Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


NURSING CARE OF REPRODUCTION SYSTEM
Yang Dibina Oleh Ns. Lilik Supriatin M.Kep

Disusun oleh :
DENNIAR SURYATIKA
125070218113002
MAHELVIVA NEVI P
125070218113058
SASMITO UTOMO

125070218113062

TRIREZIKA DIANINGRUM
125070218113026
UMI NUR AFIFAH

125070218113006

INNANI WILDANIA HUSNA


125070218113028
HAIRUL ANAM
125070218113024
SORAYA DWI KUSMIANI

125070218113032

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1 | Page

FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi
mencapai kesempurnaan makalah berikutnya.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita Aamiin.

Kediri, 22 Desember 2014

Penulis

2 | Page

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................4
1.1Latar Belakang......................................................................................... 4
1.2Rumusan Masalah.................................................................................... 4
1.3Tujuan....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................6
2.1Definisi..................................................................................................... 6
2.2Klasifikasi................................................................................................. 6
2.3Epidemiologi............................................................................................. 7
2.4Etiologi..................................................................................................... 7
2.5Faktor Resiko............................................................................................ 8
2.6Patofisiologi.............................................................................................. 9
2.7Manifestasi Klinis...................................................................................... 12
2.8Komplikasi
........................................................................................ 12
2.9Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................12
2.10Penatalaksanaan
Medis........................................................................................ ............13
2.11Asuhan
Keperawatan..................................................................................................
......13
BAB III PENUTUP............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................27

3 | Page

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Bayi merupakan

tahap

perkembangan

yang

menempati

angka

kerentanan/fragile terhadap morbiditas yang tinggi disebabkan oleh berbagai


macam. Menurut WHO (World Health Organization) bayi dengan berat badan
lahir kurang dari 2500g dianggap sebagai LBW (low birth weight) atau yang
biasa disebut dengan BBLR atau berat badan lahir rendah. Setiap tahun,
hampir 23 juta bayi dengan BBLR dilahirkan per 121 juta kelahiran, kejadian
tertinggi berada di negara berkembang. BBLR bukan hanya indiaktor yang
digunakan

untuk

memprediksi

dalam

hal

kesematan

bayi

ataupun

perkembangan dan pertumbuhan kesehatan di masa anak-anak, tapi juga


merupakan refleksi dari status kesehatan ibu baik status saat ini atau status
dahulu.
Bayi dengan berat badan rendah menjadi penyebab utama dalam
kematian prenatal dan neonatal dan menjadi isu kesehatan di seluruh dunia,
khususnya di negara berkembang. Kejadian bayi BBLR berhubungan dengan
nutrisi dari ibu. Kualitas dari diet ibu berhubungan dengan level edukasi dan
penghasilan, dan efek dari status kesehatan ibu sendiri. Bayi dengan BBLR
terjadi sekitar 60% pada kematian prenatal, dan kematian tersebut terjadi
selama satu minggu setelah lahir. Bayi BBLR yang hidup atau survive,
kemungkinan tinggi menderita gizi buruk/malnutrisi, diare, tinggi infeksi,
penyakit pernafasan akut, dan perkembangan neuro seperti cerebral palsy.
Selain itu, bayi dengan BBLR juga menentukan mental postnatal fisk dan
perkembangan anak secara neurologis.
1.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Rumusan Masalah
Apa definisi dari BBLR?
Apa saja klasifikasi BBLR ?
Bagaimana epidemiologi dari BBLR?
Apa saja Etiologi yang dapat menyebabkan BBLR?
Apa saja faktor resiko BBLR?
Apa saja manifestasi klinis yang muncul pada kondisi BBLR?
Bagaimana patofisiologi terjadinya BBLR?
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi pada BBLR?
Apa saja pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada kasus BBLR?

4 | Page

10.Apa saja penatalaksanaan medis dan yang dapat dilakukan pada bayi
BBLR?
11.Bagaimana pengkajian keperawatan yang dapat dilakukan pada bayi
BBLR?
12.Apa saja diagnosa yang dapat muncul pada bayi dengan BBLR?
13.Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi dengan BBLR?

