Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemerintah pada hahekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidak
diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta
menciptakan

kondisi

yang

memungkinkan

setiap

anggota

masyarakat

mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya demi mencapai tujuan bersama.


Dalam paradigma penyelenggaraan pemerintahan telah terjadi pergeseran dari
paradigma rule government menjadi paradigma good gornance. Melalui
paradigma baru ini penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
publik tidak semata-mata dilakukan oleh pemerintah tetapi melibatkan seluruh
elemen baik birokrasi, dunia usaha maupun masyarakat.
Sesungguhnya pelayanan yang diinginkan masyarakat adalah pelayanan
yang baik, yaitu pelayanan yang berkualitas. Semakin baik pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat maka prakarsa masyarakat untuk proaktif dalam
mengisi pembangunan daerah akan semakin terdorong dan pertumbuhan ekonomi
daerah yang akan mengantarkan masyarakat pada jenjang kesejahteraan yang
lebih baik akan dapat dicapai.
Menurut Widodo (2001:75), pelayanan yang diharapkan dan menjadi
tuntutan pelayanan publik oleh organisasi publik yaitu pemerintah lebih
mengarah pada pemberian layanan publik yang lebih profesional, efektif, efisien,
sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif.

Aparat kecamatan sebagai bagian dari pegawai negeri dituntut untuk dapat
menjadi motor penggerak pembangunan karena aparat kecamatan bersentuhan
langsung dengan masyarakat sehingga akan lebih memahami keadaan dan
kondisi masyarakat. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang PokokPokok

Kepegawaian

dinyatakan

bahwa

kelancaran

menyelenggarakan

pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional, terutama tergantung dari


kesempurnaan aparatur negara, dan kesempurnaan aparatur negara tergantung
dari kesempurnaan pegawai negeri. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan
bahwa kesempurnaan birokrasi tergantung dari kesempurnaan aparatur negara
sehingga kualitas birokrasi kita tercermin dari kualitas aparatur negara.
Tugas pemerintah tidak hanya mengatur saja, akan tetapi juga memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Fungsi pelayanan selama ini belum mendapat
perhatian dari para aparat birokrasi kita sebab fungsi mengaturnya lebih dominan
dibandingkan porsi pelayanannya. Berhasilnya pembangunan ini memerlukan
sistem dan aparatur pelaksana yang mampu tanggap dan kreatif serta pengelolaan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen modern dalam sikap perilaku dan
kemampuan teknisnya termasuk di dalamnya adalah memberikan pelayanan yang
efektif kepada masyarakat. Karena pelayanan yang efektif akan memperlancar
jalannya proses pembangunan. Dengan alasan itulah penulis mengambil kinerja
sebagai variabel yang diteliti.
Aparat kecamatan sebagai birokrat di tingkat kecamatan dituntut untuk
mampu

menangani

kendala-kendala

yang

dihadapi

dalam

usaha-usaha

pembangunan yang digalakkan pemerintah. Aparat kecamatan harus mampu


melaksanakan fungsi utamanya yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan baik, cekatan, efektif dan efisien.
Camat dan aparat-aparat di pemerintah kecamatan memiliki tugas pokok
dan fungsi yang berat dan kompleks. Oleh karena itu birokrat di tingkat
kecamatan ini dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang maksimal. Akan
tetapi perbandingan jumlah aparat yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk
yang harus dilayani akan menimbulkan persoalan apabila kerja aparat lamban dan
tidak efisien dalam pelayanannya. Efisiensi dalam memberikan pelayanan selain
disebabkan oleh jumlah aparat yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk
yang harus dilayani, juga disebabkan oleh banyaknya jenis pelayanan yang
diberikan kecamatan kepada masyarakat. Tercapainya efektivitas pelayanan yang
diberikan kecamatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perbedaan
dalam mengintepretasikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan, disiplin,
motivasi, kinerja, manajemen dan perilaku aparat dalam bekerja serta iklim kerja
yang ada dalam organisasi tempat aparat bekerja.
Berdasarkan kerangka kontekstual tugas pemerintah untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat, maka dilakukan penelitian di kecamatan Namlea
Kabupaten Buru. Dari pengamatan awal yang dilakukan, pelayanan administrasi
yang diberikan pemerintah kecamatan Namlea terhadap masyarakatnya masih
belum optimal. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala yang dialami dalam
pelaksanaan pelayanan. Kendala ini menyebabkan pemerintah kecamatan Namlea
tidak dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Berdasar hasil pengamatan penulis untuk melihat kinerja aparat kecamatan


