Anda di halaman 1dari 27

DRAF SKRIPSI

Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
Judul Skripsi

:
:
:
:
:

Wa Raida Co
090303007
Dakwah Komunikasi Penyiaran Islam
Dakwah dan Ushuluddin
Persepsi Masyarakat Desa Waiheru terhadap Acara Golden
Ways di Metro TV

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal pokok yang dilakukan manusia dalam keseharian,
untuk mengetahui dan mengungkap berbagai gejala sosial dalam suatu interaksi
sosial. Salah satu saluran yang digunakan

manusia dalam berinteraksi dengan

lingkungannya, yaitu menggunakan media massa seperti televisi. Televisi sebagai


ruang publik yang menyoroti dan menyikapi berbagai stimuli disajikan melalui
berbagai program berita (news), program pendidikan dan hiburan, seperti infotainment yang dikemas dalam bentuk berita. Hal tersebut dimungkinkan karena
televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang dapat sekaligus
menggabungkan penayangan yang bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Skomis diacu dalam Syahputra, jika dibandingkan
dengan media massa lainnya (radio, suratkabar, majalah dan buku), maka televisi
mempunyai sifat istimewa yang dapat menggabungkan tayangan informatif, hiburan
maupun pendidikan.1
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi komunikasi
semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi komunikasi memudah-

I. Syahputra, Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi


(Yogyakarta : Pilar Media, 2006), h.27

2
kan setiap orang untuk mengakses segala bentuk informasi dan hiburan. Hal ini dapat
diperoleh melalui media massa seperti media cetak maupun media elektronik yang
sangat digemari oleh masyarakat yaitu televisi.
Saat ini perkembangan dunia komunikasi terutama industri pertelevisian di
Indonesia mengalami kemajuan yang pesat terlihat dari banyaknya stasiun televisi
baru yang bermunculan. Berbagai televisi saling bersaing satu sama lain untuk
menarik minat dari target audiencenya dan mempertahankan penonton setia dengan
menawarkan berbagai tayangan yang menarik dan kreatif yang dikemas dengan
sedemikian rupa sesuai dengan target audience dari masing-masing televisi tersebut.
Dengan semakin banyaknya televisi yang hadir di Indonesia, semakin banyak
pula ragam tayangan yang disajikan. Setiap televisi menciptakan tayangan-tayangan
yang menarik baik berupa informasi berita, hiburan, acara musik, olahraga, dan lain
sebagainya. Televisi sebagai media sarana hiburan ternyata juga dapat membawa
pada hal-hal yang negatif dari acara yang ditayangkan. Hal ini biasanya membawa
dampak pada pola perilaku dan kebiasaan penontonnya. Sebagai contoh acara
sinetron yang menayangkan adegan kekerasan mudah dicontoh baik oleh orang
dewasa maupun anak kecil dengan mudah meniru apa yang disajikan oleh tayangan
tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak karena tayangan
televisi sekarang mulai menjadi hal negatif dari membuat orang malas bekerja
sampai mencontoh tayangan yang negatif.
Namun di sisi lain ada tayangan televisi yang membawa pengaruh yang positif
bagi penontonnya salah satunya yaitu program acara Mario Teguh Golden Ways
yang ditayangkan di Metro TV. Target program acara ini yaitu orang dewasa khususnya para pekerja dengan tema yang menarik setiap episodenya. Acara ini dibawakan

3
oleh seorang motivator handal yaitu Mario Teguh. Ia dapat memotivasi penontonnya
melalui kata-kata, kalimat, dan quotes yang ia sampaikan.
Alasan penulis memilih program acara ini sebagai topik skripsi karena penulis
melihat bahwa acara tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam diri penontonnya,
khususnya pekerja untuk memotivasi mereka dalam kehidupan sehari-hari terutama
dalam bekerja. Acara ini selain dapat memberikan perubahan pada pola pikir dan
perilaku penontonnya juga dapat mempengaruhi sisi psikologis dari penontonnya.
Banyak nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam program acara ini. Pemilihan topik
yang disampaikan benar-benar selektif dan penting untuk dibahas. Mario Teguh
sebagai host dan motivator dalam acara ini mampu memposisikan dirinya sebagai
seorang motivator yang dapat dipercaya oleh penontonnya sebagai pemberi inspirasi
dan motivasi yang handal dan dapat dipercaya. Acara Golden Ways memang diyakini
dapat memotivasi setiap penontonnya sehingga hampir semua orang dengan
menyaksi-kan acara ini memperoleh hasil positif yang dapat diterapkan dalam
kehidupan terutama dalam meningkatkan motivasi dalam bekerja melalui penanaman
nilai-nilai moral yang disampaikan. Acara ini juga memiliki banyak unsur edukatif
yang disampaikan disetiap episodenya dan juga memiliki unsur pesan yang bersifat
moral dan memotivasi.
Penulis melihat Mario Teguh sebagai sosok yang mampu membawakan setiap
tema acara dengan baik dan dengan keahliannya dalam mengolah kata sehingga
menarik bagi penontonnya. Ia merupakan seorang komunikator yang dapat
membawa perubahan besar diberbagai aspek kehidupan. Program acara Mario Teguh
Golden Ways merupakan salah satu program acara televisi yang bersifat informatif