1.3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tujuan
Untuk mengetahui mengenai pengertian dari BBLR
Untuk mengetahui tentang klasifikasi dari BBLR
Untuk mengetahui bagaimana epidemiologi atau angka kejadian dari
BBLR
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk

mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui

etiologi atau penyebab dari BBLR


faktor resiko dari BBLR
manifestasi yang muncul pada kasus BBLR
patofisiologi terjadinya BBLR
komplikasi yang mungkin terjadi BBLR
pemeriksaan diagnostik yang digunakan untuk kasus

BBLR
10.Untuk mengetahui penetalaksanaan medis apa saja yang dilakukan pada
bayi BBLR
11.Untuk mengetahui pengkajian keperawatan yang ditemukan pada bayi
dengan BBLR
12.Untuk mengetahui diagnosa apa saja yang muncul pada bayi dengan
BBLR
13.Untuk mengetahui asuhan kepeperawatan yang tepat pada bayi dengan
BBLR

BAB II

5 | Page

PEMBAHASAN
2.1

Definisi
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada

saat kelahiran kurang dari 2500 gram atau lebih rendah (WHO, 1961). Berat
badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI, 2004), bayi berat lahir rendah
(BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, tanpa
memandang masa gestasi, berat lahir rendah adalah yang ditimbang dalam
1 (satu) jam setelah bayi lahir.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram yang ditimbang dalam 1 jam setelah bayi lahir

2.2

Klasifikasi
Berdasarkan

buku

Surgery:

Basic

Science

and

Clinical

Evidence,

pembagian bayi dengan berat badan lahir rendah adalah sebegai berikut :

Berat

Klasifikasi
Badan
Lahir

Berat Bdan Lahir


<2500 gr

Mortalitas
-

Rendah
Berat Badan Lahir Rendah

Antara 2500 gr dan

40 kali lebih tinggi

Sedang
Berat Badan Lahir Sangat

1501 gr
Antara 1500 gr dan

200 kali lebih tinggi

Rendah
Berat Badan Lahir Ekstrem

1001 gr
<100 gr

600 kali lebih tinggi

Rendah
Sedangkan dari sumber buku Infant Feeding andNutrition for Primary Care
dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Prematur
Kelahiran bayi yang termasuk dalam prematur ini sebelum minggu ke 37
dari usia kehamilan. Kira-kira dua sampai tiga bayi dengan BBLR
dilahirkan secara prematur dan memiliki ukuran yang sesuai dengan usia
kehamilannya. Semakin awal persalinan tersebut terjadi (bayi dilahirkan)
maka perkembangan organnya pun tidak maksimal, sehingga didapatkan
6 | Page

berat badan yang rendah, dan memiliki banyak resiko pada setiap
sistemnya seperti pernafasa, jantung.
b. Dismatur atau small-for-date
Bayi yang termasuk adalah yang kelahirannya sesuai dengan usia
kehamilan tapi hanya memiliki berat badan lahir yang rendah yang tidak
sesuai dengan usia kehamilannya.

2.3

Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di


negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik
menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat
lahir lebih dari 2500 gram.
BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas
dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka
panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia
sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar
antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR
dengan rentang 2.1%-17,2 %.
Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5
%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran
program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%

2.4

Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah

sebagai berikut (Idai, 2004).


a. Faktor

Ibu,

sebagainya.

penyakit

seperti,

komplikasi

yang

anemia,
terjadi

sipilis,

pada

infeksi

kehamilan

TORCH
ibu

dan

seperti

perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran


preterm. Usia Ibu dan paritas yaitu faktor kebiasaan ibu seperti ibu
perokok ibu pecandu alkohol dan pengguna narkotik
b. Faktor Janin, premature, hidramion, kehamilan kembar / ganda (gemeli),
kelainan kromosom

7 | Page

c. Faktor Lingkungan, yaitu tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio2.5

ekonomi dan paparan zat-zat racun (Sitohang, 2004 dan WHO 2007)
Faktor Resiko
Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR pada penelitian

dari Analisis faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian bayi berat
badan lahir rendah dalam konteks keperawatan maternitas di rumah sakit
umum Palang Merah Indonesia kota Bogor,

Perpustakaan Universitas

Indonesia adalah antara lain :


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Umur
Paritas
Jarak Kelahiran
Umur Kehamilan
Status Gizi
Status Sosial Ekonomi