Namlea Kabupaten Buru, masih ditemui pegawai yang sering datang terlambat,
pelayanan yang kurang adil, masih banyak keluhan yang muncul dari masyarakat,
dan hal-hal lainnya seperti kemampuan aparat dalam memberikan pelayanan
yang profesional kepada masyarakat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masalah
bahwa pelayanan yang diberikan oleh aparat kecamatan belum efektif bagi
masyarakat. Padahal pemerintah kecamatan menjadi ujung tombak pelayanan
publik di daerah. Terdapat cukup banyak jenis pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat dan harus diurus atau diselesaikan di tingkat kecamatan. Selain
melayani berbagai urusan pelayanan administratif kependudukan dan perijinan,
pemerintah kecamatan juga mengemban tugas melaksanakan pelayanan dasar
sektoral, mulai dari urusan ketertiban dan kemanan, pendidikan, kesehatan,
pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, dan upaya-upaya konkrit
mensejahterakan masyarakat.

Dengan beban berat seperti itu, nyatanya

pemerintah kecamatan tidak mendapat dukungan yang memadai, baik dari sisi
kewenangan, keuangan, SDM, maupun sarana dan prasarana. Tidak heran bahwa
sampai saat ini masih banyak warga masyarakat yang mengeluhkan rendahnya
mutu pelayanan yang dilakukan pemerintah kecamatan.
Berkaitan dengan latar belakang di atas yang mendorong untuk
dilakukannya suatu

penelitian dan selanjutnya

menuangkan dalam bentuk

skripsi dengan judul : Kemampuan Kinerja Aparat Kecamatan dalam


Memberikan

Pelayanan Administrasi

Kecamatan Namlea Kabupaten Buru

Kepada

Masyarakat

di

Kantor

B. Permasalahan dan Pembatasan Masalah


1. Permasalahan
Bertolak dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka yang
menjadi permasalahan pokok dalam penulisan ini adalah Bagaimana
kemampuan kinerja aparat kecamatan dalam memberikan pelayanan administrasi
kepada masyarakat di Kantor Kecamatan Namlea Kabupaten Buru ?
2. Pembatasan Masalah
Agar lebih terfokus maka masalah dibatasi pada :
a. Penelitian hanya dilaksanakan pada Kantor Kecamatan Namlea Kabupaten
Buru, dengan objek penelitian pada aparat kecamatan.
b. Data yang akan dianalisis adalah data yang diperoleh dari kuesioner yang
diisi oleh aparat kecamatan Namlea Kabupaten Buru dan masyarakat
kecamatan Namlea.
c. Kinerja aparat kecamatan diukur berdasarkan indikator-indikator kinerja.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah :

Mendeskripsikan kinerja aparat

kecamatan dalam memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat di


Kantor Kecamatan Namlea Kabupaten Buru.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan


Diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan serta dapat menjadi
referensi penelitian lebih lanjut bagi para peneliti yang akan datang
khususnya terhadap aspek-aspek yang secara rinci belum dapat diungkapkan
dalam penelitian ini.
b. Bagi Pemerintah (Kecamatan)
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah
kecamatan Namlea dalam hal ini Kepala Kecamatan (Camat) dalam
menyusun dan menetapkan kebijakan tentang pelayanan administrasi yang
akan diberikan kepada masyarakat.

D. Kerangka Teori
1. Konsep Kinerja
Kata kerja populer digunakan untuk menjelaskan hasil kerja yang dicapai
oleh seseorang, kelompok ataupun organisasi sesuai dengan tugas, kewenangan
yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi. Padanan istilah kinerja
diidentikkan dengan istilah perfomance. Arti kata performance merupakan kata
benda (noun) dimana salah satu padanan katanya adalah thing done (sesuatu
hasil yang dikerjakan). Menurut Prawirosentono (1999:23) performance atau
kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Gaspersz (1997:44) mengatakan bahwa kinerja dibangun dari kualitas, dan


kualitas adalah terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau
kerusakan yang dihasilkan oleh organisasi untuk memuaskan semua unsur yang
berkaitan dengan organisasi baik internal maupun eksternal.
Analisis kinerja organisasi tak dapat dilepaskan dari kinerja individu.
Terhadap hubungan yang sangat kuat antara kinerja individu dengan kinerja
organisasi. Organisasi yang memiliki kinerja individunya tinggi akan memberi
konstribusi besar terhadap kinerja organisasi. Studi ini lakukan oleh Thoha
(1991:68) yang mengatakan bahwa kinerja individu sangat ditentukan oleh
karakteristik-karakteristik individu seperti kemampuan, kebutuhan, kepercayaan,
pengalaman, dan pengharapan. Sedangkan karakteristik organisasi birokrasi
adalah hirarki, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem reward dan sistem
kontrol. Interaksi antara karakteristik individu dan karakteristik organisasi akan
melahirkan perilaku organisasi sekaligus kinerja organisasi.
Pengertian lain dari kinerja seperti menurut Robbins (1996), yang
menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah fungsi dari interaksi antara
kemampuan dan motivasi. Sedangkan Simamora (1999) menyatakan bahwa
maksud penetapan tujuan kinerja adalah menyusun sasaran yang berguna tidak
hanya bagi evaluasi kinerja pada akhir periode tapi juga untuk mengelola proses
kerja selama periode tersebut. Adapun Asad (1995) menyatakan bahwa kinerja
karyawan merupakan kesukesan seseorang di dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja seorang karyawan
selama periode tertentu. Berhasil tidaknya kinerja karyawan dipengaruhi oleh