4
dan edukatif. Program acara ini dibuat untuk memotivasi penontonnya melalui katakata yang disampaikan oleh sang motivator Mario Teguh.
Yang menarik dari acara Mario Teguh Golden Ways yaitu penyampaian
bahasanya yang menarik dan mudah dimengerti oleh penontonnya, sehingga isi pesan
moral, edukatif, dan pengetahuannya dapat diserap. Banyak pesan nilai moral dan
makna tersirat yang dapat diambil dari program acara tersebut. Mario Teguh
memiliki kata kunci yang selalu ia gunakan dalam setiap penampilannya dalam
acara Mario Teguh Golden Ways yaitu Super. Semakin hari tayangan ini semakin
diminati oleh masyarakat, hal itu dapat dilihat dari jumlah penonton yang menonton
langsung di studio Metro TV. Selain banyaknya jumlah penonton yang semakin hari
semakin memadati studio Metro TV, jumlah penggemar dari Mario Teguh pun luar
biasa di dunia maya. Dalam akun facebooknya, Mario Teguh memiliki lebih dari 3,5
juta penggemar serta tidak kurang dari lima ribu komentar-komentar positif setiap
harinya dicantumkan di setiap kata-kata bijaksana yang selalu diperbaharui di
halaman akunnya.
Berangkat dari pemikiran dan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk
menuangkannya dalam rencana penulisan skripsi berjudul Persepsi Masyarakat
Desa Waiheru terhadap Acara Golden Ways di Metro TV.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok pikiran di atas, maka permasalahan pokok yang diajukan
adalah bagaimanakah persepsi masyarakat desa Waiheru terhadap acara Golden Ways
di Metro TV ?

5
2. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan dalam pembahasan nanti serta lebih
mengena pada substansi permasalahan, maka dalam penulisan ini penulis membatasi
masalah hanya pada persepsi masyarakat desaWaiheru yang tergolong sering
menyaksikan acara Golden Ways di Metro TV.
C. Pengertian Judul dan Defenisi Operaisonal
Di bawah ini akan diuraikan pengertian kata yang terdapat dalam draf skripsi
yang dianggap kurang jelas sehingga akan lebih mempermudah pemahaman dan
dapat memberikan gambaran tentang yang akan diuraikan pada pembahasan
berikutnya :
Persepsi menurut Desiderato adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

dan menafsirkan

pesan. Persepsi ialah pemberian makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).2
Golden Ways merupakan salah satu program acara ini yang ditayangkan Metro
TV dimana acara yang bertujuan memberikan motivasi

kepada

penontonnya

dengan target penonton yaitu orang dewasa khususnya para pekerja dengan tema
yang menarik setiap episodenya. Acara ini dibawakan oleh seorang motivator handal
yaitu Mario Teguh. Ia dapat memotivasi penontonnya melalui kata-kata, kalimat, dan
quotes yang ia sampaikan.
Metro TV adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia yang didirikan oleh
PT Media Televisi Indonesia yang resmi mengudara sejak 25 November 2000 di
Jakarta.

h.126

Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1985),

D. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Menurut beberapa ahli, seperti yang diungkapkan oleh Desiderato yang dikutip
oleh Rachmat menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Selain itu, persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi yang melibatkan
sensasi, atensi, ekspetasi, motivasi, dan memori. 3 Ditambahkan Rachmat bahwa
persepsi ialah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi
memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli)4.
Secara etimologi, persepsi atau dalam Bahasa Inggris perception berasal dari
bahasa Latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang
melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sedangkan menurut
DeVito, persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus
yang mempengaruhi indera kita.5
Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti
komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik
dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak jelas
3

Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), h.51


Jalaluddin Rachmat, Ibid., h.51
5
Joseph, A. Devito, Komunikasi antar Manusia (Jakarta : Profesional Books, Jakarta, 1997),
4

h.75.