8 | Page

2.6

Patofisiologi

Factor ibu

Gizi saat hamil


kurang
Kehamilan
usia dini
Keadaan sos
dan ekonomi

Penyakit b/d
kehamilan
Jarak hamil &
persalinan
terlalu dekat

Etiologi

Factor
plasenta
Insulfisiensi
plasenta
pravia

Factor
janin
Cacat
bawaan
Hidramnion

Solusio
placenta

Factor lain
Alcohol
Peroko
k
Asap rokok
Nikotin

Infeksi dalam
rahim
Hamil ganda

katekolamin

Radikal
bebas dan
oksidan

Vasokontriksi
pembuluh darah
Hipertensi
Vasokontraksi
pembuluh
darah
Suplai makanan
dan oksigenasi
fetus

9 | Page

Kerusakan
endotel
vasokontrikto
r vasodilator

Gangguan
metablsme
folat

Kerusakan
jaringan paru

Defisiensi folat

PPOK
Nutrient pertmb
ekspansi gen
fetus terganggu

hipoventila
si
asidosis

Oksigenasi
fetus
Gangguan pertmbhan
fetus

BBLR/BBLSR
Prematuritas
Pertmb tubuh
relative lebih
luas

Jaringan lemak
subkutan lbh tipis

Daya tahan tbh

DX. Risk
infeksi

Fungsi organ yang belum


baik

10 | P a g e

Pengupan
berlbhn

Pernpaasn
dg suhu luar

Kehilangan
cairan

Kehilanga
n panas

Dehidrasi

DX.Hipoter
mi

Kehilangan
panas
melalui kulit
DX.Nutrisi
> Keb.
Tubuh

Kekurangan
cadangan
energi
Malnutrisi

Usus

Hati
Konjugasi
bilirubin blm
baik
Hiperbilirubin

hipoglikemi

Din dinding
lambung
lunak
Masalah
kembung

Ikterus

Paristaltik
belum
sempurna
Pengosonga
n lambung
belum baik

DX. Ketidakefektifan
Termoregulasi

Ginjal

Otak

Imaturitas ginjal

Imaturitas sentrum2
vital

Sekunder
terapi

Regulasi
pernapasan
Pernapasan
periodik

Reflek menelan
blm smpurna

Kulit

Mata

Imaturitas lensa
mata,sekunder efek
O2
Retroentral
fibroplasia

DX. Resti gangguan


pemenuhan kebutuhan
kurng dr kebutuhan
tubuh

Halus mudah
lencet
Risk. Infeksi
piodema

Paru-paru

Pertmb ddg dada


blm
sempurna,vaskul
er paru iamtur

Sepsis

Rentinopaty

Infuse
pernapasan
DX. pola napas
tidak efektif

Penyakit
membrane
hialin

11 | P a g e

2.7 Manifestasi Klinis


- Berat badan kurang dari 2500 gr
- Panjang badan < 45 cm, Lingkar dada < 30 cm
- Kesulitan dalam pernafasan (nafas tidak teratur, dangkal dan cepat)
- RR <30x/menit (Apnea)
- Nadi <160-180x/menit
- Tidak mampu mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal,
-

biasanya terjadi hipotermi <36,5 o C- 37,6o C


Kesulitan dalam pemberian ASI (refleks mengisap dan menelan belum

sempurna)
Terdapat banyak lanugo (rambut di tubuh)
Aktivitas yang lemah, kurang pergerakan
Kulit tipis, transparan & lemak subkutan sedikit

2.8

Komplikasi
10-17% mengalami defisit otak, apabila ibu tidak memberi makan

anaknya dengan baik,defisit otak dapat meningkat menjadi 30-40%


Defisit simpanan zat gizi sehingga mudah sakit dan memerlukan waktu

yang panjang untuk penyembuhannya


Gangguan tumbuh kembang akibat malnutrisi
Disfungsi serebral minimal (hiperaktivitas,jangka

pendek,kesukaran belajar)
Retardasi mental
Kelainan elektroensefalografi
Cacat wicara dan cacat panca indra lainnya
Anemia
Sindrom kematian bayi mendadak
Infeksi

perhatian

yang

2.9

Pemeriksaan Diagnostik
Dalam kehamilan, pemntauan dilakukan dengan gravidogram secara

serial/berkala.
Pemeriksaan biometri janin secara ultrasonografi
Penentuan kadar estriol dalam urin ibu,kadarnya dapat menurun pada
gangguan pertumbuhan janin