tingkat kinerja dari karyawan secara individu maupun kelompok. Menurut


Bernardin dan Russel (1993 ada 6 (enam) kriteria yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana kinerja karyawan secara individu, yaitu kualitas,
kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian, dan komitmen kerja.
Kinerja pada umumnya dikatakan sebagai ukuran bagi seseorang dalam
pekerjaannya. Kinerja merupakan landasan bagi produktivitas dan mempunyai
kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi. Tentu saja kriteria adanya nilai
tambah digunakan di banyak perusahaan untuk mengevaluasi manfaat dari suatu
pekerjaan dan/atau pemegang jabatan. Kinerja dari setiap pekerja harus
mempunyai nilai tambah bagi suatu organisasi atas penggunaan sumber daya
yang telah dikeluarkan. Untuk mencapai kinerja yang tinggi, setiap individu
dalam perusahaan harus mempunyai kemampuan yang tepat (creating capacity to
perform), bekerja keras dalam pekerjaannya (showing the willingness to perform)
dan mempunyai kebutuhan pendukung (creating the opportunity to perform).
Ketiga faktor tersebut penting, kegagalan dalam salah satu faktor tersebut dapat
menyebabkan berkurangnya kinerja, dan pembentukan terbatasnya standard
kinerja. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja
individu ini akan tercapai jika didukung oleh atribut individu, upaya kerja (work
effort) dan dukungan organisasi.
Menurut A. Dale Timple (dalam Anwar Prabumangkunegara, 2001) faktor
kinerja terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal (disposisional)
yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Fakor eksternal yaitu

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan


seperti perilaku, sikap dan tindakan bawahan ataupun rekan kerja, fasilitas kerja
dan iklim organisasi.
Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua perusahaan
dan institusi yang mempekerjakan karyawan, sebab kinerja karyawan ini pada
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Jadi kinerja organisasi tak dapat dilepaskan dari kinerja individu. Terhadap
hubungan yang sangat kuat antara kinerja individu dengan kinerja organisasi.
Organisasi yang memiliki kinerja individunya tinggi akan memberi konstribusi
besar terhadap kinerja organisasi. Studi ini lakukan oleh Thoha (1991:68) yang
mengatakan bahwa kinerja individu sangat ditentukan oleh karakteristikkarakteristik individu seperti kemampuan, kebutuhan, kepercayaan, pengalaman,
dan pengharapan. Sedangkan karakteristik organisasi birokrasi adalah hirarki,
tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem reward dan sistem kontrol.
Interaksi antara karakteristik individu dan karakteristik organisasi akan
melahirkan perilaku organisasi sekaligus kinerja organisasi.
2. Konsep Pelayanan
Fungsi utama pemerintah daerah adalah penyediaan pelayanan publik
bagi masyarakat daerah bersangkutan. Oleh sebab itu optimalisasi pelayanan
publik yang efisien dan efektif menjadi perhatian utama pemerintah daerah agar
dapat menyajikan pelayanan publik yang prima bagi masyarakat, dan masyarakat
juga semakin kritis untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal dari
pemerintah.

10

Pengertian pelayanan menurut Supriyanto (1998:44) menyatakan bahwa :


Yang dimaksud dengan pelayanan adalah segala kegiatan yang dilaksanakan
perangkat instansi pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, BUMN, BUMD
dalam rangka memproses, mengurus maupun menyediakan barang, fasilitas dan
jasa pelayanan sesuai tugas dan fungsinya untuk memenuhi kepentingan
masyarakat berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan yang memadai sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, hal ini menuntut adanya pelayanan manajemen
yang baik sehingga didalam pengelolaan layanan publik tersebut dapat memenuhi
harapan masyarakat. Organisasi yang baik adalah yang selalu berorientasi pada
pelayanan publik, dimana hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan
sistem informasi yang memungkinkan organisasi dapat mengetahui sejauh mana
tanggapan masyarakat atas pelayanan yang mereka terima. Beberapa cara untuk
mengetahui apakah publik puas atau tidak puas atas pelayanan yang diperoleh
adalah dengan mengadakan survey, diskusi, fokus group atau interview (Achsan,
2003:91).
Pelayanan publik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa (Pamuji, 1994:21). Hal tersebut
mengandung makna bahwa pemerintah melalui berbagai institusi yang
dimilikinya untuk dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatannya dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan akan barang dan jasa yang
menjadi kebutuhan dasar maupun kebutuhan lainnya.