7
pada defenisi John R. Wenburg dan Willian W. Wilmot: persepsi dapat didefenisikan
sebagai cara organisme memberi makna atau defenisi Rudolph F. Verderber:
Persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi.6
Salah satu pandangan yang dianut

secara

luas

menyatakan bahwa

psikologi sebagai telaah ilmiah, berhubungan dengan unsur dan proses yang
merupakan perantara ransangan diluar organisme dengan tanggapan fisik organisme
yang dapat diamati terhadap ransangan. Menurut rumusan ini, yang dikenal dengan
teori ransangan-tanggapan (stimulus-respons/SR), persepsi merupakan bagian dari
keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah ransangan diterapkan
kepada manusia. Subproses psikologis adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran.
Hal ini sejalan dengan pendapat Woodworth dan Marquis, 1957 dalam Walgito
(199), mengatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
penginderaan. Penginderaan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak berhenti disitu
saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat
susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu
proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan
merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi
setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya
melalui alat indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan
dunia luarnya.7.

Stimulus
6
7

yang

mengenai

individu

itu

kemudian

diorganisasikan,

Dedy Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung, Rosda, 2005), h.167
Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta : CV. Andi, 1999), h.53

8
diinterpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya itu.
Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi. Persepsi adalah suatu proses
pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera (Drever
dalam Sasanti, 2003)8. Di samping itu menurut Moskowitz dan Orgel (1969),
persepsi itu merupakan proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang
diterimanya9.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses
peng-organisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh
organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan
aktivitas yang integrated dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang
intergrated, maka seluruh pribadi, suluruh apa yang ada dalam diri individu
ikut aktif berperan dalam persepsi itu. Dengan persepsi individu dapat menyadari,
dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang
keadaan diri individu yang bersangkutan (Davidoff, 1981).10.
Jadi dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi, stimulus dapat datang dari
luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang
disebut persepsi diri (self-perception). Persepsi merupakan aktivitas yang
integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan,
pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada
dalam diri individu akan ikut perperan dalam persepsi tersebut.
Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu

8
Bartol, Pengertian Persepsi, http://teori-psikologi.blogspot.com/2014/02 /pengertianpersepsi.html.
9
Bimo Walgito, Op.cit h.54
10
Bimo Walgito, Ibid, h. 54

9
sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan
berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi
antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut
memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individual (Davidoff,
1981)11.
William James menyatakan persepsi terbentuk atas dasar data-data yang
diperoleh dari lingkungan yang diserap indera kita, serta sebagian lainnya diperoleh
dari pengolahan ingatan (memory) kita (diolah kembali berdasarkan pengalaman
yang kita miliki)12.
Terkait tujuan penelitian ini, maka dalam penelitian ini variabel persepsi
masyarakat meliputi : 1) Pengenalan, yakni pengenalan masyarakat terhadap acara
Golden Ways yang disiarkan di Metro TV; 2) Penalaran, yakni proses berfikir oleh
masyarakat yang menuju pada penarikan kesimpulan; 3) Perasaan, yakni pengakuan
diri terhadap kesamaan rasa; 4) Tanggapan,

yakni pandangan

yang

diberikan

oleh masyarakat terhadap acara reality show Golden Ways


b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang juga sangat ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
fungsional dan struktural13.
1) Faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal
Yang termasuk faktor ini antara lain kebutuhan individu, pengalaman, usia,
masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif.
Misalnya bila orang menonton televisi untuk mencari informasi dan orang
11

Bimo Walgito, Loc.cit. h.54


Isbandi Rukminto, Psikologi Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 1994). h. 105
13
Bartol, Op.cit.
12

10
menonton televisi untuk mencari hiburan duduk di depan televisi, yang pertama
akan menonton program berita dan program seni budaya, yang kedua akan
menonton program sinetron atau info-tainment. Kebutuhan bilogis menyebabkan
persepsi yang berbeda.
2) Faktor struktural atau faktor dari luar individu
Yang termasuk faktor ini yaitu lingkungan keluarga, hukum-hukum yang
berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat14. Misalnya, jika si A, yang senang
talkshow, ketika menonton program talkshow, ditemukan isi beritanya
membicarakan kisah sukses seorang tokoh, si A akan menganggap talkshow
merupakan program yang unik dan bergengsi, walaupun isi beritanya hanya
membicarakan kisah sukses seorang tokoh. Tetapi, jika si B, yang kontra terhadap
talkshow, ketika menonton program talkshow, program TV yang unik dan
bergengsi, ditemukan isi beritanya membicarakan kisah sukses seorang tokoh, si
B akan