2.10 Penatalaksanaan Medis


Pemberian oksigen untuk mengurangi resiko jejas hipoksia dan insufisiensi
sirkulasi paru.
Pemantauan oksigenasi

dengan

elektroda

oksigen

transkutan

dan

oksimetri nadi menunjukkan dapat memperbaiki efektifitas pemantauan


oksigen secara bermakna
Intubasi di inkubator, jika tidak ada dapat diberikan pemanas radian yang
canggih guna untuk memberikan kehangatan
12 | P a g e

Pemberian nutrisi melalui sonde (lebih disukai dengan pemberian melalui


pipa plastik eksterna yang lunak
Pemberian nutrisi melalui nasogastrik dan nasojejenum untuk bayi yang
tidak mampu menelan kalori yang cukup melalui botol atau sonde
intermitten
Pemberian vitamin tambahan

2.11 Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
a. Data Demografi
- Nama Ibu
- Umur
- Agama
- Pendidikan
- Pekerjaan (wanita dengan pekerjaan yang lebih berat/kebutuhan fisik
lebih tinggi dapat memepengaruh pertumbuhan retardasi fetal. WHO
-

1984)
Status & Lama Perkawinan
Penghasilan (Keadaan sosial

&

ekonomi),

dapat

mempengaruhi

ketersediannya pemberian nutrisi bagi ibu hamil.


b. Riwayat Kesehatan
- Pertemuan Pertama Sebelum Kehamilan
1. Terdapat riwayat berulang KMK (Kurang Masa Kehamilan) atau
riwayat memiliki bayi baru lahir dengan berat badan rendah atau
abortus.
2. Ibu muda kurang dari 18 tahun (kecenderungan memiliki masalah
kematangan dalam hal fisik maupun emosional) atau ibu yang
berumur lebih dari 35 tahun (memiliki kecenderungan lebih besar
mengalami komplikasi kehamilan dan lebih tinggi nutrisi yang tidak
adekuat).
3. Memiliki Riwayat Penyakit Menahun :
Penyakit Jantung
Hipertensi
Diabetes Melitus
Penyakit Ginjal
Penyakit Hati
Kelainan Servik
Ketagihan obat atau lainnya (Perokok,
-

Peminum

alkohol,

Kecanduan obat)
Keadaan Ibu Pada Saat Hamil
1. Infeksi akut
2. Perdarahan selama kehamilan
3. Toksemia gravidarum
4. Trauma Fisik
13 | P a g e

5. Kelainan plasenta
6. Kehamilan ganda
7. Tindakan operatif
8. Status nutrisi
c. Keluhan Utama
- Keluhan yang dirasakan sama dengan keluhan ibu hamil pada
-

umumnya.
Takut dalam mengalami

kesulitan

dan

persalinan

menyebabkan

pembatasan masukan makanan selama trimester ketiga, sehingga


biasanya dapat menyebabkan tidak nafsu makan.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik pada Ibu
- Ukuran uterus lebih kecil dari perkiraan umur kehamilan.

Pertambahan BB ibu hamil kurang dari normal selama kehamilan.


Secara keseluruhan, BB ideal ibu hamil sekitar 11-13 kg (BB
normal). Rekomendasi kenaikan BB normal selama kehamilan utuk
hasil terbaik sekitar 9-13 kg. Uumunya pada Trimester I kenaikan BB
2,5 kg, setelah trimester I biasanya berat badan bertmabah 0,5 kg
atau 1 ons setiap minggu. Berdasarkan Trimester :
Umur kehamilan
Trimester I (0-12 minggu)
Trimester II (sampai 28

Kenaikan Berat Badan


0,7-1,4 kg
6,7-7,4 kg

minggu)
Trimester III (sampai 40

12,7-13,4 kg

minggu)
Berikut Rekomendasi Berat Badan Menurut IMT Pra-Hamil :
Sumber
Data
Depkes RI,

Kategori

Rekomendasi

Normal (18,5-25)
Low (<19,8)

Kenaikan BB
10-13 Kg
12,5-18 Kg
14 | P a g e

1995

Normal (19,8-26)
High (>26)

Institute og

11,5-16 Kg
7-11,5 Kg

Medicine,
1990
-

Tinggi fundus uteri kurang dari sekitar 2-3 cm dari seharusnya. Berikut
tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan :
Umur kehamilan
12 minggu
16 minggu
20 minggu
24 minggu
28 minggu
34 minggu
36 minggu
40 minggu

Tinggi Fundus Uteri


1/3 di atas simpisis
simpisis-pusat
2/3 di atas simpisis
Setinggi pusat
1/3 di atas pusat
pusat-prosessus xifoideus
Setinggi prosessus xifoideus
2 jari di bawah prosessus
xifoideus

Pola aktivits janin intrauteri tidak sesuai dengan jadwal semestinya.