11

E. Definisi Operasional.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal.
Menutur Hadari Nawawi dan H.M Martini Hadari (1992 : 45) variabel tunggal
adalah variabel yang hanya mengungkapkan variabel unutk dideskripsikan unsur
atau faktor-faktor didalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut. Jadi
yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah kinerja aparat kecamatan
dengan indikator-indikatornya antara lain :
1. Kualitas kerja, yaitu hasil kegiatan yang dilakukan mendekati sempurna,
dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan kegiatan dalam
memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu kegiatan.
2. Kuantitas kerja, yaitu jumlah atau target yang dihasilkan dinyatakan dalam
istilah unit jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Pengetahuan dan ketrampilan, yaitu pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki oleh pegawai dari suatu organisasi.
4. Komunikasi, yaitu hubungan atau interaksi dengan sesama rekan kerja dalam
organisasi atau dengan masyarakat pengguna layanan.
5. Keandalan kerja, yaitu terlihat pada saat bekerja, apakah dapat melakukan
pekerjaan tersebut dengan mengikuti instruksi pimpinan, dapat berhati-hati
dalam bekerja serta mempunyai inisiatif yang tinggi.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu dengan cara penggambaran atau penyandaran atas seluruh rangkaian
kegiatan penelitian, sejak dari tahap proses pencarian data, analisis data dan
proses penarikan kesimpulan. Sedangkan jenis penelitian ini adalah kualitatif,

12

dengan menggunakan metoda rancangan penelitian survei terhadap aparat


kecamatan Namlea Kabupaten Buru.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah desa Namlea kecamatan Namlea Kabupaten
Buru, dengan objek penelitian pada Kantor Kecamatan Namlea Kabupaten
Buru. Adapun waktu penelitian dilaksanakan setelah proposal ini selesai
diseminarkan.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Sakaran (1992 : 40), populasi menunjukkan kelompok/group
ari orang-orang, peristiwa atau barang yang diamati oleh peneliti untuk
diselidiki. Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan obyek yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah pegawai pada

Kantor

Kecamatan Namlea Kabupaten Buru dan masyarakat kecamatan Buru yang


pernah menggunakan jasa pelayanan pada Kantor Kecamatan Namlea
Kabupaten Buru. Berdasarkan karakteristik di atas, ternyata jumlah populasi
yang ada di lingkungan Kantor Kecamatan Namlea berjumlah 19 (sembilan
belas) orang pegawai, sedangkan jumlah masyarakat Kecamatan Namlea
berjumlah 8.450 KK.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Karena jumlah populasi dari pegawai pada

Kantor

Kecamatan Namlea Kabupaten Buru dan masyarakat kecamatan Buru tidak

13

terlalu besar maka dalam penelitian ini digunakan sensus sampling dengan
mengambil seluruh populasi menjadi sampel (responden). Sedangkan sampel
dari masyarakat kecamatan Buru yang pernah menggunakan jasa pelayanan
pada Kantor Kecamatan Namlea Kabupaten Buru hanya diambil 50 orang
yang terdiri dari masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,
tokoh pemuda dan masyarakat umum).
4. Jenis Data dan Sumber Data
Adapun jenis-jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden dengan
menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi. Data ini berkaitan
dengan kinerja aparat kecamatan dalam memberikan pelayanan
administrasi

kepada

masyarakat

berdasarkan

persepsi

responden

(individu) yang dituangkan dalam daftar pernyataan (statement) yang


disusun secara sistematis berdasarkan variabel dan indikator kinerja.
b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari Kantor Kecamatan
Namlea. Jenis data sekunder yang dibutuhkan adalah: data pegawai; jenis
pendidikan, pangkat/golongan, dan lain-lain.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Kuesioner