segera memberi komentar, program talkshow tidak unik dan tak

bergengsi, apalagi isi beritanya hanya membicarakan kisah sukses seorang


tokoh. Karena si B berteman baik dengan si A maka bisa tentu si B akan
berpengaruh menjadi suka dengan talkshow karena pengaruh si A, begitu juga
sebaliknya. Tentunya persepsi tidak muncul dengan sendirinya melainkan karena
ada faktor-faktor tersebut. Sehingga akan muncul sebuah keputusan mengenai
sesuatu objek. Melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut.
c. Relevansi Persepsi dengan Pemanfaatan Media Massa
Dalam globalisasi media massa dan informasi, dunia menyaksikan peranan
telekomunikasi serta media elektronik yang luar biasa. Media massa merupakan alat
komunikasi yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan
14

Bartol, loc.cit

11
anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat
diterima serentak dan sesaat15. Jenis-jenis media massa yaitu Pers (surat kabar),
Radio, internet televisi dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan media
komunikasi massa adalah setiap alat yang dipergunakan mengadakan pengumuman,
atau menyebarkan sesuatu penerangan/propaganda kepada umum16. Alat komunikasi
yang tertua adalah bahasa, kemudian kemajuan teknik akhirnya berhasil
menyebarkan bahasa itu secara luas, melalui alat-alat komunikasi massa seperti
pers, radio, televisi dan sebagainya17.
Komunikasi

massa

media

televisi

ialah

proses

komunikasi

antara

komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana yaitu televisi18.


Media televisi adalah hasil karya peradapan nilai-nilai budaya modern manusia
dalam kehidupan yang semakin kompleks dan majemuk19.
Menurut Skornis dalam bukunya Television and Society; An Incuest and
Agenda(1965), dibandingkan dengan media massa yang lainnya (radio, surat kabar,
buku, majalah dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa.
Televisi merupa-kan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat
politis, bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari
ketiga unsur tersebut20.

Televisi menciptakan suasana tertentu, yaitu para pemirsanya dapat melihat


sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikannya. Penyampaian isi
15

Budyatna, Peranan Fungsi Media Massa, http://Davidsanjana.wordepres.com/2014/02/21/


peran_fungsi_media_massa, Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2014.
16
Aqib Suminto, Problematika Dakwah, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), h. 53.
17
Aqib Suminto, Ibid, h.54
18
Wawan Kuswandi, Komunikasi Masa; Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1996), h.6
19
Wawan Kuswandi, Ibid, h.101
20
Wawan Kuswandi, Ibid, h.8

12
pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang
disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara
audio dan terlihat secara visual.
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi
berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele)
dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh21.
Televisi adalah media elektronik yang sangat cepat dalam menyajikan berita dan
informasi terkini dan televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru
merupakan medium yang paling kuat pengaruhnya, dalam membentuk sikap dan
kepribadian baru masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan
pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke
wilayah terpencil. Kultur baru yang dibawa oleh televisi dengan sendirinya mulai
bertumbuh pula di masyarakat22.
Sebagian orang menyatakan bahwa terpaan media lebih merupakan kegiatan
yang kebetulan dan amat dipengaruhi faktor eksternal23. Lingkungan eksternal amat
memain-kan peranan yang amat penting dalam menentukan terpaan media. Kita
dapat menonton televisi bila siaran dapat diterima pada pesawat televisi kita.
Walaupun demikian, ini tidak berarti bahwa faktor-faktor personal tidak mempengaruhi penggunaan media. Kita cenderung untuk menyukai media tertentu atau
acara tertentu dari berbagai komunikasi massa yang ada. Dalam hal ini kita
menggunakan media massa dalam motif. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan
oleh media massa. Kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh sumber lain selain media

21

Andry, 2010, Televisi.http//id.wikipedia.org/wiki/. Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2014


Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta : PT. Gramedia Wida
Sarana, 1997), h.1
23
Jalaluddin Rachmat, Op.cit., h. 206
22