Menurut Lin Satalaya Forgas, 1988, masa tumbuh kembang janin
intraueri sebagia berikut :
Umur
kehamilan
0-16 minggu
17-32 minggu
Di atas 32

Keterangan
-

Hiperplasia dengan pertambahan sel yang cepat


Mulai pembentukan organ
Berat badan bertambah 5 gr/hari
Terjadi kelanjutan pembentukan organ
Hiperplasia dan hipertropi sel
Bertambahnya berat badan 15-20 gr/hari
Terutama
hiperplasia
sel
organ
untuk

kesempurnaannya
Mulai terjadi timbunan lemak dan glukosa sebagi

persediaan menghadapi persalinan


Bertambahnya berat badan janin antara 30-35

gr/hari
Merupakan tumbuh-kembang yang cepat

minggu

2. Pemeriksaan pada Bayi Baru Lahir


o Pengkajian dengan Apgar Score

15 | P a g e

Pengkajian Umum
- Berat badan bayi baru lahir <2500 gr atau lebih
- Panjang kepala tumit <48-53 cm
- Lingkar kepala <33-35 cm
- Panjang badan (48-50 cm) dan lingkar kepala (rata-rata 33 dan
35,5 cm/13-14 inci)

Pengkajian Respirasi
- Resiprasi normal 30-60 x/menit, Takipnea : >60x/menit ; Apnea
-

: <20x/menit
Bentuk dada (barrel, konkaf)
Lingkar dada, normalnya 30,5-33 cm (12-13 inci)
16 | P a g e

o
o

Adanya penggunaan otot pernafasan tambahan : cuping

hidung atau retraksi substernal, interkostal, atau subklavikular


Adanya pernafasan vagal/berhenti sejenak, mengi
Pola nafas megap-megap
Tarikan nafas dalam
Dilakukan auskultasi suara nafas ; stridor, krepitasi, mengi,

suara basa berkurang, daerah tanpa suara, grunting.


Pengkajian Kardiovaskuler

Tekanan sistolik osilometrik di betis lebih rendah 6-9 mm Hg

dari ekstermitas atas


Nadi : Takikardi >160-180x/menit
Irama tidak teratur
Bunyi jantung adakah bising atau tidak, suara thrills
Warna bayi, apakah terdapat sianosis, pucat, pletora, jaundis,

dan bercak-bercak.
Pengkajian Gastrointestinal
- Lingkar perut, distensi abdomen
- Tidak ada suara bising usus
Pengkajian Genitourinaria
- Pengkajian berat badan merupakan penilaian dalam tingkat
-

status hidrasi bayi baru lahir


Pada bayi perempuan, pembesaran klitoris dengan meatus

uretra di ujungnya
Pengkajian Neurologis-Muskuloskeletal
- Gerakan bayi : kejang, spontan, acak, tingkat aktivitas
terhadap rangsang. Dapat terjadi Hipotonia-Lemas, kontrol

kepala buruk, ekstermitas lumpuh


- Posisi bayi : fleksi, ekstensi
Suhu Tubuh
- Untuk normalnya 36,5 o C- 37,6o C
- Dapat terjadi Hipotermi <36,5 o C- 37,6o C
- Lemak coklat sedikit sehingga cepat kehilangan panas
17 | P a g e

Pengkajian Kulit
- Perubahan warna : memerah, tanda-tanda iritasi, lepuh, abrasi,
-

atau daerah terkelupas


Turgor kulit : kering, lembut, bersisik, terkelupas
Adakah ruam, lesi, sianosis pada dasar kuku
Terdapat banyak lanugo
Kulit transparan & lemak subkutan sedikit
Pembuluh darah banyak terlihat pada kulit

e. Pemeriksaan Diagnostik
- USG (Ultrasonografi), dilakukan secara serial sehingga tumbuhkembangnya janin intrauteri dapat ditetapkan dan diikuti secara
seksama. Berikut penggunan USG dalam diagnosis dan evaluasi IUGR
(intra uterine growth restriction) :

Doppler Velocity Umbilikus Arteria, rasio sistolik/diastolik lebih


tinggi

dari

normal

yang

tahanan/vasokonstriksi,

artinya

dapat
aliran

menunjukkan
darahnya

terdapat

berkurang.