14

Suatu penelitian mengenai suatu masalah yang dilakukan dengan jalan


mengedarkan suatu pertanyaan berupa formulir, diajukan secara tertulis
kepada responden untuk mendapatkan jawaban tertulis.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan pada pegawai Kantor Kecamatan Namlea
Kabupaten Buru untuk lebih mengetahui lebih detil tentang kemampuan
kinerja aparat kecamatan Namlea.
c. Observasi
Suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan
gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Metode ini
digunakan untuk mengamati keadaan responden yang tidak secara mudah
dapat ditangkap melalui metode wawancara dan kuesioner. Dari sini dapat
diketahui keadaan sebenarnya dari kegiatan kerja sehari-hari responden.
d. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang ada pada instansi
atau lembaga yang relevan untuk menyusun deskriptif wilayah penelitian
6. Teknik Analisa Data
Tahapan pengolahan data setelah terkumpul dari responden adalah :
a. Editing, yaitu peneliti memeriksa seluruh kuesioner yang terkumpul dari
responden untuk memastikan kecocokan pengisian sesuai dengan
petunjuk pengisian, termasuk disini mengecek kembali ke responden bila
ada jawaban yang belum jelas.

15

b. Pengkodean nomor responden untuk memudahkan tabulasi data pada


tahap berikutnya.
c. tabulasi data, yaitu mencatat semua jawaban responden mulai dari
responden pertama sampai responden terakhir. Dari hasil tabulasi data ini
diperoleh skor berdasarkan Skala Likert berdasarkan variabel-variabel
penelitian.
d. langkah selanjutnya adalah mencari Persentase dari pengukuran Skala
Likert dengan rumus yang digunakan adalah:
Persentase, P

F
x 100%
N

Dimana :
P

= Presentase

F = Frekwensi jawaban responden


N = Jumlah responden yang menjawab setiap item pertanyaan.
e. Dari perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan sesuai dengan
persepsi responden untuk masing-masing indikator. Semua hasil
pengolahan data tersebut selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif
kualitatif.
I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan ini maka penulis membagi dalam lima Bab,
yaitu :
BAB I

: Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar


belakang masalah, perumusan masalah dan pembatasan masalah,

16

tujuan dan kegunaan penulisan, kerangka teori/konseptual, defenisi


variabel, dan metode penelitian.
BAB II : ada bab tinjauan teori/pustaka, merupakan kajian teori dari berbagai
literatur yang berhubungan atau berkaitan dengan substansi masalah
yang dibahas/diteliti.
BAB III : Merupakan bab yang berisi deskripsi gambaran umum lokasi
penelitian/deskripsi objek penelitian, yang menggambarkan secara
aktual tentang keadaan yang terjadi atau yang ada di lokasi
penelitian berdasarkan keadaan data yang sebenarnya.
BAB IV : adalah bab hasil penelitian dan pembahasan, dimana dalam bab ini
disajikan temuan hasil-hasil penelitian, analisis dan interprestasi
yang taat asas dengan masalah dan tujuan penelitian.
BAB V : Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

17

DAFTAR PUSTAKA

Achsan, M., 2003. Reformasi Pelayanan Publik, Ghalia, Jakarta, 2003.


Gaspersz, Vincent, 1997. Manajemen Kualitas (Penerapan Konsep-konsep Kualitas
Dalam Manajemen Bisnis Total), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Prawirosentono, Suyadi, 1999. Kebijaksanaan Kinerja Karyawan (Kiat Membangun
Organisasi Kompetitif Menjalang Perdagangan Bebas Dunia), BPFE,
Yogyakarta.
Senge, Peter, M., 1997. The Fifth Dicipline (The Art and Practice of the Learning
Organization), Doubleday Dell Publishing Group.
Soeling, Pantius D., 1997. Pemberdayaan SDM untuk Peningkatan Pelayanan, dalam
Bisnis Birokrasi No. 2/Vol III/Agustus/1997.
Supriyanto, Eko dan Sugiyanti, Sri, 1998, Operasionalisasi Pelayanan Prima,
Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta.
Thoha, Miftah, 1991. Perspektif Perilaku Birokrasi (Dimensi-Dimensi Prima Ilmu
Administrasi Negara), jilid II, Rajawali Press, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Widodo, Joko, 2001. Good Governance : Telaah dari Dimensi Akuntabilitas dan
Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Insan
Cendekia, Surabaya.

18

KEMAMPUAN KINERJA APARAT KECAMATAN DALAM MEMBERIKAN


PELAYANAN ADMINISTRASI KEPADA MASYARAKAT DI KANTOR
KECAMATAN NAMLEA KABUPATEN BURU

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

LA ODE HUSNI
NIM : 2007-22-066

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS PATTIMURA
AM B O N
2011

19

LEMBARAN PENGESAHAN

Rancangan Penelitian Skripis dengan judul : Kemampuan Kinerja Aparat


Kecamatan dalam Memberikan Pelayanan Administrasi Kepada Masyarakat di
Kantor Kecamatan Namlea Kabupaten Buru, atas nama :
Nama Mahasiswa

: La Ode Husni

NIM

: 2007 22 066

Program Studi

: Ilmu Administrasi Publik

Jurusan

: Administrasi Publik

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Setelah dibaca dan diperiksa dengan seksama dan mendapat persetujuan Ketua
Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pattimura, untuk diikutsertakan/tidak diikutsertakan dalam Seminar
Proposal oleh Panitia Seminar Proposal Penelitian.