13
massa. Kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan hiburan.
Kita mengalami goncangan batin, media massa memberikan kesempatan untuk
melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian, dan media massa berfungsi sbagai
sahabat. Tentu saja hiburan, ketenangan, dan persahabatan dapat diperoleh dari
sumber lain seperti kawan, hobi atau tempat ibadah.
Nordenstreng menyebutkan bahwa motif dasar untuk menggunakan media
adalah kebutuhan akan kontak sosial24. Menurut Wilbur Scramm menyebutkan
empat fungsi media massa dalam memenuhi kebututuhan, yaitu surveillance
(pengawasan lingkungan), correlation (hubungan sosial), hiburan dan transmisi
kultural.25
Citra terbentuk berdasarkan informasi yang diterima. Media massa bekerja
untuk menyampaikan informasi. Bagi khalayak, informasi itu dapat membentuk,
mempertahankan, dan mendefinisikan citra. Media massa datang menyampaikan
informasi tentang lingkungan sosial para selebritis yang kurang pas dengan tatanan
moral dan budaya; televisi menjadi jendela kecil untuk menyaksikan berbagai
peristiwa yang jauh dari jangkauan alat indera kita. Realitas yang ditampilkan media
adalah relitas yang sudah diseleksi, yaitu realitas tangan kedua (second hand
reality)26.
Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh yang lain. Sehingga kita tidak dapat, dan tidak sempat mengecek
peristiwa-peristiwa yang disajikan media, kita cenderung memperoleh informasi itu
semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Akhirnya kita
membentuk citra tentang lingkungan sosial kita berdasarkan realitas kedua yang
24

Jalaluddin Rachmat, Ibid., h. 208


Ibid.
26
Ibid.
25

14
ditampilkan media massa. Karena televisi menyajikan adegan kekerasan, sebagian
penonton televisi mempersepsi lebih banyak orang yang berbuat jahat, lebih merasa
bahwa berjalan sendirian berbahaya, dan lebih berpikir bahwa orang hanya
memikirkan dirinya sendiri.
2. Khalayak Siaran Televisi
Khalayak massa adalah suatu fenomena dalam media khususnya pada abad ke19. Orang-orang beramai-ramai membaca atau menonton produk yang sama. Televisi
memiliki banyak khalayak untuk program acara yang berbeda-beda. Orang-orang
yang sama tidak akan konsisten menonton pro4gram yang sama. Dilain pihak,
terdapat pula tipe-tipe khalayak yang serupa untuk program acara tertentu.
Khalayak tersebut bersifat spesifik dan saling melengkapi : (1) khalayak yang
didefiniskan menurut majalah, rekaman, film tertentu yang akan mereka konsumsi;
(2) terdapat khalayak spesifik untuk suatu tipe produk tertentu seperti majalah
komputer, musik jazz modern dan lain-lain; (3) khalayak yang dispesifikasikan
menurut profil/karakteristik mereka, berdasarkan faktor-faktor seperti usia, kelas,
jenis kelamin, tingkat pendapatan, gaya hidup dan seterusnya (Burton, 2008).
Selain karakteristik khalayak, terdapat pula istilah media exposure, yaitu usaha
untuk mencari data-data khalayak tentang penggunaan media, baik jenis media,
frekuensi maupun durasi. Disamping itu terdapat juga istilah audience rating yang
digunakan untuk mengetahui persepsi khalayak terhadap media, jenis informasi,
format acara, dan komunikator yang menjadi favorit khalayak.
Menurut Caldwell dalam Shanti (2008), khalayak dibedakan ke dalam empat
stage, antara lain seperti : the elite stage, the mass stage, the specialized stage, dan
the interactive stage. The elite audience stage merupakan khalayak yang berada

15
pada skala relatif kecil dan merefleksikan segmentasi dalam komunitas. The mass
audience stage merupakan khalayak yang berada hampir di seluruh populasi
khalayak dengan berbagai segmentasi, sementara The specialized audience stage
adalah khalayak yang tersegmentasi dari suatu khalayak yang memiliki minat yang
sama. Adapun The interactive audience stage merupakan individu yang selektif
terhadap jenis acara apa yang ditontonnya.
Secara garis besar ada dua tipe khalayak massa, yaitu general public
audience dan specialized audience. General public audience merupakan khalayak
yang sangat luas, heterogen dan anonim. Sedangkan specialized audience dibentuk
dari beberapa macam kepentingan bersama anggota-anggotanya sehingga lebih
homogennya. Pada prinsipnya, ada 3 (tiga) sub kelompok dasar khalayak, yaitu the
illiterate, the pragmatis, dan the intellectual. The illiterate merupakan kelompok
khalayak yang lebih tertarik pada media audio visual dengan orientasi pada pesan
superficial dan full action program, mereka kurang berorientasi pada ide. The
pragmatis mencakup khalayak yang senang melibatkan diri pada masyarakat,
memiliki mobilitas cukup tinggi, berpendidikan menengah atas, berpendapatan cukup
dan bergaya hidup modern. Sementara The intellectual merupakan segmen terkecil
dari khalayak massa (Sari, 1993)
Dengan demikian terdapat khalayak yang sangat spesifik untuk programprogram tertentu bagi kaum wanita dan sebaliknya. Mungkin pula terdapat khalayak
yang dideskripsikan untuk materi media yang dianggap menarik perhatian kaum
wanita secara umum atau pria secara umum pula.
Blumer dalam Sari (1993), menegaskan 4 (empat) komponen sosiologis yang
dapat dipertimbangkan sebagai profil/ identitas khalayak massa, yaitu berasal dari