Jika

dijumpai negative blood, berarti tingkat IUGR sudah berat.


Sampel Darah Umbilikus, mencari PO2, PCO2, dan asam laktat. Hal
tersebut berhubungan dengan hipoksia, hiperkalemia, asidosis dan
hiperlaktemia.

Jika

perbandingan

protein,

valin/glisin

meningkat,

artinya IUGR mengalami kegagalan aktivitas pembentukan protein


melalui

fosfoenol-piruvat

karboksikinase

dan

pembentukan

glukoneogenesis.
18 | P a g e

B. Prioritas Diagnosa
1. Ketidakefektifan Pola Nafas
2. Ketidakefektifan Termoregulasi
3. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh

C. Analisa Data
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan Pola Nafas
Analisa data

Etiologi

DO :
-

Lingkar

dada

Usia kehamilan kurang dari 37


minggu

kurang,

Keperawatan
Ketidakefektifa
n

Pola nafas

b/d

(normalnya
-

Dx.

30,5-

33 cm (12-13 inci))
Adanya
penggunaan

otot

Bayi lahir kurang bulan

imaturitas

pusat
pernapasan

Pertumbuhan organ pernafasan bayi


kurang sempurna

pernafasan
tambahan : cuping
hidung

atau

retraksi substernal,
interkostal,
-

atau

subklavikular
Adanya pernafasan
vagal/berhenti

sejenak
Tarikan
dalam

nafas
dan

Tarikan nafas dalam, dan tidak


teratur, RR < 30xmenit
Dapat terjadi cuping hidung,retraksi
substernal,intercostals atau

tidak

teratur
RR < 30x/menit

subklavikular
Pola pernafasan Bayi megap-megap
Ketidakefektifan Pola Nafas

DS :
-

Bayi kesulitan bernafas

Keluarga mengeluh

bayi megap-megap
Tujuan : Untuk mengembalikan pola nafas sehingga efektif kembali
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan perawatan selama 5 x24 jam, diharapkan
pasien mampu :
19 | P a g e

Menunjukkan pola nafas kembali efektif


Tidak ada tanda-tanda sianosis
Membrane mukosa merah muda

NOC : Respiratory Status


Indicators

(sever

(substanti

(moderat

( mild)

(none)

e)

al)

Oxygen

e)
V

saturation
Respiratory

rhythm
Cyanosis
Intervensi

Intervensi
Kaji riwayat ibu terhadap obat-obatan

Rasional
Untuk mengetahui factor predisposisi

yang

depresi

yang dapat memicu timbulnya depresi

pernapasan pada bayi


Kaji frekuensi dan pola napas secara

pernapasan
Untuk membantu menentukan kondisi

rutin pada pasien


Posisikan pasien pada posisi telentang

yang terjadi pada bayi


Untuk
membantu

dan terdapat penyangga pada bahu

pernapasan dan menurunkan epidose

Berikan suction bila diperlukan

apneu
Untuk

akan

memperberat

mucus

membantu
yang

memudahkan

menghilangkan

menyumbat

jalan

Berikan saturasi O2 secara tepat

pernapasan
Untuk memperbaiki fungsi pernapasan

Kolaborasi

dan perbaikan kadar O2 dalam tubuh


Untuk memperbaiki kondisi bayi

pemberian

obat-obatan

yang sesuai indikasi


EVALUASI :
S:
O : Sianosis berkurang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pemberian saturasi O2 secara tepat
Diagnosa 2