Ambon,

Oktober 2011

Menyetujui
Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik,

Drs. David Titawano. M.Si


NIP. 1957 2201 1987 031 002

20

Lampiran

KUESIONER PENELITIAN
Bapak/Ibu yang terhormat,
Dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu (S1) saya pada Program Studi Ilmu
Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pattimura Ambon, saya bermaksud mengadakan penelitian guna menyusun skripsi
dengan judul : Kemampuan Kinerja Aparat Kecamatan dalam Memberikan
Pelayanan Administrasi Kepada Masyarakat di Kantor Kecamatan Namlea
Kabupaten Buru
Dalam penelitian ini Bapak/Ibu ditetapkan sebagai responden, oleh karena itu saya
mohon bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kusioner ini. Semua materi atau isi
kuesioner semata-mata hanya untuk tujuan studi dan kerahasiaannya yang berkaitan
dengan isi angket ini akan saya jaga sepenuhnya.
Kuisioner ini mohon dapat dijawab dengan melingkari atau menandai pada jawaban
yang anda pilih, dan kiranya jawaban kuisioner ini dapat dikembalikan kepada kami
dalam waktu tidak begitu lama.
Pada kesempatan yang baik ini peneliti juga mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas kesediaan Bapak/Ibu, yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi
angket ini. Peneliti mohon maaf apabila ada pertanyaan yang kurang berkenan di hati
Bapak / Ibu / Saudara.
Atas kerja sama dan bantuannya, kami sampaikan terima kasih

Hormat kami,

LA ODE HUSNI
NIM : 2007-22-066

21

Petunjuk Pengisian
1. Isilah Identitas (data diri responden) Bapak/Sdr dengan benar dan lengkap pada
tempat yang telah disediakan.
2. Isilah semua nomor dalam kuesioner ini dan jangan sampai ada yang terlewatkan.
3. Jawablah pertanyaan dalam kuesioner ini sesuai dengan apa yang Bapak/Sdr
rasakan dan alami saat ini.
4. Jawablah setiap bagian kuesioner sesuai dengan petunjuk pengisian yang ada.
5. Kuisioner ini mohon dapat dijawab dengan melingkari atau menandai pada
jawaban yang anda pilih.
6. DaftarPertanyaanini hanya merupakanpointpoint pertanyaanberdasarkan
temapenelitian.Perinciannyadalambentukpertanyaanyangdiajukankepada
informandikembangkandilapangan.
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama (jika berkenan)

2. Jenis Kelamin

: L / P*)

3. Umur

: ....... (tahun)

4. Status Perkawinan

: Kawin / Belum Kawin*)

5. Alamat

Ket. *) Coret yang tidak perlu


**) Hanya diisi oleh Pegawai/aparat Kecamatan

22

II. DAFTAR PERTANYAAN


(Untuk Karyawan/Pegawai Kantor Kecamatan Namlea)

1.

Menurut Bapak/Ibu, apakah dalam memberikan pelayanan yang diberikan


sudah sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna ?
a.Ya, sesuai dengan keinginan masyarakat
b. Cukup sesuai dengan keinginan masyarakat
c.Tidak sesuai dengan keinginan masyarakat

2.

Seberapa seringkah masyarakat melakukan komplain terhadap pelayanan para


pegawai di Kantor Camat Namlea?
a.Sangat sering melakukan komplain
b. Kadang-kadang saja melakukan komplain
c.Tidak pernah melakukan komplain

3.

Menurut Bapak/Ibu apakah pekerjaan seseorang dalam melaksanakan tugasnya


harus memiliki kualitas ?
a.Ya, harus memiliki kualitas
b. Perlu memiliki kualitas
c.Tidak perlu memiliki kualitas

4.

Apakah Bapak/Ibu merasa puas dengan pelayanan yang diberikan ?


a.Ya, merasa puas
b. Belum merasa puas
c.Tidak merasa puas

5.

Apakah setiap pelayanan selalu dapat Bapak/Ibu diselesaikan dengan tepat


waktu ?
a.Ya, selalu tepat waktu
b. Kadang-kadang saja tepat waktu, kadang-kadang tidak tepat waktu
c.Tidak pernah tepat waktu

6.

Terkait dengan waktu kerja, seberapa seringkah Bapak/Ibu datang terlambat ke


kantor ?
a.Sangat sering terlambat masuk kantor
b. Kadang-kadang saja terlambat masuk kantor
c.Tidak pernah terlambat masuk kantor

7.

Dalam melayani masyarakat, menurut Bapak/Ibu sudah sesuai dengan


mekanisme dan prosedur yang berlaku?
a.Ya sudah sesuai dengan mekanisme
b. Kadang sesuai dan kadang belum sesuai dengan mekanisme
c.Tidak sesuai dengan mekanisme

23

8.

Menurut Bapak/Ibu, apakah fasilitas kantor yang tersedia bisa mendukung


pelayanan kepada masyarakat?
a.Ya, Sangat mendukung
b. Cukup mendukung
c.Tidak mendukung

9.

Komponen apa sajakah yang dianggap masih kurang sehingga menghambat


pelayanan pada umumnya di Kantor Kecamatan Namlea ?
a.Kualitas Sumber Daya Manusia
b. Kuantitas Sumber Daya Manusia
c.Sarana/Fasilitas Kantor
d. Dana Operasional Kantor

10.

Ketika salah seorang pegawai berhalangan hadir atau mendapat tugas/dinas


ke luar, apakah tugas pegawai tersebut didelegasikan kepada pegawai lain
untuk memberikan pelayanan?
a. Ya, tugasnya didelegasikan ke pegawai lainnya
b. Kadang-kadang tidak didelegasikan dan menunggu kembalinya pegawai
yang bersangkutan.
c. Tugasnya tidak pernah didelegasikan ke pegawai lainnya.

11.

Apakah Pegawai yang menggantikan bisa memberikan pelayanan dengan


segera?
a.Ya, pelayanan diberikan dengan segera
b. Kadang-kadang pelayanan diberikan dengan segera, kadang-kadang tidak
c.Tidak, pelayanan tidak diberikan dengan segera

12.

Apakah para pegawai di Kantor Camat Namlea memahami uraian tugas mereka
masing-masing?
a.Ya, Semua pegawai sangat memahami uraian tugas mereka
b. Sebagian besar pegawai saja yang sangat memahami uraian tugas mereka
c.Hanya sebagian kecil pegawai yang memahami uraian tugas mereka
d. Semua pegawai tidak memahami uraian tugas mereka secara baik dan benar

13.

Seberapa baikkah respon Bapak/Ibu terhadap kebutuhan masyarakat ketika


memerlukan pelayanan dengan segera ?
a. Sangat baik dalam merespon kebutuhan masyarakat yang memerlukan
pelayanan segera.
b. Baik dalam merespon kebutuhan masyarakat yang memerlukan pelayanan
segera.
c. Cukup baik dalam merespon kebutuhan masyarakat yang memerlukan
pelayanan segera.
d. Tidak baik dalam merespon kebutuhan masyarakat yang memerlukan
pelayanan segera.

24

14.

Seberapa baikkah sikap penerimaan Bapak/Ibu


masyarakat ketika menemui kendala?
a.Sangat baik dalam menerima keluhan masyarakat
b. Baik dalam menerima keluhan masyarakat
c.Cukup baik dalam menerima keluhan masyarakat
d. Tidak baik dalam menerima keluhan masyarakat

menghadapi keluhan

15. Bagaimana komitmen kerja Bapak/Ibu dalam melaksanakan fungsi dan


tanggung jawab yang diemban Bapak/Ibu ?
a.Komitmen kerja sangat tinggi
b. Komitmen kerja cukup tinggi
c.Komitmen kerja rendah

25

III.DAFTAR PERTANYAAN
1.

Menurut Bapak/Ibu, apakah pegawai di Kantor Kecamatan Namlea dalam


memberikan pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan keinginan
masyarakat pengguna ?
a.Ya, sesuai dengan keinginan masyarakat
b. Cukup sesuai dengan keinginan masyarakat
c.Tidak sesuai dengan keinginan masyarakat

2.

Sepengetahuan Bapak/Ibu, seberapa seringkah masyarakat melakukan


komplain terhadap pelayanan para pegawai di Kantor Kecamatan Namlea?
a.Sangat sering melakukan komplain
b. Kadang-kadang saja melakukan komplain
c.Tidak pernah melakukan komplain

3.

Menurut Bapak/Ibu apakah pekerjaan seseorang dalam melaksanakan tugasnya


harus memiliki kualitas ?
a. Ya, harus memiliki kualitas
b. Perlu memiliki kualitas
c. Tidak perlu memiliki kualitas

4.

Apakah Bapak/Ibu merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pegawai
di Kantor Kecamatan Namlea ?
a. Ya, merasa puas
b. Belum merasa puas
c. Tidak merasa puas

5.

Menurut Bapak/Ibu, apakah dalam setiap pelayanan yang diberikan pegawai di


Kantor Kecamatan Namlea selalu dapat diselesaikan dengan tepat waktu ?
a.Ya, selalu tepat waktu
b. Kadang-kadang saja tepat waktu, kadang-kadang tidak tepat waktu
c.Tidak pernah tepat waktu

6.

Menurut Bapak/Ibu terkait dengan waktu kerja, seberapa seringkah pegawai di


Kantor Kecamatan Namlea datang terlambat ke kantor ?
a. Sangat sering terlambat masuk kantor
b. Kadang-kadang saja terlambat masuk kantor
c. Tidak pernah terlambat masuk kantor

7.

Dalam melayani masyarakat di Kantor Kecamatan Namlea, menurut Bapak/Ibu


apakah sudah sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku?
a.Ya sudah sesuai dengan mekanisme
b. Kadang sesuai dan kadang belum sesuai dengan mekanisme
c.Tidak sesuai dengan mekanisme

26

8.

Menurut Bapak/Ibu, apakah fasilitas kantor yang tersedia di Kantor


Kecamatan Namlea bisa mendukung pelayanan yang optiomal kepada
masyarakat?
a.Ya, Sangat mendukung
b. Cukup mendukung
c.Tidak mendukung

9.

Komponen apa sajakah yang dianggap masih kurang sehingga menghambat


pelayanan pada umumnya di Kantor Kecamatan Namlea ?
a.Kualitas Sumber Daya Manusia
b. Kuantitas Sumber Daya Manusia
c.Sarana/Fasilitas Kantor
d. Dana Operasional Kantor

10. Ketika salah seorang pegawai berhalangan hadir atau mendapat tugas/dinas
ke luar, apakah tugas pegawai tersebut didelegasikan kepada pegawai lain
untuk memberikan pelayanan?
a. Ya, tugasnya didelegasikan ke pegawai lainnya
b. Kadang-kadang tidak didelegasikan dan menunggu kembalinya pegawai
yang bersangkutan.
c. Tugasnya tidak pernah didelegasikan ke pegawai lainnya.
11.

Apakah Pegawai yang menggantikan bisa memberikan pelayanan dengan


segera?
a. Ya, pelayanan diberikan dengan segera
b. Kadang-kadang pelayanan diberikan dengan segera, kadang-kadang tidak
c. Tidak, pelayanan tidak diberikan dengan segera

12. Apakah para pegawai di Kantor Kecamatan Namlea memahami uraian tugas
mereka masing-masing?
a. Ya, Semua pegawai sangat memahami uraian tugas mereka
b. Sebagian besar pegawai saja yang sangat memahami uraian tugas mereka
c. Hanya sebagian kecil pegawai yang memahami uraian tugas mereka
d. Semua pegawai tidak memahami uraian tugas mereka secara baik dan benar
13. Seberapa baikkah respon pegawai di Kantor Kecamatan Namlea terhadap
kebutuhan masyarakat ketika memerlukan pelayanan dengan segera ?
a. Sangat baik dalam merespon kebutuhan masyarakat yang memerlukan
pelayanan segera.
b. Baik dalam merespon kebutuhan masyarakat yang memerlukan pelayanan
segera.
c. Cukup baik dalam merespon kebutuhan masyarakat yang memerlukan
pelayanan segera.
d. Tidak baik dalam merespon kebutuhan masyarakat yang memerlukan
pelayanan segera.

27

14.

Seberapa baikkah sikap penerimaan pegawai di Kantor Kecamatan Namlea


menghadapi keluhan masyarakat ketika menemui kendala?
a. Sangat baik dalam menerima keluhan masyarakat
b. Baik dalam menerima keluhan masyarakat
c. Cukup baik dalam menerima keluhan masyarakat
d. Tidak baik dalam menerima keluhan masyarakat

15.

Bagaimana komitmen kerja pegawai di Kantor Kecamatan Namlea dalam


melaksanakan fungsi dan tanggung jawab mereka ?
a.Komitmen kerja sangat tinggi
b. Komitmen kerja cukup tinggi
c.Komitmen kerja rendah

28

DATA YANG DIBUTUHKAN


1. Profil Kantor Kecamatan Namlea
Keadaan Pegawai (Jumlah, Umur, Pendidikan, Status Kepegawaian,
Status Perkawinan, dll)
Struktur Organisasi
Tupoksi berdasar Struktur Organisasi.
Sarana/Prasarana yang dimiliki
2. Gambaran Umum Kecamatan Namlea
Letak Geografis
Kependudukan
Potensi Wilayah
Sarana-prasarana umum
dll

Anda mungkin juga menyukai