16
berbagai strata sosial (usia, tingkat pendidikan, jabatan, pendapatan, dan gaya idup),
kelompok anonim yang terdiri dari individu-individu yang tidak saling mengenal,
karena secara fisik terpisah maka hanya ada sedikit kemungkinan untuk berinteraksi,
serta tidak terorganisasi sehingga mungkin untuk digerakkan demi kepentingan
tertentu.
3. Talkshow Golden Ways di Metro TV.
Dewasa ini hampir semua kalangan masyarakat sudah mengenal program acara
talkshow. Bagi sebagian orang talkshow merupakan program berbincang- bincang
secara langsung yang diselingi dengan musik. Di Indonesia sendiri sudah banyak
sekali tayangan yang berformat talkshow. Salah satunya adalah Mario Teguh The
Golden Ways.
Sejak 1950-an penonton televisi di Amerika Serikat telah menikmati hiburan
yang ditawarkan talkshow. Program hiburan televisi ini memiliki komponen dasar
yaitu studio televisi, host (pemandu acara) dan wawancara. Bernard M. Timberg
dalam bukunya Television Talk A History of The Televise Talkshow mengungkapkan program talkshow televisi memiliki prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Prinsip pertama, acara tersebut dibawakan oleh seorang host (dibantu sebuah tim
yang bertanggung jawab atas materi, pengarahan dan bentuk acara yang akan
ditampilkan). Dari sudut pemasaran, host dipandang sebagai sebuah label trademark
yang mempunyai nilai jual. Prinsip kedua, mengandung percakapan berisi pesan atau
message. Prinsip ketiga, adalah talkshow merupakan suatu produk atau komoditi
yang berkompeten dengan produk lain. Yang keempat, talkshow merupakan kegiatan

17
industri yang terpadu dengan melibatkan berbagai profesi mulai dari produser acara,
penulis naskah, pengarah acara, penata rias dan rambut, dan bagian marketing.27
Talkshow merupakan suatu sajian perbincangan yang cukup menarik yang
biasanya mengangkat isu-isu yang tengah hangat di masyarakat. Tema yang diangkat
juga bermacam-macam. Mulai dari persoalan budaya, ekonomi, polotik, sampai
olahraga. Banyak orang berasumsi bahwa program talkshow adalah program
berbincang-bincang dan lebih fokus pada wawancara, hal itu dikuatkan dengan
pendapat dari Pane berikut : Talkshow adalah suatu acara perbincangan yang dapat
dilihat melalui siaran televisi. Wawancara tetap menjadi sentral dalam talkshow
dengan segala tipenya. Acara ini biasanya diproduksi oleh sekelompok pekerja
khusus. Para pengisi acara didaftar atau dicatat terlebih dahulu, kemudian para
anggota staf melakukan riset dengan hati-hati terhadap latar belakang tamu mereka
dan melengkapi foto-foto atau film atau apa saja yang perlu diperagakan dalam acara
ini. Sementara music director mempersiapkan musik pengiring. Akhirnya produser
acara yang selalu bergerak cepat, dengan tenang dan hangat mempertunjukkan
talkshow yang menjadi tanggung jawabnya untuk menghibur dan menyenangkan hati
para penonton televisi.28
Berdasarkan kedua pendapat diatas, jika dikaitkan dengan tayangan Mario
Teguh, The Golden Ways dapat dikatakan bahwa tayangan tersebut termasuk kedalam
format talkshow. Banyak masyarakat yang mulai menggemari tayangan format
talkshow karena merupakan tayangan yang langsung dan penonton dapat berinteraksi
langsung dengan pembicara dan langsung memberikan komentarnya.
27

http://www.gumilarcenter.com/makalah/menyikapi%20tayangan%20di%20televisi.pdy.html.
Diakses pada tanggal 20 Pebruari 2014
28
http://netapane.blogspot.com/2008/12/talkshow-televisi.html. Diakses tanggal 20 Pebruari
2014

18
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan melakukan wawancara mendalam pada responden yang telah ditentukan
sebelumnya. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata,
laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang
alami.29 Bogdan dan Taylor dalam Moleong, mengemukakan bahwa metodologi
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dan
wawancara adalah metode yang digunakan peneliti untuk memahami konstrukkonstruk yang digunakan orang-orang yang diwawancarai sebagai dasar untuk
pendapat dan keyakinan mereka mengenai situasi, isu, atau produk tertentu.30
Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah survey, dimana
penelitian survey menurut Sugiono adalah penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil
dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan
hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.31
2. Metode Pengumpulan Data

29

John. W. Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among Five
Traditions (USA : Sage Publication Inc., 1988), h.15
30
Moleong, L.J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
h.18
31
Sugiono, 2000. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, (Bandung : CV. Alfabeta, 2000)

19
Dalam pengumpulan data, digunakan teknik pengamatan secara langsung
semua objek yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Pengumpulan data
dilakukan dengan carta :
a. Observasi, digunakan untuk mengamati keadaan dan perilaku objek yang diteliti
di wilayah desa Waiheru.
b. Teknik wawancara (interview) digunakan untuk memperoleh keterangan
karakteristik dan persepsi masyarakat desa Waiheru terhadap tayangan acara
Golden Ways di Metro TV.
3. Metode Analisa Data
Analisis mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam penelitian. Analisis
data adalah proses mengorganisasikan

dan mengurutkan data ke dalam pola,

kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan
hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.32
Tahap analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui empat tahap
sebagaimana versi Miles dan Huberman yaitu:
a. Pengumpulan data, yaitu mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan yang
dilakukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang ada dilapangan dengan
menggunakan berbagai metode.
b. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyeder-hanaan,
pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
lapangan. Reduksi data akan dilakukan terus-menerus selama penelitian
berlangsung. Dalam proses redukasi data yang akan dilakukan peneliti berusaha
melakukan pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode, mana yang dibuang
32

h.103

Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002),

20
dan mana yang merupakan kebutuhan analisis. Menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan meng-organisasikan data. Dengan
cara demikian harapannya kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi.
c. Sajian Data, yaitu menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dalam pengambilan tindakan.
d. Penarikan kesimpulan/verifikasi data, yaitu langkah terakhir dari analisa data.
Dalam penarikan simpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian data yang
merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.33
Keempat tahapan di atas merupakan satu kesatuan pada saat sebelum, selama,
dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun
wawasan umum yang disebut analisis. Hal ini digambarkan melalui bagan sebagai
berikut :

Gambar 1.
Analisis data versi Miles dan Huberman

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


33

Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta : UI-Press,
1992), h.15

21
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimakah persepsi masyarakat desa Waiheru terhadap
acara Golden Ways di Metro TV ?
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca umumnya sebagai
literatur yang mampu memperluas wawasan mengenai persepsi pembaca terhadap
tayangan program acara Golden Ways di Metro TV.
Penelitian ini diharapkan akan mempermudah MetroTV khususnya program
Golden Ways dalam menyusun program siaran yang lebih baik bagi pemirsanya.
Dengan penelitian ini pula, program Golden Ways Metro TV dapat menempatkan
masyarakat tidak hanya sebagai objek siaran tetapi juga sebagai subjek yang
berpengaruh terhadap kinerja sebuah televisi dan dapat dimanfaatkan

untuk

pengembangannya di masa yang akan datang.


Penelitian ini diharapkan pula bermanfaat bagi program Golden Ways
sebagai masukan untuk mengetahui seberapa besar manfaat program tersebut bagi
masyarakat pada umumnya.
H. Garis-Garis Besar Isi Skripsi
Dalam pembahasan skripsi ini terdapat beberapa bab yang diantara bab satu
dengan yang lainnya saling berhubungan. Diantara keterkaitannya ini merupakan
uraian gambaran keseluruhan dari isi skripsi ini.
Bab pertama merupakan bab pendahuluan dari penulisan skripsi ini, yang
membuat latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, hipotesis,
pengertian judul, kemudian tinjauan pustaka, metode penelitian, dilanjutkan dengan
tujuan dan kegunaan penelitian serta memuat garis-garis besar skripsi.

22
Pada bab kedua membahas tentang deskripsi lokasi penelitian yang mencakup
letak geografis, keadaan demografi dan keadaan sosial ekonomi masyarakat desa
Waiheru.
Pada bab ketiga penulis membahas tentang gambaran umum tayangan acara
Golden Ways di Metro TV, meliputi gambaran acara Golden Ways dan karakteristik
pemirsa acara Golden Ways di Metro TV
Selanjutnya pada bab keempat, merupakan bab analisa persepsi masyarakat
desa Waiheru terhadap acara Golden Ways di Metro TV.
Terakhir pada Bab V yang merupakan Bab Penutup berisi kesimpulan dan
saran.