20 | P a g e

Ketidakefektifan Termoregulasi
DATA
DO :
-

Kulit tipis, transparan,

terdapat banyak lanugo


Lemak pada subkutan

sedikit
Lemak coklat sedikit
sehingga cepat

kehilangan panas
Pembuluh darah
banyak terlihat pada

kulit
Nadi : 150 x/ menit
RR : dangkal, tidak

teratur
Suhu : berubah ubah

dengan mudah
Apgar Score : pada

ETIOLOGI
Bayi lahir kurang bulan

DIAGNOSA
KETIDAKEFEKTIFAN
TERMOREGULASI b.d

BBLR

imaturasi control dan


pengaturan suhu dan

Kurangnya lemak coklat


pada subkutan dan

berkurangnya lemak pada


subkutan

imaturasi control suhu


Kulit sangat tipis dan
transparan
Bayi rentan terhadap suhu
lingkungan
Suhu bayi berubah-ubah

warna kulit
kemungkinan bias
mencapai score 0 yaitu

Ketidakefektidan
Termoregulasi

tubuh kebiruan
DS :
Tujuan : Termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan perkembangan
NOC : Termoregulasi : Neonates
Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam, diharapkan pasien mampu :
-

Mempertahankan suhu kulit


Tidak terjadi distress pernafasan
Warna kulit tidak Nampak merah ataupun biru
Mempertahankan integritas kulit

NIC :
Intervensi
Monitor warna kulit dan suhu setiap

Mengetahui

Rasional
perubahan-perubahan

dua jam

suhu

dua

setiap

jam

dan

dapat

21 | P a g e

menetapkan intervensi lanjutan yang


Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

sesuai
Intake cairan

secara adekuat
Berikan
bayi

mengganti cairan yang terevaporasi


Kehilangan panas tubuh berlebih

dengan

pemberian

secara

adekuat

akan

oksigen dan bantuan ventilasi

meningkatkan konsumsi oksigen dan

Ganti pakaian setiap kali basah


Pertahankan suhu lingkungan bersuhu

kalori
Mencegah terjadinya hipotermi
Suhu lingkungan mempengaruhi suhu

normal dengan tiga metode primer:

tubuh bayi dengan suhu kisaran 36.5

penggunaan

sampai 37.5

penghangat

incubator,
radiasi,

dan

panel
basinet

terbuka dengan selimut katun


Lakukan kontsk skin to skin dengan ibu

Mengirimkan suhu hangat dari ibu ke

Minimalkan evaporasi atau kehilangan

bayi sehingga terpeliharanya suhu bayi


Evaporasi berlebih akan meningkatkan

air (insensible)

kebutuhan cairan dan peningkatakn

Evaluasi kecenderungan peningkatan

metabolisme
Mencegan bayi dalam kondisi hipotermi

atau penurunan suhu


Cegah pemanasan berlebih

atau hipertermi
Pemanasan berlebih

akibat

mengakibatkan

stabilisasi suhu
Cegah komplikasi yang sering muncul :

bayi kehilangan air berlebih


Mencegah bayi dalam kondisi yang

asidosis

semakin buruk

metabolic,

hipoksia

dan

hipoglikemi
Evaluasi
S:O:
-

RR menjadi stabil dan dalam rentan normal


Bayi pada suhu normal

A : Masalah teratasi sebagian


P:
-

Melanjutkan intervensi lanjutan hingga bayi mampu bertahan tanpa


bantuan alat ventalsi maupun inkubator

22 | P a g e

Diagnosa 3
Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
Analisa Data
DO :

Etiologi
Usia kehamilan kurang

Masalah Keperawatan
Ketidak Seimbangan

Berat badan bayi <

2500gr.
Reflex menelan dan

Pertumbuhan janin belum

menghisap kurang.

sempurna

dari 37 minggu

Nutrisi : Kurang dari


Kebutuhan
tubuh(00002).
Domaian 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan

DS : -

BBLR
Reflex menelan dan
menghisap kurang
BB Bayi < 2500gr
KETIDAK SEIMBANGAN
NUTRISI : KURANG DARI

KEBUTUHAN TUBUH
Tujuan : Nutrisi bayi terpenuhi dan Berat badan bayi dalam batasan normal.
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan perawatan selama 7x24 jam klien mampu :

Nutrisi klien terpenuhi.


Terjadi peningkatan Berat Badan klien.

NOC : Weight : Body Mass (1006)


INDICATOR

Severe

subtantial

Moderate

Mild

No

deviation

deviation

deviation

deviation

deviation

from

from

from

from

from

normal

normal

normal

normal

normal

23 | P a g e

range
1
10060
9

range
2

range
3

range
4

range
5

Weight
Percentile

(child)
NIC :
Intervensi
Kaji reflex hisap dan menelan pada

Rasional
Kemampuan menghisap dan menelan

bayi

yang

Timbang BB bayi setiap hari dengan

kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi.


Mengetahui
perkembangan

menggunakan timbangan yang sama.

kemungkinan terjadinya penurunan BB

Beri ASI tiap dua jam sekali.

yang pathologis
Pemberian ASI

lemah

dapat

menyebabkan

secara

dan

teratur

dan

cukup akan memberikan kebutuhan


nutrisi yang di butuhkan oleh tubuh
Berikan susu formula (jika bayi tidak

secara cukup.
membantu
memenuhi

mampu untuk menyusu pada Ibu)


Kolaborasi pemberian cairan sesuai

nutrisi klien.
keseimbangan cairan yang diberikan

kebeutuhan.
Kolaborasi
menetapkan

sesuai dengan kebutuhan.


Memberikan kalori yang

kalori

yang

dibutuhkan

kebutuhan
oleh

bayi,

kebutuhan

pas

sesai

dengan kebutuhan bayi.

sesuai dengan BB Bayi.


Evaluasi
S:O : Terjadi peningkatan Berat Badan Bayi dan nutrisi Bayi dapat terpenuhi.
A : Sebagaian masalah teratasi.
P : Meningkatkan jumlah asupan ASI atau susu formula untuk meningkatkan
berat badan dan nutrisi.

24 | P a g e

BAB III
PENUTUP

Bayi dengan berat badan lahir rendah merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram.
Sebaliknya, rata-rata bayi baru lahir beratnya sekitar >2500 gram. Lebih dari 8
persen dari semua bayi yang baru lahir di Amerika Serikat memiliki berat lahir
rendah . Terlebih lagi bagi di negara berkembang yang tingkat sosial dan
ekonomi yang rendah maka akan semakin tinggi pula kejadin dari lahirnya bayi
dengan berat badan rendah atau prematur.
Bayi dengan berat badan lahir rendah terlihat jauh lebih kecil daripada
bayi lain dengan berat badan lahir normal. Kepala bayi dengan berat badan lahir
rendah mungkin tampak lebih besar daripada bagian tubuh, dan ia sering terlihat
tipis dengan sedikit lemak tubuh. Selain itu, sering terjadi kesulitan bernafas dan
ketidakmampuan dalam mempertahankan suhu tubuh sehingga seringkali
mengalami hipotermi. Oleh karena itu dibutuhkan penangan khusus dan
secepatnya bagi bayi dengan BBLR khususnya bayi prematur.
Dari hasil diskusi kelompok, didapatkan tiga diagnosa utama yang dapat
terjadi pada bayi dengan BBLR yaitu ketidakefektifan pola nafas, ketidakefektifan
termoregulasi, dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh.

25 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Arvin,Behran.1996. Ilmu Kesehatan Anak. Vol.1 Ed 15. Jakarta:EGC


Manuaba,Ida;

Manuaba,Chandranita;

Manuaba,Fajar.2003.

Pengantar

Kuliah

Margaretts,Barrie;Kearney,John;Arab,Lenore.2005.

Gizi

Obstetri. Jakarta: EGC


Gibney,

Michael;

Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC


T.Heather Herdman.2012.Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 20122014.Jakarta.EGC.
Sue Moorhead,Johnson Marion,dkk.2008.Nursing Outcomes Classification(NOC),
Fourth Edition.USA.Mosby Elsevier.
Joanne

McCloskey

Dochterman,Butcher

Howard

K,dkk.2008.Nursing

Interventions Classification, Fifth Edition.USA.Mosby Elsevier.


Wong, D., et al.2009.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong.Ed 6, Vol 1.Jakarta :
EGC
Ida Bagus Gde Manuba.2007.Pengantar Kuliah Obstetric. Jakarta :EGC
Wahidayat Iskandar. 1995. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI
Bentley, D., Aubrey, S., dan Bentley M.__.Infant Feeding & Nutrition for Primary
Care.Oxford: Radcliffe
Norton, J., et al.2008.Surgery: Basic Science and Clinical Evidence.Ed 2.California
: Springer
Eti, Surtiati. Analisis Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi
Berat Badan Lahir Rendah Dalam Konteks Keperawatan Maternitas Di
Rumahsakit

Umum

Palang

Merah

Indonesia

Kota

Bogor.Jakarta

Perpustakaan Universitas Indonesia - Tesis (Membership)

26 | P a g e

27 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai