarang menempatkan
tiap faktor pada salah-satu dari empat kelompok dasar yang diharapkan,
yang diinginkan dan yang tidak diantisipasi.
3. Menentukan paket nilai pelanggan : sekarang perusahaan memilih
kombinasi produk berwujud dan tidak berwujud. Pengalaman dan hasil
pemikiran yang dirancang untuk melebihi para pesaing dan memenangkan
kesetiaan pelanggan.
4. Dimensi Penentu Kepuasan Konsumen
Pemantapan dari pengukuran terhadap kepuasan konsumen telah mejadi
hal yang sangat esensial bagi setiap perusahaan.
Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat memberikan umpan balik dan
masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi strategi kepuasan
konsumen. Pada prinsipnya dimensi penentu kepuasan konsumen dapat
digolongkan menjadi beberapa bagian yaitu kualitas produk, harga produk,

11

desain produk, dan daerah jangkauan distribusi.


a. Kualitas Produk
Produk adalah salah satu dari faktor yang dapat mempengaruhi
keunggulan bersaing, disamping harga dan jangkauan distribusinya. Oleh
karena itu setiap perusahaan berupaya mengembangkan produk saingannya di
pasar. Unsur yang terpenting dalam produk adalah mutu dan kualitas. Dari
sudut pandang produsen mutu / kualitas sering diartikan sebagai komposisi si
teknis yang didasarkan pada spesifikasi teknis dari suatu produk. Sedangkan
dari sudut pandang konsumen, kualitas dimaksudkan sebagai tingkat
kemampuan produk untuk memenuhi apa yang diharapkan konsumen terhadap
suatu produk yang dimilikinya. Oleh karena itu dari sisi pandangan ini si
konsumen, kualitas produk sangat terkait dengan kepuasan konsumen.
Kotler (2002 : 9) mengartikan produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi
sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan peningkatan daya saing
produk dilakukan melalui peningkatan kualitas berdasarkan pada konsumen
internal dan eksternal, dan memberikan nilai lebih kepada konsumen (Ibrahim
2001 : 1) manajemen kualitas secara ideal harus dapat di lihat dari sudut
pandang holistik, tidak hanya dari produk produksi saja, akan tetapi mencakup
berbagai hal strategis, seperti misalnya : pelayanan dan kepuasan konsumen,
persaingan usaha, budaya kualitas serta perencanaan strategis jangka panjang
dengan menciptakan keterpaduan implementasi manajemen kualitas di setiap
bagian perusahaan. Salah satu kunci untuk menghidupkan manajemen kualitas

12

adalah kepemilikan budaya kualitas dan untuk menghidupkan budaya kualitas


tersebut diperlukan adanya komitmen penuh dari manajemen tingkat atas.
Heizer Jau dan Render Barry (2001 : 92), mengemukakan bahwa
kualitas/mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang / jasa yang
menunjukakn kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang
tampak jelas maupun yang tersembunyi.
Ma'arif Syamsul M. dan Tanjung Hendri (2003 : 135) mutu berdasarkan
manufaktur adalah kecocokan produk dengan spesialisasi desain. Sedangkan
mutu berdasarkan produk adalah tingkat karakteristik produk yang dapat
diukur.
b. Harga
Harga menurut Soetojo Siswanto (1999 : 27) adalah nilai tukar barang
atau jasa dan berbagai macam manfaat lainnya yang bersangkutan dengan
barang dan jasa.
Metode penetapan harga menurut Tjiptono (2001 : 157) lebih
menekankan pada faktor-faktor seperti biaya, laba dan persaingan. Permintaan
pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan yaitu :
-

Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli)

Kemauan pelanggan untuk membeli

Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan yakni menyangkut apakah
produk tersebut merupakan simbol status atau hanya produk yang
digunakan sehari-hari

Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan

13

Harga produk-produk substitusi

Pasar potensial bagi produk tersebut

Sifat persaingan non harga

Perilaku konsumen secara umum

Segmen-segmen dalam pasar

c. Desain
Desain merupakan salah satu cara untuk menambah kekhasan produk.
Selain itu desain dapat merupakan salah satu senjata kompetitif yang paling
ampuh dalam kegiatan pemasaran perusahaan. Produk yang dirancang dengan
baik akan menarik perhatian yang lebih besar dan meningkatnya penjualan.
Desain produk juga merupakan salah satu aspek yang membentuk citra
produk. Sebuah desain yang unik lain dari yang lain bisa merupakan salah satu
aspek yang menjadi pembeda ciri produk. Banyak perusahaan percaya bahwa
daya tarik promosi tersendiri disertai daya pikat ketenaran dalam desain
produk. Sekarang peranan desain dalam pemasaran ditambah dengan desain
produk suatu tipe desain yang mempunyai nilai penting dalam pemasaran.
Karena desain produk merupakan suatu paduan yang kompleks antara
unsur, bentuk dan fungsi, mutu dan gaya, seni dan perekayasaan, maka dalam
mendesain suatu produk yang akan dipasarkan hendaknya diperhatikan.
d. Daerah Jangkauan Distribusi
Agar supaya produk-produk dan jasa-jasa dapat dikonsumsi oleh para
pembeli maka produk dan jasa tersebut harus berada pada waktu dan tempat
yang tepat.

14

5. Proses Produksi Batako


Batako yang diproduksi UD.Tiga Saudara di desa Waiheru, bahan
bakunya terdiri dari pasir, semen dan air dengan perbandingan 75:20:5.
Perbandingan komposisi bahan baku ini adalah sesuai dengan Pedoman Teknis
yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986
Adapun proses produksi batako adalah sebagai berikut:
a. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus
b. Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata, sesudah rata ditambahkan
air.
c. Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat
adukan yang rata dan siap dipakai.
d. Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako dengan
menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil
ayakan (bergantung pada jenis produk batako yang akan dibuat).
e. Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan
sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak.
f. Batako mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan
dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat
cetak.
g. Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati Skala produksi dan
keunggulan produk akhir sehingga batakolpaving block mentah tersebut
keluar dari alat cetaknya.
h. Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/ mentah dengan cara

15

diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat


batko yang sudah jadi.
i. Hasil produksi batako siap dipasarkan.
j. ebelum dipasarkan harus menjalani pengujian mutu yang meliputi :
Keseluruhan proses produksi batako sampai kepada pemasarannya dapat di
gambarkan dengan diagram sebagai berikut :

Gambar. 1. Proses Produksi Batako di CV. Tiga Saudara

16

Diaduk sampai rata

Diaduk lagi

Gambar 1.
Proses Produksi Batako di UD. Tiga Saudara

17

1.6. Hipotesa
Sejalan dengan latar belakang dan tujuan penulisan ini maka digunakan
hipotesa yaitu : diduga bahwa ada pengaruh kualitas produk batako terhadap
kepuasan konsumen pada UD. Tiga Saudara
1.7. Metode Penelitian
1.7.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penulisan ini adalah penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk memutuskan pemecahan
masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data yang ada.
1.7.2.Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di kota Ambon dengan
objek penelitian pada pengusaha batako di desa Waiheru yaitu UD. Tiga
Saudara.
1.7.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan konsumen
(pengguna/pembeli batako) dan pengusaha batako di desa Waiheru yaitu UD.
Tiga Saudara. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
buku/literatur dan referensi terkait masalah yang dibahas, dan data ini diperoleh
dari perpustakaan, atau instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini.

18

1.7.6.Metode Pengumpulan Data


1. Library Research (Penelitian Kepustakaan)
Yaitu teknik yang digunakan untuk mempelajari sumber-sumber yang
relevan dengan penelitian ini sebagai acuan umum dan acuan khusus.
a. Acuan Umum
Yaitu mempelajari teori-teori yang berkaitan untuk digunakan sebagai
dasar berpijak dalam mendekati masalah-masalah pada kondisi yang
nyata.
b. Acuan Khusus
Yaitu mempelajari buku-buku laporan penelitian yang relevan dan
digunakan

sebagai

pedoman

dan

bahan

perbandingan

untuk

memperoleh data sekunder.


2. Field Research (Penelitian Lapangan)
Yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data primer dari sumber
pertama yakni pengusaha batako di desa Waiheru kecamatan Baguala kota
Ambon.
1.7.7.Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Metode analisis kualitatif
Metode analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis faktor-faktor apakah
yang mempengaruhi kepuasan konsumen dan kualitas produk batako.
2. Metode analisis kuantitatif

19

Metode analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh kualitas


produk batako terhadap kepuasan konsumen dengan menggunakan alat
analisis regresi linear sederhana. Dimana dapat diformulasikan sebagai
berikut :
Y = a + bX + e

(Sugiono, 2000 : 87)

Dimana :
Y = kepuasan konsumen
a = koefisien regresi
b = parameter estimasi
X = kualitas produk batako
e = faktor pengganggu
Data yang diperoleh dari hasil penelitian nantinya diolah dengan
menggunakan bantuan program Statistical Program Social Scince (SPSS).
Dalam menguji hipotesis untuk mengetahui pengaruh kualitas produk batako
terhadap kepuasan konsumen, maka digunakan uji statistik didukung oleh uji
ekonometrika yaitu dengan menggunakan Uji-t, yaitu untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas (kualitas produk batako) terhadap variabel terikat
(kepuasan konsumen).
Dalam uji t ini, hipotesis yang digunakan menyatakan :

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk batako (X)
terhadap kepuasan konsumen (Y).

H1 : Ada

pengaruh

yang signifikan antara kualitas produk batako (X)

terhadap kepuasan konsumen (Y).


Pengujian dilakukan dengan dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan
ketentuan dimana :

Jika ttabel thitung ttabel maka H0 diterima H1 ditolak

20

Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk batako
(X) terhadap kepuasan konsumen (Y).

Jika thitung > ttabel atau thitung -ttabel maka H0 ditolak H1 diterima,
Berarti ada

pengaruh yang signifikan antara kualitas produk batako (X)

terhadap kepuasan konsumen (Y).


1.8. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyelesaian penulisan ini, maka sistematika yang
digunakan terdiri dari 5 bab antara lain :
BAB I

Merupakan bab pendahuluan yang berisikan tentang uraian


latar belakang, permasalahan pokok, tujuan dan kegunaan
penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II

Merupakan bab yang berisikan tentang landasan teori dan


hipotesis yang mendasari dan mengarahkan penulisan ini.

BAB III

Merupakan bab yang berisikan tentang metodologi penelitian


yang terdiri dari lokasi penelitian, identifikasi dan pengukuran
variabel, jenis data, sumber data, teknik pengambilan sampel,
teknik pengambilan data dan teknik analisis data.

BAB IV

Merupakan bab analisis yang memaparkan hasil penelitian


secara mendetail berdasarkan metode yang dipakai.

BAB V

Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan


saran.

21

22

DAFTAR PUSTAKA

Ackley, Gardner, 1988. Ekonomi Makro (Terjemahan Paul Sitohang Jilid 1) Penerbit
Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.
Boediono, 1997. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, No.1 Ekonomi Mikro Edisi
II, Badan Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Gaspersz, V. 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Gilarso, T., 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Kanisius, Yogyakarta.
Griffin R. 2006. Business, Pearson Education, New Jersey.
Kadarsan, Halimah W., 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan
Agribisnis. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
Kotler, P. 1997. Manajemem Pemasaran : Analisa, Perencanaan, Implikasi dan
Kontrol, Jilid I, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Malhotra, N. K., 1993. Marketing Research An Applied Orientation. Prentice Hall,
Inc. New Jersey.
Nitisemito, Alex. S., 1981. Marketing, BPFE. UGM, Yogyakarta.
Sudarsono, 1995. Pengantar Ekonomi Mikro, Lembaga Penelitian Pendidikan dan
Penerangan Ekonomi Sosial, Jakarta.
Sakaran, Uma, 1992. Research Methods for Business, A Skill Building Approach.
Second Edition, John Willey & Sons, Inc. Singapore.
Supranto, J., 1985. Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 1 Edisi Keempat, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press),
Jakarta.
Swastha, B. 1993. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta.
Tjiptono, F., 1999. Strategi Pemasaran, Cetakan ketiga, Andi, Jogjakarta.
Winardi. 1995. Azas-Azas Marketing, Mandar Maju, Bandung.

23

PROPOSAL SKRIPSI

JUDUL

PENGARUH KUALITAS PRODUK BATAKO


TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA
UD. TIGA SAUDARA DI DESA WAIHERU
KECAMATAN BAGUALA KOTA AMBON

N AM A

JAMILA

NIM

2008 07092

FAKULTAS

EKONOMI

JURUSAN

MANAJEMEN

LOKASI PENELITIAN :

UD. TIGA SAUDARA, DESA WAIHERU


KECAMATAN BAGUALA - KOTA AMBON

MENGETAHUI
KETUA JURUSAN MANAJEMEN

PENULIS,

( ................................................... )
NIP : 1948 1003 1976 031002

( J AM I LA)
NPM : 2008 07092

PEMBIMBING I

PEMBIMBING II

( ............................................... )
NIP.

( ............................................... )
NIP.

24

PROPOSAL SKRIPSI
TENTANG

PENGARUH KUALITAS PRODUK BATAKO TERHADAP


KEPUASAN KONSUMEN PADA UD. TIGA SAUDARA
DI DESA WAIHERU KECAMATAN BAGUALA
KOTA AMBON

N AM A
NPM
SEMESTER
FAKULTAS:
JURUSAN
PROGRAM STUDI

: JAMILA
: 2008 07092
: VII (TUJUH) B PAGI
EKONOMI
: MANAJEMEN
: EKONOMI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARUSSALAM
AMBON, 2011

25

081247272786

Anda mungkin juga menyukai