23
DAFTAR PUSTAKA

Andry, 2010, Televisi. http//id.wikipedia.org/wiki/. Diakses pada tanggal 12 Pebruari


2014
Bartol, Pengertian Persepsi, http://teori-psikologi.blogspot.com/2014/02 /pengertianpersepsi.html. Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2014
Budyatna, Peranan Fungsi Media Massa, http://davidsanjana.wordepres.com/2014/
02/21/ peran_fungsi_media_massa, Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2014.
Creswell, John. W., Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among
Five Traditions (USA : Sage Publication Inc., 1988)
Devito, Joseph A., Komunikasi antar Manusia (Jakarta : Profesional Books, Jakarta,
1997).
http://netapane.blogspot.com/2008/12/ talkshow-televisi.html
http://www.gumilarcenter.com/makalah/menyikapi%20tayangan%20di
%20televisi.pdy.html. Diakses pada tanggal 20 Pebruari 2014
Kuswandi, Wawan, Komunikasi Masa; Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta :
Rineka Cipta, 1996)
Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta : UIPress, 1992)
Moleong, L.J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2007).
Mulyana, Dedy dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung, Rosda,
2005).
Rachmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2005)
Rachmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya,
1985).
Rukminto, Isbandi, Psikologi Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994)
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, (Bandung : CV. Alfabeta, 2000)
Suminto, Aqib, Problematika Dakwah, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984)
Syahputra, I., Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri
Televisi (Yogyakarta: Pilar Media, 2006)
Walgito, Bimo, Psikologi Sosial, (Yogyakarta : CV. Andi, 1999)
Wibowo, Fred , Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta : PT. Gramedia
Wida Sarana, 1997)

24

Lampiran 1
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
PERSEPSI MASYARAKAT DESA WAIHERU TERHADAP ACARA
GOLDEN WAYS DI METRO TV

1.

Pernahkan Anda menonton Acara Golden Ways di Metro TV ?

2.

Seberapa sering anda menonton Acara Golden Ways di Metro TV ?

3.

Seperti apa penilaian anda mengenai Acara Golden Ways di Metro TV, baik
dari segi penampilan, gaya bahasa dari pembawa/pemandu acara maupun
presenternya (Mario Teguh) ?

4.

Pernahkan anda menonton program tayangan Acara Golden Ways di Metro


TV yang berhubungan dengan permasalahan hidup anda ?

5.

Bagaimana tanggapan anda tentang program tersebut ?

6.

Apakah menurut anda Acara Golden Ways di Metro TV dapat menjadi


media untuk mempengaruhi hidup pemirsanya ke arah yang lebih baik ?

7.

Apakah saudara puas dengan tayangan Acara Golden Ways di Metro TV?

8.

Bagaimana pendapat anda mengenai hubungan Acara Golden Ways di


Metro TV yang anda tonton dengan proses pengembangan diri anda di
masyarakat ?

9.

Apa saran anda untuk peningkatan kualitas penayangn program Acara


Golden Ways di Metro TV?

25

PERSEPSI MASYARAKAT DESA WAIHERU TERHADAP


ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV

DRAF SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Hukum Islam (S.Hi) pada Fakultas Dakwah dan Ushuluddin
Jurusan Dakwah Komunikasi Penyiaran Islam

Oleh :
WA RAIDA CO
NIM : 090303007

FAKULTAS SYARIAH
INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
AM B O N
2014

26
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi Saudari Wa Eaida Co, NIM. 090303007, Mahasiswa


Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon,
setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi Draf Skripsi yang bersangkutan
dengan judul : Persepsi Masyarakat Desa Waiheru terhadap Acara Golden Ways di
Metro TV, memandang bahwa Draf skripsi ini telah memenuhi syarat-syarat ilmiah
dan dapat diajukan ke Seminar Draf.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses selanjutnya.

Ambon, 5 Maret 2014


Pembimbing I,

Pembimbing II,

YE HUSEN ASSAGAF, M.Fil.I


NIP. 19700223 200003 1 002

DR. SYARIFUDDIN, M.Sos.I


NIP. 150 419611

27

KOMPOSISI BAB

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Dan Batasan Masalah
C. Pengertian Judul
D. Tinjauan Pustaka
E. Metode Penelitian
F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
G. Garis-Garis Besar Isi Skripsi

BAB II .

DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN


A. Letak Geografis Lokasi Penelitian
B. Keadaan Demografis Lokasi Penelitian
C. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Waiheru

BAB III

GAMBARAN TENTANG ACARA GOLDEN WAYS DI METRO


TV
A. Gambaran Acara Golden Ways di Metro TV
B. Karakteristik Pemirsa Acara Golden Ways di Metro TV

BAB IV.

ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT DESA WAIHERU


TERHADAP ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV

BAB V.

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai